Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syafiq Rozin
"Islam sebagai agama yang menyeluruh, mengatur seluruh aspek dalam kehidupan manusia termasuk aspek sosial dan masyarakat. Oleh karena itu, akan didapati hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba’in. Dalam memahami hadis yang utuh, terdapat dua tipologi kecenderungan pemahaman yaitu tekstual dan kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna tekstual dan kontekstual hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba’in karya Imam An-Nawawi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga jenis makna menurut Fayiz (dalam Matsna, 2016) serta klasifikasi konteks menurut Umar (dalam Kholison, 2016). Data yang digunakan adalah hadis tentang mengubah kemungkaran yang terdapat dalam kitab Hadis Arba'in karya Imam An-Nawawi. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna yang didapat dari analisis kontekstual hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba’in, lebih luas dari analisis tekstualnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna tekstual dan kontekstual hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba'in karya Imam An-Nawawi serta dapat menjadi referensi penting bagi komunitas muslim dan peneliti di masa mendatang yang ingin menjelajahi kekayaan linguistik dalam teks-teks agama Islam.
Islam, as a comprehensive religion, regulates all aspects of human life including social and community aspects. Hence, one will find the Hadith about amending misdeeds in the Hadith of Arba'in. In understanding the hadith as a whole, there are two typologies of understanding tendencies, namely textual and contextual. This study aims to analyze the textual and contextual meanings of the Hadith about amending misdeeds in Hadith Arba'in by Imam An-Nawawi. The research method used is descriptive analytical method with qualitative approach. The theory used in this research is the three types of meaning according to Fayiz (in Matsna, 2016) and the classification of context according to Umar (in Kholison, 2016). The data used is the hadith about changing the evil contained in the book of Hadith Arba'in by Imam An-Nawawi. The results of the analysis show that the meaning obtained from the contextual analysis of the Hadith about amending misdeeds in Hadith Arba'in is broader than the textual analysis. This study is expected to provide a deeper understanding of the textual and contextual meanings of the Hadith about amending misdeeds in Imam An-Nawawi's Hadith Arba'in and to serve as an important reference for the Muslim community and future researchers who want to explore the linguistic richness of Islamic religious texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thalal
"Kajian kualitas hadis terdiri dari dua unsur, kritik matan dan kritik sanad. kritik sanad sendiri merupakan salah satu unsur terpenting dalam metodologi hadis. Sistem sanad merupakan salah satu hal yang unik di dalam tradisi keilmuan Islam. Di dalam sistem ini perawi hadis harus memenuhi kriteria bertaqwa, tidak berdusta, kuat ingatannya, berakhlak mulia, wara' dan tidak melakukan kemungkaran. Apabila semua perawi dalam sebuah sistem sanad demikian, maka hadis ini dinilai sah untuk menjadi landasan hukum dan pemikiran. Semua hadis haruslah mempunyai suatu sistem sanad.
Sebuah kitab yang perlu dikaji hadis-hadisnya adalah al-Ahkdm al-Suithaniyah karya al-Mawardi. Kitab ini memuat banyak pemikiran politik yang berlandaskan kepada al-Qur'an dan hadis Nabi Saw. Dengan menggunakan salah satu metodologi ilmu hadis yaitu ilmu kritik sanad, ditemukan bahwa beberapa hadis yang menjadi landasan pengarang dalam pemikiran politiknya mempunyai kualitas yang bertingkat yang mayoritasnya sahih.
Di samping penelitian kualitas terhadap hadis-hadis tertentu, dalam penelitian cam penukilan hadis yang dilakukan al-Mawardi disemukan bahwa mayoritas hadis dalam kitab tersebut tidak disebutkan sanad sama sekali, atau dihilangkan sebagiannya. Pengarang dalam hal mi menggunakan metode tertentu yang setelah dikaji berbeda dengan metode yang dianut oleh ahli hadis.

Study of hadith's quality consists of criticism of main and sanad. The criticism of sanad is one of the most important elements in the methodology of hadith. This system was one of the unique matters in the Islamic scientific tradition. In this transmission system, the transmitters must fill criteria piety to the Lord, honest, strongly the memory, had a noble character, not arrogant, and did not do the bad matters. If all transmitters in a system so, then the hadith is considered valid to become the legal base and thinking. All hadith had to have a transmission system.
A book that must be studied its hadith is AI Ahkum al-Sulthaniyah, the Mawardi's work. This book contained much political thinking that based on to Al-Qur'an and Hadith of the Prophet. By using one of the methodologies of' hadith science, that is criticism knowledge of hadith's transmission, was found that several hadith of the the writer's base in his political thinking had the stratified quality which the hadith's majority was shahih.
Beside the study of the quality transmission against several certain hadith, another kind of study also found that the majority hadith in this book was not named its transmission system completely, or was eliminated some of them.The writer, in this case, had used a certain method that after being studied was different to the method followed by the hadith's expert.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Serat Imam Nawawi yang termuat pada naskah KBG 597. Catatan meliputi cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh, catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh yang dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stafnya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Maret 1931."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.21-L 5.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
In'amul Hasan
"Proyek ambisius dari Visi Saudi 2030 telah mengubah wajah konservatif Arab Saudi ke arah yang lebih moderat dalam versi Muhammad b. Salman. Teks-teks keagamaan yang selama ini dipegang sebagai dalil dalam konsitutsi dan fatwa memerlukan interpretasi ulang agar dapat menyesuaikan dengan konsep moderat yang diusung oleh MBS. Fenomena tersebut disebut sebagai post-Salafisme sebagaimana yang diistilahkan oleh Sinani, Lacoroix dan Razavian. Penelitian ini melihat perubahan pemahaman terhadap teks keagamaan serta membandingkannya dengan kebijakan dalam proyek Visi Saudi 2030. Dengan menggunakan teori relasi kuasa-pengetahuan (Foucault) serta hermeneutika (Abou El Fadl), objek penelitian dapat dianalisis dari teks keagamaan dan konteks kebijakan yang berlaku di Arab Saudi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Visi Saudi 2030 memengaruhi wacana keagamaan di Arab Saudi yang mengarah kepada post-Salafisme. MBS sebagai pemegang kuasa (power) menggunakan lembaga-lembaga yang memiliki otoritas dalam mengembangkan wacana keagamaan. Penelitian ini menyorot tiga isu untuk membandingkan fatwa yang berlandaskan hadis. Pertama, isu demokrasi serta ketaatan kepada pemimpin menjadi kontroversi di antara kalangan ulama pasca peristiwa Musim Semi-Arab. Kedua, isu hiburan berupa musik, pertandingan tinju/sepak bola yang selama ini difatwakan haram oleh ulama Saudi. Ketiga, isu perempuan—yang selama ini cenderung bernuansa misoginis dari fatwa CRLO—dengan kebijakan yang baru, seperti memberikan izin untuk mengemudikan mobil.

The ambitious Saudi Vision 2030 project has changed Saudi Arabia’s conservative towards a more moderate one in the version of Muḥammad b. Salman. Religious texts that have been held as postulates in constitutions and fatwas require reinterpretation to adapt to the moderate concept promoted by MBS. This phenomenon is called post-Salafism as mentioned by Sinani, Lacroix, and Razavian. This research looks at changes in the understanding of religious texts and compares them with policies in the Saudi Vision 2030. There were two theories used in this styudy, i.e, Foucault’s theory of power-knowledge relations and Abou El Fadl’s hermeneutics. The object of this research can be analyzed from religious texts and the policy context that applies in Saudi Arabia. The research results show that Saudi Vision 2030 influences religious discourse in Saudi Arabia which leads to post-Salafism. MBS as the holder of power uses institutions that have authority to develop religious discourse. This research highlights three issues to compare fatwas based on hadith. First, the issue of democracy and obedience to leaders became controversial among the ulama after the events of the Arab Spring. Second, the issue of entertainment, i.e., boxing/football matches which have been declared haram by Saudi clerics. Third, women’s issues—which have so far tended to be misogynistic from CRLO fatwas—with new policies, such as permitting them to drive a car.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Adib Misbachul Islam
"Nazam Tarekat merupakan sastra pesantren Jawa abad ke-19 karya Kiai Ahmad ar-Rifai Kalisalak. Ada empat naskah salinan yang mengandung teks nazam Tarekat: naskah KBG 616-h koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, naskah LOr.11.004 koleksi Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, satu naskah milik warga Rifaiyyah Wonosobo, dan satu naskah milik warga Rifaiyyah Pekalongan. Masalah penelitian ini adalah penyajian teks nazam Tarekat agar dapat dimanfaatkan oleh kalangan yang lebih luas, dasar-dasar penulisan nazam Jawa, adaptasi puitika Arab dalam nazam Tarekat, gagasan dan fungsi sosial nazam Tarekat. Dalam upaya memecahkan masalah-masalah tersebut, nazam Tarekat dikaji secara filologis, sastra bandingan, dan sosiologis. Penelitian ini menghasilkan edisi kritis teks nazam Tarekat yang termuat dalam naskah KBG 616-h disertai dengan terjemahan bahasa Indonesia. Penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa penulisan nazam Jawa oleh Kiai Ahmad ar-Rifai didasarkan atas rahmat Ilahi. Berkaitan dengan adaptasi puitika Arab ke dalam nazam Tarekat, penelitian ini berhasil memperlihatkan bahwa pada aspek metrum Kiai Ahmad ar-Rifai tidak menerapkan metrum nazam Arab ke dalam nazam Jawanya, sementara pada aspek rima Kiai Ahmad ar-Rifai menggunakan strategi penambahan kata, permainan bunyi, dan penafsiran untuk menjaga konsistensi rima akhir. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa nazam Tarekat mengandung gagasan tarekat sebagai jalan hidup yang bermoral, sementara fungsi sosialnya adalah untuk mendobrak tatanan sosial yang diciptakan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Nazam Tarekat is the literature of the Javanese Pesantren in the 19th Century written by Kiai Ahmad ar-Rifai Kalisalak, Batang, Central Java. There are four manuscripts containing the text of nazam Tarekat: KBG 616-h manuscript collection of the National Library of the Republic of Indonesia, LOr.11.004 manuscript collection of the Library of the University of Leiden, the Netherlands, a manuscript owned by a member of the Rifaiyyah community in Wonosobo, and a manuscript owned by a member of the Rifaiyyah community in Pekalongan. The problems of this research are the presentation of the text of nazam Tarekat in order to be used by a wider circle, the basic writing of the Javanese nazam, an adaptation of Arabic poetics in nazam Tarekat, the ideas and social functions of the nazam Tarekat. To solve these problems, the nazam Tarekat text has been researched philologically, through comparative literature and sociologically. This research resulted in the critical edition of the nazam Tarekat text contained in the KBG 616-h manuscript and its translation in Indonesian language. This research reveals that the writing of Javanese nazam written by Kyai Ahmad ar-Rifai was based on the grace of god. Regarding the adaptation of Arabic poetics to nazam Tarekat, this research reveals that in the aspect of meter, Kiai Ahmad ar-Rifai did not apply Arabic nazam meter into its Javanese nazam. While in the aspect of rhyme, Kiai Ahmad ar-Rifai applied the strategies of addition of words, play of sounds, and interpretation to maintain the consistency of the last rhyme. This research also reveals that nazam Tarekat contains ideas of tarekat as moral-based way of life, while its social function was to break down the social order established by the Dutch colonial ruler.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1862
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini menampilkan berbagai dimensi keilahian Isa yang juga dimiliki oleh Ali berdasarkan riwayat yang bersumber dari Rasulullah, Ali, dan pemuka Ahlulbait lainnya. 'Isa ibn Maryam as maupun 'Ali ibn Abi Thalib as adalah pribadi-pribadi kharismatik pemegang panji dimensi esoterik agama. Ciri utama dimensi esoteris agama yang lainnya adalah penekanan pada kewajiban beribadah dan mengasihi sesama manusia. Baik Isa ataupun Ali tidak menunjukkan aksetisme yang berlebihan. Kesamaan yang lain adalah keduanya ditolak oleh orang-orang yang menafsirkan agama dengan aturan hukum yang sempit dan didewakan oleh para ekstrimis yang menjadi pendukungnya. "
ALHUDA 2:8 (2002)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farizal
Jakarta: Yayasan Nurul Khoir, 2017
297.12 FAR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Muakip
"Madrasah menjadi salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Selain madrasah, terdapat juga pondok pesantren yang mayoritas berdiri bersama madrasah. Dengan perkembangan yang ada saat ini, madrasah menjadi salah satu pilihan oran tua dibanding sekolah umum. Fenomena Islamisasi ditambah lagi dengan berkembangnya modernisasi menjadi salah satu pendorong para orang tua untuk memasukkan anaknya ke madrasah. Namun, di sisi lain terdapat faktor-faktor yang memengaruhinya. Aktor sosial yang bergerak dengan berbagai idiologi yang diyakininya menjadi satu poin utama yang merubah paradigma tentang tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sektor-sektor agama baik itu berupa organisasi dan ajaran agama telah banyak memengaruhi berjalannnya proses pengajaran di sebuah lembaga pendidikan. An-Nawawi Sarwodadi dengan tiga lembaga yang ada, menjadi salah satu Yayasan yang ikut dalam arus perkembangan pendidikan di Indonesia. Fenomena kesalehan dan proyek-proyek pendidikan yang ada akhirnya membuat pemahaman tentang pendidikan berbeda dibanding dengan pendidikan umum. Saya menggunakan metode kualitatif dan pendekatan etnografi untuk menghimpun data penelitian. Tulisan ini menggunakan konsep Educational Project dan Piety Project untuk menjelaskan berjalannya sistem lembaga baik pengajaran, kurikulum, aktor-aktor dan idiologi yang berjalan di An-Nawawi Sarwodadi.

Madrasah becomes one of an educational institution in Indonesia which has a long history, besides a madrasah, there’s also an Islamic boarding school which most of it was built along with the madrasah. With the current development, madrasah becomes one of parents choice compared to other public schools. Islamization phenomenon coupled with the development of modernization becomes one of a promoter to the parents to schooling their child to the madrasah. But on the other side, some factors could affect it. A social actor who moves with their various ideologies becomes one of the main points that could change the paradigm about educational purposes that wants to achieve. The religious sectors either in the form of organization and religious teachings have greatly influenced the teaching process in an educational institution. An-Nawawi Sarwodadi with the three institutions available becomes one of the institutions which takes part in educational development in Indonesia. The phenomenon of piety and the educational projects available make the understanding of education different compared to public education. I am using the qualitative method and ethnography approach to accumulate the research data. This writing uses the concept of educational project and piety project to explain the operation of the system either the teachings, curriculum, actors, and ideologies running in An-Nawawi Sarwodadi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazairin
Djakarta : Tintamas, 1962
297.432 HAZ h (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Syuaeb Al-Faiz
"Fitnah perpecahan yang terjadi dalam tubuh umat Islam adalah masalah yang besar, karena itu Allah swt dan Rasul-Nya telah memberikan peringatan agar umatnya selalu waspada dan mengambil sikap yang tepat dalam menghadapinya, bahkan Rasulullah saw sendiri telah menunjukkan solusi bagi masalah tersebut.
Setelah mengadakan penelitian yang mendalam terhadap sumber-sumber primer yang berkaitan dengan obyek kajian, di antaranya kitab al-Shahih, al-Sunan, al-Musnad, al Mushannaf, dan al-Mustadrak serta lainnya.
Dari hasil penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hadis tentang iftiraq yang menyatakan perpecahan umat Islam adalah hadis sahib, yang diriwayatkan melalui banyak jalur dengan berbagai matan. (shahih Lighairihi)
2. Redaksi hadis yang menyatakan perpecahan umat Islam menjadi 73 golongan adalah redaksi yang rajih (kuat) karena banyaknya jalur periwayatan.
3. Satu golongan yang selamat itu adalah orang-orang yang menetapi petunjuk Rasulullah saw dalam sunnahnya dan petunjuk sahabatnya. Golongan ini disebut, antara lain: al-Firqatu al-Ndjiyah (golongan yang selamat), al-Tho'ifah aI Manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan), dan Ahlussunnah wal Jama'ah (orang yang berpeganng kepada sunnah Nabi saw dan sahabatnya).

Label dissolution that happened in body of people of Islam is big problem, ini consequence Allah swt and his Prophet saw have given commemoration in order to his people always allert and posture correct in face. Even Rasulullah saw by himself have shown solution for the problem.
After performing circumstantial research to primary source of related to object study, among other things of al-Shahih al-Sunan, al Musnad, al-Mushannaf, and al-Mustadrak, and also.
From reseach result, obtained by the following result:
1. Hadith about ifiiraq expressing dissolution of the people of Islam is valid, what history of through a lot of band with various matan (shahih Lighairihi).
2. Matan of hadith expressing dissolution of people of Islam become 73 faction, is editor which of because to the number of band trasmision.
3. One safe that faction is people who but guide of Rasulullah in Sunnah and guide of his friend. This faction is referred for example, al-Firgatu al-Ndjiyah (safe faction), al-Tho'ifah al Manshurah (group getting help), and Ahlussunah wajamd'ah (one who take to sunnah of Prophet and his friend).
"
2004
T14931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>