Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Higashino, Keigo
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2024
895.6 HIG a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Higashino, Keigo
"Pembunuhan bisa terjadi di mana saja, termasuk di sebuah kota kecil, terpencil, dan nyaris terlupakan di tengah pandemi Covid-19. Seorang mantan guru SMP ditemukan tewas tercekik di halaman rumahnya sendiri. Polisi tidak tahu apakah ini pembunuhan terencana, pembunuhan tak disengaja, atau aksi pencurian yang berakhir dengan pembunuhan. Korban adalah guru yang disegani. Setelah pensiun pun, mantan murid-muridnya sering menghubunginya untuk meminta bantuan atau nasihat. Jadi, tentu saja para mantan muridnya, yang pulang ke kota itu demi menghadiri reuni, termasuk dalam daftar orang-orang yang dicurigai. Polisi kebingungan, dan si pembunuh lega karena identitasnya tidak akan pernah ketahuan. Namun, ia tidak menyangka bahwa putri korban akan muncul bersama pamannya—seorang mantan pesulap eksentrik—dan ikut menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dan mencari tahu siapa yang membunuh Kamio Eiichi."
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2024
896.6 HIG b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iman Rustarmadi
"Skripsi ini membahas mengenai kaitan budaya konsumsi Otaku MMORPG Jepang dengan genre light novel Overlord. Dengan menggunakan teori aspek semiotic dari Roland Barthes, penulsi mengkaji light novel ini dari segi sintagmatik dan paradigmatic. Hasil Analisis menunjukkan bahwa di dalam light novel Overlord, terdapat konten konten MMORPG yang membentuk hubungan sintagmatik dan paradigmatiknya. Hal ini membuktikan bahwa Overlord adalah sebuah light novel yang dibentuk dengan unsur MMORPG. Dengan menggunakan teori konsumsi database dari Hiroki Azuma, bisa diasumsikan bahwa light novel Overlord telah memakai database MMORPG untuk mengembangkan narasi yang dijualnya.

This Thesis explains about relations between light novel Overlord and Japanese MMORPG Otaku consumption culture. By applying Roland Barthes rsquo s theory of Semiotic Aspects, writer will analyze this light novel from syntagmatic and paradigmatic point of view. This analysis showed that within light novel Overlord, there is MMORPG content which build the syntagmatic and paradigmatic relationship inside. This analysis showed that Overlord is a light novel created by MMORPG elements. By applying database consumption theory by Hiroki Azuma, this shows that Overlord have used MMORPG database to create it rsquo s narrative."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Saptawati
"Penelitian mengenai unsur kibun dan kanketsu dalam dua novel karya Shiga Naoya telah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Agustus 1989. Tujuannya adalah untuk lebih mengetahui lagi kekhasan gaya penulisan dari pengarang Shiga Naoya. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan pada perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan perpustakaan The Japan Foundation, Jakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara latar belakang kehidupan pengarang dengan karya-karya yang dihasilkannya. Disamping itu ditemukannya gaya penulisan yang khas dari pengarang Shiga Naoya, khususnya dalam pemakaian unsur kibun (perasaan) dan kanketsu (singkat dan padat)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarsasi
Jakarta: Samindra Utama, 1997
899.221 3 SUN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faridawati
"Salah satu ragam karya sastra adalah prosa. Cerita rekaan merupakan jenis karya sastra yang beragam prosa. Cerita rekaan menyajikan gambaran kehidupan manusia, yang disajikan lengkap dengan wama-wami permasalahan. Gambaran-gambaran kehidupan yang sebagian besar berasal dari kenyataan sosial terangkum di dalam cerita rekaan. Dari kriteria panjang pendeknya cerita, cerpen termasuk dalam cerita rekaan.
Skripsi ini mengupas tentang keempat cerpen buah karya Haitani Kenjiro, yang isinya mengenai sikap Haitani Kenjiro dalam bidang pendidikan. Haitani menggambarkan kekhawatirannya mengenai sistem pendidikan di Jepang yang hanya menyuguhkan pendidikan yang praktis. Maksudnya, pendidikan di sekolah hanya mencetak murid-murid pandai, yang bisa bersaing dalam dunia pendidikan yang lebih tinggi, tanpa melibatkan dan memasukkan unsur-unsur kenyataan sosial dalam kurikulum sekolah. Ada kesan bahkan pendidikan di Jepang yang dimonopoli pihak Kementrian Pendidikan, menutupi kenyataan sejarah yang sesungguhnya, hanya menampilkan sesuatu yang bagus, sehingga kepekaan murid-murid sekolah semakin lama semakin terkikis, tidak terasah, bahkan tumpul. Keadaan seperti ini membuat Haitani khawatir akan nasib anak-anak Jepang yang kurang peka terhadap kondisi sosial masyarakat, yang nantinya akan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang dingin dan angkuh.
Lewat keempat cerpen ini, Haitani menampilkan keadaan-keadaan nyata yang pernah ada di Jepang, kejadian nyata yang tidak diajarkan di sekolah, seperti tentang penjajahan yang pemah dilakukan Jepang terhadap Korea, perang di Okinawa, gambaran tentang negara lain yang belum maju seperti Jepang (dalam cerpen ini digambarkan tentang anak-anak Indonesia), dan kenyataan anak-anak idiot yang diacuhkan orang. Haitani menampilkan tokoh-tokoh cerita yang bersinggungan dengan masalah tentang pendidikan di Jepang, sekiranya membuka hati dan pikiran para pendidik di mana pun berada pada unumnya, dan para pendidik Jepang pada khususnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiara Yumiko
"Penelitian ini menganalisis penggambaran skema perilaku masyarakat Jepang yaitu, konsep honne dan tatemae dalam film Call Me Chihiro (2023). Selanjutnya, penelitian akan mengaitkan penggambaran tersebut dengan wacana penanggulangan isu kesepian dan pengasingan diri (isolasi) melalui perspektif teori persona dan shadow dari Carl Gustav Jung. Penelitian ini berfokus pada unsur intrinsik film, yaitu dialog dan cuplikan adegan yang menampilkan sang karakter utama Chihiro. Penelitian berargumen bahwa honne-tatemae yang ditampilkan oleh Chihiro mampu membuat orang-orang di sekitarnya berdamai dengan kesepian mereka. Lebih jauh lagi penelitian ini melihat bahwa film Call Me Chihiro turut berkontribusi dalam merepresentasikan upaya penanggulangan isu kesepian dan isolasi di Jepang pada era pasca pandemi COVID-19.

This study analyzes the portrayal of Japanese social behavior patterns, specifically the concepts of honne and tatemae, in the film "Call Me Chihiro" (2023). Furthermore, the research will link this portrayal with the discourse on addressing loneliness and self-isolation issues through the perspective of Carl Gustav Jung's persona and shadow theory. The study focuses on intrinsic elements of the movie, such as dialogue and scenes featuring the main character Chihiro. The research argues that Chihiro's depiction of honne and tatemae enables those around her to come to terms with their loneliness. Furthermore, the study observes that "Call Me Chihiro" contributes to representing efforts to overcome the issue of loneliness and isolation in Japan in the post-COVID-19 pandemic era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dynda Az Zahra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dalam novel Kasha karya Miyuki Miyabe (1992) setelah peristiwa resesi ekonomi Jepang tahun 1990-an. Teori yang digunakan adalah teori maskulinitas dari R. W. Connell (2005), teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong (2009), dan teori representasi dari Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis teks untuk menganalisis data dalam novel berupa dialog dan tuturan pengarang yang berhubungan dengan maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dan menjelaskan maskulinitas dan femininitas pada ketiga tokoh tersebut menggunakan teori maskulinitas dari R. W. Connell dan teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maskulinitas dan femininitas yang dimiliki tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo merupakan jenis maskulinitas dan femininitas yang berbeda dari maskulinitas dan femininitas hegemonik di Jepang. Tokoh Isaka memiliki maskulinitas yang gemar akan pekerjaan rumah tangga serta menjadi sosok laki-laki yang tidak ragu untuk memperlihatkan emosinya. Sementara itu, femininitas Hisae ditandai dengan menjadi pengusaha perempuan dan pencari nafkah utama bagi keluarganya. Femininitas yang dimiliki Kyoko juga tidak biasa karena Kyoko adalah perempuan kriminal yang membunuh dan mencuri identitas perempuan lain demi mencapai keinginannya.

This study aims to analyze masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo in Miyuki Miyabe’s Kasha (1992) after the Japan’s lost decade in the 1990s. This study uses R. W. Connell's theory of masculinity (2005), Rosemarie Tong's theory of liberal feminism (2009), and Stuart Hall's theory of representation (1997). The research method used in this study is the text analysis method to analyze the data in the novel in the form of dialogue and author's speech related to masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo and explain masculinity and femininity of those characters using R. W. Connell's theory of masculinity and Rosemarie Tong's theory of liberal feminism. The findings of this study are that the masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo are different from hegemonic masculinity and emphasized femininity in Japan. Isaka has a masculinity that is fond of household chores and is a man who does not hesitate to show his emotions. Meanwhile, Hisae's femininity is characterized by being a businesswoman and the main breadwinner for her family. In addition, Kyoko's femininity is unusual as she is a criminal woman who kills and steals other women's identities to achieve her desires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Yusnidar S.
"Izu no Odoriko adalah salah satu karya Kawabata Yasunari yang di tulis pada masa awal karirnya sebagai penulis, dan menjadi salah satu karya terbaiknya. Banyak karya-karya Kawabata Yasunari yang bercerita tentang kematian. Hal ini dipengaruhi oleh kehidupan Kawabata Yasunari yang telah yatim piatu sejak ia masih sangat kanak-kanak. Kematian keluarga yang berturut-turut menimpa dirinya, sangat membekas dihatinya dan berpengaruh terha_dap karya-karya yang di hasilkannya. Izu no Odoriko adalah sebuah cerita perjalanan yang menceritakan tokoh 'Aku', pemuda yatim piatu, yang melakukan perjalanan ke Izu karena ia sudah tidak tahan terhadap perasaan tertekannya sebagai yatim piatu. Dalam perjalanan itu ia bertemu dengan rombongan penari keliling dan jatuh cinta pada si penari tersebut. la kemudian bergabung dengan rombongan tersebut. Dan setelah beberapa hari mengadakan perjalanan bersama mereka banyak hal dan pengalaman batin yang diperoleh 'Aku'. Sebagai sebuah cerita perjalanan, Izu no Odoriko berhasil menampilkan sebuah cerita yang lebih dari sekedar perjalanan raja. Di dalamnya juga terdapat kisah cinta dan usaha untuk menca_pai cita-cita. Dari beberapa masalah yang ada dalam novel Izu no Odoriko, penulis memilih dua aspek yaitu aspek kehidupan dan aspek kematian. Kehidupan dan kematian adalah dua unsur yang saling berkaitan, karena pada dasarnya di alam ini segala sesuatu terbagi atas dua unsur yang berlawaran, seperti air- api, siang-malam, tua-muda, bertamu-berpisah, atau hidup-mati. Kehidupan yang penulis maksud dalam tema skripsi ini mencakup hakekat kehidupan, di mana di dalamnya terkandunn bemacam-macam unsur. Di antaranya adalah cita-cita dan cinta. Dengan berharap, berkeinginan, dan bercita-cita manusia akan merasa terpacu untuk melakukan perjalanan dan berbagai aktivitas lainnya, tidak apa yang ia harapkan, ia inginkan dan ia cita-citakan akan terwujud. Dan segala yang ada di alam ini akan dapat berlangsung tanang apabila ada rasa cnta yang mendasarinya. Baik itu cinta terhadap alam, terhadap orang tua, atau terhadap sesama. Cinta merupakan sumber kehidupan dan mempunyai kekuatan besar untuk mendorong manusia melakukan apa saja. Meskipun banyak kritikus yang menyatakan bahwa Izu no Oriko adalah novel yang bertemakan cinta murni, penulis berpendapat bahwa novel inipun berisi tentang kematian. Kematian yang penulis maksud dalam tema skripsiini tidak hanya bermaksud kematian itu sendiri, tetapi juga makna lain yang berkaitan dengan kamatian, yaitu makna yatim piatu, makna sakit, dan makna perpisahan. Tema kematian ini akan lebih terlihat setelah membaca riwayat hidup Kawabata Yatsunari. Izu no Oriono adalah sebuah novel yang bertemakan kehidupan dan kematian yang diceritanya tidak dapat di pisahkan dari kenyataan sebenarnya yang di alami oleh pengarangnya. Lewat novel ini pengarang ingin menyampaikan bahwa kehidupan yang terdiri dari berbagai unsur ini suatu saat akan berakhir. Semua yang hidup akhirnya akan mati. Dan kesadaran akan adanya kematian ini mendorong manusia untuk mengisi kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Dari sekian banyak unsur yang ada dalam kehidupan ini, ada satu unsur yang menjadi sumber inspirasi, yaitu cinta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Pralestari
"Akutagawa Ryuunosuke adalah salah satu dari sekian banyak pengarang Jepang yang berhasil. Rashomon, Nana dan Fume no Ito adalah tiga dari sekian banyak karyanya. Ketiga karya Akutagawa Ryuunosuke ini mengandung unsur egoisme. Dalam Rashomon dikisahkan seorang genin yang harus memilih antara tetap hidup tetapi berbuat jahat ataukah mati. Keputusan genin, akhirnya sangat dipengaruhi oleh ucapan tokoh lain yaitu seorang nenek. Tentu saja pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi kadar egoisme yang terdapat dalam diri genin. Dalam Rana dikisahkan bagaimana seorang pendeta yang masih mempunyai egoisme, padahal seharusnya memikirkan penyampaian ajaran agama. Di sini Akutagawa menyatakan bahhwa di dalam diri manusia ada perasaan yang saling berlawanan. Di satu pihak tidak akan tega melihat kesu_litan orang lain tetapi di pihak lain juga tidak suka melihat orang yang kesulitan itu terlepas dari lilitan_nya. Dalam kumo no Ito dikisahkan seorang penjahat besar bernama Kandata yang ditolong benang Laba-laba untuk keluar dari neraka. Namun karena Keegoisannya is jatuh kembali ke neraka. Melalui kisah ini, Akutagawa Ryuuno_suke menyampaikan bahwa egoisme bukan saja akan merugikan orang lain, tetapi juga dapat merugikan diri sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>