Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Permata Hati Gea
"Pendahuluan. Kadar HbA1c tinggi berpotensi menimbulkan berbagai implikasi kesehatan, terutama berkaitan dengan penyakit metabolik dan kardiovaskular. Kualitas tidur buruk dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya HbA1c tinggi melalui berbagai mekanisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur terhadap kadar HbA1c tinggi di Indonesia. Metodologi. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014. Besar sampel berjumlah 4223 dengan metode total sampling. Data dianalisis secara deskriptif, serta estimasi menggunakan analisis multiple logistic regression. Analisis data menggunakan sofware STATA 13. Hasil Penelitian. Prevalensi kadar HbA1c tinggi sebesar 6,06%, sementara prevalensi kualitas tidur buruk adalah 15,16%. Sebesar 15,47% yang mengalami kadar HbA1c tinggi memiliki kualitas tidur buruk. Pada analisis model akhir menunjukkan bahwa mereka dengan kualitas tidur buruk terbukti secara statistik berhubungan signifikan (p<0,001) serta meningkatkan risiko terjadinya HbA1c tinggi sebesar empat kali lipat dibandingkan pada kelompok dengan kualitas tidur baik (PR= 3,99; 3,0563-5,2173). Tidak ditemukan adanya confounder yang dapat mengganggu hubungan kadar HbA1c tinggi dengan kualitas tidur buruk pada penelitian ini. Meski demikian, mereka yang berumur ≥45 tahun, perempuan, terdiagnosa hipertensi, dan memiliki IMT ≥23 kg/m2 memiliki risiko lebih besar terjadinya HbA1c tinggi pada kelompok kualitas tidur buruk. Kesimpulan. Kualitas tidur buruk terbukti berhubungan signifikan dengan kejadian kadar HbA1c tinggi. Hal ini mengharuskan adanya intervensi edukasi dan konseling kesehatan pada populasi usia produktif terkait menjaga kualitas tidur berdasarkan komponen-komponen kualitas tidur baik untuk mempertahankan kadar HbA1c normal.

Introduction. High HbA1c can potentially cause various health implications, primarily related to metabolic and cardiovascular diseases. Poor sleep quality increases the risk of elevated HbA1c levels through multiple mechanisms. This study aims to determine the association between sleep quality and high HbA1c levels in Indonesia's productive age population of 20-59 years. Methodology. This study was conducted cross-sectionally using Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 data in 2014. The sample size was 4223 using the total sampling method. Data were analyzed descriptively and estimated using multiple logistic regression analysis. The data were analyzed using STATA 13 software. Results. The prevalence of high HbA1c levels was 6.06%, while the prevalence of poor sleep quality was 15.16%. A total of 15.47% who experienced high HbA1c levels had poor sleep quality. The final model analysis showed that those with poor sleep quality were statistically significantly associated (p<0.001) and increased the risk of high HbA1c by four times compared to those with good sleep quality (PR= 3.99; 3.0563-5.2173). There were no confounders that could interfere with the association of high HbA1c levels with poor sleep quality in this study. However, those who were ≥45 years old, female, hypertension, and BMI ≥23 kg/m2 had a greater risk of high HbA1c in poor sleep quality. Conclusion. Poor sleep quality was shown to be significantly associated with the incidence of high HbA1c levels. Requires educational interventions and health counselling in the productive age population related to maintaining sleep quality based on the components of good sleep quality for maintaining normal HbA1c levels. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Yolanda
"Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang penting karena memiliki hubungan yang kuat dengan penyakit kardiovaskuler dan kematian dini. Angka penderita hipertens meningkat dari tahun ke tahun. Wanita lebih rentan mengalami hipertensi. Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, salah satunya adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obesitas terhadap hipertensi pada wanita dewasa usia 21-40 tahun di Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family LifeSurvey IFLS 5 tahun 2014 dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 6.859 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 6.861 wanita usia 21-40 tahun di Indonesia Tahun 2014 terdapat 11,98 95 CI: 10,76-12,01 wanita mengalami hipertensi, 24,78 95 CI: 23,6-25,37 termasuk dalam kategori obesitas. Setelah dilakukan uji confounding, tidak ada variabel kovariat yang menjadi variabel confounding dalam pengaruh obesitas terhadap hipertensi dalam penelitian ini sehingga hasil akhirnya OR hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 21-40 tahun di Indonesia berdasarkan hasil IFLS 2014 sebesar 3,29. Artinya wanita dengan obesitas mempunyai peluang 3,29 kali mengalami hipertensi dibandingkan wanita tidak obesitas. Dinas Kesehatan perlu meningkatkan program deteksi dini hipertensi di masyarakat khususnya pada wanita obesitas usia 21-40 tahun. Kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga asupan makanan.

Hypertension is an important public health challenge because it has a strong effect with cardiovascular disease and premature death. The number of hypertension increases from year to year. At the same riskfactors, women are more susceptible to hypertension. Many factor that influence of hypertension, one of them is obesity. This study aims to determine the effect of obesity to hypertension in adult women 21 40 years old in Indonesia, 2014. This study uses secondary data of Indonesian Family Life Survey IFLS 5,2014 with cross sectional study design. The number of samples is 6,861 people.
The results of this studyindicate that 6,861 of women aged 21 40 years old are 11.98 95 CI 10,76 12,01 hypertension,24.78 95 CI 23,6 25,37 obesity. The results of multivariate analysis, there is no covariate variable that becomes confounding variable in influence of obesity to hypertension in this research, odds ratio influence obesity to hypertension is 3,29. This means that women with obesity have risk 3,29 to be hypertension. Health Office needs to improve the early detection program of hypertension, especially in obese women with aged 21 40 years olds. The society must apply a healthy lifestyle by maintaining food intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Wijayanti
"Kualitas tidur buruk dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa. Perilaku Sleep hygiene yang tidak tepat, akan berdampak pada kualitas tidur buruk. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan sleep hygiene dengan kualitas tidur pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016 dan 2017. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebanyak 302 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Sleep Hygiene Index SHI, Pittsburg Sleep Quality Index PSQI dan Insomnia Severy Index ISI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,8 mahasiswa memiliki kualitas tidur buruk dan hanya 35,1 mahasiswa mengalami insomnia. Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata sleep hygiene dengan kualitas tidur uji t-independen.

Poor sleep quality can affect a students daily activities. Improper sleep hygiene behaviors, has an impact on poor sleep quality. This study aimed to identify the relationship of sleep hygiene with sleep quality among health sciences students in University of Indonesia class of 2016 and 2017. This study used cross sectional design with 302 samples of students. Sample were selected by purposive sampling. The instruments that were used are the Sleep Hygiene Index SHI, Pittsburg Sleep Quality Index PSQI and Insomnia Severity Index ISI. The results showed that 77.8 of students had poor sleep quality and only 35,1 of students had insomnia. There is a significant differences between mean of sleep hygiene and sleep quality T independen test.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Atalya
"Salah satu upaya untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit tidak menular adalah dengan menerapkan perilaku gaya hidup sehat. Gaya hidup dapat menjadi faktor risiko kemungkinan terjadinya penyakit kronis dan memengaruhi kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kualitas tidur pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016 dan 2017.
Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional ini melibatkan 302 mahasiswa yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Gaya hidup diukur dengan kuesioner Lifestyle Risk Scale dan kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Rata-rata skor gaya hidup yaitu 5,8947 dan rata-rata skor kualitas tidur yaitu 7,58. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara gaya hidup dengan kualitas tidur.

Adopting healthy lifestyle behaviour is an effort to reduce the mortality and case number of non communicable disease. Lifestyle can be a risk factor of chronic disease also affect sleep quality. This study aimed to determine the correlation between lifestyle and quality of sleep among Health Science Students of Universitas Indonesia Class of 2016 and 2017.
This descriptive correlation study with cross sectional approach involved 302 students were selected by purposive sampling technique. The data was collected using a Lifestyle Risk Scale questionnaire and the Pittsburgh Sleep Quality Index for sleep quality. Mean score of the lifestyle was 5,8947 and mean score of sleep quality was 7,58. Pearson rsquo s correlation coefficient showed the significant positive relationship between lifestyle and quality of sleep.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Febsayana Khoirunnisa
"Dismenorea merupakan salah satu keluhan umum yang dialami perempuan usia 17-24 tahun ketika menstruasi yang berdampak pada penurunan produktivitas dan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dismenorea dengan kualitas tidur. Penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional dengan pengambilan sampel sejumlah 194 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan UI angkatan 2016 dan 2017. Instrumen penelitian menggunakan Numeric Rating Scale NRS, the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, dan Insomnia Severity Index ISI.
Hasil penelitian menunjukkan 168 mahasiswa 86,6 mengalami dismenorea dengan 112 mahasiswa 66,7 mengalami nyeri berat. Hasil pengelompokkan skor PSQI dan ISI menunjukkan 130 responden 77,4 memiliki kualitas tidur buruk dan 47 responden 28 mengalami insomnia. Hasil analisis uji t-independen menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas dismenorea dengan kualitas tidur p=0,078, =0,05 dan kejadian insomnia p=0,104, =0,05. Edukasi mengenai penanganan dismenorea dan pentingnya pemenuhan kebutuhan tidur perlu diberikan sebagai upaya preventif dan promotif untuk mencegah masalah lebih lanjut.

Dysmenorrhea is one of the most common complaints experienced by women aged 17 24 years old when menstruating which affects the decrease in productivity and quality of sleep. This study aimed to identify the correlation between dysmenorrhea and sleep quality. This study used cross sectional approach with sampling of 194 students of Health Sciences in Universitas Indonesia class of 2016 and 2017. The research instrument used the Numeric Rating Scale NRS, the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, and Insomnia Severity Index ISI.
The results showed that 168 students 86,6 experienced dysmenorrhea with 112 students 66,7 experienced severe pain. The result of t independent test showed that there was no significant correlation between intensity of dysmenorrhea with sleep quality p 0,078, 0,05 and insomnia occurrence p 0,104, 0,05. Education on the treatment of dysmenorrhea and the importance of meeting the needs of sleep should be given as a preventive and promotive effort to prevent further problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octavya Christianty L
"Media sosial merupakan sarana dalam membentuk suatu komunitas secara tidak langsung atau sering disebut daring. Penggunaan media sosial secara berlebihan dan tinggi dapat berakibat buruk terhadap kualitas tidur. Kualitas tidur bagian yang paling utama dalam 14 kebutuhan dasar manusia. Kualitas tidur yang buruk dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa FIK-UI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel mahasiswa dipilih menggunakan Stratified random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIK-UI reguler 2019, 2020, 2021, dan ekstensi 2021 dengan jumlah 202 orang. Instrumen yang digunakan adalah Social Media Use Questionnaire (SMUQ) untuk penggunaan media sosial dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur. Analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan presentase dengan hasil usia rata-rata pada penelitian ini yaitu 21 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan (96%) laki-laki (4%). Pada penelitian ini terdapat penggunaan media sosial tinggi sebanyak 59,9% dan rendah 41,1%. Hasil kualitas tidur menunjukkan kualitas tidur baik 86,6% dan buruk 13,4%. Analisis data bivariat menggunakan uji statistic chi square dengan hasil p value=0,001, OR= 4,119 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa S1 FIK-UI.

Social media is kind of tool for creating some communities indirectly or often called online. Excessive and high use of social media can bring the negative impact on sleep quality. Sleep quality is the most important part of the 14 basic human needs. Poor sleep quality can impact the daily activities. This study aims to identify the relationship between social media use and sleep quality in FIK-UI students. This study uses a correlative analytic research design with a cross-sectional approach. The sample was selected using Stratified random sampling. The sample in this study were regular FIK-UI students in 2019, 2020, 2021, and the 2021 extension with a total of 202 people. The instruments used were the Social Media Use Questionnaire (SMUQ) for social media use and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) for sleep quality. Univariate data analysis used frequency distribution and percentage with the result that the average age in this study was 21 years, and the majority were female (96%) and male (4%). In this study, there was a high use of social media as much as 59.9% and 41.1% low. The results of sleep quality showed good sleep quality at 86.6% and 13.4% bad. Bivariate data analysis using the chi-square statistical test with the result p value = 0.001, OR = 4,119 states that there is a significant relationship between the use of social media and sleep quality in FIK-UI undergraduate students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiya Ulya Fawnia
"Mahasiswa memiliki aktivitas akademis dan beban tugas tinggi dan cenderung mengadopsi perilaku gaya hidup yang kurang baik, seperti diet tidak sehat, penurunan aktivitas fisik rutin, dan peningkatan aktivitas sedentari sehingga menyebabkan kualitas tidur buruk disertai gangguan tidur ringan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran diet, aktivitas fisik, dan kualitas tidur pada mahasiswa beserta hubungannya terhadap kualitas tidur menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, dan Pittsburgh Sleep Quality Index dengan desain penelitian cross-sectional. Terdapat hubungan antara frekuensi diet mahasiswa dengan kualitas tidurnya (p < 0,05), sedangkan pada aktivitas fisik dan kualitas tidur tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan (p > 0,05). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk, diet rendah serat, serta aktivitas fisik yang tidak rutin. Strategi diperlukan untuk meningkatkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi diet tinggi serat dan aktivitas fisik rutin setiap harinya serta meningkatkan kesadaran mengenai kualitas tidur untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa.

University students, burdened with high academic activities, often adopt unhealthy lifestyles, including poor diets and reduced physical activity, leading to compromised sleep quality. This cross-sectional study investigated the dietary habits, physical activity, and sleep quality of 378 students from 14 faculties at the University of Indonesia. Data were collected using the Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, and Pittsburgh Sleep Quality Index. A significant correlation was found between dietary frequency and sleep quality (p < 0.05), while no significant link was observed between physical activity and sleep quality (p > 0.05). This study concluded that students have poor sleep quality, a low-fiber diet, and irregular performed physical activity. Strategies are needed to improve a healthy lifestyle by consuming a high-fiber diet, engaging in regular physical activity every day, and increasing awareness of the quality of sleep to meet the basic needs of students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azma Dwi K. Sasole
"ABSTRAK
Aktivitas fisik dan kualitas tidur merupakan dua faktor penting yang dapat berpengaruh pada kesehatan. Pekerja perkantoran merupakan individu yang rentan terhadap pola hidup sedenter, sehingga memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah. Tingkat aktivitas fisik yang rendah ini diduga memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur dari para pekerja perkantoran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan aktivitas fisik pada kualitas tidur pekerja perkantoran.
Metode penelitian ini adalah potong lintang dengan subjek penelitian pekerja perkantoran di Jakarta. Data aktivitas fisik diperoleh dari pengisian International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) versi Bahasa Indonesia dan data kualitas tidur diperoleh dari pengukuran Pittsburghs Sleep Questionnaire Index (PSQI) versi Bahasa Indonesia.
Hasil yang ditemukan adalah rerata jumlah energi ekspenditur subjek penelitian adalah 2865 MET-menit/minggu dan rerata indeks kualitas tidur subjek penelitian adalah 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang bermakna antara jumlah energi ekspenditur dan indeks kualitas tidur pekerja perkantoran di Jakarta dengan kekuatan korelasi yang bisa diabaikan (p = 0,28; r = 0,15).
Hubungan aktivitas fisik dan kualitas tidur terjadi secara tidak langsung. Kualitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kelelahan dan tingkat stres. Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko terjadinya kelelahan dan stres, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas tidur.

ABSTRACT
Physical activity and sleep quality are two of important factor that may affect our health. Office workers are individuals who are vulnerable to having a sedentary lifestyle, so they lack of physical activity. Lack of physical activity suspected to be related to sleep quality in office workers. This study aimed to examine the correlation between physical activity and sleep quality in office workers.
The method of his study is cross-sectional and the subjects are office workers at Jakarta. The physical activity data was acquired from International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) Indonesian version and the sleep quality data was acquired from Pittsburghs Sleep Questionnaire Index (PSQI) Indonesian version.
Results of the data founds subjects median of total energy expenditure is 2865 MET-minutes/weeks and subjects median of sleep quality index is 6. The result of this study showed that there is no significant correlation between total energy expenditure and sleep quality index in office workers at Jakarta with the neglectable power of correlation (p = 0,28; r = 0,15).
The relation between physical activity and sleep quality are indirectly. Sleep quality is affected by several factors, among them are fatigue and stress. Physical activity may decrease the risk of fatigue and stress, that are indirectly may increase sleep quality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Nanda Susmita
"Kualitas tidur dan tingkat stres merupakan aspek penting kesehatan mahasiswa, yang berpotensi dipengaruhi salah satunya oleh siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat stres dan siklus menstruasi  dengan kualitas tidur pada mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2024 menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 167 mahasiswa yang dipilih secara simple random sampling dari populasi 1070 mahasiswi. Data dikumpulkan melalui kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur, Perceived Stress Scale (PSS-10) untuk tingkat stres, dan kuesioner menstruasi  secara online, kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square dan korelasi Spearman menggunakan SPSS. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi memiliki kualitas tidur buruk (81,2%) dan tingkat stres sedang (88,6%). Dengan siklus menstruasi yang normal pada seluruh responden. Analisis Chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur (p-value = 0,347), antara tingkat stres dengan siklus menstruasi (p-value = 0,206), dan juga kualitas tidur dengan siklus menstruasi (p-value = 0,423). Namun, uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan negatif yang lemah namun signifikan secara statistik antara tingkat stres dan siklus menstruasi (korelasi = -0,170, p = 0,028), serta antara kualitas tidur dan siklus menstruasi (korelasi = -0,155, p = 0,04). Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan tingkat stres dan penurunan kualitas tidur berhubungan dengan perubahan pada siklus menstruasi, meskipun kekuatan hubungan tergolong lemah. Penelitian ini memberikan gambaran awal mengenai interaksi antara stres, kualitas tidur, dan siklus menstruasi, yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan pola tidur untuk mendukung kesehatan reproduksi mahasiswi, meskipun keterbatasan jumlah sampel dan metode survei online dapat memengaruhi hasil.  Penelitian lanjutan dengan desain yang lebih komprehensif disarankan untuk memvalidasi temuan ini.

Sleep quality and stress levels are essential aspects of student health, potentially influenced by the menstrual cycle. This study aims to analyze the relationship between stress levels and sleep quality based on the menstrual cycle in undergraduate students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia in 2024. The study used a cross-sectional design with a sample of 167 students selected by simple random sampling from a population of 1070 female students. Data were collected through the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire for sleep quality, the Perceived Stress Scale (PSS-10) for stress levels, and an online menstrual questionnaire, then analyzed using the Chi-Square test and Spearman correlation using SPSS. The results of the descriptive analysis showed that the majority of female students had poor sleep quality (81.2%) and moderate stress levels (88.6%). With a normal menstrual cycle in all respondents. Chi-square analysis showed no significant relationship between stress levels and sleep quality (p-value = 0.347), between stress levels and the menstrual cycle (p-value = 0.206), and also sleep quality with the menstrual cycle (p-value = 0.423). However, Spearman's correlation test showed a weak but statistically significant negative relationship between stress level and menstrual cycle (correlation = -0.170, p = 0.028), and between sleep quality and menstrual cycle (correlation = -0.155, p = 0.04). These results indicate that increased stress level and decreased sleep quality are associated with changes in menstrual cycle, although the strength of the relationship is relatively weak. This study provides an initial overview of the interaction between stress, sleep quality, and menstrual cycle, emphasizing the importance of maintaining mental health and sleep patterns to support female students' reproductive health, although the limited number of samples and online survey method may affect the results. Further research with a more comprehensive design is recommended to validate these findings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Mardiana
"Kualitas tidur yang buruk umumnya sering terjadi pada mahasiswa. Kurang tidur dapat mengganggu kinerja kognitif termasuk konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016 2017. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional ini melibatkan jumlah sampel sebanyak 302 mahasiswa yang dipilih menggunakan Purposive Sampling.
Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI dan Insomnia Severity Index ISI, sedangkan konsentrasi belajar menggunakan Concentration Scale CS. Rata-rata total skor kualitas tidur yaitu 7,68, rata-rata total skor tingkat insomnia yaitu 8,11, dan rata-rata total skor konsentrasi belajar yaitu 248,32. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar.

Poor sleep quality generally occurs in college students. Lack of sleep may interfere with cognitive performance including concentration. The study aimed to determine the correlation between sleep quality and learning concentration among Health Science students of Universitas Indonesia class of 2016 and 2017. This descriptive correlation study with Cross Sectional approach involved 302 students wer selected by Purposive Sampling technique.
Sleep Quality is measured by Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI and Insomnia Severity Index ISI, while learning concentration by Concentration Scale CS. Mean score of Sleep Quality was 7,68, mean score of level of Insomnia was 8,11, and mean score of learning concentration was 248,32. Pearsons correlation coefficient showed the significant negative relationship between sleep quality and learning concentration p 0,0001 r - 0,220, also with Level of Insomnia p 0,0001 r - 0,314. It is necessary to increase knowledge related to the quality of sleep to the students, as well as seminars related to sleep quality to improve the quality of sleep is good for students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>