Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haura Hazema Alya
"Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kekeringan cukup tinggi di Pulau Jawa. Berdasarkan data BMKG, kekeringan parah selalu terjadi di Kabupaten Sukabumi terutama pada tahun-tahun El Nino. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasiotemporal kekeringan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dengan algoritma Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI). Pengamatan dilakukan pada tahun 2015, 2019, dan 2023 saat terjadi fenomena El Nino di Indonesia. Perhitungan TVDI dilakukan menggunakan data suhu permukaan dan indeks vegetasi dari citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS dan Landsat 9 OLI-2/TIRS-2. Hasilnya, terdapat gejala kekeringan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada tahun-tahun tersebut. Secara temporal, tren kekeringan terparah cenderung fluktuatif, yaitu bulan September (2015), Juni (2019), dan Juni (2023). Frekuensi kekeringan terjadi pada tutupan lahan berupa lahan pertanian dan jarang terjadi di tutupan lahan berupa hutan. Dari hasil analisis, didapat bahwa kekeringan didominasi terjadi di wilayah dengan ketinggian 200-500 mdpl dan lereng dengan kemiringan 2-7%. Untuk mengetahui hubungan antara kelas kekeringan dan variabel tutupan lahan, dilakukan uji korelasi Chi-square yang menunjukkan bahwa tutupan lahan berpengaruh pada kelas kekeringan. Hubungan variabel curah hujan dan kelas kekeringan dikaji dengan analisis curah hujan harian dan kekeringan menunjukkan pengaruh curah hujan dan nilai TVDI memiliki jeda 1-2 hari. Uji statistik Spearmann antara curah hujan dan kekeringan menunjukkan adanya hubungan korelasi negatif yang lemah hingga sedang.

Sukabumi Regency is one of the areas with a fairly high level of drought in Java. Based on BMKG data, severe drought always occurs in Sukabumi Regency, especially in El Nino years. This study aims to identify the spatiotemporal pattern of drought that occurs in Sukabumi Regency using the Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) algorithm. Observations were made in 2015, 2019, and 2023 when the El Nino phenomenon occurred in Indonesia. TVDI calculations were carried out using surface temperature data and vegetation index from Landsat 8 OLI/TIRS and Landsat 9 OLI-2/TIRS-2 satellite images. As a result, there were symptoms of drought that occurred in Sukabumi Regency in those years. Temporally, the worst drought trend tends to fluctuate, namely September (2015), June (2019), and June (2023). The frequency of drought occurs in land cover in the form of agricultural land and rarely occurs in land cover in the form of forest. From the analysis results, it was found that drought predominantly occurs in areas with an altitude of 200-500 meters above sea level and slopes with a gradient of 2-7%. To determine the relationship between drought class and land cover variables, a Chi-square correlation test was conducted which showed that land cover had an effect on drought class. The relationship between rainfall variables and drought class was studied by analyzing daily rainfall and drought, showing the effect of rainfall and TVDI values having a lag of 1-2 days. The Spearmann statistical test between rainfall and drought showed a weak to moderate negative correlation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Salma Azzahra
"Studi skripsi ini akan menerapkan ide psychogeography, terbitan Situationist International dan Guy Debord, untuk menguraikan keberadaan Pasar Enjo sebagai pasar tradisional. Pengalaman personal dari individu terhadap Pasar Enjo, sebuah bentuk dari domestikasi ruang urban, akan dikaji dengan pemahaman psychogeography. Pasar juga akan dilihat bentuk representasi dari identitas pasar itu sendiri. Keadaan spatiotemporal dari Pasar Enjo akan menjadi konteks dari pasar tradisional. Sehingga respon manusia terhadap arsitektur beserta konteks, pada ruang-ruang temporal tersebut, akan menjadi basis dari studi ini.

Sebagai respon atas situasi terkini yang berpengaruh besar terhadap ruang komunal urban, physical distancing, skripsi ini akan mencoba menganalisis kondisi yang dialami pasar tradisional akibat situasi tersebut. Proses ini juga akan dilakukan dengan mengalami Pasar Enjo pada momen physical distancing dengan psychogeography. Kajian ini diintensikan untuk melihat kembali dan mempelajari pengalaman meruang secara personal dan riil pada Pasar Enjo ketika dihadapkan dengan situasi yang berbeda.

This study will conduct psychogeography theory, of Guy Debord and Situationist International, to decipher the existence of Pasar Enjo as a traditional market. This experience will hold the most personal immanence of individuals toward the Pasar Enjo, as a form of domestication of urban space, which will be seen through the understanding of psychogeography. The traditional market will also be assessed from the forming factors thus generate the representation of the identity of the market itself. The spatiotemporal form of the market Pasar Enjo will be seen as the context of the traditional market. Therefore, in this study human responses to architecture within its context towards the spatiotemporal, will be the basis of this study.
As a response to the current situation that has some influence on communal urban space – physical distancing, this thesis will analyze the impact of the situations towards a traditional market. This process will be carried out by having psychogeographical experience in Pasar Enjo, at the moment. This study is intended to look back and delve into personal and real-life experiences in the Pasar Enjo when faced with a different situation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khamelia
"Latar belakang: Halusinasi auditorik verbal (HAV) dialami 70% dari 23 juta penderita gangguan skizofrenia di seluruh dunia. Data pasien skizofrenia di rawat jalan Departemen Psikiatri RSCM/FKUI periode tahun 2016-2017 kasus HAV resisten pengobatan berkisar 25-30%. Tujuan penelitian ini mengetahui abnormalitas spasiotemporal aktivitas neural otak kondisi istirahat yang berhubungan dengan HAV pada orang dengan skizofrenia (ODS) dan peran rTMS dalam memodulasi abnormalitas tersebut.
Metode: Penelitian ini dilakukan di Departemen Psikiatri dan Departemen Neurologi FKUI/RSCM selama Maret 2017 sampai Maret 2019 dengan desain uji klinis acak plasebo tersamar ganda. Studi  mengikutsertakan 120 orang yaitu 40 ODS dengan halusinasi, 40 ODS tanpa halusinasi, 20 subjek saudara kandung dan 20 subjek sehat. Kriteria kelompok intervensi rTMS pasien skizofrenia HAV resisten pengobatan usia dewasa 18-59 tahun. Pemeriksaan dimensi temporal dan spasial aktivitas otak keadaan istirahat menggunakan perekaman elektroensefelografi (EEG). Pemeriksaan simtom halusinasi menggunakan instrumen PSYRATS dan uji kemampuan pemantauan-sumber. Dilakukan rTMS 1 Hz 90% AM 1000 pulse di titik T3P3 selama 10 hari berturut-turut. Data klinis pasien diperoleh dari wawancara atau catatan medis. Informed consentdiperoleh dari pasien dan orang tua atau pasangan pasien. 
Hasil: Ditemukan perbedaan kekuatan amplitudo gelombang theta di prefrontal kiri dan kanan (skizofrenia = 15.19±4.54 mV, sehat= 7.37±2.49 mV, p 0.004), frontal kiri dan kanan (skizofrenia=18.62±17.55 mV, sehat = 9.90±3.77 mV p 0.007), temporal kiri dan kanan (skizofrenia= 6.97±7.26 mV, sehat= 3.59±1.34 mV , p 0.010). Kelompok skizofrenia ditemukan penurunan gandeng-fase amplitudo theta/gamma di frontal-parietal kiri F3-P3 (sehat=28.06, skizofrenia=24.06), frontal-temporal kiri F3-T3 (sehat=30.89, skizofrenia=22.47) dan frontal sentral kanan FP2-C4 (sehat=25.78, skizofrenia=25.00). Didapatkan peningkatan konektivitas fungsional di jejaring mode-standar yang berkaitan dengan kemampuan ODS memantau sumber stimulus. Antara jejaring mode-standar dengan sentral-eksekutif didapatkan korelasi positif di BA 8L-39L (r = 0.792, p = 0.000), BA 29L-40L (r = 0.522, p = 0.032) dan BA8R-39R (r = 0.480, p = 0.004). Korelasi positif abnormal antara jejaring mode-standar dan eksekutif-pusat berhubungan dengan kesulitan ODS membedakan sumber stimulus. Pemberian rTMS 1 Hz menurunkan konektivitas jejaring mode-standar dan menurunkan gandeng theta-gamma yang menghasilkan perbaikan gejala HAV dan kemampuan pemantauan sumber.
Simpulan: Pada ODS keseimbangan aktivitas otak istirahat bergeser ke kekuatan frekuensi rendah, demikian juga peningkatan koherensi kortikal. Didapatkan hiperkonektivitas jejaring mode standar, korelasi abnormal antara DMN dan CEN, serta gandeng theta-beta DMN yang berhubungan dengan halusinasi auditorik verbal. Pemberian rTMS bisa memodulasi abnormalitas spasiotemporal tersebut mendekati kondisi normal dan berakibat perbaikan gejala halusinasi. EEG concordance alfa prefrontal frontal otak berpotensi menjadi kandidat penanda biologi respon terhadap terapi rTMS. 

Background: Auditory Verbal Hallucinations (AVH) occur in 70% of 23 million people with schizophrenia worldwide. According to the 2016-2017 data on schizophrenia patients in the Outpatient Clinic of the Department of Psychiatry RSCM / FKUI, AVH treatment-resistant cases reach about 25-30%. The aim of this study was to determine the spatiotemporal properties of resting brain neural activities that cause changes in perceptions and abnormal space-time experience in people with schizophrenia, which then manifest as auditory verbal hallucinations, and also to determine the role of transcranial magnetic repetitive stimulation (rTMS) on modulating spatiotemporal abnormalities. 
Method: This study was a double-blind placebo-controlled clinical trial conducted in the Department of Psychiatry and the Department of Neurology of FMUI/RSCM  from March 2017 to March 2019. The study included 120 subjects consisting of 40 schizophrenia patients with hallucinations, 40 schizophrenia patients without hallucinations, 20 siblings of the patients, and 20 healthy subjects. The criteria for the rTMS intervention group were treatment-resistant schizophrenia with AVH of 18-59 years of age. Electroencephalography (EEG) was used to examine temporal and spatial dimensions of resting brain activities. The PSYRATS instrument and source-monitoring ability test were used to assess symptoms of hallucinations. Patients clinical data were collected from interviews or medical records. Informed consents were obtained from patients and their parents or spouses.
Results: Differences in amplitude strength of theta fequency were found at the left and right prefrontal cortices (schizophrenia = 15.19±4.54 mV, healthy = 7.37±2.49 mV, p 0.004), left and right frontal cortices (schizophrenia=18.62±17.55 mV, healthy = 9.90±3.77 mV p 0.007), left and right temporal cortices (schizophrenia= 6.97±7.26 mV, healthy = 3.59±1.34 mV , p 0.010). Temporal cortical activities were shifted to low frequency fluctuations, and there were also decreasing relationships between various brain frequencies. The increase of functional connectivity in default-mode networks was found, which relates to schizophrenics ability to monitor sources of stimuli. This abnormal positive correlation between the default mode and the central executives network might disturb schizophrenics ability to distinguish internal stimuli from external stimuli. The administration of 1Hz of rTMS decreases connectivity in default-mode networks and theta-gamma coupling resulting in improved symptoms of HAV and source monitoring capabilities.
Conclusion: In people with schizophrenia, the balance of resting activity shift to low frequency power, as well as increase in its cortical coherence. It also found functional hyperconnectivity in default mode network among schizophrenia patients with HAV and abnormal positive correlation between DMN-CEN. The resting state theta-gamma coupling was increased in patient with schizophrenia that might underlie HAV. The administration of rTMS modulate spatiotemporal abnormalities to near-normal conditions, resulting in the improvement in hallucinatory symptoms. The alpha EEG cordances of prefrontal and frontal cortices has the potential to become a biological marker of response to rTMS therapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Aisyah
"Penelitian ini membahas aplikasi Remote Sensing untuk menetapkan wilayah kering yang dihubungkan dengan karakteristik fisik. Tujuan penelitian untuk melihat sebaran wilayah kekeringan di Kecamatan Sukaresmi yang rentan terhadap kekeringan ketika musim kemarau melanda dengan memanfaatkan aplikasi Remote Sensing. Citra Satelit Landsat 8 OLI yang digunakan pada bulan Juli-September 2013 serta Juni - Agustus 2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode triangle, salah satu metode yang memanfaatkan Remote Sensing. Metode tersebut dikenal sebagai TVDI Temperature Vegetation Dryness Index yang terdiri dari NDVI Normalized Difference Vegetation Index, LST Land Surface Temperature dengan rumus algoritma LST ndash; LSTmin/a b NDVI-LSTmin digunakan untuk menentukkan wilayah kering di Kecamatan Sukaresmi. Hubungan antara pola spasial wilayah kekeringan dengan karakteristik fisik dianalisis secara statistik.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pola spasial wilayah kering di Kecamatan Sukaresmi berdasarkan metode TVDI wilayah kekeringan tertinggi pada bulan September 2013 dengan luas kekeringan di Kecamatan Sukaresmi seluas 164 ha dan pada bulan Juni 2017 luas kekeringan di Kecamatan Sukaresmi seluas 336 ha dengan wilayah yang selalu mengalami kekeringan terkonsentrasi pada karakteristik fisik penggunaan tanah permukiman dan sawah dan kemiringan lereng yang landai.

This research explains the use of Remote Sensing to know which areas are dry that are connected by the morphological characteristics. The purpose of this research is to see the spread of the dry areas in Sukaresmi district which are vulnerable towards drought when the dry season comes using the Remote Sensing application. The Landsat 8 OLI was used throughout July September 2013 and between June August 2017.
One of the methods that used in Remote Sensing is triangulation. This method is known as TVDI Temperature Vegetation Dryness Index which consists of NDVI Normalized Difference Vegetation Index, LST Land Surface Temperature with the algorithm formula of LST ndash LSTmin a b NDVI ndash LSTmin that used in determining the dry areas in Sukaresmi district. The relation between the spatial pattern of the dry areas and the morphological characteristics of an area analyzed statistically.
This research concludes that the spatial pattern of the dry areas in Sukaresmi district based on the TVDI method reached the highest rate of drought in September 2013 with 163.26 ha, and the drought in June 2017 with a whopping 336.43 ha. The drought areas usually concentrated on the morphological characteristics of the soil of the inhabitants, rice fields, and inclination of the slopes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diki Nurul Huda
"Sesar Cimandiri merupakan salah satu sesar yang memiliki aktivitas tektonis yang tinggi. Beberapa kejadian gempa bumi disekitar Sesar Cimandiri telah menimbulkan dampak dan kerugian bagi manusia. Upaya mendeteksi kejadian gempa bumi perlu dilakukan sebagai mitigasi bencana. Pendeteksian kejadian gempa bumi dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat penyimpangan suhu permukaan tanah. Studi ini dilakukan untuk menyelidiki keterkaitan antara perubahan suhu permukaan tanah (LST) dengan kejadian gempa bumi yang terjadi pada tanggal 7 Juli 2018 (M= 4,73), 11 Oktober 2018 (M= 3,77), dan 17 Juli 2011 (M=5,3). Citra satelit Landsat 7 dan Landsat 8 digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan nilai suhu permukaan tanah dengan menggunakan algoritma land surface temperature (LST). Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi peneliti menggunakan uji statistik x ± σ dengan taraf kepercayaan 66% serta membandingkan dengan rata-rata LST selama lima tahun. Hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan suhu permukaan tanah sehubungan dengan kejadian gempa 7 Juli 2011 terjadi peningkatan suhu permukaan tanah sebesar 6,56oC pada sehari sebelum terjadinya gempa bumi, 11 Oktober 2011 terjadi peningkatan 7,02oC sehari sebelum terjadinya gempa bumi, dan 17 Juli 2011 terjadi peningkatan 9,26oC pada enam hari sebelum terjadinya gempa bumi. Adapun temuan pada penelitian ini yaitu jarak dari patahan dan jarak dari episentrum memiliki hubungan yang erat dengan perubahan suhu permukaan tanah dengan masing-masing nilai kolerasi dan koefisien determinasi yaitu 0,86 (R2 = 0,75) dan 0,69 (R2 = 0,48). Sedangkan, hubungan antara jenis batuan dengan perubahan suhu permukaan tanah tidak ditemukan hubungan karena memiliki nilai kolerasi dan koefisien determinasi yang rendah yaitu 0,03 (R2 = 0,01). Pola spasial yang ditemukan pada penelitian yaitu semakin dekat dengan patahan dan episentrum maka perubahan suhu permukaan tanah semakin tinggi dan pada jenis batuan sedimen memiliki perubahan suhu permukaan tanah yang lebih tinggi dibandingkan batuan beku.

Cimandiri Fault is one of the faults that has high tectonic activity. Several earthquake events around the Cimandiri Fault have caused impacts and losses on humans. Efforts to detect earthquake events need to be done as disaster mitigation. Detection of earthquake events in this study by looking at deviations in surface temperature. This study was conducted to investigate the relationship between changes in land surface temperature (LST) in relation to the earthquake that occurred on 7 July 2018 (ML = 4.73), 11 October 2018 (ML = 3.77), and 17 July 2011 (ML = 5.3). Landsat 7 and Landsat 8 satellite imagery are used in this study to get the value of the ground surface temperature using the land surface temperature (LST) algorithm. To find out the deviation that occurred researchers used a statistical test x ± σ with a 66% confidence level and compared with the average LST for five years. The results of the study are an increase in ground surface temperature due to the earthquake occurrence on July 7, 2011 an increase in surface temperature of land was 6.56 oC on the day before the earthquake, October 11, 2011 there was an increase of 7.02oC the day before the earthquake, and July 17, 2011 occurred 9.26 oC increase in the six days before the earthquake. The findings in this study that the distance from the fault and the distance from the epicenter have a close relationship with land surface temperature changes at each sample point with each correlation value and the coefficient of determination are 0.86 (R2 = 0.75) and 0.69 (R2 = 0.48). Meanwhile, the relationship between rock types with land surface temperature changes was not found to be a relationship between the soil because it has a low correlation and coefficient of determination value of 0.03 (R2 = 0.01). The spatial pattern found in the study is that the closer to the fault and epicenter, the higher surface temperature changes and the type of sedimentary rocks have higher surface temperature changes than igneous rocks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Zuhro
"Kabupaten Indramayu merupakan salah satu sentra padi Jawa Barat dengan 56 % wilayahnya berupa sawah. Namun beberapa tahun terakhir produktivitas padi berkurang karena terjadinya bencana kekeringan akibat musim kemarau panjang. Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu mencatat bahwa pada tahun 2012, 2015 dan 2018 lahan sawah mengalami gagal panen yang disebabkan kekeringan sangat berat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persebaran wilayah kekeringan pertanian lahan sawah tahun 2012, 2015 dan 2018 serta hubungannya dengan curah hujan, kemiringan lereng dan ketinggian di Kabupaten Indramayu. Indeks kekeringan VHI Vegetation Health Index digunakan untuk mengetahui persebaran wilayah kekeringan lahan pertanian. VHI merupakan kombinasi indeks VCI Vegetation Condition Index dan TCI Temperature Condition Index yang diperoleh dari pengolahan data NDVI Normalized Difference Vegetation Index dan LST Land Surface Temperature Citra Landsat 7 dan 8.
Hasil pengolahan indeks VHI menunjukkan persebaran wilayah yang tidak mengalami kekeringan hingga kekeringan sangat berat pada wilayah pesisir pantai Kabupaten Indramayu. Sedangkan kategori tingkat kekeringan ringan berada pada wilayah barat bagian utara dan tengah Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan dengan kekeringan pada tahun pengamatan 2012, 2015 dan 2018. Sedangkan ketinggian dan lereng tidak ada hubungan signifikan dengan kekeringan.

Indramayu Regency is one of the rice centers in West Java with 56 % of its area is rice fields. But in recent years rice productivity has been reduced due to drought that occurred in Indramayu Regency that caused by a shift of the beginning season and a long dry season. The Indramayu District Agriculture Office noted that in 2012, 2015 and 2018 paddy fields experienced crop failures due to very heavy drought.
The purpose of this study was to determine the distribution of 2012, 2015 and 2018 wetland agricultural drought areas and their relationship with rainfall in Indramayu Regency. The VHI drought index Vegetation Health Index is used to determine the pattern of distribution of the drought area of agricultural land. VHI is a combination of VCI Vegetation Condition Index and TCI Temperature Condition Index derived from NDVI data processing Normalized Difference Vegetation Index, LST Land Surface Temperature of Landsat 7 and 8 images.
The processing results of the VHI index show the distribution of drought levels no drought to extreme drought, where in 2012, 2015 and 2018 the distribution of drought in agricultural land has the same pattern, which is dominated by the coastal areas of Indramayu Regency due to the influence of less rainfall. While the level of mild drought is in the western and center regions of Indramayu Regency. Based on the results of statistical tests, there is a significant relationship between rainfall and drought in 2012, 2015 and 2018. Whereas altitude and slope dont have relationship with drought.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Nur Aini
"

Kekeringan merupakan keadaan dimana kurangnya pasok air yang cukup lama. Bencana alam kekeringan juga ditimbulkan akibat dari keragaman curah hujan dibeberapa wilayah, dan faktor alam lain.  Kekeringan merupakan bencana yang sering melanda di beberapa wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Serang sehingga dapat mengancam wilayah pertanian khususnya sawah. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Pola sebaran kekeringan dan luasan kekeringan lahan pertanian Kabupaten Serang beserta dengan hubungan kondisi fisik. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 8 OLI periode lima tahun pada bulan kering yang menggunakan aplikasi penginderaan jauh dengan analisis algoritma Normalized Difference Drought Index (NDDI). Normalized Difference Drought Index (NDDI) yang mana merupakan hasil rasio antara Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Normalized Difference Water Index (NDWI) yang menggabungkan nilai indeks kehijauan vegetasi dan kelembaban lahan. Pola sebaran kekeringan kekeringan lahan pertanian lebih dominan menyebar di Kecamatan Bandung, Binuang, Carenang, Cikande, Cikeusal, Jawilan, Kopo, Pamarayan dan Tunjung Teja dengan luas wilayah kekeringan lebih dari 500 ha. Hubungan kondisi fisik yang amat berpengaruh terhadap kekeringan lahan pertanian Kabupaten Serang ialah curah hujan dengan rata-rata curah hujan 145-148 mm per bulan selama lima tahun,  diikuti dengan ketinggian wilayah yang landai, pada jenis tanah sedimen dan dengan jarak buffer sungai rerata lebih dari 1000 meter.


Drought is a condition where there is a lack of sufficient supply of water. Natural drought disasters are also caused by a variety of rainfall in several regions, and other natural factors. Drought is a disaster that often strikes in several regions of Indonesia, including Serang Regency, so that it can threaten agricultural areas, especially rice fields. The problem of this research is how the pattern of distribution and extent of drought in agricultural land of Serang Regency along with the relationship of physical conditions. This study uses five-year period Landsat 8 OLI image data in the dry month using remote sensing applications by analyzing the Normalized Difference Drought Index (NDDI) algorithm. Normalized Difference Drought Index (NDDI) which is the result of the ratio between the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and the Normalized Difference Water Index (NDWI) that combines the vegetation density index value and soil moisture. The pattern of distribution of drought in agricultural lands is more prevalent in Bandung, Binuang, Carenang, Cikande, Cikeusal, Jawilan, Kopo, Pamarayan and Tunjung Teja Subdistricts with a drought area of more than 500 hectares. The relationship of physical conditions that greatly affect the dryness of Serang Regency's agricultural land is rainfall with an average rainfall of 145-148 mm per month for five years, followed by a sloping area height, on sedimentary soil types and with an average river buffer distance of more than 1000 meters.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viola Debby Yulistya
"Kekeringan merupakan fenomena yang dapat dilihat dari banyak sudut pandang dan terjadi dalam skala spasial dan temporal, salah satunya adalah sudut pandang pertanian sebagai sektor yang terpengaruh. Pada Agustus 2015, kekeringan terjadi di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi hingga mengakibatkan kegagalan panen.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat dan sebaran kekeringan lahan sawah dengan menggunakan metode VCI pada Agustus 2013 sampai Agustus 2017, serta menganalisis keterkaitan antara luas kekeringan tersebut dengan variabel curah hujan pada tahun-tahun yang diteliti. Pemantauan kekeringan pertanian dalam penelitian ini memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan metode Indeks Kondisi Vegetasi atau VCI Kogan, 1995. Nilainya diperoleh dari nilai NDVI Landsat 8 dalam jangka waktu tertentu dan dinormalisasi untuk setiap pikselnya. Metode ini menunjukkan kondisi vegetasi pada bulan tertentu dibandingkan dengan kondisi terbaik dan terburuk selama periode yang diteliti.
Hasil yang didapat adalah kekeringan pertanian di Kecamatan Sukaresmi terjadi sepanjang tahun. Tahun 2015 merupakan tahun dengan rata-rata luas kekeringan pertanian tiap desa tertinggi. Desa Sukamahi merupakan Desa yang tersering mengalami kekeringan pertanian terluas di Kecamatan Sukaresmi. Terdapat korelasi bernilai negatif r = -0.212 dan lemah antara variabel kekeringan dengan curah hujan. Hal ini mungkin disebabkan oleh telah adanya irigasi sehingga pertanian tidak terlalu bergantung pada hujan.

Drought is a phenomenon that can be seen from many point of view which happen in spatial and temporal scale. One of the point of views is agriculture, as a the sector affected. In August 2015, drought happened in Sukaresmi Village of Sukaresmi District causing harvest failure.
This study aims to analyze agricultural drought level and distribution in paddy fields area of Sukaresmi District using VCI Vegetation Condition Index method during August 2013 until August 2017, and finding the correlation between drought extent with rainfall data as climate variable. The monitoring of agricultural drought in this study was carried out by utilizing remote sensing derived VCI by Kogan 1995. The index obtained from NDVI value of Landsat 8 imagery in the given period that normalized for each pixel. This method shows how close the vegetation condition is compared to its best and worst condition throughout the period examined.
The result showed that agricultural drought in Sukaresmi District occured throughout the years. 2015 is the year with the highest average extent of agricultural drought. There is a negative and low r 0.212 correlation between the drought and rainfall variables which possibly due to the presence of irrigation technology.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidya Rismayatika
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan lahan pertanian yang luas. Namun produksi lahan pertanian terancam akibat adanya perubahan penggunaan lahan serta fenomena perubahan iklim. Salah satu faktor perubahan iklim yang mempengaruhi lahan pertanian adalah fenomena El Nino. Sejak tahun 2002, El Nino terjadi setiap dua tahun sekali. Kejadian El Nino dapat menyebabkan tanaman di lahan pertanian mengalami kekeringab. Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap kekeringan. El Nino dapat menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan mengakibatkan kekeringan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial wilayah kering lahan pertanian menggunakan salah satu indeks penginderaan jauh yakni Normalized Difference Drought Index pada tahun El Nino yakni 2015 dan 2019 Wilayah kering kemudian dikaitkan dengan kondisi fisik. Hasil dari pengolahan data diketahui wilayah kering pada tahun 2015 (El Nino Kuat) lebih luas dibandingkan luas wilayah kering pada tahun 2019 (El Nino Lemah) yakni 3.031,00 ha (tahun 2015) dan 2.214,68 ha (tahun 2019). Pola spasial kekeringan membentuk pola berkelompok. Pola spasial wilayah kering di Kabupaten Magetan adalah semakin ke barat semakin sedikit wilayah kering, mendekati lereng Gunung Lawu. Hasil analisis menunjukkan wilayah kering banyak terjadi di lahan pertanian dengan kondisi fisik ketinggian 200-500 mdpl, lereng 8%-15%, dan jenis tanah asosiasi mediteran coklat kemerahan dan grumusol kelabu.
Indonesia is a country with vast agricultural land. However, agricultural land production is threatened due to land use change and climate change. One of climate change phenomenon affecting agricultural land is the El Nino. Since 2002, El Nino occurs every two years. El Nino events can cause crops on agricultural land to experience drought. Magetan Regency is one of the districts in East Java Province that has a high level of vulnerability to drought. El Nino can cause prolonged drought and cause drought. This study aims to explain the spatial pattern of dry areas of agricultural land using one of the remote sensing indices, Normalized Difference Drought Index in El Nino years (2015 and 2019). Then, dry areas will be associated with physical conditions. The result of data processing is the dry area in 2015 (Weak El Nino) is wider than the dry area in 2019 (Weak El Nino) namely 3,031.00 ha (2015) and 2,214.68 ha (2019). Spatial patterns of dry areas form a group pattern. The spatial pattern of dry areas in Magetan Regency is that to the west the less dry areas, approaching the slopes of Mount Lawu. The results of the analysis showed that many dry areas occur in agricultural land with physical conditions altitude of 200-500 meters above sea level, slopes of 8% -15%, and types of soil associated with reddish brown mediterranean and gray grumusol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arofah Arief Santoso
"Kekeringan adalah bencana hidrometeorologis yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia. Salah satu penyebab kekeringan adalah fenomena El Nino yang berakibat pada berkurangnya curah hujan di suatu daerah. Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik daerah yang unik karena terdiri dari daerah dengan dataran rendah hingga pegunungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi kekeringan meteorologis berdasarkan parameter curah hujan dengan metode Standardized Prec presipitasi Index (SPI) dan kekeringan lahan yang diperoleh berdasarkan pendekatan penginderaan jauh menggunakan Normalized Difference Dried Index (NDDI) pada tahun yang mengalami El Nino, yaitu 2015 dengan tahun memiliki curah hujan normal pada tahun 2018. Melalui teknik yang tumpang tindih dan uji statistik, kekeringan dianalisis berdasarkan karakteristik regional, yaitu kemiringan, jenis tanah, dan penggunaan lahan.
Hasil analisis pola spasial wilayah kekeringan dan daratan meteorologis bergerak dari utara ke selatan, di mana dari Mei hingga September terjadi peningkatan tingkat dan tingkat kekeringan. September adalah puncak kekeringan, di mana berdasarkan dua metode penentuan kekeringan, semua kecamatan di Kabupaten Majalengka dipengaruhi oleh kekeringan dari tingkat kering hingga ekstrem. Di El Nino, kekeringan meteorologis menunjukkan bahwa beberapa daerah mengalami kekeringan ekstrem, tetapi di musim kemarau tanah itu hanya pada tingkat yang sangat kering. Kekeringan yang terjadi pada tahun 2015 dan 2018 memiliki tingkat dan tingkat kekeringan yang berbeda. Kekeringan memiliki hubungan dengan karakteristik fisik daerah tersebut, tetapi yang paling berpengaruh adalah kemiringan berdasarkan uji statistik Chi-square.

Drought is a hydrometeorological disaster that always happens every year in Indonesia. One of the causes of drought is the El Nino phenomenon which results in the reduction of rainfall in an area. Majalengka Regency has unique regional characteristics because it consists of areas with lowlands to mountains. This study aims to see the distribution of meteorological drought based on rainfall parameters with the Standardized Precipitation Index (SPI) method and land drought obtained based on the remote sensing approach using the Normalized Difference Drought Index (NDDI) in the year experiencing El Nino, namely 2015 with the year has a normal rainfall in 2018. Through overlapping techniques and statistical tests, the drought is analyzed based on regional characteristics, namely slope, soil type, and land use.
The results of the spatial pattern analysis of the meteorological drought area and land moved from north to south, where from May to September there was an increase in the extent and level of drought. September is the peak of drought, where based on the two methods of determining drought, all sub-districts in Majalengka Regency are affected by drought from dry to extreme levels. In the El Nino meteorological drought showed that some regions experienced extreme drought, but in the drought the land was only at very dry levels. Drought that occurred in 2015 and 2018 has different extent and level of drought. The drought has a relationship to the physical characteristics of the area, but the most influential is the slope based on the Chi-square statistical test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>