Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risa Kartika Rifqi
"Media sosial merupakan salah satu medium yang digunakan jasa pacar sewaaan untuk menjalankan bisnisnya. Di Indonesia, memiliki pasangan sering kali diarahkan pada hubungan heteronormatif antara laki-laki dan perempuan. Pandangan terhadap pasangan nonheteroseksual di Indonesia masih menjadi sesuatu yang tabu dan kontroversial—terutama dalam konteks pacar sewaan. Penelitian ini melihat bagaimana jasa pacar sewaan melanggengkan maupun menegosiasikan konstruksi heteronormativitas di Indonesia. Dengan menggunakan metode kajian tekstual, penelitian ini menganalisis beberapa akun penyedia jasa pacar sewaan di beberapa media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan X. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana konstruksi heteronormativitas dilanggengkan, diromantisasi, dan dinegosiasikan oleh jasa pacar sewaan. Hasil penelitian menunjukkan jasa pacar sewaan mengafirmasi atribut-atribut maskulinitas dan feminitas melalui penggambaran talent pacar sewaan di akun media sosial mereka. Hasil analisis lainnya menunjukkan bahwa kehadiran jasa pacar sewaan dapat menjadi ruang negosiasi atas konstruksi heterenormativitas.

Social media is one of the mediums used by rental girlfriend/boyfriend services to run their business. In Indonesia, having a partner is often directed at a heteronormative relationship between a man and a woman. The view of nonheterosexual couples in Indonesia is still taboo and controversial—especially in the context of rental girlfriends. This study examines how rental girlfriend services perpetuate and negotiate the construction of heteronormativity in Indonesia. Using a textual study method, this study analyzed several accounts of rental girlfriend service providers on several social media, such as TikTok, Instagram, and X. This study aims to explore how the construction of heteronormativity is perpetuated, romanticized, and negotiated by rental girlfriend services. The results of the study show that rental girlfriend services affirm the attributes of masculinity and femininity through the depiction of rental girlfriend talents on their social media accounts. Other analysis results show that the presence of rental girlfriend services can be a space for negotiation of the construction of heteronormativity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nabila Prihapsari
"Praktik catfishing identik dengan penipuan yang dilakukan di media sosial oleh seseorang dengan tujuan untuk menjalin hubungan asmara dengan korbannya. Namun pada kenyataannya, catfishing tidak selalu didasari oleh tujuan untuk menipu. Banyak dari perempuan kerap kali menjadi pelaku catfishing dengan maksud untuk menampilkan presentasi terbaik dari dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan perempuan dewasa muda pengguna media sosial yang menggunakan make-up, filter, dan editing app dengan wawancara mendalam secara hybrid dan juga kajian pustaka. Presentasi diri yang terbaik ini ternyata menampilkan penampilan fisik yang berbeda dengan penampilan dirinya yang sebenarnya. Usaha-usaha yang perempuan lakukan untuk selalu tampil cantik di media sosial tidak luput dari adanya tuntutan dari lingkungan sosial dan masyarakat. Apalagi jika sudah dihadapkan dengan masalah hubungan asmara, perempuan mau tidak mau harus mengikuti standar laki-laki untuk menjadi cantik sesuai ekspektasi dan kemauan mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik catfishing yang dilakukan para perempuan di media sosial didasari oleh rasa rendahnya harga diri mereka dan citra tubuh yang negatif. Mereka menggunakan berbagai tools seperti make-up, filter, maupun editing app untuk melakukan praktik catfishing tersebut.

Catfishing is a term used to describe online fraud that is done with the intention of developing a romantic relationship with the victim. In reality, catfishing does not necessarily have a deceptive motive. In an endeavor to present the best possible version of themselves, many women turn to catfishing. This study uses a qualitative method involving young adult women who present themselves in social media using make-up, filters, and editing apps. This research was conducted in a hybrid in-depth interview method and also literature review. However, their finest social media self-presentation ended up displaying a distinct physical appearance from his true appearance. They carry out the catfishing activity using a variety of technologies, including makeup, filters, and editing software. This study demonstrates that women's use of catfishing on social media is motivated by their low self-esteem and unfavorable perceptions of their bodies. The pressures of the social environment and society push women to always look beautiful on social media. Women invariably have to adhere to male standards in order to be beautiful in accordance with their expectations and desires, particularly if they are experiencing issues in their personal relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sugiharto
"ABSTRAK
Stalking menjadi fenomena yang terjadi di media sosial. Stalking mengalami peningkatan seiring dengan mudahnya memperoleh akses internet dan juga pengguna handphone smartphone yang dimiliki. Aktivitas stalking juga dilakukkan keepada rekan kerja, teman, pacar dan mantan pacar. Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengidentifikasi aktivitas stalking di media sosial pada generasi milenial. Kedua untuk menganalisis aktivitas stalking pada generasi milenial di media sosial. Metode dalam penelitian ini menggunakan mix methode dengan strategi eksploratoris sekuensial. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitiana dalah teori komunikasi interpersonal, konsep kepemudaan, teori ketahanan nasional dan konsep ketahanan keluarga. Hasil penelitian ini adalah aktivitas stalking juga mempunyai dampak pada ketahanan nasional kerena menurut Catastrope the last information itu sangat penting, karena berkaitan dengan aktivitas stalking yang berlanjut disebarkan secara bertubi-tubi melalui media online dan media sosial, akan menimbulkan ketidakstabilan, ketidaknyamanan, dan ketidakseimbangan. Dan dalam sistem ketahanan nasional dibutuhkan faktor kontrol, di media sosial faktor kontrolnya adalah aturan (etika).

ABSTRACT
Stalking becomes a phenomenon that occurs in social media. Stalking has increased as it has easy access to internet and smartphone smartphone users. Stalking activity is also done keepada co-workers, friends, boyfriend and ex-boyfriend. The purpose of this first study is to understand the utilization of social media by millenial generation. Second, to analyze stalking phenomenon done by millenial generation in social media. Method in this research use mix methode with sequential exploratory strategy. While the theories used in the study dalah interpersonal communication theory, the concept of youth, the theory of national resilience and the concept of family resilience. The result of this research is that stalking activity also has an impact on national resilience because according to Catastrope the last information it is very important, as it is related to continuous stalking activity spread through the media online and social media, will cause instability, discomfort, and imbalance. And in the national defense system required the control factor, in social media the control factor is the rule (ethics)."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T50287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Bestari
"Fokus dari penulisan karya tulis ini adalah untuk melihat motif seseorang dalam kegiatan mengunggah foto makanan sebagai lifestyle dan kemudian pengaruh media sosial dalam penyebarannya. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi literatur dengan mengumpulkan dan menganalisa sejumlah jurnal serta buku yang berhubungan dengan fenomena mengunggah foto makanan pada media sosial. Persepsi individu mengenai suatu makanan mengalami perubahan dari hanya sebagai pemenuhan kebutuhan utama, sekarang sebagai salah satu bentuk pesan non verbal. Hal tersebut didukung oleh faktor personal dan situasional yang memotifasi individu dalam kegiatan mengunggah foto makanan pada media sosial.

The focus of the writing of this paper is to look at the motives of a person in the activities uploading photos of food as a lifestyle and then the influence of social media in spreading. This study uses data collection study of literature by collecting and analyzing a number of journals and books related to the phenomenon uploading pictures of food on social media. Individual perceptions about a food has change from only as the fulfillment of primary needs, now as a form of non-verbal messages. This is supported by personal and situational factors that motivate individuals to upload photos of food activities on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Corry Naftali
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bagaimana media social digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan, khususnya popularitas. Dengan kemudahan untuk meraih popularitas via media sosial, public dengan mudah menjadi microcelebrity mdash;orang yang mudah mendapatkan perhatian publik menggunakan media sosial. Di Indonesia, Karin Novilda, yang dikenal sebagai Awkarin, telah meraih popularitas menggunakan posting di media sosial, yaitu Instagram dan YouTube. Tujuan dari research ini adalah untuk menentukan bagaimana Awkarin menggunakan Instagram dan YouTube sebagai alat untuk menjadi microcelebrity, dan bagaimana popularitas berpengaruh bagaimana ia menggunakan media sosial.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan content analysis untuk mengumpulkan data. Dengan menentukan beberapa aspek, dan menganalisa Instagram dan Youtube Awkarin, telah ditentukan bagaimana Awkarin menggunakan media sosial untuk mendapatkan dan mempertahankan popularitasnya sebagai microcelebrity.

ABSTRACT
The research is about how Social Networking System SNS has been used by a person to gain more advantage mdash popularity. By easily gaining popularity through SNS platforms, people are easier to become a microcelebrity mdash people who gets public attention in everyday life using SNS. In Indonesia, Karin Novilda, or famously known as Awkarin, has gained popularity towards her regular posts in several SNS platforms, such as Instagram and YouTube. The aim of this research is to determine how Awkarin uses Instagram and YouTube in order to become a microcelebrity, and how the popularity changes the way she uses these platforms.The research is a qualitative research, with content analysis as its approach of data collection. By considering several aspects, and analysing both Awkarin rsquo s Instagram and YouTube accounts, it is determined how Awkarin uses SNS in order to gain and maintain her popularity as a microcelebrity. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Putri Adrilia Gultom
"Penelitian ini berusaha menganalisis konstruksi keluarga sakinah oleh selebritas Muslimah yang tergabung dalam kelompok digital Kajian Musawarah dengan menggunakan metode analisis multimodalitas. Meningkatnya selebritas yang menggunakan jilbab di Indonesia kemudian mengunggah foto keluarga yang harmonis dan bahagia bersama pasangan berdasarkan syariat Islam menjadi satu hal yang menarik untuk dianalisis. Selebritas Muslimah menjadi faktor penting dalam konstruksi keluarga sakinah karena memiliki banyak pengikut di media sosial, melalui proses hijrah, menggunakan jilbab dan mode pakaian syar’i, serta menjalani pernikahan yang saleh. Penelitian ini bertujuan untuk memahami konstruksi keluarga Sakinah dan harmonis yang di dalamnya terdapat istri yang baik dan sholehah yang dibangun oleh selebritas Muslimah di Indonesia. Metode yang digunakan yaitu analisis multimodalitas terhadap Instagram Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar dalam unggahan yang berkaitan dengan keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki argumen bahwa selebritas Muslimah mengonstruksi keluarga Sakinah melalui media sosial Instagram menyebabkan transformasi nilai agama dan memberikan standar kebahagiaan muslim yaitu menjadi keluarga Sakinah.

This study uses the multimodality analysis method to examine the construction of the Sakinah family by Muslim female celebrities who are members of the Musawarah Study digital group. The increase in celebrities who use the headscarf in Indonesia and then upload harmonious and happy family photos with their partners based on Islamic law is an exciting thing to analyze. Muslim celebrities are an important factor in constructing a Sakinah family because they have many followers on social media, go through the hijrah process, use the headscarf and shar'i clothing, and live a pious marriage. This study seeks to understand the construction of a Sakinah and harmonious family in which there is a good and shalihah wife built by Muslim female celebrities in Indonesia. The method used is a multimodality analysis of Shireen Sungkar and Zaskia Sungkar's Instagram in family-related uploads. Therefore, this study has the argument that Muslim female celebrities construct a Sakinah family through Instagram social media, causing a transformation of religious values and providing a standard of Muslim happiness, namely becoming a Sakinah family."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Yogaprasetyo
"Penelitian ini membahas mengenai dinamika dramaturgi dalam penggunaan media sosial Path pada mahasiswa Universitas Indonesia. Media sosial merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-sehari pada masa ini. Salah satu perkembangan media sosial adalah munculnya media sosial Path. Saat ini, Path merupakan media sosial yang populer dan digunakan oleh berbagai kalangan, terutama kaum muda atau mahasiswa. Telah terjadi perubahan interaksi pada masyarakat di era media sosial. Perubahan interaksi langsung menjadi interaksi virtual yang dilakukan melalui media sosial turut menjadikan perubahan proses dramaturgi di era media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam informan, observasi di dunia nyata, observasi di media sosial Path, dan survei ringkas. Berdasarkan hasil survei, mahasiswa Universitas Indonesia secara umum merupakan tipe pengguna media sosial Path ?Socializers?. Penelitian ini juga menemukan bahwa terjadi proses dramatugi yaitu berubahnya batasan antara front stage dan backstage, yang secara spesifik disebut sebagai the forefront of the backstage, melalui interaksi virtual di media sosial Path.

This research discusses the dynamics of dramaturgy in the usage of Path, a platform of social media, among students of Universitas Indonesia. Social media is a product of the technological advancement that nowadays cannot be separated from everyday life. The emergence of Path marks a phase of evolution of social media. Now, Path is one of the more popular social media, and it reaches all kinds of social groups, especially to those who are in young age or are in college. There has been a change in interaction among people in this era of social medias. The change from direct interactions through social media has also brought a change in the process of dramaturgy. This research used qualitative methods with in-depth interviews; observations on real world and virtual world of social media Path; and quick survey. According to the survey, the students of Universitas Indonesia in general are ?Socializers? type of Path user. This research also found that there is a process of dramaturgy, that is a shift of borders between the front stage and the backstage, specifically called as the forefront of the backstage, following the virtual interaction on Path."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Atikah Putri Adrilia
"ABSTRAK
Penggunaan media sosial tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, jumlah penggunanya di Indonesia meningkat setiap harinya terutama masyarakat di kota-kota besar. Tujuan penelitian ini ialah untuk menambah pengetahuan terkait faktor perkembangan teknologi informasi yang menjadi salah satu penyebab munculnya Vlog di YouTube serta melihat motivasi penggunaan dan perkembangan industri media baru itu sendiri di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yaitu melakukan wawancara mendalam dengan narasumber. Penelitian menunjukkan motivasi dari pengunaan video blog YouTube memiliki beberapa manfaat yang berkaitan dengan perkembangan industri itu sendiri. Temuan penelitian ini adalah adanya pengaturan monetisasi di YouTube menyebabkan seorang vlogger bisa mendapatkan keuntungan secara finansial. Vlogger yang mampu mempertahankan konsistensinya dalam mengunggah video dan aktif menggunakan media sosial lainnya akan semakin popular karena khalayak aktif dapat terus berkomunikasi dengannya.

ABSTRACT
The use of social media can t be separated from daily life, the number of users in Indonesia increases every day, especially in big cities. The research objective is to increase knowledge related to the development of information technology that became one of the causes of the emergence of Vlog on YouTube, see the motivation of using new media, and the development of new media industry itself in Indonesia. Research shows that the motivation of using YouTube has several benefits. YouTube and Google AdSense provide profit. The research finding is setting of monetization on YouTube that causes vlogger has benefit financially. Vloggers who are able to maintain consistency in uploading videos and actively using other social media will be more popular because active audiences can communicate with them continuously."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Samiul Hadi
"Media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Fenomena ini telah memberikan pengaruh signifikan terhadap penggunaan bahasa Indonesia, terutama dalam hal penggunaan kontraksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap bahasa Indonesia dengan fokus pada fenomena kontraksi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan mengumpulkan dan menganalisis contoh-contoh penggunaan kontraksi dalam media sosial. Sampel data yang digunakan berasal dari komentar media sosial platform media sosial seperti Facebook, TikTok, dan Instagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan kontraksi dalam bahasa Indonesia. Kontraksi yang dulunya hanya digunakan dalam percakapan informal, kini semakin umum digunakan dalam konteks media sosial. Penggunaan kontraksi ini sering kali dimotivasi oleh keterbatasan karakter atau ruang dalam platform media sosial, keinginan untuk berkomunikasi dengan cepat, serta adopsi gaya bahasa informal yang populer di media sosial. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kontraksi dalam gaya penulisan yang lebih santai dan singkat."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Prananda
"[ ABSTRAK
Tulisan ini membahas ruang publik sebagai tempat untuk arena berdebat dan menyampaikan gagasan bagi setiap orang. Namun, dalam konteks hari ini, ruang publik tidak lagi semata ruang dalam artian fisik, tetapi juga ruang di ranah virtual. Di ruang publik di media sosial, komunikasi face-to-face tidak lagi berlaku, termasuk jarak komunikasi seperti ruang publik dalam artian fisik. Sebagai ruang publik, media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, dan Kompasiana bersifat bebas akses dan menjadi tempat bertemunya berbagai ekspresi, gagasan dan pendapat. Dalam tulisan ini dibahas lima kasus penggunaan ranah publik di media sosial, meliputi kasus Florence di Path, kasus penghinaan Jokowi di Facebook, kasus penghinaan Ahok di Twitter, kasus Prita dan RS Omi dan kasus Jilbab Hitam. Kasus tersebut menggambarkan bahwa meskipun prinsip kebebasan menyampaikan pendapat di ruang publik berlaku, pengguna bukan berarti dapat menyampaikan opini yang merugikan individu, kelompok atau institusi lain. Opini yang disampaikan tidak mengandung provokasi, baik berbentuk trolling ataupun flaming, sehingga pengguna tidak terjerat kasus hukum. Kasus penggunaan ruang publik dapat menciptakan sebuah gerakan sosial yang dijalankan para pengguna ruang publik. Sifat gerakan sosial tersebut bisa mendukung ataupun menjatuhkan subjek.
ABSTRACT
This paper explains about public sphere as the place for debatting and giving the idea for everyone. But, in today’s context, public sphere is not only a sphere in physical way, but also virtual way. In social media, it is no longer effective for face to face communication, including distance as is found in public sphere. As public sphere media, social media like Facebook, Twitter, Path and Kompasiana have free access and become a place where any expressions, ideas and opinions meet. In this paper, discussion is made regarding five cases related to the use of public sphere in social media including Florence case in Path, Jokowi humiliation on Facebook, Ahok humilation on Twitter, Prita and Omni Hospital case and also Jilbab Hitam case. The cases reveal that inspite of the principle of freedom of expression in public sphere, social media users are not meant to convey any opinion that may harm an individual, group or institution. Opinion delivered does not contain any provocations, either “trolling” or “flaming” so that the user will not be legally or lawfully caught. Cases of the use of public sphere may bring about a social movoment by public sphere users. The nature of this social movement may either support or bring down the subject., This paper explains about public sphere as the place for debatting and giving the idea for everyone. But, in today’s context, public sphere is not only a sphere in physical way, but also virtual way. In social media, it is no longer effective for face to face communication, including distance as is found in public sphere. As public sphere media, social media like Facebook, Twitter, Path and Kompasiana have free access and become a place where any expressions, ideas and opinions meet. In this paper, discussion is made regarding five cases related to the use of public sphere in social media including Florence case in Path, Jokowi humiliation on Facebook, Ahok humilation on Twitter, Prita and Omni Hospital case and also Jilbab Hitam case. The cases reveal that inspite of the principle of freedom of expression in public sphere, social media users are not meant to convey any opinion that may harm an individual, group or institution. Opinion delivered does not contain any provocations, either “trolling” or “flaming” so that the user will not be legally or lawfully caught. Cases of the use of public sphere may bring about a social movoment by public sphere users. The nature of this social movement may either support or bring down the subject.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>