Ditemukan 173111 dokumen yang sesuai dengan query
Ali Akbar Muhammad
"Artikel ini membahas mengenai implementasi neorealisme Italia oleh Usmar Ismail terhadap karya filmnya yang berjudul Darah dan Doa tahun 1950. Sejak pertama kali sinema hadir di Indonesia di tahun 1900, aspek komersial menjadi pondasi utama sinema Indonesia sehingga pembuat film memiliki daya kreativitas yang terbatas. Usmar Ismail bertekad untuk membuat film yang realistis sebagai upaya untuk membebaskan diri dari pengaruh komersial melalui penggambaran Long March Divisi Siliwangi. Oleh karenanya, muncullah pola baru dalam dunia sinema Indonesia, pola yang mengedepankan film agar tidak berfokus pada aspek dagang. Usmar Ismail dalam film ini menggunakan aliran neorealisme yang datang dari Italia, Usmar mengaplikasikannya dari sisi teknis dan naratif. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah. Sumber yang digunakan adalah film, majalah, transkripsi, dan sumber-sumber sekunder seperti buku, artikel jurnal, artikel online, video YouTube yang diperoleh melalui Sinematek, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Pusat UI, dan secara daring.
This article discusses the implementation of Italian neorealism by Usmar Ismail in his film entitled Darah dan Doa in 1950. Since cinema first appeared in Indonesia in 1900, the commercial aspect was still very strong so that filmmakers had limited creative power. Usmar Ismail was determined to make a realistic film in an effort to free himself from commercial influences through his depiction of the Siliwangi Division's Long March. Therefore, a new pattern has emerged in the world of Indonesian cinema which prioritizes films that do not focus on commercial aspects. Usmar Ismail in this film uses neorealism which came from Italy, he applies it to the film techniques and narratives. This article was written using historical methods. The sources used are films, magazines, transcriptions, and secondary sources such as books, journal articles, online articles, YouTube videos obtained through Sinematek, the National Library, UI Central Library, and the internet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
DeNitto, Dennis
New York: Harper & Row Pub., 1985
791.43 DEN f
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sofian Purnama
"Tesis ini membahas peran Usmar Ismail sebagai pelopor film Indonesia yang bercirikan keindonesiaan dan realita yang terjadi di masyarakat, khususnya melalui tiga film karya Usmar Ismail yang bertema revolusi Indonesia, yang dibuat antara tahun 1950?54; Darah dan Doa (1950), Enam jam di Jogja (1951), Lewat Djam Malam (1954). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sejarah yang bertumpu pada studi pustaka dan interpretasi terhadap tiga film Usmar Ismail.
Penelitian ini menunjukan bahwa Usmar Ismail adalah pelopor bagi film-film Indonesia yang menghadirkan realitas masyarakatnya dalam film dan tidak hanya bertujuan sebagai film hiburan yang umum terdapat dalam film Indonesia pada masa sebelum tahun 1950-an. Ketiga film Usmar Ismail yang dikaji dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber sekunder bagi penelitian sejarah revolusi Indonesia, khususnya dalam melihat aspek keseharian pada masa revolusi dan dampak revolusi bagi rakyat Indonesia.
This thesis discusses the role of Usmar Ismail as the pioneer of Indonesian movies that characterized by features of Indonesianess and happening realities that took place within the common people, especially through Usmar Ismail?s works with Indonesian revolution as their theme, made between 1950-54; Darah dan Doa/Blood and Prayer (1950), Enam Jam di Jogja/Six Hours in Jogja (1951), Lewat Djam Malam/Pass The Curfew (1954). This research is a qualitative research utilizes historical method that relies on literature study and interpretation towards those of three Usmar Ismail?s movies.The research shows that Usmar Ismail is indeed the pioneer for Indonesian movies that presented her society's reality in the movie and not solely aimed for entertainment purposes as can be found in Indonesian movies before the 1950's. The three Usmar Ismail's movies that has been reviewed in this research can be used as the secondary source for Indonesian revolution research, particularly in seeing the daily life aspect in the revolution days and the impact of revolution for Indonesian people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28676
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Usman Ismail
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983
791.430 9 USM u
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
TEKNODIK 16(2-4)2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
King, Viki
Jakarta: Akubaca, 2003
808.056 KIN ht
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nair, Mira
India : Penguin Books , 1989
778.509 54 MIR s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Prakosa,Gotot
Jakarta: FFTV-IKJ, 1997
791.43 Pra f
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Melfiana Puspita Sari
"Dewasa ini, film yang mempromosikan perempuan sebagai sosok yang kuat menjadi sebuah trend. Ada banyak film populer yang menawarkan cerita di mana perempuan berperang di dalam lingkungan patriarki. Genre film lainnya yang populer di masa kini adalah romansa yang dikombinasikan dengan supranatural. Beautiful Creatures adalah sebuah film yang menawarkan seorang karakter perempuan tangguh yang memiliki kekuatan supranatural. Beberapa media juga mendukung status Lena Ducchanes sebagai seorang feminis. Makalah ini berupaya untuk memperdebatkan pernyataan tersebut. Meskipun penulis Beautiful Creatures bermaksud menjadikan Lena sebagai seorang feminis, ada beberapa sifat Lena serta kondisi yang melemahkan posisi Lena sebagai seorang feminis. Melalui analisis film serta penelitian, tercapai kesimpulan bahwa beberapa factor yang seharusnya mendukung Lena sebagai feminis malah mendukung bagaimana lingkungan patriarki memposisikan perempuan.
Movies that promote woman as a strong figure seem to be a trend now. There are plenty of popular films that offer a story where women fight within patriarchal society. Other popular genres in this era are romance combined with supernatural. Beautiful Creatures is a movie that offers a strong woman character with supernatural power. Some media also support the character Lena Ducchanes as a feminist. This paper attempts to argue that notion. Although Lena is intended to be a feminist by the authors, there are some traits of her and also some conditions that weaken her position as a feminist. Through analysis of the movie and several research studies, a conclusion is reached that some factors that are intended for promoting Lena as a feminist actually reinforce how patriarchal society positions women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sabar Risdadi
"
ABSTRAKPenelitian tentang kecenderungan stilistik Tirani dan Benteng dilakukan dengan tujuan menampilkan kembali kesastrawanan Taufiq Ismail (TI). Salah satu upaya untuk menampilkannya adalah dengan menganalisis secara menyeluruh piranti puitik atau eksperimen bahasa atas kumpulan sajaknya, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang gaya TI dalam menuliskan kata-kata dalam sajak-sajaknya. Dengan menggunakan landasan teori Panuti Sudjiman dan Rahmat Djoko Pradopo untuk struktur bahasanya dan kombinasi pendapat para ahli untuk studi stilistika, serta metode deskriptif menghasilkan beberapa kesimpulan yang mengungkapkan tentang piranti puitik atau eksperimen bahasa TI. Secara umum dalam menampilkan sajak-sajaknya, TI cenderung memanfaatkan pengimajian dengan begitu kuat, bahasa figuratif atau majas, dan diksi keseharian, serta dalam beberapa sajaknya marnpu mengungkapkannya dalam bentuk yang liris.
"
2000
S11045
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library