Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193331 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitti Nurzaifie
"Rumah tinggal kolonial Manggarai merupakan salah satu objek kolonial yang memiliki nilai sejarah tinggi dan menarik untuk diteliti karena telah berusia lebih dari satu abad. Kompleks rumah tinggal kolonial di Manggarai mulai dibangun pada tahun 1918 dan dipimpin oleh arsitek dari Belanda bernama Ir. J. Van Gendt. Meski demikian, penelitian mengenai kompleks kolonial tersebut masih belum banyak dilakukan. Berdasarkan objek penelitian yang berjumlah delapan rumah, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dianalisis, yaitu bagaimanakah bentuk dan gaya arsitektur serta pola ruang rumah-rumah tinggal kolonial di Manggarai dan juga apakah terdapat pengaruh tradisional pada unsur-unsur hunian rumah tinggal kolonial Manggarai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian arkeologi yang dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu pengumpulan data, tahap pengolahan data, dan tahap penafsiran data. Hasil analisis dari penelitian ini diantaranya adalah terdapat enam gaya bangunan yang mempengaruhi bangunan rumah tinggal kolonial Manggarai dan terdapat pola ruang yang dijadikan acuan dalam pembangunannya. Selain itu, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh tradisional, khususnya di wilayah setempat, yaitu rumah adat Betawi pada rumah tinggal kolonial Manggarai.

Manggarai colonial residential houses are notable colonial artifacts with significant historical value and are intriguing subjects for research, having stood for over a century. The colonial residential complex in Manggarai began construction in 1918 under the direction of Dutch architect Ir. J. Van Gendt. However, research on this colonial complex remains sparse. Based on the research objects, consisting of eight houses, several issues can be analyzed: what are the architectural styles and layout configurations of the Manggarai colonial residential houses, and is there any traditional influence on the elements of these colonial houses? This study employs an archaeological research method divided into three stages: data collection, data processing, and data interpretation. The analysis results indicate that six architectural styles influenced the Manggarai colonial houses and that a specific spatial configuration guided their construction. Additionally, the study reveals traditional influences, particularly from the local Betawi traditional houses, on the Manggarai colonial residential houses."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Nibras Kautsar
"Loji merupakan gedung besar atau kantor atau benteng pada masa kolonial atau masa penjajahan Belanda di Indonesia. Loji penting dikaji secara arkeologis karena merupakan salah satu bangunan kolonial Belanda yang jarang dibahas. Loji pun tersebar di berbagai kota di Hindia Belanda termasuk Batavia. Sebagai bangunan kolonial yang berupa loji, tentu memiliki ciri khas yang membedakan dengan bangunan kolonial lainnya, termasuk perbedaan tata ruang dan tata bangunan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tata ruang dan tata bangunan gedung loji Adhuc Stat yang merupakan salah satu loji di Batavia. Penelitian bertujuan untuk memetakan pola struktur ruang agar dapat menentukan distribusi fungsi ruang serta mengetahui material penyusun konstruksi bangunan dan elemen lainnya yang dapat digunakan untuk upaya konservasi dan restorasi bangunan agar tetap sesuai dengan kondisi aslinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa metode penelitian kualitatif dalam kajian bangunan kolonial yang terdiri dari tahap perumusan data, pelaksanaan data, pengumuplan data, pengolahan data, analisis data, dan interpretasi data. Berdasarkan dari hasil pembahasan, pola tata ruang loji Adhuc Stat berupa pola hierarki dan pola konfigurasi L yang menyesuaikan ruangan berdasarkan fungsinya, korelasi antar ruang, skala dan proporsi yang disesuaikan dengen fungsi, serta orientasi yang memperhatikan sirkulasi udara dan pencahayaan, semuanya berkontribusi pada efisiensi dan kenyamanan bangunan. Tata bangunan loji Adhuc Stat menggunakan material yang hampir sama dari masa lalu hingga masa kini serta konsistensi geometri massa dan tingkatan lantai bangunan yang terbagi menjadi dua lantai memperlihatkan kelestarian dan adaptabilitas bangunan loji dari masa kolonial hingga saat ini.

Lodge is a large building or office or fort during the colonial period or Dutch colonization in Indonesia. Lodge is important to study archaeologically because it is one of the rarely discussed Dutch colonial buildings. Lodges were scattered in various cities in the Dutch East Indies including Batavia. As a colonial building in the form of a lodge, it certainly has characteristics that distinguish it from other colonial buildings, including differences in spatial layout and building layout. The formulation of the problem in this research is how the spatial and building layout of the Adhuc Stat lodge building which is one of the lodges in Batavia. The research aims to map the spatial structure pattern in order to determine the distribution of space functions and to find out the building construction materials and other elements that can be used for conservation and restoration efforts to keep the building in accordance with its original condition. The method used in this research is a qualitative research method in colonial building studies which consists of the stages of data formulation, data implementation, data collection, data processing, data analysis, and data interpretation. Based on the results of the discussion, the spatial pattern of the Adhuc Stat lodge is in the form of a hierarchical pattern and L configuration pattern that adjusts the room based on its function, correlation between spaces, scale and proportions that are adjusted to the function, and orientation that pays attention to air circulation and lighting, all of which contribute to the efficiency and comfort of the building. The layout of the Adhuc Stat lodge building uses almost the same materials from the past to the present and the consistency of the mass geometry and floor levels of the building, which is divided into two floors, shows the preservation and adaptability of the lodge building from the colonial period to the present."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Studi ini bertujuan untuk mengulas tata letak pada bangunan i-CELL dikaitkan dengan penumpukan yang terjadi dalam kegiatan evakuasi. Dalam rangka menciptakan objek bangunan yang nyaman dan aman, seorang perancang perlu mempertimbangkan kegiatan evakuasi dan pencarian jalan keluar. Studi ini terdiri dari ulasan literatur dan simulasi mengenai interaksi manusia dengan bangunan ketika dalam kondisi darurat. Metode yang digunakan dalam studi adalah simulasi menggunakan piranti lunak berbasis agent based simulation. Studi ini menyimpulkan bahwa tata letak sangat mempengaruhi terjadinya penumpukan, dan penumpukan tidak selalu akan memperlambat waktu kegiatan evakuasi.

This study aims to review the layout of the i-CELL building associated with the congestion that occurs in evacuation activities. In order to create a comfortable and safe building object, a designer needs to consider evacuation activities and find a way out. This study consists of a literature review and simulation of human interaction with buildings during an emergency situation. The method used in this study is a simulation using agent-based simulation software. This study concludes that the layout greatly affects the occurrence of congestion, and the congestion at some area will not always slow down the time of evacuation activities."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Khoirunnisa
"Skripsi ini membahas mengenai bentuk-bentuk rumah tinggal pada masa kolonial Belanda di Jalan Cipaganti, Bandung. Rumah-rumah di Jalan Cipaganti ini terletak di wilayah Bandung Utara dan pada masa lalu diperuntukkan bagi kalangan elit Eropa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk pengaruh arsitektur rumah tradisional Jawa Barat dan arsitektur rumah-rumah peninggalan kolonial Belanda di Menteng, Taman Kencana, dan Cihapit yang tercermin dalam unsur-unsur rumah di Cipaganti. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa rumah tinggal kolonial di Jalan Cipaganti mendapat pengaruh arsitektur rumah tradisional Jawa Barat dan rumah peninggalan kolonial Belanda pada bagian atas, badan, dan bawah bangunan. Rumah-rumah di Cipaganti juga memiliki ciri khusus yang tidak ditemukan pada rumah tinggal kolonial di daerah pembanding Menteng, Taman Kencana, dan Cihapit.

This undergraduate thesis discusses about colonial houses from early 20th Century at Jalan Cipaganti, Bandung. The houses on Jalan Cipaganti are located in North Bandung area and in the past were reserved for the European elite. This study aims to see the influence of traditional architecture of West Java and architecture of Dutch colonial heritage houses in Menteng, Taman Kencana, and Cihapit which is reflected in the elements of house in Cipaganti. This research is analytical descriptive. The results of this study explain that the colonial residence on Jalan Cipaganti get the influence of the architecture of traditional houses of West Java and the Dutch colonial relics on the top, body, and bottom of the building. The houses in Cipaganti also have special characteristics that are not found in the colonial residence in the comparative areas Menteng, Taman Kencana, and Cihapit.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Chandra Bestari
"Gereja Santo Yoseph Matraman merupakan salah satu gereja yang dibangun pada awal abad ke-20 oleh F.J.L. Ghijsel yang memiliki beberapa keunikan, terutama di bagian fasad dan menaranya. Sebagai salah satu fitur arkeologi, Gereja Santo Yoseph dapat memberikan informasi penting terutama terkait gaya bangunan yang berkembang di Jakarta pada awal abad ke-20. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gaya bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman dengan mengkaji bentuk dan gaya bangunan gereja tersebut melalui tahap observasi, pengolahan data, dan interpretasi. Dalam menganalisis gaya bangunan digunakan metode analisis bentuk (formal analysis), analisis gaya (stylistic analysis), dan analisis komparatif (comparative analysis). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman menerapkan empat gaya yang berkembang di awal abad ke-20, yaitu Art Nouveau, Art Deco, Indis, dan Arts and Crafts. Perpaduan gaya ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bangunan kolonial yang sejaman dengan gereja tersebut, karena pada umumnya bangunan-bangunan lain hanya menerapkan satu gaya bangunan yang sedang populer pada masanya, sementara Gereja Santo Yoseph memadukan empat gaya yang berbeda pada satu bangunan. Hal ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki nilai penting secara arkeologis, historis, dan arsitektural dalam perkembangan gaya bangunan awal abad ke-20 di Indonesia.

The Church of Saint Joseph is one of the churches that built in the early 20th century by F.J.L. Ghijsels which has some uniqueness, especially in its fa�§ade and tower. As one of the archaeological features, the Church of Saint Joseph could provide important informations, especially related to the building style that developed in Jakarta during the early 20th century. This study seeks to find out more about the building style of the Saint Joseph Church by examining the shape and style of the building through stages of observation, data processing, and interpretation. In analyzing the building style, the methods of form analysis (formal analysis), stylistic analysis, and comparative analysis are used. The result of the study shows that the Saint Joseph Church building applies four styles that were popular and developed in the early 20th century, namely Art Nouveau, Art Deco, Indische, and Art and Craft. This makes the Church of Saint Joseph Matraman unique and different from other churches in Jakarta and Indonesia that were built in the same era. This marks the building styles that were popular in the early 20th century and the combination of styles at that time. Therefore, the Church of Saint Joseph Matraman has a significant archaeological, historical, and architectural values in the development of early 20th century building styles in Indonesia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Qadarsih
"Skripsi ini membahas tentang tinjauan keletakan dan bentuk bangunan-bangunan sudut di Bandung pada tahun 1900-1940 dengan meninjau dari segi bentuk dan keletakan. Jumlah objek penelitian yang digunakan adalah 50 bangunan sudut. Metode penelitian yang dilakukan dengan cara mangelompokan bangunanbangunan sudut dalam keletakan, yaitu letak di persimpangan jalan (pertigaan, perempatan, perlimaan jalan), dan bentuk, (denah, keberadaan menara, bangunan bertingkat, jumlah tampak muka, keberadaan halaman depan) di setiap sektor. Hasil analisis berupa jumlah dominan bangunan sudut di setiap kelompok dan sektor. Setelah itu hasilnya dikaitkan dengan perkembangan kota dan arsitektur di Bandung.

Focus of this undergraduate thesis is about observation location and form of corners building at Bandung in 1900 until 1940. Total objects of this research are fifty corners building at Bandung. Method used in this research make groups of corners building in two parts, such as location (locate building at crossroad) and form (ground plan, have a tower, high building, total fa_ade, and have yard in front of building) each sector. Analysis result indicated that is total dominant of corners building each groups and sector. Then, analisys result relate with development of city and architecture at Bandung."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Aji Anggoro
"Industri manufaktur otomotif Indonesia mengalami perkembangan yang semakin meningkat tiap tahunnya. Persaingan antar perusahaan otomotif juga semakin ketat dalam mempertahankan posisinya di industri otomotif. Setiap perusahaan manufaktur otomotif akan terus memastikan bahwa keunggulan kompetitif dipertahankan melalui kegiatan produksi sehari-hari. Efektifitas proses material handling dalam kegiatan produksi secara langsung juga dipengaruhi oleh tata letak produksi. Hadirnya model baru serta peningkatan volume produksi mengharuskan perusahaan untuk menghadirkan mesin-mesin baru yang digunakan dalam mendukung kegiatan produksi sehari-hari. Hal ini menjadikan penaataan letak mesin dalam lini produksi menjadi tidak teratur, terutama apabila tidak adanya pengecekan dan penilaian secara periodik. Dalam riset ini dilakukan analisis dan perbaikan rancangan tata letak produksi berdasarkan aspek keberlanjutan melalui metode Systematic Layout Planning, Algoritma Genetika, dan Discrete Event Simulation. Dari hasil perbaikan didapatkan perbaikan dalam hal jarak tempuh sebesar 1.971.197,42 m/thn dari sebelumnya sebesar 2.221.786,22 m/thn atau 13%. Untuk aspek ekonomis didapatkan penurunan biaya operasi sebesar Rp 7.353.000, - atau 11% dalam satu tahun dan untuk aspek lingkungan didapat pengurangan emisi karbon dari 16.283,19 kg/tahun menjadi sebesar 14.464,55 kg/tahun.

Indonesia’ automotive manufacturing industri has been experiencing positive trends from year to year. The competition among automotive companies in maintaining their position in the industri also getting fierce. Every automotive manufacturing company will put their best effort to make sure that competitive advantage is maintained through daily production activity. Material handling process effectiveness in production activity is directly affected by production layout. The increasing of production quantity and new models forces company to install new machines in their production lines to support production activity. This situation has caused the machine arrangement in production line’ layout becomes unorganized, especially if there is no periodic assessment and review. This research conducts analysis and improvement of production layout based on sustainability through utilization of Systematic Layout Planning, Genetic Algorithm, and Discrete Event Simulation. Based on layout improvement, the result showed that there is reduction on annual material handling distance from 2.221.786,22 meter per year to 1.971.197,42 meter per year or 13%. For economical aspect, it shows that operational cost has reduced to be Rp 7.353.000, - annually. And lastly, for environmental aspect we found reduction in the amount of carbon emission from 16.283,19 kg/ year to 14.464,55 kg/ year."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Huliana
"ABSTRAK
Generasi Y atau yang lebih sering dikenal sebagai millennials, memasuki tingkatan usia adulthood sejak awal abad ke-21. Mereka adalah golongan masyarakat yang saat ini kehadirannya sangat signifikan di dunia kerja. Globalisasi dan berkembangnya industri 4.0 menjadi pengaruh utama dalam pembentukan karakter generasi tersebut. Keduanya telah mengubah bagaimana mereka bermasyarakat. Karakter ini pun tercerminkan pada kehidupan kerja mereka dalam bentuk collaboration dan cooperation. Hal inilah yang kemudian menyebabkan coworking space hadir menjadi sebuah tren global. Coworking space mulai muncul sebagai manifestasi dari adaptasi generasi milenial dalam dunia kerja. Berjalan dengan prinsip shared knowledge, keberadaan coworking space membutuhkan kedekatan (proximity) dengan satu sama lain. Hal ini berdampak pada organisasi spasial coworking space di kota yang memiliki kecenderungan untuk berkonsentrasi pada suatu wilayah tertentu, terutama pada wilayah klaster industri eksisting. Fenomena ini disebut juga aglomerasi ekonomi atau spatial clustering.
Di Indonesia, kemunculan coworking space pada klaster industri masih menjadi hal yang baru. Jika dibandingkan dengan klaster industri maju seperti Silicon Valley atau Boston Innovation District, Indonesia masih berada pada tahap awal perkembangannya. Dengan berefleksi pada kedua klaster tersebut dan dengan teori pendukung seperti teori aglomerasi, proximity, dan klaster dan innovation district penelitian ini akan membahas bagaimana klaster yang terdiri dari coworking space tersebar di Jakarta, posibilitasnya untuk berkembang menjadi sebuah innovation district dan pengaruh keduanya terhadap struktur ruang kota.

ABSTRACT
Y generations, or better known as the millennials, reach their adulthood in the early 21st century. They are currently the most significant addition in work place. Globalization and industry 4.0 development are the biggest external factors that shaped their character. Both of them has changed the way millennials live as a part of the society. This characters are reflected in work place in a form of collaboration and cooperation. It is further become the main reason why coworking spaces are now a global trend. Coworking spaces exist as a manifestation of millenials adaptation in work force. With its shared-knowledge based system as the main concept, coworking spaces need a certain proximity with one another. It is have an impact on coworking spaces spatial organization that has the tendency to concentrated in a certain area, particularly in existing industrial cluster. This phenomenon is often called economic agglomeration or spatial clustering. The emergence of coworking spaces and the phenomenon of agglomeration economies are most likely occured simultaneously in urban environment. It is also occurred in Indonesia. However, it is still in its early development compared to Silicon Valley or Boston Innovation District. Reflecting on those two successful clusters and based on current development studies on agglomeration economies, proximity, and cluster, this paper will further discuss about coworking space and existing industrial cluster spatial relation and its impact on city spatial structure."
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Nadindra Sindhuasti
"Coworking space menjadi pilihan baru bagi freelancer atau pun startup untuk bekerja. Berawal dari keinginan orang-orang yang bekerja sesuai dengan apapun keinginannya, baik waktu, tempat, dan bagaimana cara mereka bekerja. Nilai utama yang menjadi acuan dalam menjalankan konsep coworking ialah community, openness, collaboration, accessibility, dan sustainability. Hal ini menunjukan bahwa coworking space lebih dari tempat orang bekerja bersamasama. Selain itu, coworking space menawarkan suasana kerja baru yang lebih relaks dan nyaman dibandingkan dengan kantor pada umumnya. Untuk menciptakan suasana relaks namun tetap nyaman untuk bekerja, coworking space memerlukan pencahayaan buatan yang tepat.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui standar pencahayaan di ruang kerja coworking space dan untuk memaparkan pendapat mayoritas coworker mengenai coworking space. Metode yang akan dilakukan untuk penulisan skripsi ini adalah studi literatur dan studi kasus di lapangan. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori cahaya, persepsi visual, pencahayaan interior, dan pencahayaan ruang kantor. Studi kasus dilapangan dengan mengamati pencahayaan buatan di coworking space serta mengamati pengaruhnya pada coworker.

Nowadays, coworking space becomes a new option to work for freelancer or startup. It begun with the need for flexibility in working. The core values of coworking space are community, openness, collaboration, accessibility, and sustainability. With these values, coworking space shows something more than simply that of people working in the same place. Moreover, coworking space offers a new work's ambience which are more relaxed and comfortable than an office in general. To create the relaxed ambience but still comfort to work, coworking space needs proper artificial light.
This thesis aims to determine the lighting system in coworking space and to explain coworker's opinions about coworking space. I use literature studies and case studies as research methods in this thesis. Literature studies were done by studying lighting theory, visual perception, interior lighting, and office lighting. Case studies were done by observing artificial light and its effects to coworker behavior.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>