Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alya Ilafa Ramadhani
"Akses ke sanitasi dan sumber air masih terbatas di Indonesia, dengan banyak komunitas yang masih terpapar buang air besar sembarangan. Penelitian menunjukkan bahwa sanitasi dan sumber air yang tidak memadai dapat menyebabkan penyakit yang berdampak negatif pada kinerja akademis, termasuk kehadiran di sekolah, rentang perhatian, dan retensi informasi. Hal ini menekankan pentingnya sanitasi yang layak. Memiliki akses ke sanitasi dan air yang layak di rumah tangga dapat menghasilkan hasil pendidikan yang lebih baik, termasuk kemampuan kognitif. Studi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah anak-anak yang tinggal di rumah tangga dengan sanitasi yang lebih baik memiliki skor kognitif yang lebih tinggi? Dengan menggunakan analisis t-test, studi ini membandingkan rata-rata skor kognitif anak-anak yang tinggal di rumah tangga dengan sanitasi yang lebih baik, yang mencakup sumber air dan fasilitas toilet, dengan mereka yang tinggal di rumah tangga dengan fasilitas sanitasi yang tidak memadai. Analisis ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang tinggal di rumah tangga dengan sanitasi yang lebih baik memiliki skor kognitif yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga dengan fasilitas yang tidak memadai, yang menyoroti peran penting sanitasi yang layak dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak.


Access to sanitation and water sources remains limited in Indonesia, with many communities still exposed to open defecation. Studies indicate that inadequate sanitation and water sources can lead to illnesses that negatively impact academic performance, including school attendance, attention span, and information retention. This underscores the importance of proper sanitation. Having access to proper sanitation and water in households can lead to better educational outcomes, including cognitive ability. This study seeks to answer the question: do children living in households with improved sanitation have better cognitive scores? By using t-test analysis, this study compares the mean cognitive scores of children living in households with improved sanitation, which includes water sources and toilet facilities, to those living in the households with unimproved sanitation facilities. The analysis reveals that children living in households with improved sanitation have significantly higher cognitive scores compared to those living in households with unimproved facilities, highlighting the critical role of proper sanitation in improving children’s cognitive development.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyanti
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang pelaksanaan tugas-tugas organisasi lokal menurut Milton J. Esman dan Norman T. Uphoff dalam mewujudkan kesinambungan pasca proyek (studi kasus pada Badan Pengelola Sarana Situdaun proyek Second Water Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-2) di desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Proyek WSLIC-2 merupakan proyek pengadaan sarana air bersih dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sedangkan tujuan proyek tersebut adalah meningkatkan status kesehatan, produktifitas, dan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan. Kesinambungan ini diartikan sebagai suatu keadaan dimana para pengguna sarana air bersih menjaga sarana tetap berfungsi dan memenuhi tingkat kepuasannya secara terus-menerus.
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena bertujuan menggambarkan pelaksanaan tugas-tugas Badan Pengelola Sarana Situdaun (BPSS) dalam mewujudkan kesinambungan pasca proyek, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pengurus BPSS, tokoh masyarakat desa Situdaun, anggota masyarakat desa Situdaun dan Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) proyek WSLIC-2. Penggambaran pelaksanaan tugas-tugas organisasi lokal disini menurut Esman dan Uphoff yaitu tugas-tugas dalam organisasi antara lain perencanaan tujuan dan manajemen konflik, tugas-tugas sumberdaya antara lain mobilisasi sumberdaya dan manajemen sumberdaya, tugas-tugas pelayanan dan tugas-tugas di luar organisasi.
Hasil penelitian ini dapat menggambarkan bahwa BPSS mampu mewujudkan kesinambungan pasca proyek, dimana hal ini dapat dibuktikan dengan mampunya mereka melaksanakan tugas-tugas sebagai organisasi lokal. Kesinambungan pasca proyek yang diwujudkan BPSS dapat ditunjukkan mulai dari kemampuan pelaksanaan tugas-tugas di dalam organisasi BPSS sendiri yakni melaksanakan perencanaan dan penentuan tujuan yang dituangkan di dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang telah disepakati oleh masyarakat Desa Situdaun dan kemampuan mencegah konflik di intern organisasi dan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24640
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Yulita Amalia
"ABSTRAK
Akses sanitasi dan air bersih yang layak serta berkelanjutan merupakan salah satu tujuan yang terdapat dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Kondisi sanitasi dan air bersih di Indonesia khususnya daerah pedesaan masih belum memenuhi target. Untuk dapat mencapai target SDGs, diperlukan dana yang tidak sedikit. Salah satu sumber dana yang dapat digunakan adalah zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf) mengingat potensi nya yang cukup besar serta adanya fatwa MUI yang membolehkan penggunaan dana ziswaf untuk sanitasi dan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prioritas masalah dan solusi serta strategi dalam pendayagunaan ziswaf untuk sanitasi dan air bersih menggunakan pendekatan Analytic Network Process (ANP). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prioritas masalah, solusi strategi dalam pendayagunaan ziswaf untuk sanitasi dan air bersih terbagi menjadi tiga kluster yaitu masyarakat, Lembaga Pengelola Ziswaf (LPZ) dan regulator. Prioritas masalah pada masyarakat terdiri dari Budaya, Kepedulian dan Penerima Manfaat. Prioritas masalah pada LPZ adalah monitoring dan evaluasi, SDM dan pimpinan LPZ. Prioritas masalah pada regulator adalah sentralisasi data, regulai dan peran strategis. Kemudian prioritas solusi pada masyarakat adalah Budaya, Sumber Daya dan kepedulian. Prioritas solusi pada LPZ adalah pimpinan LPZ, monitoring dan evaluasi serta penyaluran. Prioritas solusi pada regulator adalah sentralisasi data, program dan peran strategis. Selanjutnya prioritas strategi adalah sinergi, promosi dan infrastruktur.

ABSTRACT
Access to proper and sustainable sanitation and clean water is one of the objectives contained in the Sustainable Development Goals (SDGs). The condition of sanitation and clean water in Indonesia, especially in rural areas, has not met the target. To be able to achieve the SDGs target, significant funds are needed. One source of funds that can use is zakat, infak, alms, and endowments (ziswaf), given its considerable potential and the existence of an MUI fatwa that allows the use of ziswaf funds for sanitation and clean water. This study aims to determine priority problems and solutions as well as strategies in the use of ziswaf for sanitation and clean water using the Analytic Network Process (ANP) approach. The results of this study indicate that priority problems, strategic solutions in the utilization of ziswaf for sanitation, and clean water are divided into three clusters, namely the community, the Ziswaf Management Institute (LPZ), and the regulator. Priority problems in society consist of Culture, Care, and Beneficiaries. Priority problems at LPZ are monitoring and evaluation, HR, and LPZ leaders. Priority problems for regulators are the centralization of data, regulations, and strategic roles. Then the priority solutions to the community are Culture, Resources, and awareness. The priority of the solution at the LPZ is the leadership of the LPZ, monitoring and evaluation, and distribution. The priority of the solution to the regulator is the centralization of data, programs, and strategic roles. Then the strategic priorities are synergy, promotion, and infrastructure.
"
2019
T54948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Israul Hasanah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas air dan sanitasi terhadap kejadian stunting pada balita di Indonesia, serta pengaruh stunting terhadap kemampuan kognitif dan tahun sekolah yang ditamatkan di masa depan. Penelitian ini menggunakan data longitudinal berskala besar yakni Indonesia Family Live Survey IFLS tahun 2000, 2007 dan 2014. Hasil analisis logit menunjukkan adanya hubungan negatif antara kualitas air dan sanitasi terhadap kejadian stunting. Dampak sanitasi menjadi berkurang dan tidak signifikan setelah adanya kontrol dari variabel orang tua dan kondisi sosial ekonomi. Sedangkan hasil analisis OLS menunjukkan adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara stunting saat balita terhadap kemampuan kognitif dan jumlah tahun sekolah yang ditamatkan.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of water quality and sanitation on stunting in infants in Indonesia, and its effect of stunting on cognitive ability and school year that is rescued in the future. Using large scale out going longitudinal data, namely Indonesia Family Live Survey IFLS 2000, 2007 and 2014. Logistic regression show that enviromental and intergenerational characteristic significant to reduce stunting in Indonesian childrens. However, the effect of sanitation becomes unsignificant when parental Characteristic and expenditure for household food increase. But the damage of clean water on stunting still continue effected. While the results of the OLS analysis showed a negatif and significant relationship between the stunting of the child under five to the cognitive abnormalities and the number of school years that were rescued."
2017
S69434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosifia Abigail
"Diare merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada anak usia di bawah lima tahun, dimana 1 dari 9 balita di dunia meninggal diakibatkan oleh diare. WHO menyebutkan bahwa sekitar 80% kematian diare disebabkan oleh air yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan yang tidak memadai, terutama di negara berkembang. Diare tetap menjadi masalah utama tetapi sebagian besar dapat dicegah. Air, sanitasi, dan kebersihan yang lebih baik dapat mencegah kematian 297.000 anak di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan faktor WASH (sumber air bersih, air minum, fasilitas sanitasi, pembuangan tinja anak, dan fasilitas cuci tangan) dan faktor host (ASI eksklusif dan imunisasi campak) terhadap kejadian diare pada balita di wilayah pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data SDKI 2017. Hubungan antara variabel independen dengan dependen akan dilihat menggunakan uji statistik kai kuadrat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor WASH dan host yang memiliki hubungan signifikan dengan diare balita di Indonesia, yaitu sumber air bersih (OR = 1,41), air minum (OR = 1,37), fasilitas sanitasi (OR = 1,39), pembuangan tinja anak (OR = 1,26), ASI eksklusif (OR = 1,68) dan imunisasi campak (OR = 1,19). Pada wilayah pedesaan, yaitu air minum (OR = 1,39), fasilitas sanitasi (OR = 1,19), dan ASI eksklusif (OR = 1,72) serta di wilayah perkotaan, yaitu sumber air bersih (OR = 1,69), fasilitas sanitasi (OR = 1,65), pembuangan tinja anak (OR = 1,30), dan ASI eksklusif (OR = 1,64). Diharapkan pemerintah untuk memperluas pedoman terkait diare balita yang disebabkan karena faktor WASH dan faktor host balita, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years old, account for 1 in 9 child deaths worlwide. WHO states around 80% deaths from diarrhea are caused by unsafe water, inadequate sanitation, and inadequate hygiene, especially in developing countries. Diarrhea remains a major problem but is largely preventable. Better water, sanitation, and hygiene could prevent the deaths of 297,000 children under five each year. This research aims to analyze the association between WASH risk factors (clean water sources, drinking water, sanitation facilities, disposal of children's feces, and hand washing facilities) and host factors (exclusive breastfeeding and measles immunization) on the prevalence of diarrhea among children under five in rural and urban areas in Indonesia. This research is a quantitative study using a cross-sectional research design. The data used is secondary data, SDKI 2017. The association between independent and dependent variables will be test using the chi-square statistical test. The research results show, clean water sources (OR = 1.41), drinking water (OR = 1.37), sanitation facilities (OR = 1.39), disposal of children’s feces (OR = 1.26), exclusive breastfeeding (OR = 1.68) and measles immunization (OR = 1.19), were significantly associated with children under five diarrhea. In rural areas, drinking water (OR = 1.39), sanitation facilities (OR = 1.19), and exclusive breastfeeding (OR = 1.72), were significantly associated with children under five diarrhea, and in urban areas, clean water sources (OR = 1.69 ), sanitation facilities (OR = 1.65), disposal of children's feces (OR = 1.30), and exclusive breastfeeding (OR = 1.64), were significantly associated with children under five diarrhea. The knowledge findings from this study suggest government to expands guidelines regarding children under five diarrhea caused by WASH factor and host factors, to increase public awareness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annalia
"Penelitian ini mengeksplorasi fenomena eksklusi berlapis yang dialami oleh perempuan di Kelurahan Dadap dalam konteks akses air bersih dan sanitasi. Untuk menjelaskan permasalahan di atas, penelitian ini mengadopsi metode penelitian dengan jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitik yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan teori Feminist Political Ecology (FPE) yang dikembangkan oleh Rebecca Elmhirst dan teori interseksionalitas yang diperkenalkan oleh Kimberle Crenshaw sebagai pisau analisis. Hasilnya, melalui analisis kisah hidup lima perempuan, Risda, Dewi, Ratna, Nurhayati, dan Lilis, ditemukan bahwa ketidaksetaraan gender dan ketidakadilan sosial memperparah kesulitan yang dihadapi oleh mereka. Perempuan di Kelurahan Dadap tidak hanya harus mengatasi beban pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab keluarga, tetapi juga tantangan lingkungan seperti banjir rob dan penyumbatan gorong-gorong yang mengancam kesehatan mereka. Kurangnya respons pemerintah terhadap keluhan warga memperburuk situasi ini, membuat perempuan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan akses air bersih dan sanitasi yang layak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah akses air bersih dan sanitasi bukan hanya isu teknis, tetapi juga terkait dengan ketidaksetaraan gender dan keadilan sosial. Oleh karena itu, intervensi yang lebih adil dan responsif sangat diperlukan untuk mengatasi eksklusi yang dialami oleh perempuan di Kelurahan Dadap.

This study explores the phenomenon of layered exclusion experienced by women in Dadap Village in the context of access to clean water and sanitation. To elucidate the aforementioned issue, this study adopts a qualitative research method with a descriptive-analytical approach, employing data collection techniques such as observation and in-depth interviews. The research utilizes the Feminist Political Ecology (FPE) theory developed by Rebecca Elmhirst and the intersectionality theory introduced by Kimberle Crenshaw as analytical frameworks. As a result, through the analysis of the life stories of five women — Risda, Dewi, Ratna, Nurhayati, dan Lilis — reveal that gender inequality and social injustice exacerbate the challenges they face. Women in Dadap Village not only have to overcome the burden of household chores and family responsibilities but also environmental challenges such as tidal floods and clogged sewers that threaten their health. The lack of government response to residents’ complaints worsens this situation, making women struggle harder to obtain access to clean water and adequate sanitation. The findings indicate that the issue of access to clean water and sanitation is not merely a technical issue but also relates to gender inequality and social justice. Therefore, more equitable and responsive interventions are urgently needed to address the exclusion experienced by women in Dadap Village."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisya Nurpratina
"Kota Depok merupakan wilayah padat penduduk dengan tingkat penggunaan air tanah tinggi. Risiko pencemaran air tanah lebih rentan pada wilayah padat yang memiliki sistem penampungan tinja setempat berdekatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat hubungan pencemaran dari sistem sanitasi setempat terhadap kualitas air tanah. Sebelum menentukan titik sampling, dilakukan wawancara ke 40 rumah sebagai preliminary assessment. Berdasarkan hasil survei, dipilih 8 rumah sebagai titik sampling kemudian diuji terhadap 6 parameter yakni pH, TDS, nitrat, klorida, BOD dan E.coli. Hasil uji menunjukkan rata-rata sampel air tanah memiliki nilai pH sebesar 6,2; TDS 179,5 ppm; nitrat 1,35 mg/l; klorida 23,75 mg/l; BOD 1 mg/l; dan E.coli 807,13 MPN/100 ml. Masih ditemukan nilai rata-rata E.coli pada air tanah yang berada di atas baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 untuk keperluan higiene dan sanitasi. Untuk menganalisis hubungan efluen dari sanitasi setempat terhadap kualitas air tanah, dianalisis korelasi hasil uji efluen penampungan tinja terhadap kualitas air tanah pada rumah sampel. Terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel pada parameter pH (p<0,05; r:0,712). Karakteristik hidrogeologi dapat meningkatkan laju infiltrasi kontaminan dari penampungan tinja terhadap air tanah. Berdasarkan hasil uji laboratorium, diketahui lokasi penelitian memiliki tanah lanau yang permeabel. Dilakukan juga analisis korelasi kualitas air tanah terhadap jaraknya ke penampungan tinja terdekat. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa semakin besar jarak penampungan tinja terhadap sumur air maka nilai uji parameter TDS (p<0,05; r:-0,701) pada air tanah akan semakin kecil.

Depok is a highly populated city with high uses of groundwater. The risk of groundwater contamination is higher in a high-density area that uses on-site sanitation in closer proximity. This research aims to see the relationship between groundwater contamination and the use of on-site sanitation. Before choosing the sample points, 40 households are interviewed as a part of the preliminary assessment. Based on the survey result, eight households are chosen as the sample points and the samples are then analyzed for six parameters: pH, TDS, nitrate, chloride, BOD, and E.coli. The result shows that the average groundwater samples quality has 6.2 pH; TDS 179.5 ppm; nitrate 1.35 mg/l; chloride 23.75 mg/l; BOD 1 mg/l; and E.coli 801.13 MPN/100 ml. The average value of E.coli on the groundwater shows to be higher than the Minister of Health Regulation Number 32 of 2017 for hygiene and sanitation water. To further analyze the relationship of on-site sanitation effluent with groundwater quality, the correlation between the two variables are analyzed. There is a significant correlation between the effluent and the groundwater quality on pH (p<0.05; r: 0.712) parameter. The hydrogeological condition can increase the infiltration of effluent contaminants into groundwater. Based on the soil laboratory test, the research area is known to have permeable silty soil. Correlation analyses are also done between the groundwater quality and its distance to the nearest on-site sanitation treatment. The eight samples show that the greater the distance between the well and the onsite sanitation, the smaller the TDS parameter (p<0.05; r: -0.701) on the groundwater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Yasser Syahrial
"Studi evaluasi ini menawarkan pendekatan baru dalam metode evaluasi dampak program CSR berbasis PROPER, dengan menggabungkan metode meansend analysis dengan SROI yang masih jarang dilakukan oleh evaluator CSR maupun perusahaan. Banyak dari studi sebelumnya hanya melihat analisis PROPER dengan gap analysis yang hanya bersifat administratif dan prosedural, sehingga belum sejalan dengan nilai PROPER. Selain itu, masih banyak program CSR yang implementasinya hanya bersifat charity, dan tidak menghasilkan impact berupa pengembangan kapasitas dari komunitas penerima program. Oleh karenanya, studi ini mengkombinasikan metode Gap Analysis untuk melihat kesesuaian program dengan pedoman PROPER, lalu metode means-end analysis untuk menangkap permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dan proses implementasi, serta metode Social Return On Investment (SROI) untuk mengukur valuasi moneter dari dampak sosial yang diberikan oleh program. Hasil evaluasi memperlihatkan program telah sesuai dengan pedoman PROPER, tetapi masih ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi celah. Pada capaian dampak, program juga berhasil memberikan dampak dengan perubahan yang signifikan, namun hanya parsial pada sebagian penerima manfaat. Adapun analisis nilai dampak menghasilkan besaran dampak moneter yaitu 1.86 kali lebih besar dari nilai investasi perusahaan, angka yang cenderung kecil tersebut disebabkan oleh dampak yang cenderung parsial, intangible, karena kapasitas masyarakat yang masih relatif terbatas. Secara keseluruhan, hasil memperlihatkan bahwa program perlu memperhatikan pemetaan dampak pada stakeholder, terutama pada aspek community development.

This evaluation study offers a new approach in evaluating the impact of PROPER-based CSR programs, by combining the Means-end Analysis method with SROI which is still rarely carried out by CSR evaluators and companies. Many of the previous studies only looked at the PROPER analysis with a Gap Analysis that was only administrative and procedural, so it was not in line with the PROPER value. In addition, there are still many CSR programs whose implementation is only charity, and does not produce an impact in the form of capacity building of the program recipient community. Therefore, this study combines the Gap Analysis method to see the suitability of the program with PROPER guidelines, then the Means-end Analysis method to capture problems that arise in the management and implementation process, and the Social Return On Investment (SROI) method to measure the monetary valuation of social impacts. provided by the program. The evaluation results show that the program has complied with the PROPER guidelines, but there are still some shortcomings that become gaps. In terms of impact, the program has also succeeded in having an impact with significant changes, but only partially for some beneficiaries. As for the impact value analysis, the magnitude of the monetary impact is 1.86 times greater than the value of the company's investment, the figure which tends to be small is caused by the impact which tends to be partial, intangible, due to the relatively limited capacity of the community. Overall, the results show that the program needs to pay attention to mapping impacts on stakeholders, especially in the community development aspect."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Mahendra Laksana S.P.
"Tujuan ke-6 dari Sustainable Development Goals adalah tersedianya akses air bersih dan sanitasi. Lebih dari separuh penduduk dunia yang tidak mempunyai akses air bersih berada di pedesaan. Kurangnya akses air bersih juga merupakan penyebab terbesar kematian akibat penyakir diare. Diperlukan usaha dari pemerintah dan masyarakat desa untuk dapat menyediakan air minum layak, sanitasi bersih, dan lingkungan yang sehat di pedesaan secara berkelanjutan. Penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh program pemerintah berbasis masyarakat yang berkelanjutan terhadap waterborne diseases dengan studi kasus program PAMSIMAS. Dengan menggunakan metode Panel Fixed Effect dan agregasi analisis dari level desa ke level kabupaten, ditemukan bahwa program PAMSIMAS mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan WASH. Variabel kontrol berupa jumlah sarana kesehatan turut mempengaruhi jumlah kasus secara signifikan. Sedangkan variabel kontrol berupa tingkat rasio penduduk usia sekolah, pendidikan, usia kematangan ibu, tingkat ekonomi masyarakat, dan jumlah populasi suatu daerah tidak berpengaruh secara signifikan dalam spesifikasi model penelitian ini. Dampak program ini lebih dirasakan manfaatnya di luar pulau Jawa dibandingkan dengan regional pulau Jawa. Hal ini disebabkan adanya perbedaan infrastruktur, tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya WASH dan imunisasi dini pada kedua regional tersebut. Program PAMSIMAS juga berdampak signifikan kepada daerah yang memiliki populasi balita diatas rata-rata kabupaten.

The 6th goal of the Sustainable Development Goals (SDGs) is to provide access to clean water and sanitation. More than half of the world's population who do not have access to clean water live in rural areas. Lack of access to clean water is also the biggest cause of death from diarrheal diseases. Efforts are needed from the government and community empowerment to provide safe drinking water, clean sanitation, and a healthy environment in rural areas in a sustainable development. This study tries to examine the effect of sustainable community-based government programs on waterborne diseases with a case study of the PAMSIMAS program. Using the Fixed Effect Panel method and aggregating analysis from the village level to the district level, it was found that the PAMSIMAS program had a negative and significant impact on the number of cases of diseases related to WASH. The number of health facilities also significantly affected the number of cases. Ratio of the population of school age, education, maternal maturity age, economic level of the community, and the total population of an area have no significant effect on the specifications of this research model. The impact of the program is more beneficial for outside Java region rather than in Java. This difference occurs due to inequality in infrastructure, education levels and public understanding of the importance of WASH and early immunization between two regions. This program also has a significant impact on areas with a population of children under five above the district average."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Sephia Arisanti
"Penelitian ini untuk mengetahui penerapan aspek higiene dan sanitasi serta K3 pada kantin fakultas di Lingkungan Universitas X sesuai standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 dan Work Safe BC “Health Safety for Hospitality Small Bussiness”. Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini ditujukan kepada seluruh penjamah makanan di kantin fakultas di Universitas X. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan higiene, sanitasi, dan aspek K3 di kantin Universitas X perlu dimaksimalkan. Berdasarkan teori segitiga epidemiologi, hasil tersebut dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara 3 faktor pendukung terjadinya penyakit dan kecelakaan di kantin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penjamah makanan harus meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan perilaku aman terkait penerapan pengelolaan makanan di kantin, selain itu perlu diberikan pendidikan dan pelatihan serta perbaikan konstruksi kantin yang memenuhi persyaratan.

This research is to find out the implementation of hygiene and sanitation as well as K3 aspects in canteens at the University of X according to the standards set by the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 1096 of 2011 and Work Safe BC "Health Safety for Hospitality Small Business. This research is semi-quantitative research with a descriptive design. This research aims to at all food handlers in the faculty canteen at the University of X. The results obtained from this research showed that the application of hygiene, sanitation, and K3 aspects in the University of X’es canteen needs to be maximal. Based on the epidemiological triangle theory, Those results can impact conflict between 3 factors supporting disease occurrence and accidents in the canteen. Those results suggest that food handlers must increase awareness of clean and safe behavior regarding implementing food management in the canteen. In addition, it is necessary to provide education and training and repair canteen construction that meets the requirements."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>