Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155512 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melodi Aulia
"Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu gangguan fungsi jantung yang disebabkan karena adanya penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah jantung. Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan pada berbagai aspek, baik fisik, psikologis, maupun sosial yang berakibat pada penurunan kapasitas fungsional jantung dan kenyamanan. Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Salah satu penanganannya adalah Coronary Artery Bypass Graft (CABG). Pada pasien post CABG dapat menimbulkan efek nyeri, nyeri diartikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensial menimbulkan kerusakan jaringan.
Pasien pada nyeri akut memperlihatkan respon neurologik yang terukur yang disebabkan oleh stimulasi simpatis yang disebut sebagai hiperaktivitas autonom. Perubahan-perubahan ini mencakup takikardi, takipnea, meningkatnya aliran darah perifer, meningkatnya tekanan darah (baik sistol maupun diastolik), dan dibebaskannya katekolamin-suatu respon stres yang khas (Fields, Martin, 2001). Metode dalam karya ilmiah ini dengan case study pada praktik klinik keperawatan kegawatdaruratan di ruang Intensif Care Unit (ICU) RSUI. Pasien kelolaan adalah Tn. WS berusia 53 tahun dengan diagnosis medis coronary artery disease 3 VD post CABG dan intervensi utama yaitu slow deep breathing relaxation exercise dan pemantauan hemodinamik pasien menggunakan tekanan arteri rata-rata (MAP) untuk menjaga stabilitas hemodinamik pasien.

Coronary Artery Disease (CAD) is a disorder of heart function caused by narrowing and blockage of the heart's blood vessels. This condition can result in changes in various aspects, both physical, psychological and social, which result in a decrease in the heart's functional capacity and comfort. Coronary Artery Disease (CAD) or coronary heart disease is a cardiovascular disease that is the biggest cause of death throughout the world. One treatment is Coronary Artery Bypass Graft (CABG). In post-CABG patients, pain usually results. Pain is defined as an unpleasant sensory and emotional experience, which is related to actual tissue damage or has the potential to cause tissue damage.
Patients with acute pain exhibit a measurable neurological response caused by sympathetic stimulation referred to as autonomic hyperactivity. These changes include tachycardia, tachypnea, increased peripheral blood flow, increased blood pressure (both systolic and diastolic), and release of catecholamines-a typical stress response (Fields, Martin, 2001). The method in this scientific work is a case study on emergency nursing clinical practice in the RSUI Intensive Care Unit (ICU). The patient managed is Mr. WS is 53 years old with a medical diagnosis of coronary artery disease 3 VD post CABG and the main intervention is slow deep breathing relaxation exercise and monitoring the patient's hemodynamics using mean arterial pressure (MAP) to maintain the patient's hemodynamic stability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeferson Margasaputra Muchlis
"Hipertensi sering disebut sebagai “Silent Killer” karena banyak penderitanya tidak menunjukkan gejala yang jelas. Prevalensi hipertensi pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebanyak 638.178 penduduk. Sementara itu, prevalensi hipertensi pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran sebanyak 598.983 penduduk (Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, 2023). Penanganan hipertensi memerlukan penanganan farmakologi dan non farmakologi. Makalah ini berfokus pada teknik non-farmakologis, khususnya teknik relaksasi slow deep breathing. Teknik relaksasi ini dimaksudkan untuk menimbulkan keadaan relaksasi pada tubuh yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas teknik relaksasi slow deep breathing dalam mengobati pasien dengan hipertensi. Intervensi dilakukan dalam empat sesi yang masing-masing berlangsung selama 15 menit, dengan pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah setiap sesi. Implementasi intervensi juga didukung oleh pendidikan kesehatan dan kepatuhan terhadap pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,75 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2 mmHg setelah intervensi. Studi tersebut merekomendasikan intervensi relaksasi slow deep breathing dapat efektif diterapkan secara mandiri di rumah.

Hypertension is often labeled as the "Silent Killer" because many of those affected exhibit no clear symptoms. The prevalence of hypertension at the age of ≥ 15 years in Indonesia based on a doctor's diagnosis was 638,178 people. Meanwhile, the prevalence of hypertension at the age of ≥ 15 years in Indonesia based on measurement results was 598,983 people (Health Development Policy Agency, 2023). Hypertension treatment requires both pharmacological and non-pharmacological treatments. This paper focuses on non-pharmacological techniques, specifically the slow deep breathing relaxation technique. This relaxation technique is intended to induce a state of relaxation in the body that can help lower blood pressure. The purpose of this study was to analyse the effectiveness of slow deep breathing relaxation technique in treating patients with hypertension. The intervention was conducted in four sessions lasting 15 minutes each, with blood pressure measurements taken before and after each session. Implementation of the intervention was also supported by health education and medication adherence. The results showed an average reduction in systolic blood pressure by 3.75 mmHg and diastolic blood pressure by 2 mmHg after the intervention. The study recommended that slow deep breathing relaxation intervention can be effectively implemented independently at home. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Nabilah Johan
"Sistem kardiovaskular pada lansia mengalami perubahan secara fisiologis selama proses penuaan. Namun, gaya hidup lansia yang kurang sehat menjadi faktor pendukung terjadinya peningkatan tekanan darah secara progresif, yang dapat mengarah pada masalah hipertensi. Seorang lansia kelolaan dalam penulisan ini memiliki gaya hidup merokok dan stres, serta tidak patuh pada program pengobatan yang membuat tekanan darahnya mengalami fluktuasi. Sehingga masalah keperawatan utama yang ditegakan adalah risiko ketidakstabilan tekanan darah dan rencana asuhan keperawatan yang dipilih yaitu manajemen hipertensi melalui modifikasi gaya hidup. Intervensi unggulan cucumber infused water dan terapi slow deep breathing yang merupakan bagian dari modifikasi gaya hidup dilakukan pada pasien. Cucumber infused water melalui perendaman 12 potong mentimun dalam 200 ml air selama 12 jam dan terapi slow deep breathing dengan 6 napas per menit selama 15 menit yang dilakukan selama 12 hari memberikan hasil adanya penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik terjadi sebesar 4,17 mmHg dan 0,42 mmHg setelah penerapan intervensi cucumber infused water serta sebesar 4,67 mmHg dan 2,75 mmHg setelah penerapan intervensi slow deep breathing. Oleh karena adanya efek penurunan pada tekanan darah lansia tersebut, membuat intervensi ini dapat dilakukan secara berkala sesuai indikasi.

The cardiovascular system in elderly undergoes physiological changes during the aging process. However, the unhealthy lifestyle in elderly is a contributing factor to the progressive increase in blood pressure, which can lead to hypertension problems. An elderly managed in this paper has a smoking and stressful lifestyle, and doesn’t comply with a treatment program that makes his blood pressure fluctuate. So that the main nursing problem that is enforced is the risk of blood pressure instability and the chosen nursing care plan is hypertension management through lifestyle modification. The superior intervention of cucumber infused water and slow deep breathing therapy which is part of lifestyle modification is carried out on the patient. Cucumber infused water through soaking 12 pieces of cucumber in 200 ml of water for 12 hours and slow deep breathing therapy with 6 breaths per minute for 15 minutes for 12 days gave the results of lowering blood pressure. The decrease in systolic and diastolic blood pressure occurred by 4.17 mmHg and 0.42 mmHg after the implementation of the cucumber infused water intervention and 4.67 mmHg and 2.75 mmHg after the implementation of the slow deep breathing intervention. Because of the decreasing effect on the elderly's blood pressure, this intervention can be carried out periodically according to indications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iif Afifatunnisa
"Lansia merupakan kelompok individu dengan usia lebih dari 60 tahun. Semakin bertambahnya usia, maka fungsi sistem-organ tubuh akan semakin menurun karena adanya perubahan struktur anatomi dan fisiologi pada jaringan tubuh. Salah satu sistem yang mengalami penurunan fungsi yaitu sistem kardiovaskular yang akan berdampak pada meningkatnya tekanan darah lansia. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah adalah slow deep breathing, yaitu teknik napas dalam yang dilakukan secara perlahan. Penulisan manuskrip ini bertujuan untuk menganalisis hasil intervensi keperawatan latihan slow deep breathing terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di Kabupaten Cilacap. Intervensi latihan slow deep breathing dilakukan pada tiga lansia dengan posisi semi fowler atau high fowler dan lansia melakukan pernapasan dengan frekuensi napas 6 kali per menit, 4 detik inspirasi dan 6 detik ekspirasi, selama 15 menit setiap dua kali sehari selama 2 minggu. Hasil analisis terhadap latihan slow deep deep breathing pada lansia menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik sekitar 0 – 20 mmHg dan 0 – 10 mmHg pada diastolik. Latihan slow deep breathing merupakan intervensi yang sederhana dan aman sehingga diharapkan lansia dapat memasukannya ke dalam aktivitas harian untuk membantu mengontrol tekanan darah.

Elderly is a group of individuals with the age of more than 60 years. With increasing age, the function of the body's organ systems will decrease due to changes in the anatomical and physiological structures of body tissues. One system that has decreased function is the cardiovascular system which will have an impact on increasing the blood pressure of the elderly. One of the non-pharmacological therapies that can be done to help lower blood pressure is slow deep breathing, which is a slow deep breathing technique. The purpose of writing this manuscript is to analyze the results of nursing interventions with slow deep breathing exercises on changes in blood pressure in the elderly in Cilacap Regency. The slow deep breathing exercise intervention was carried out on three elderly people in a semi-fowler or high fowler position and the elderly breathed with a respiratory rate of 6 times per minute, 4 seconds of inspiration and 6 seconds of expiration, for 15 minutes twice a day for 2 weeks. The results of the analysis of slow deep deep breathing exercises in the elderly showed a decrease in systolic blood pressure of about 0-20 mmHg and 0-10 mmHg in diastolic. Slow deep breathing exercise is a simple and safe intervention so it is hoped that the elderly can incorporate it into daily activities to help control blood pressure. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mylynda Puteri
"Tekanan darah tinggi atau hipertensi dikenal sebagai silent killer di Indonesia. Salah satu cara mengontrol tekanan darah adalah mengurangi faktor risiko yang menyebabkan peningkatan tekanan darah, salah satunya pengelolaan stress. Stress dapat diatasi dengan aplikasi panas dan teknik relaksasi. Kombinasi rendam kaki air rebusan jahe dan slow deep breathing dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Intervensi dilakukan selama 6 kali dalam 2 minggu yang dibagi menjadi 3 hari dalam seminggu selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 38 mmHg dari 160 mmHg menjadi 116 mmHg dengan rerata penurunan sebesar 6,3 mmHg. Sedangkan, penurunan tekanan darah diastolik sebesar 26 mmHg dari 94 mmHg menjadi 78 mmHg dengan rerata penurunan sebesar 4,3 mmHg. Faktor keberhasilan penurunan tekanan darah pada klien didukung oleh faktor lainnya. Saran terkait hasil studi kasus ini, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan waktu intervensi yang lebih lama, serta memperhatikan faktor pendukung lainnya seperti pola makan, aktivitas fisik, kepatuhan obat, faktor lingkungan, dan tingkat keparahan hipertensi klien.

High blood pressure or hypertension is known as a silent killer in Indonesia. One of the techniques for controlling blood pressure is to reduce the risk factors that cause increased blood pressure, one of which is stress management. Stress can be managed by applying heat and relaxation techniques. The combination of soaking feet in boiled ginger water and deep breathing can slowly lower blood pressure in hypertensive patients. The intervention was carried out 6 times in 2 weeks which was divided into 3 days a week for 15 minutes. The results showed a decrease in systolic blood pressure of 38 mmHg from 160 mmHg to 116 mmHg with an average decrease of 6.3 mmHg. While the decrease in diastolic blood pressure was 26 mmHg from 94 mmHg to 78 mmHg with an average decrease of 4.3 mmHg. The success factor in lowering blood pressure in clients is supported by other factors, such as the starting point of hypertension classification in clients, diet, physical activity, medication compliance, environmental factors, and time factors for implementing the intervention. Suggestions related to the results of this case study, further research can be carried out with a longer time intervention, as well as considering other supporting factors such as diet, physical activity, drug availability, environmental factors, and the severity of the client's hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nindy Atika Rahayu
"ABSTRAK
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang samar-samar yang disertai dengan respons otonom terhadap ancaman atau bahaya. Ansietas merupakan respons normal terhadap stresor. Namun, apabila ansietas sudah mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lainnya, maka dapat dikatakan ansietas tersebut abnormal atau patologis. Ansietas yang tidak ditangani dapat menyebabkan depresi, dan bahkan dalam sebagian kasus berakhir pada bunuh diri. Teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi merupakan intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas. Teknik relaksasi napas dalam merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan menahan inspirasi secara maksimal dan menghembuskan napas secara perlahan. Aromaterapi merupakan terapi relaksasi yang berupa pemberian essential oil melalui inhalasi, pemijatan, salep topikal atau lotion,douches, atau kompres dengan tujuan meningkatkan relaksasi dan kenyamanan. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis asuhan keperawatan psikososial pada klien ansietas melalui pendekatan teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi. Berdasarkan hasil analisis penulis, teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi terbukti efektif dalam menurunkan ansietas. Karya akhir ilmiah ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan arahan pada perawat dalam menangani klien dengan ansietas, khususnya pada penerapan teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi.

ABSTRACT
Anxiety is a vague feeling of discomfort or fear accompanied by an autonomous response to threats or dangers. Anxiety is a normal response to stressors. However, if the anxiety has disrupted social life, work, or other important function areas, then it can be said that the anxiety is abnormal or pathological. Untreated anxiety can cause depression, and even in some cases end in suicide. Deep breathing relaxation technique and aromatherapy are two of the many interventions that can be used to treat anxiety. Deep breath relaxation technique is a relaxation technique that is done by holding inspiration to the maximum and exhaling slowly. Aromatherapy is a relaxation therapy in the form of giving essential oils through inhalation, massage, topical ointments or lotions, douches, or through compresses with the aim of increasing relaxation and comfort. This writing aims to describe the psychosocial nursing care for anxiety client through the deep breathing relaxation technique and aromatherapy approaches. Based on the author's analysis, deep breathing relaxation technique and aromatherapy have proven to be effective in reducing anxiety. This final scientific work is expected to provide advice and direction to nurses in dealing with clients with anxiety, especially in the application of deep breathing relaxation technique and aromatherapy.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Joice Polanida
"Acute Lung Oedema (ALO) merupakan kondisi dimana terjadi penumpukan cairan abnormal di kantong alveolus dan ruang interstisial di sekitar alveolus yang terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru atau peningkatan permeabilitas kapiler paru yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis asuhan keperawatan pada pasien Acute Lung Oedema dengan intervensi yang diberikan adalah Deep Breathing Exercise (DBE). Hasil studi menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan keperawatan secara reguler dan kontinyu 6 kali sehari selama 30 menit, kriteria hasil yang didapatkan frekuensi napas 20x/menit, suara napas vesikuler, tidak ada keluhan sesak nafas, saturasi oksigen 99% serta pasien mampu melakukan Deep Breathing Exercise dengan benar. Penulisan ini merekomendasikan Deep Breathing Exercise dilakukan pada pasien dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas untuk meningkatkan fungsi ventilasi.

Acute Lung Edema (ALO) is a condition where there is a buildup of fluid in the alveolar pouch and the interstitial space around the alveoli which occurs due to an increase in pulmonary capillary hydrostatic pressure or an increase in pulmonary capillary permeability which can cause impaired gas exchange. The aim of the analysis is nursing care in patients with acute lung edema with the intervention given is Deep Breathing Exercise (DBE). The results of the study showed that after regular and continuous actions 6 times a day for 30 minutes, the criteria for the results obtained were respiratory rate 20x/minute, lung sounds vesicular, no complaints shortness of breath, oxygen saturation 99%  and the patient was able to perform Deep Breathing Exercises with correctly.This study recommends that a Deep Breathing Exercise be performed in patients with ineffective airway clearance to improve ventilation function."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Sajida Maharani
"Perilaku kekerasan merupakan salah satu penyebab utama pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Perilaku kekerasan merupakan perilaku individu yang berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Analisis dilakukan pada pengelolaan klien di Ruang Arimbi Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Klien diberikan intervensi teknik relaksasi napas dalam selama 6 kali interaksi. Implementasi pada klien dilakukan pada 29 April 2022 – 6 Mei 2022. Tujuan penulisan ini untuk melihat penerapan teknik relaksasi napas dalam bagi klien skizofrenia dengan masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan. Klien merasa tenang dan mudah fokus saat diberikan intervensi relaksasi napas dalam selama 10 menit dengan jeda 2 menit. Penerapan intervensi generalis teknik relaksasi napas dalam menunjukkan penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada klien skizofrenia. Klien juga mengalami peningkatan kemampuan mengontrol risiko perilaku kekerasan. Intervensi relaksasi tarik napas dalam 10 menit dengan jeda 2 menit penting untuk dilakukan, dan diharapkan supaya dapat diterapkan di Rumah Sakit Jiwa sebagai salah satu intervensi dalam mengatasi Risiko Perilaku Kekerasan.

Violent behavior is one of the main causes of patients being taken to mental hospitals. Violent behavior is individual behavior that harms oneself, others, and the environment. This analysis was carried out on client management in the Arimbi Room, Mental Hospital, Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. The clients were given the intervention of deep breathing relaxation techniques for 6 interactions. The implementation on clients is carried out on April 29, 2022 - May 6, 2022. The purpose of this paper is to see the application of this deep breathing relaxation technique on schizophrenic clients with nursing problems who were at risk of violent behavior. The client felt calm and easy to focus when given a deep breath relaxation intervention for 10 minutes with a pause of 2 minutes. The application of generalist interventions with deep breathing relaxation techniques had shown a reduction in signs and symptoms of risk of violent behavior in schizophrenic clients. The clients also experienced an increased ability to control the risk of violent behavior. This deep breathing relaxation intervention was 10 minutes with 2 minutes rest and this is important to do. It is also hoped that it can be applied in Mental Hospitals as an intervention in overcoming the Risk of Violent Behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmahwati
"yok kardiogenik yang terjadi pada seseorang dapat disebabkan oleh penurunan kinerja miokard yang parah dan mengakibatkan penurunan curah jantung hingga hipoperfusi organ akhir. Pemberian resusitasi cairan pada manajemen awal syok kardiogenik menjadi tantangan klinis karena seringkali sulit dinilai dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Sehingga, salah satu cara untuk mengetahui efektivitas resusitasi cairan dengan syok kardiogenik adalah dengan pemantauan hemodinamik pasien menggunakan tekanan arteri rata-rata/mean arterial pressure (MAP). Metode dalam karya ilmiah ini dengan case study pada praktik klinik keperawatan kegawatdaruratan di RSUI. Pasien kelolaan adalah Tn. A berusia 74 tahun dengan diagnosis syok kombinasi kardiogenik dan intervensi utama yaitu pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) untuk mengukur efektivitas resusitasi cairan. Hasil implementasi pemantauan MAP menunjukkan MAP dapat menjadi pengukuran efektivitas resusitasi cairan pada status sirkulasi pasien dengan syok kardiogenik. Perawat dapat menggunakan pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) sebagai salah satu pengukuran efektivitas resusitasi cairan.

Cardiogenic shock that occurs in a person can be caused by a severe decrease in myocardial performance and result in a decrease in cardiac output to end organ hypoperfusion. Providing fluid resuscitation in the initial management of cardiogenic shock is a clinical challenge because it is often difficult to assess and can vary over time. Thus, one way to determine the effectiveness of fluid resuscitation in cardiogenic shock is to monitor the patient's hemodynamics using the mean arterial pressure (MAP). The method in this scientific work is a case study in clinical of emergency nursing at RSUI. The patient being managed is Mr. A is 74 years old with a diagnosis of combined cardiogenic shock and the main intervention is monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) to measure the effectiveness of fluid resuscitation. The results of implementing MAP monitoring show that MAP can be a measure of the effectiveness of fluid resuscitation on the circulation status of patients with cardiogenic shock. Nurses can use monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) as one measure of the effectiveness of fluid resuscitation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Meriati Elisabet Magdalena
"Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas pada tulang femur. Pada penderita fraktur, nyeri merupakan salah satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Nyeri adalah suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan dan pengalaman sensori akibat dari kerusakan jaringan yang potensial maupun aktual. Nyeri pada fraktur bersifat akut dan dapat diprediksi akan tetapi membuat klien tidak nyaman dan mengganggu aktivitas. Penulis melakukan analisis literature review terkait masalah keperawatan pada klien Close Fracture Shaft Femur Dextra. Hasil analisis pada 11 literatur review yang melakukan relaksasi nafas dalam didapatkan bahwa nafas dalam mempengaruhi proses otonom dan nyeri  sehingga dapat membantu menstabilkan tekanan darah, denyut jantung, meningkatkan ventilasi paru dan kadar oksigen dalam darah, juga mampu untuk menurunkan tingkat stress baik secara emosional maupun fisik seperti menurunkan kecemasan dan tingkat nyeri. Dapat disimpulkan bahwa intervensi nafas dalam dinilai cukup efektif untuk mengelola rasa nyeri pada pasien close fracture shaft femur dextra. Sebagai rekomendasi, perawat dapat memberikan edukasi dan melatih tehnik nafas dalam yang benar sejak klien masih diruang rawat sebelum tindakan operasi.

Femur fracture is a discontinuity of the femur.  In patient with fracture, pain is a common nursing problem.  Pain is an unpleasant emotional experience and a sensory experience resulting from potential or actual tissue damage. Pain in fractures is acute and predictable. However, it makes the client uncomfortable and interferes with activities. This paper  conducted a literature review analysis related to nursing problems in Dextra's Close Fracture Shaft Femur client.  The results of the analysis on 11 literature reviews that perform deep breath relaxation found that deep breath affects autonomic processes and pain. Therefore, it helps to stabilize blood pressure, heart rate, increase pulmonary ventilation and oxygen levels in the blood, and also reduce stress levels both emotionally and physically such as reducing anxiety and pain levels. As conclusion, the deep breath intervention is effective to manage pain in patients with close fracture shaft of the right femur.  As a recommendation, nurses can provide education and practice for proper deep breathing techniques to client since admitted before the surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>