Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Minofa Nur Aziza
"Masa kanak-kanak adalah saat di mana kita merasakan kebebasan dan kebahagiaan tanpa batas, penuh dengan petualangan dan tawa. Melalui kenangan ini, kita belajar untuk menghargai hubungan yang mendalam dan menjaga kepercayaan yang telah terbangun sejak dulu. Nostalgia kanak-kanak salah satunya dapat ditinjau dari iklan Youtube Haribo Deutschland. Iklan Haribo Deutschland menggunakan strategi nostalgia yang cerdas untuk menghidupkan kembali kenangan masa kecil yang indah dan membuat hubungan dengan produk permen mereka. Korpus data yang digunakan yaitu dua iklan dengan voice over anak kecil di playlist Haribo TV Spots im Laufe der Zeit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja unsur dalam iklan Haribo Deutschland yang membangun antara nostalgia orang dewasa dan anak-anak dalam isu masyarakat Jerman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan teori semiotika Roland Barthes menggunakan unsur penanda (signifier) dan pertanda (signified), serta teori mengenai nostalgia. Hasil penelitian menunjukan iklan Haribo memanfaatkan nostalgia masa kanak-kanak untuk membangun koneksi emosional dengan konsumen dewasa. Strategi ini memposisikan Haribo sebagai kebahagiaan masa kecil konsumen dan loyalitas merek. Visual menarik dan suara anak-anak ceria dalam iklan ini mengingatkan konsumen pada kebahagiaan masa lalu, sehingga meningkatkan kepercayaan dan hubungan emosional dengan merek.
Childhood is a time where we experience unlimited freedom and happiness, full of adventure and laughter. Through these memories, we learn to appreciate deep relationships and maintain the trust that has been built long ago. One of the childhood nostalgia can be seen from the Haribo Deutschland YouTube advertisement. Haribo Deutschland's advertising uses a clever nostalgic strategy to bring back fond childhood memories and create a connection with their candy products. The data corpus used is two advertisements with voice overs of young children in the Haribo TV Spots im Laufe der Zeit playlist. This research aims to find out what elements in the Haribo Deutschland advertisements build nostalgia between adults and children regarding issues in German society. The research method used in this research is qualitative, with Roland Barthes' semiotic theory using signifier and signified elements, as well as the theory of nostalgia. The research results show that Haribo advertisements utilize childhood nostalgia to build childhood happiness. This strategy positions Haribo as an emotional connection with adult consumers and brand loyalty. The attractive visuals and cheerful children's voices in this ad remind consumers of past happiness, thereby increasing trust and emotional connection with the brand."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nailul Mona
"ABSTRAK
Mekanisme contagion menyebabkan perilaku menyebar dan ditiru dalam jaringan
sosial. Mekanisme contagion terjadi dalam dua cara, yaitu cohesion dan structural
equivalence. Mekanisme semacam ini juga dapat terjadi pada perilaku bullying
oleh pelajar remaja. Penelitian dilakukan pada jaringan peer group di pondok
pesantren, yang terdiri dari enam angkatan pelajar SMP dan SMA. Dengan
menggunakan pendekatan mixed method dan teknik snowball sampling serta
metode analisis jaringan, penelitian ini bertujuan mengetahui model contagion
yang lebih dominan, focal actor yang berpotensi menyebarkan bullying secara
contagious, serta pesan yang contagious. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
contagion tidak hanya terjadi secara cohesion dan structural equivalence, tapi
juga reversed structural equivalence. Dan contagion secara cohesion lebih
dominan dibanding dengan model contagion lain dalam jaringan bullying ini.

ABSTRACT
Contagion mechanism makes certain behavior spread and imitated on social
network. This mechanism occurs in two ways, by cohesion and structural
equivalence. This mechanism also can occur in the bullying behavior of teenage
student. Study conducted on peer group network in the boarding school, consist of
six generations high school student. Using mixed method approach and snowball
sampling technique with social network analysis method, research?s aims are to
know the most dominant contagion model, focal actor who potentially spread
bullying contagiously, and the contagious message. The results shows that
contagion not only occurs by cohesion and structural equivalence, but also
reversed structural equivalence. And contagion by cohesion are dominant rather
than others in this bullying network."
2016
T46288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Dhiah Cahyowati Sunardjo
"Untuk dapat mewujudkan tujuan iklan yang diinginkan, terdapat dua prasyarat penting yang harus dipenuhi. Pertama seseorang harus dapat menangkap pesan dan mau memperhatikan. Kedua, seseorang menginterpretasikan sesuai dengan yang dikehendaki pengiklan. Dengan demikian pembuatan pesan iklan yang akurat, harus berangkat dan berakhir pada kepentingan konsumen.
Penelitian dengan metode Focus Group Discussion (FGD) ini membahas iklan-iklan produk vitamin ; Engran, Hemaviton, Supertin, Supradyn dan Tonikum Bayer pada media televisi. Pembahasan elemen-elemen iklan tersebut, untuk melihat pemahaman dan sikap sasaran khalayak terhadap pesan iklan dan visualisasinya. Apakah sudah memenuhi harapan mereka.
Berdasarkan hasil diskusi menunjukkan bahwa informasi yang disajikan dalam iklan vitamin yang dibahas baik di media cetak maupun televisi, masih belum mencukupi kadar informasinya. Visualisasi yang disukai mempergunakan transformasional motivasi, yaitu suatu suasana yang gembira dan "hidup". Pemakaian simbol-simbol tidak disukai, kalaupun memakai simbol hendaknya yang dapat di"sentuh" dan dapat diassosiasikan dengan kesehatan.
Slogan harus terkait dengan visualisasi dan mempertegas kegunaan produk serta slogan seharusnya tidak meragukan dan mudah diingat. Bintang iklan dapat siapa saja (bukan orang terkenal), intonasi pembawa pesan harus jelas dan menyakinkan serta musik harus dapat menunjang dan menciptakan suasana yang diinginkan.
Keseluruhan iklan dari produk vitamin yang dibahas ini, terdapat kelemahan umum yaitu kurang jelasnya sasaran pemakai produk, dan yang disukai ialah iklan yang dapat mereka pahami pesan dan visualnya. Iklan yang paling disukai Iklan Hemaviton dan yang paling tidak disukai iklan Engran.
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, penulis menyarankan dalam membuat suatu strategi pesan iklan untuk produk vitamin dapat dibuat dalam beberapa versi. Pertama strategi pesan yang merupakan pemenuhan kebutuhan informasi yang diwujudkan dalam pesan iklan High involvement/Informasional, terutama untuk khalayak usia 40 tahun ke atas. Kedua, untuk mengingatkan dengan pesan iklan Low involvement/informasional serta Ketiga pesan iklan transformasional sebagai pesan iklan yang mengesankan dan disukai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricardo Juan
"Berdasarkan Advertising Value Model yang dicetuskan Ducoffe (1995), penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan konstruk tambahan (Credibility, Fantasy dan Visual Appeal) sebagai anteseden penting terhadap Advertising Value dari vlog yang dirasakan audiens. Penelitian ini juga mengkaji efek mediasi Place Attachment antara Advertising Value dan Destination Visit Intention. Sebanyak 219 kuesioner secara online dikumpulkan, dengan sampel valid yang terdiri dari responden yang berusia 17-44 tahun, pernah menonton travel vlogs mengenai destinasi wisata Jepang, dan belum pernah ke Jepang. Hasil empiris dengan menggunakan pendekatan Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) menunjukkan bahwa Informativeness, Entertainment dan Credibility berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan Irritation berdampak negatif terhadap Advertising Value. Penelitian ini juga mendukung pengaruh positif Advertising Value dari travel vlogs terhadap Destination Visit Intention dan efek mediasi Place Attachment.

Based on the Advertising Value Model initiated by Ducoffe (1995), this study aims to integrate additional constructs (Credibility, Fantasy and Visual Appeal) as important antecedents of the Advertising Value of vlogs that are perceived by the audience. This study also examines the mediating effect of Place Attachment between Advertising Value and Destination Visit Intention. A total of 219 online questionnaires were collected, with a valid sample consisting of respondents aged 17-44 years, who had watched travel vlogs about Japanese tourist destinations, and had never been to Japan. Empirical results using the Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) approach show that Informativeness, Entertainment and Credibility have a positive and significant effect, while Irritation has a negative impact on Advertising Value. This study also supports the positive influence of Advertising Value from travel vlogs on Destination Visit Intention and the mediating effect of Place Attachment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiya Kartika
"Penyebab utama terjadinya kompetisi antar lima surat kabar Ibukota (Kompas, Media Indonesia, Republika, Suara Karya & Suara Pembaruan) dalam emperebutkan iklan adalah semakin besarnya jumlah surat kabar yang turut memperebutkan, semakin terbatasnya porsi pembelanjaan iklan untuk surat kabar, serta masih banyak surat kabar yang mengandalkan padakategori produk iklan sejenis. Dengan menggunakan teori Niche, penelitian ini mencoba melihat seberapa ketat persaingan antar lima surat kabar yang diteliti berdasarkan pendapatan iklan sebagai salah satu suber kehidupan surat kabar. Pendapatan iklan yang ditelaah adalah periode 1992, 1993 & 1.994, kecuali Republika yang hanya ditelaah tahun 1994.
Dari hasil penelitian, dapat dicatat bahwa selarna periode 1992 -1994 kebanyakan surat kabar yang diteliti menggunakan pola generalisme, dengan mengandalkan pendapatan iklan dari banyak jenis kategori produk. Misalnya Niche Breadth : Kompas 7.1 (1992), 6.7 (1993), 5.6 (1994); Media Indonesia 7.1 (1992), 7.1 (1993), 7.1 (1994); Suara Pembaruan 6.7 (1992), 6.7 (1993), 7.1 (1994). Sementara itu, persaingan yang ketat terjadi, karena beberapa surat kabar saling memperebutkan iklan kategori produk real estat serta bank & asuransi.
Pada tahun 1993 & 1994, Kompas bersaing ketat dengan Media Indonesia dalam memperebutkan iklan real estat. Nilai Niche Overlap antara Media Indonesia - Suara karya (1992) adalah 0.034; sedangkan antara Kompas - Media Indonesia (1993 & 1994) adalah : 0.010 & 0.015.
Perlu usaha yang sungguh-sungguh dari para pengelola surat kabar agar lebih aktif dalam mengejar iklan yang selama ini belum diperebutkan secara ketat. Ini berarti di masa yang akan datang pola kehidupan spesialisme surat kabar, khususnya ditinjau dari pemasangan iklan, menjadi kebutuhan yang sulit dibantah.
Dengan demikian kebijakan pengelolaan surat kabar memerlukan beberapa peninjauan ulang, agar memenuhi kaidah-kaidah pemasaran yang berlaku."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Mukh. Setyo Adhi
"Dengan semakin berkembangnya dunia perindustrian yang didukung oleh teknologi yang canggih, PT. X sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan minyak dan gas bumi harus mampu bertahan dan bersaing dalam menghadapi era perdagangan bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 mendatang. Untuk itu diperlukan optimalisasi kerja dalam tubuh PT. X itu sendiri. Dimana salah satu kegiatan pokok PT. X adalah melakukan pengelolaan terhadap produk-produk Non BBM. Produk-produk non BBM meliputi pelumas, petrokimia dan produk gas yang hingga kini merupakn tulang punggung pendapatan PT. X. Meskipun demikian, persaingan produk non BBM kian meningkat terutama pada produk pelumas dan petrokimia. Sehingga dalam mengantisipasi hal ini diperlukan perencanaan, fabrikasi dan pemasaran produk non BBM yang didukung oleh strategi yang tepat agar mampu eksis di kancah persaingan bebas mendatang. Banyaknya para pesaing terutama dari luar negeri, menuntut PT. X khususnya dalam hal pembenahan manajemennya untuk melakukan perencanaan dan strategi pemasaran termasuk kegiatan promosi yang tepat dalam memasarkan produk-produk non BBM tersebut. Saat ini tata kerja yang mengatur proses dan prosedur perencanaan dan pelaksanaan promosi produk non BBM Pertamina belum tertulis secara baku sehingga penyusunan tata kerja pelaksanaan promosi produk non BBM PT X sangat dibutuhkan sebagai pedoman dan acuan bekerja agar terciptanya pelaksanaan kegiatan yang optimal dan hasil yang diharapkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diella Rianie
"Terutama didukung oleh perkemban.gan teknologi telekomunikasi dan
komputer, Internet berkembang dengan cepat menjadi media baru dunia. Internet memperkaya dunia media komunikasi. Internet membangkitkan penciptaan inovasiinovasi baru dalam dunia komunikasi dan periklanan. Dan, bahkan" tumbuh menjadi dunia baru (yaitu duia maya) sebaga pelengkap dunia fisik yang ada. Paradigma yang mungkin sebe umnya tidak ernah terbayangkan sama sekali.
Saat ini, Internet telah menjangkau lebih dari 137 negara dengan lebih dari 3 juta provider (penyedia layanan jasa Internet) dengan 225 pengguna di seluruh dunia serta 1,5 juta pengguna di Indonesia. Sebahagian besarnya terjadi hanya dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan dan penetrasi terpesat dibanding media-media
lain yang pernah ada sebelumnya.
Sebagai media baru, Internet membawa dan melahirkan perspektif baru di dunia periklanan. Untuk lebih dalam meinpelajari konteks Internet dalam dunia periklanan di Indonesia, penulis sengaJa memilih situs Indonesia Interactive (http://www.i-2.co.id sebagai fokus utama. Situs milik PT lndosat ini berdiri sejak
1997 dengan nama populer 1-2. Situs 1-2 merupakan situs portal pertama di dalam jajaran terpopuler di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan di sisi menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif-analitis; studi literatur, pengamatan (observasi), dan wawancara tak berstruktur. Dengan metode ini diharapkan terlaksana observasi yang cukup luas terhadap subjek: masalah.
Didukung oleh berbagai macam keunggulan materi isi dan fasilitas lainnya serta hit rate (jumlah pengunjung) sisi yang tinggi, seharusnya l-2 sangat potensial untuk dijadikan media periklanan. Namun, diketahui bah a jumlah pengiklan di I-2
tidak terlalu besar. Faktor-faktor yang menunjang keadaan demikian adalah faktor ekstemal (pengguna Internet di Indonesia dan pengiklan) dan faktor internal (content, brand, dan community)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S4072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiyaa Nadhifa Aziza
"ABSTRACT
Menurut Socialbakers 2013 dalam Dehghani et al. 2016, statistik saat ini menunjukkan bahwa YouTube menarik satu miliar pengunjung dan lebih dari enam miliar views per bulan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat mengabaikan fenomena ini, atau fakta bahwa brand dapat memanfaatkan fenomena ini. Jika perusahaan tidak menyertakan YouTube dalam strategi komunikasinya, pasti ada peluang biaya yang efektif untuk terlibat dengan penggemarnya dan customernya. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor entertainment, informativeness, customization, dan irritation terhadap advertising value, pengaruh advertising value terhadap brand awareness, serta pengaruh brand awareness terhadap purchase intention dan analisis mediasi brand awareness terhadap pengaruh advertising value ke purchase intention pada rangkaian iklan JD.ID dengan tagline Dijamin Ori. Penelitian kuantitatif ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner dari 240 pengguna YouTube yang terbagi atas dua kelompok sampel berdasarkan usage motivation dalam menggunakan YouTube, yaitu sebagaihiburan 120 pengguna dan sebagai pencarian informasi 120 pengguna. Data di analisis secara statistik dengan menggunakan metode regresi linier.

ABSTRACT
Current statistics show that YouTube attracts one billion visitors and morethan six billion views per month. Therefore, companies can not ignore this phenomenon, or the fact that the brand can exploit this phenomenon. If the company does not include Youtube in its communication strategy, there must be a cost effective opportunity to engage with its fans and customers Social bakers, 2013 in Dehghani et al., 2016. The aim of this study is to investigate the influence of factors in the advertisement like entertainment, informativeness, customization, and irritation on advertising value, influence of advertising value to brand awareness, and brandawareness influence on purchase intention and analysis of brand awareness mediationon the influence of advertising value to purchase intention in JD.IDs advertisement series with the tagline 39 Dijamin Ori 39. This quantitative study was conducted based on data obtained through a questionnaire of 240 YouTube users and divided into two sample groups based on usage motivation in using YouTube, as entertainment 120 users and as information seeking 120 users. Data were analyzed statistically by using linear regression method."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edria Nadilla Althoofani
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hasil analisis semiotika pada kedua iklan pariwisata di Youtube “Visit Qatar” dan representasi kebudayaan Qatar dalam kedua iklan tersebut. - Kedua iklan tersebut berjudul berjudul “ قطر عيش عالم استثنائي ” dan “هنا قطر.. أغنية اليوم الوطني ”. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan teori kebudayaan Koentjaraningrat. Penelitian ini menunjukkan adanya makna denotasi, makna konotasi, dan mitos dalam dua iklan tersebut. Makna denotasinya adalah realitas kebudayaan Qatar yang terdiri dari berbagai macam wujud kebudayaan. Makna konotasinya adalah setiap kebudayaan memiliki maknanya masing-masing dan menjadi refleksi di kehidupan yang akan datang. Mitosnya adalah wujud kebudayaan Qatar menjadi sesuatu yang merepresentasikan kebudayaan Qatar yang dapat dilihat sebagai kebiasaaan masyarakat Qatar dan sebagai bagian dari warisan budaya Qatar.

This study aims to explain the results of a semiotic analysis of the two tourism advertisements on the Youtube Channel "Visit Qatar," and the representation of Qatari culture in the two advertisements. The two ads are titled “ قطر عيش عالم استثنائي - ” and “ هنا قطر.. أغنية اليوم الوطني ”. This research is conducted qualitatively descriptively using Roland Barthes' semiotic theory and Koentjaraningrat's cultural theory. The finding of this research shows the two advertisements' denotative meanings, connotative meanings, and myths. The denotative meaning is the reality of Qatari culture, which consists of various forms of culture. The connotative meaning is that every culture has its meaning and becomes a reflection in the life to come. The myth is that Qatari culture represents Qatari culture which can be seen as a habit of Qatari people and as part of Qatar's cultural heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vallen Damayanti
"Advertising clutter di media sosial dapat memicu respons negatif dan mengurangi efektivitas iklan digital. Namun, nostalgia yang ditimbulkan oleh iklan di media sosial diketahui dapat membangkitkan tanggapan positif konsumen terhadap brand yang diiklankan. Nostalgia pada iklan digital telah banyak digunakan oleh brand di seluruh dunia dan telah diteliti sebelumnya. Meskipun demikian, masih belum jelas bagaimana nostalgia dapat membangkitkan tanggapan positif pada tipe media sosial yang berbeda. Penelitian ini menggunakan teori nostalgia dan consumer-brand relationship untuk menguji efek moderasi tipe media sosial pada hubungan antecedent (need to belong, nostalgia proneness, dan social media intensity) dan outcomes (self-brand connection & social media engagement) dari iklan nostalgia di Facebook dan Instagram. Data dikumpulkan dari pengguna Facebook & Instagram melalui survei online dan dianalisis menggunakan structural equation modeling dengan multiple-group analysis. Hasilnya menunjukan bahwa ada efek yang signifikan pada pengaruh need to belong terhadap nostalgia proneness, social media intensity terhadap ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia terhadap self-brand connection, serta self-brand connection terhadap social media engagement pada Instagram dan Facebook. Sedangkan efek moderasi tipe media sosial signifikan pada pengaruh need to belong terhadap ad-evoked nostalgia, need to belong terhadap nostalgia proneness, nostalgia proneness terhadap ad-evoked nostalgia, serta nostalgia proneness terhadap social media intensity.

Advertising clutter on social media can trigger negative responses and reduce the effectiveness of digital advertising. However, nostalgia evoked by advertising on social media is known to evoke positive consumer responses to the advertised brand. Nostalgia appeal on digital advertisements has been widely used by brands around the world and has been studied before. Nonetheless, it remains unclear how nostalgia can evoke positive responses on the different social media types. The current research used the theory of nostalgia and consumer-brand relationship to examine the moderating effect of social media types on the antecedent (need to belong, nostalgia proneness, and social media intensity) and outcomes (self-brand connection & social media engagement) of ad-evoked nostalgia on Facebook & Instagram. The data were collected from Facebook & Instagram millennial users through online surveys and analyzed using structural equation modeling with multiple-group analysis. The results show that there is a significant effect of need to belong to nostalgia proneness, social media intensity to ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia to self-brand connection, and self-brand connection to social media engagement on Instagram and Facebook. Meanwhile, the moderating effect of social media type is significant on the effect of need to belong to ad-evoked nostalgia, need to belong to nostalgia proneness, nostalgia proneness to ad-evoked nostalgia, and nostalgia proneness to social media intensity."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>