Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189264 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Dahlan Syam
"Masa remaja akan mengalami proses perkembangan fisik, psikologis dan sosial. Pada masa ini remaja mulai melakukan pencarian identitas diri dan cenderung selalu ingin mendapatkan kebebasan sehingga sangat rentang terhadap perilaku-perilaku menyimpang seperti perilaku seksual berisiko. Program inovasi RAISA yang merupakan intervensi keperawatan yang diberikan kepada remaja dengan mengintegrasikan pendidikan kesehatan, pemberdayaan, dan peningkatan kontrol diri melalui terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT). Inovasi ini diimplementasikan kepada remaja sebanyak 107 orang selama 45-60 menit/sesi sebanyak masing-masing 10 kali pertemuan di komunitas dan keluarga. Hasil implementasi keluarga didapatkan peningkatan rerata pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan komunikasi keluarga. Hasil implementasi di komunitas didapatkan rerata skor pengetahuan meningkat 7.7, rerata skor sikap terhadap perilaku seksual meningkat 5.08, rerata skor keterampilan meningkat 6.89, dan rerata skor kontrol diri remaja terhadap perilaku seksual berisiko meningkat 8.54. Hasil dependent t test didapatkan bahwa program inovasi RAISA berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kontrol diri remaja (p<0.05). Program Inovasi RAISA dapat digunakan sebagai pilihan intervensi keperawatan dan direkomendasikan pada individu, kelompok, dan keluarga untuk mencegah terjadi perilaku seksual berisiko pada remaja.

Adolescence involves physical, psychological, and social development. During this period, adolescents begin to search for their identity and tend to seek freedom, making them highly vulnerable to deviant behaviors such as risky sexual behavior. The RAISA program is an innovative nursing intervention designed for adolescents, integrating health education, empowerment, and enhanced self-control through Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) therapy. This program was implemented with 107 adolescents, with each session lasting 45-60 minutes over ten meetings in community settings. Community implementation results indicated an average knowledge score increase of 7.7, attitude towards sexual behavior increase of 5.08, skills increase of 6.89, and self-control against risky sexual behavior increase of 8.54. The dependent t-test results showed that the RAISA program significantly improved adolescents' knowledge, attitudes, skills, and self-control (p<0.05). The RAISA program can be used as a nursing intervention option and is recommended for individuals, groups, and families to prevent risky sexual behavior in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Chrystin
"Jumlah remaja yang terus bertambah mengharuskan kesehatan remaja untuk lebih diperhatikan. Hal ini termasuk kesehatan reproduksi remaja. Nyatanya, perkawinan di bawah umur, melahirkan di usia remaja, serta Infeksi Menular Seksual (IMS) masih banyak terjadi pada remaja yang disebabkan oleh perilaku seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko dalam berpacaran pada siswa/i di SMK Putra Bangsa Depok tahun 2020. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara primer dengan menggunakan kuesioner online yang bersifat self-administrated. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12,4% siswa/i pernah melakukan perilaku seksual berisiko dalam berpacaran baik berupa perilaku cium bibir (12,4%), meraba daerah sensitif (7,6%), seks oral (1,9%), petting (1,9%), dan/atau hubungan seks (1,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko dalam berpacaran pada siswa/i di SMK Putra Bangsa Depok tahun 2020 adalah jenis kelamin, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, perilaku teman sebaya dalam berpacaran, dan kepemilikan pasangan. Berdasarkan penelitian, dibutuhkan penyuluhan dan kurikulum pendidikan seksual yang mencakup kesehatan reproduksi hingga perilaku seksual, serta mengaktifkan peran guru Bimbingan Konseling (BK) dan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-R) sebagai sarana konseling dan sumbeer informasi mengenai kesehatan reproduksi bagi siswa/i.

The growing number of teenagers makes the health of teenagers need to be given more attention. This includes adolescent reproductive health. The reality is, underage marriage, giving birth at a young age, and sexually transmitted infections (STIs) still occur in adolescents due to risky sexual behavior. This study aimed to get the overview of student’s risky sexual berhavior in dating and determine what factors associated with risky sexual behavior in dating among students at SMK Putra Bangsa Depok in 2020. This research method is quantitative with cross-sectional study design. Data was collected primarily by using a self-administered online questionnaire. The results showed that 12.4% of students had risky sexual behavior in dating either in the form of kissing lips (12.4%), touching sensitive areas (7.6%), oral sex (1.9%), petting (1.9%), and/or having sex (1.9%). Factors related to risky sexual behavior in dating among students at SMK Putra Bangsa Depok in 2020 are gender, knowledge of reproductive health, peer behavior in dating, and partner ownership. Based on the research, counseling and sexual education curriculum that cover reproductive health up to sexual behavior are needed, as well as activating the role of school guidance counselor and the Adolescent Reproductive Health Information and Counseling Center as counseling facilities and sources of information on reproductive health for students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Hanggit Lestari
"Perilaku seksual berisiko pada remaja dapat berdampak negatif pada kondisi fisik, psikologis, ekonomi dan sosial remaja. Intervensi yang efektif diperlukan agar remaja dapat mencegah perilaku seksual berisiko. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh Pelaksanaan Intervensi Cakupan Informasiku Kecakapan Hidup, Informasi, Motivasi Dan Perilaku sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas pada remaja. Pelaksanaan intervensi Cakupan Informasiku dilakukan di komunitas khususnya di seting sekolah dan di keluarga selama 9 bulan melibatkan 188 siswa. Hasil evaluasi intervensi Cakupan Informasiku terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja saat sebelum dan sesudah intervensi p value = 0.000. Intervensi Cakupan Informasiku efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan mengenai pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja. Intervensi ini sebaiknya dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk mengurangi aktivitas perilaku seksual remaja.

Risky sexual behavior in adolescent may cause negative impact on physical, psychological, economic and social conditions of adolescents. Effective interventions are needed for adolescents to prevent risky sexual behavior. This final paper aims to provide description and impact of the Implementation of Intervention Cakupan Informasiku Life Skills, Information, Motivation And Behavior as a community nursing intervention. Implementation of the Cakupan Informasiku intervention was carried out in the community especially at school and family settings for 9 months involving 188 students. The evaluation of interventions Cakupan Informasiku showed that there were significant differences in the knowledge, attitude and skills of adolescents before and after intervention p value = 0.001. Cakupan Informasiku Intervention was effective for improving knowledge, attitudes and skills regarding prevention of risky sexual behavior in adolescents. This intervention should be sustainable in order to reduce adolescent sexual behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rakhmawati
"Tesis ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Sekolah Masjid Terminal Depok. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dan sampel adalah seluruh anak jalanan yang terdaftar sebagai siswa di Sekolah Masjid Terminal Depok, dengan cara snow balling sampling didapat jumlah sampel minimal sebanyak 87 anal.
Hasil penelitian didapat 33% anak jalanan berperilaku seksual berisiko, faktor-faktor yang berhubungan bermakna adalah umur, pendidikan, riwayat pacaran, hubungan dengan orang tua, riwayat perlakuan salah seksual, pemakaian zat psikoaktif dan perilaku berkelahi. Pemakaian zat psikoaktif merupakan faktor paling dominan, dengan nilai p 0,001 dan OR 6. Meskipun secara kuantitatif jumlah anak jalanan yang berperilaku seksual berisiko kecil, namun perilaku seksual belum saatnya dilakukan oleh anak-anak, sehingga secara kualitatif hal tersebut merupakan hal yang serius.

This thesis is about the factors related to a risky sexual behavior on the street children in Sekolah Masjid Terminal Depok. This is a quantitative study with cross-sectional design. The population and the sample were all street children enrolled as students in Sekolah Masjid Terminal Depok, by way of snow balling sampling obtained 87 midwives in minimum as the sample.
The results showed that 33% of street children have a risky sexual behavior, those related factors are age, education, history of courtship, relationships with parents, history of misconducted-sexual, psychoactive substances usage and fighting behavior. Psychoactive substances usage becomes the most dominant factor, with p values of 0.001 and OR 6. Quantitatively, the number of street children having a risky sexual behavior is a little. Nevertheless, sexual behavior should not be done by the children, so that qualitatively it becomes a serious thing to be concerned of.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Wiwik Oktaviani
"[ABSTRAK
Remaja merupakan kelompok berisiko untuk perilaku seksual. Dampak perilaku
seksual berisiko remaja mengalami perasaan bersalah, depresi, putus sekolah,
kehamilan tidak diinginkan, sampai aborsi. Tujuan penelitian mengidentifikasi
hubungan fungsi afektif keluarga dengan perilaku seksual berisiko yang terjadi
pada remaja. Jumlah sampel penelitian 108 responden, rancangan menggunakan
cross sectional, dan tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna antara fungsi afektif keluarga
dengan perilaku seksual berisiko pada remaja (p value<0,05). Hasil penelitian
menjadi masukan bagi orang tua untuk meningkatkan fungsi afektif keluarga
dengan memberikan afektif fisik, membina keakraban serta komunikasi asertif
dalam menanamkan norma dan harapan keluarga untuk mencegah perilaku seksual
berisiko pada remaja.

ABSTRACT
Adolescents are at risk to risky sexual behavior. Risky sexual behavior may lead to
the feelings of guilt, depression, dropping out of school, unwanted pregnancy and
abortion. The purpose of this research was to identify the relationships between
affective function of families and risky sexual behavior in adolescents. This study
used cross sectional design. The number of 108 respondents were selected using
simple random sampling. The results showed that there was a significant
relationship between family affective functions and sexual risk behavior in
adolescents (p value < 0,05). This study recommends parents to stengthen their
family fuction through providing physical affective, improving family engagement,
and enhancing assertive communication in living the norm and creating the family
expectation, that eventually would protect adolescent from risky sexual behaviour., Adolescents are at risk to risky sexual behavior. Risky sexual behavior may lead to
the feelings of guilt, depression, dropping out of school, unwanted pregnancy and
abortion. The purpose of this research was to identify the relationships between
affective function of families and risky sexual behavior in adolescents. This study
used cross sectional design. The number of 108 respondents were selected using
simple random sampling. The results showed that there was a significant
relationship between family affective functions and sexual risk behavior in
adolescents (p value < 0,05). This study recommends parents to stengthen their
family fuction through providing physical affective, improving family engagement,
and enhancing assertive communication in living the norm and creating the family
expectation, that eventually would protect adolescent from risky sexual behaviour.]"
2015
T44623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Rimawati
"Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran perilaku seksual berisiko remaja dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhinya di Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri Kelas X dan XI di Kota Bengkulu Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 693 orang siswa dari Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri yang terpilih sebagai sampel penelitian ini. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Gambaran perilaku seksual remaja ditemukan sebanyak 5,3% remaja mengatakan sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Hasil analisis menunjukkan bahwa niat remaja untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah, teman sebaya dan sikap remaja terhadap seksualitas memiliki hubungan dengan perilaku seksual berisiko yang dilakukan remaja (p value < α). Disarankan adanya kerjasama antara instansi pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk meningkatkan layanan kesehatan reproduksi, khususnya layanan informasi, edukasi dan konseling yang turut melibatkan remaja secara langsung dalam program yang ramah remaja.

Adolescence is characterized by growth, change, the emergence of a variety of opportunities and often run the risk of reproductive health. This study was conducted to see the picture of adolescent risky sexual behavior and the factors that associated with in Three Public High School Grade X and XI in Bengkulu City in 2013. This study uses cross-sectional design with a sample size of 693 students from Three Public Senior High Schools that were selected as the study sample. Collecting data in this study using a structured questionnaire and was conducted in May 2013.
The result show that adolescents that engage with risky sexual behavior found as many as 5.3%. The results showed that adolescents intention to have sexual intercourse before marriage, peers and adolescent attitudes toward sexuality have relationships with adolescent risk sexual behavior (p value <α). The suggestion that could be given by this study is the collaboration between government agencies, schools, and communities to improve reproductive health services, especially information services, education and counseling that also directly involve youth in youth-friendly programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitria Chandra
"Remaja merupakan aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa dimasa mendatang. Secara fisik masa remaja ditandai dengan perubahan yang sangat pesat, baik dalam ukuran maupun bentuk tubuh, disertai dengan aktifnya hormon-hormon seksual dan matangnya organ-organ reproduksi. Perubahan ini secara biologis menimbulkan dorongan seksual yang besar dalam diri remaja, ditambah lagi godaan yang datang dari luar, baik dari teman sebaya atau orang disekitar serta arus informasi bernuansa pornografi yang seringkali remaja melakukan aktivitas seksual yang tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja di sekolah menengah kejuruan swasta X2 di Kota Depok.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian Rapid Assesment Procedure (RAP) dan menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) dalam pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku seksual yang dilakukan siswa/siswi saat pacaran adalah pegangan tangan, membelai, pelukan, ciuman dan meraba atau menyentuh bagian sensitif. Adanya pengaruh pengetahuan, sikap, nilai dan lingkungan (teman sebaya) terhadap perilaku seksual siswa/siswi pada penelitian ini. Perlunya penanganan yang intensif dari seluruh pihak baik dari sekolah, Dinas Kesehatan (dalam program PKPR) dan LSM yang bergerak dibidang kesehatan reproduksi dalam pelayanan kesehatan remaja (pemberian informasi kesehatan reproduksi) agar remaja (siswa/siswi) memiliki pengetahuan, sikap dan dapat berperilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya.

Adolescent is a significant of human resource asset as the continuity of the next generation in the future. Phisically, adolescent period is marked the rapid changes, either in size or the body shape. In line with the activity of the sexual hormones and the maturity of reproduction organs. This changing, biologically causes the biggest sexual urge on the adolescent period, and as it supported by the external influences, either from their peers or people around them as well as the information that has porn characteristic that make adolescent do uncontrolable sexual activity. The purpose of the research is to know the image of adolescent sexual behavior in private Vocational High School X2 in Depok 2012.
The method that is applied for the research is qualitative with Rapid Assesment Procedure (RAP) desain and applied the indepth interview as the data collection. The result of the research shown the sexual behavior that was done by the students is holding hands, flattering, hugging, kissing and groping or touching the sensitive area. The influences of knowledge, attitude, value and environment (peers) toward the sexual behavior of the students on this research. The intensive monitoring from all aspects either from school or Public Health Services (in PKPR program) and Non Goverment Organization that handles reproductive health in giving service to adolescent health (giving information about reproductive health) in order to broaden their knowledge, attitude, and can be responsible of their reproductive health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Masrifahati
"Hasil penelitian darah pada NAPZA suntik pada tahun 2001 menunjukkan HIV positif sebanyak 50%. Angka tersebut mengisyaratkan prevalensi H1V/AIDS cukup tinggi sehingga risiko masyarakat disekitarnya untuk tertular HIV/AIDS lebih besar.
Program Rumatan Methadon (PRM) adalah program pengalihan NAPZA suntik ke methadon, yang diberikan per oral. Program sukarela tersebut bertujuan untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik (darah) dan meningkatkan kesehatan/ kesejahteraan klien.
Penelitian ini melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku seksuaI berisiko terhadap penularan HIV/AIDS pada peserta program rumatan methadon di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS yang dimaksud adalah meliputi perilaku seksual yang ditandai dengan berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom.
Penelitian ini menggunakan data sekunder.Desain penelitian dengan cross sectional pada 89 responden yang mengikuti program rumatan methadon. Karakteristik individu yang diteliti ada 8 variabel (jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pengetahuan, sikap, usia pertama kali menggunakan NAPZA, ketersediaan kondom dan dukungan petugas).
Hasil analisis bivariat dengan chi square menunjukkan ada 2 variabel yang berhubungan erat (p<0,05) dengan perilaku seksual berisiko yaitu status perkawinan dan dukungan petugas. Hasil penelitian ini: Pertama, memperlihatkan bahwa meskipun responden yang mengikuti program methadone sudah menikah, ternyata masih berperilaku seksual risiko tinggi. Kedua, walaupun responden sudah terjalin hubungan dengan petugas dan memperoleh penyuluhan dan konseling, responden penelitian ini masih berperilaku seksual risiko tinggi.
Dari hasil penelitian tersebut maka penting kita mengupayakan konseling/penyuluhan yang intensif mengenai perilaku seksual peserta methadon melalui pelatihan tenaga konselor, penerapan kebijakan kondom 100% yang diikuti pelayanan yang komprehensif seperti sosialisasi kondom, distribusi kondom, dan pendidikan kesehatan reproduksi.

Factors of Sexual Behavior Risk Background Within Methadon Maintenance Program Among Patient At Drugs Depending Hospital (RSKO) Jakarta in 2004According to the recent research in NAPZA blood test sample, there were 50 percent of respondents who show as an HIV positive in 2001. It means that the HIVIAIDS prevalence is increased as well as HIVI AIDS spreading surround the environment.
The Methadone Maintenance Program (MMP) is a Changing Methadone Used Method which is using by Syringe Injection Route to Methadone Oral Route. This program is a volunteer program whereas the goal of this program is prevent HIV/AIDS spreaded to other people by using an injection route and to enhance their wealthy ness.
This research show that sexual behavior risk is the most strong factor which is influenced in spreading up the HIV virus to other patient who also follow an MMP treatment. Means that sexual behavior risk of HIV/AIDS is an exchanging spouse behavior while intercoursing activity without using a condom.
By using a Cross- Sectional design, as a secondary data, there were 89 respondents who followed MMP treatment in this research study. Eight characteristics of respondent which explored including sex, married status, educational background, respondent's knowledge and behavior of HIV/AIDS risk, NAPZA using at the first time, condom using, and healthcare support system.
The Bivariat analysis result, using by Chi-Square method, show that there were two variables which have very strong significantly (p<0,05) to the sexual behavior risk factors: married status and healthcare support system.
This research shows that: firstly, there was evidence based that married MMP respondents, however, still have strong significant sexual behavior risk on H IV/AIDS. Secondly, even though the MMP respondents have been contact with HIV/AIDS counselor, they still have performed a sexual behavior high risk.
While, Multivariate analysis show that two variables above (married status and healthcare support system) enabling to build to a Sexual Behavior Risk Factors Model. However, this research also show that 80,9 percents respondents who unmarried have 0,125 times to get high risk sexual behavior than married respondents. More over, respondents who were not supported by healthcare system have 0,296 times to get high risk sexual behavior rather than respondents who were not supported by healthcare system.
Finally, based on this research result, this research can suggest that health counseling or health education program on MMP is the importance needs to release risk of sexual behavior within HIV/AIDS patient. By using a comprehensive health counseling services following condom socialization, condom free distribution and health education on reproduction within the patient with NAPZA accordingly will reduce sexual behavior risk among the patient with HIV/AIDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T13578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Munirah Bulqini
"Meskipun penelitian mengenai perilaku seksual remaja telah banyak dilakukan, namun gambaran perilaku seksual remaja di Kota Tasikmalaya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada siswa SMA di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional (n = 373). Sebagian besar siswa berperilaku seksual risiko rendah (83,6%) sementara 16,4% siswa berperilaku seksual risiko tinggi. Variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah sikap, relijiusitas, komunikasi teman sebaya, jenis kelamin. Sedangkan variabel paling dominan adalah Sikap. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan program kesehatan reproduksi remaja sedini mungkin secara sinergi dan berkelanjutan.

Despite extensive research, little is known about the sexual behavior of adolescent high school students in 2013 Kota Tasikmalaya. The aim of this research is to establish a coherent understanding of sexual behavior among the adolescent. This research used a quantitative method with cross sectional design (n = 373). There were 83,6% students have low sexual behavior risk, while 16,4% students have high sexual behavior risk, in relation with variables such as: attitude,peer communication, gender and religious obedience.The most significant variable is attitude. It is imperative to encourage good partnership among stakeholders to initiate an adolescent reproductive health program synergically, sustainably and as imminent as possible."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustri Widaningsih
"Permasalahan remaja semakin Jama dirasakan semakin kompleks dan memprihatinkan Khususnya yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi remaja. Selain berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja itu sendiri, faktor lingkungan sosial dan budaya yang negatif juga merupakan faktor risiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku yang bertsiko terhadap kesehatan dan keselamatan remaja.
Dewasa ini telah terjadi perubahan sejumlah nilai dari tradisional ke nilai yang oleh sebagian masyarakat disebut modern. Hubungan antar bangsa yang menjadi lebih mudah menyebabkan terbawanya budaya dan kebiasaan asing kedalam masyarakat kita. Pengaruh komunikasi-informasi yang begitu cepat dan tanpa hambatan juga mempercepat perubahan ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pandangan perilaku seksual pada remaja antara lain adalah pengawasan dan perhatian orang tua dan keluarga yang semukin longgar, orang tua yang mengizinkan pola pergaulan yang bebas lepas, lingkungan yang semakin permisif, semakin banyaknya hal-hal yang memberikan rangsangan seksual yang sangat mudah dijumpai dan fasilitas yang mendukung untuk itu yang sering kali diberikan oleh Keluarea itu sendirt tanpa disadari.
Tujuan dart penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual tersebut.
Manfaaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikun informasi kepada instansi terkait dalam merencanakan program promosi kesehatan, konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
Jenis penclitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional , populasinya adalah siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dengan jumlah sampel 480 orang. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji regrest logistik dan uji interaksi.
Hasil analisis multivariat yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis kelamin, umur pubertas, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap terhadap kesehatan reproduksi. Sedangkan hasil uji interaksi menunjukan variabel sikap terhadap kesehatan reproduksi sebagai variabel yang dominan berhubungan dengan perilaku seksual remaja setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan program pendidikan seks dan reproduksi sebat perlu diberikan dikalangan remaja baik disekolah maupun diluar sekolah sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Selain itu perlu lebih memperketat sensor tayangan media elektronik yang bersifat pornografi melalui undang-undang penyiaran, memperketat akses terhadap situs porno di internet dan memperketat aturan tentang jual beli media cetak yang bersifat pornografi.

Teenagers problem is felt getting more complex and concerd especially which related to teenager repreduction health. Beside related to growth and development of the teenagers themseives, the factor of social and cultural environmenthat are negative which also is the riskful factor for teenagers to be trapped in some riskful behaviour to the teenagers health and savety.
Nowadays, there has been changes a number of traditional value to a value that by some people is called modern. The relation among nation become easier caused of communication — information which is so rapid and no delayed are also accelerated this changes.
The factor that caused of changing of sexual behaviour aspects on teenagers, one of the reasons is surveillance and attention from parents or family that is getting loose, parents who permit community pattern totally free, the environment which is getting permissive, the increasing of some things which give sexual attemtion that is so easy to be found and facility that support for that is many times given by the family itself without it’s being realized.
The purpose of this study is to gain the information about factors which related to teenagers sexual behaviour of State High School Students in Tangerang Regency and factors which related to the sexual behaviour itself.
The benefit of this study is excpected to be able to give information to the related institution/Departement in Planning of Health Promotion Program, Counselling and Teenagers reproduction health service.
The type of quantitative study with sectional cross approach, its population is state highschool students in Tangerang Regency in number of sample of 480 people. The data management is done by univariat analysis, bivariat wih chi square test and multivariat with logistic regressive test.
The result of multivariant analysis which has meaningful relation is gender, puberity ages, the knowledge of health reproduction and manners of healh reproduction which has ever had. The clarity of any printed medias and with media cf information, meanwhile the result of interaction test showed variable manners of healh reproduction of which have ever had as vartable that was dominant related to teenager sexual behaviour after the knowledge of health reproduction control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>