Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafly Adli Krisdianto
"Relief kalpataru merupakan salah satu relief dengan makna simbol mitologis-religis yang banyak ditemui pada candi-candi Buddha masa Mataram Kuno. Penggambaran relief kalpataru dapat ditemui pada Candi Sewu, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sojiwan, dan Candi Banyunibo. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap pola variasi penggambaran relief kalpataru pada candi-candi tersebut. Selain itu, penelitian ini juga berusaha untuk mengetahui keterkaitan penggambaran relief kalpataru dengan penempatannya pada candi-candi tersebut berdasarkan konsep tridhatu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dalam ilmu arkeologi dengan tahapan yang terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Hasil penafsiran dalam penelitian ini memperlihatkan adanya beberapa pola yang umumnya ditemukan pada penggambaran relief kalpataru. Pola-pola tersebut terjadi karena adanya beberapa ketentuan dalam penggambaran relief kalpataru berdasarkan naskah dan kitab kuno.

Kalpataru relief is one of reliefs with mythological-religious symbolic meanings that are commonly found in ancient Mataram Buddhist temples. Kalpataru reliefs can be found in Candi Sewu, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sojiwan, and Candi Banyunibo. This research aims to reveal the patterns of variation in kalpataru reliefs in those temples. Additionally, this research seeks to understand the relationship between the kalpataru relief and their placement in these temples based on the concept of tridhatu. This research was conducted using archaeological research methods consisting of data collecting, data processing, and data interpretation. The results of the interpretation in this research show several patterns that are commonly found in the kalpataru reliefs. These patterns appeared due to several regulations in the carving of Kalpataru reliefs based on ancient manuscripts and scriptures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Widjaja
"Rangkaian relief Karmawibhangga di kaki candi Borobudur yang tertutup oleh batur lambahan terdiri dari 160 panil. Rangkaian relief ini berisi ajaran tentang hukum karma dari kitab suci Mahu-Karmavibhanga. Relief Karmawibhangga ini banyak mengungkapkan tentang keadaan sosial masa lampau sekitar abad ke-9 sampai ke-10 M di Jawa, baik lingkungan alamnya maupun lingkungan masyarakatnya. Pada relief inilah tersimpan berbagai keterangan dari segi kehidupan masa lalu, antara lain perilaku keagamaan, pelapisan sosial, mata pencaharian, tata busana, peralatan hidup, flora dan fauna. Kaum agamawan yang merupakan salah satu golongan pada masyarakat saat itu terlihat pula penggambarannya pada panil-panil relief Karmawibhangga. Terdapat 48 panil yang menggambarkan kaum agamawan. Kaum agamawan yang digambarkan adalah brahmana, bhiksu, pertapa. Perilaku keagamaan yang terdapat pada masa itu sedikit-banyak dapat terlihat pula dari panil-panil relief yang menggambarkan kaum agamawan dengan beragam aktivitasnya"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gaya Favorit Press, 2016
726.1 LAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tsanaa Khenresta
"Penelitian ini berfokus kepada penggambaran adegan berderma yang ada pada kaki Candi Borobudur, relief Karmawibhangga. Derma merupakan dasar tingkatan dalam tahapan tindakan bermanfaat, punnakiriyavatthu. Derma merupakan arti kata dana yang berasal dari bahasa Pali. Derma merupakan kegiatan mendasar positif yang bisa dilakukan oleh siapa dan dimana saja. Derma merupakan salah satu adegan yang digambarkan pada relief candi. Penggambaran adegan derma paling banyak ditemui pada relief Karmawibhangga, sebanyak 40 adegan derma dipahatkan. Sebaran relief derma pada relief Karmawibhangga paling banyak dijumpai pada sisi barat-utara.

This research focus in depiction the act of charity that appear on Candi Borobudurs feets, called as relief of one of the step of useful actions, punnakiriyavatthu. Charity originated from Palis language, dana. Charity is one of basic positive activity that can be done by everyone, everywhere. This charity acts drawn at candis relief. The depiction of this charity acts shown major at the Karmawibhanggas relief, at least 40 acts of this charity been carved. The distribution of this relief rely on relief of Karmawibhangga, most widely shown at west-north side."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Danantoro Darujati
"Skripsi ini membahas tentang busana dan perhiasan Siddharta yang terlihat di relief Lalitavistara, Candi Borobudur, yang kemudian diamati dengan menggunakan konsep perjalanan hidup. Selanjutnya, dilakukan pula perbandingan busana dan perhiasan dengan figur lain pada konteks yang sama. Berdasarkan perbandingan tersebut, akan terlihat persamaan dan perbedaan busana dan perhiasan pada konteks yang sama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh perjalanan kehidupan terhadap busana dan perhiasan yang digunakan oleh Siddharta. Pengaruh tersebut merupakan salah satu rekonstruksi budaya Jawa Kuno, yang dilihat berdasarkan konsep perjalanan kehidupan.

This thesis discusses about Siddharta’s fashion and jewelry seen in relief Lalitavistara, Borobudur Temple, which is then observed by using the concept of life course. Furthermore, also conducted a comparison of clothing with other figures in the same context. Based on these comparisons, it would appear the similarities and differences in clothing and jewelry in the same context. The results of this study show the influence of the life course of the clothing and jewelry that is used by Siddharta. That influence is one of the ancient Javanese cultural reconstruction, which is viewed by the concept of life course.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Paseban adalah kota Jawa baru yang merupakan kota jadian dari Seba yang artinya menghadap. Aslinya dari kata Sansekerta Sev yang berati mengabdi, memuja, menghormati, jadi Paseban suatu pertemuan di mana raja dihadap oleh para pejabat kerajaan dan juga oleh para anggota keluarga raja serta para abdi. Tetapi Paseban juga dapat bearti tempat diadakan acara audiensi tersebut. Kata lain untuk Paseban adalahh Pasewakan. Pasewakan berasal dari kata sewaka yang artinya mengabdi, jadi pasewakan adalah pertemuan antara orang yang mengabdi raja dengan rajanya. Dalam bahasa Jawa kuna dikenal kata panangkil yang artinya menghadap raja. Karena istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia belum ada, maka dalam penulisan ini acara audiensi itu disebut dengan istilah Paseban. Dalam penulisan ini diteliti adegan-adegan kerajaan, di mana digambarkan raja dan para pejabat yang menghadpnya. Bagaimana suatu Paseban digambarkan dalam adegan-adegan kerajaan itu dan akan kita lihat pula siapa saja yang hadir dalam suatu Paseban.Selain itu, kita harapkan juga akan mengetahui lebih banyak tentang pejabat-pejabat kerajaan baik menenai tugas, susunan maupun jumlahnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S11818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rohyani
"Penelitian tentang candi Borobudur telah banyak dilakukan para ahli terdahulu, baik mengenai bangunannya maupun reliefnya. Demikian pula penelitian tentang relief Karmawibhanga yang terdapat di kaki candi Borobudur, banyak dijadikan referensi untuk penelitian baik dari segi ekonomi, sosial ekonomi, ekologi maupun keagamaan. karena relief Karmawibhanga menggambarkan tentang keadaan sehari-hari dalam kehidupan masyrakat kebanyakan.
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui teknik skenario yang dipakai untuk pemahatan relief Karmawibhanga di candi Borobudur. Hal tersebut didasarkan karena ditemukannya naskah Mahakarmawibhanga yang berisi ajaran agama Buddha. Apakah naskah tersebut yang dijadikan patokan dalam pembuatan relief dan bagaimana para pemahat memvisualkan ajaran yang terdapat dalam naskah tersebut.
Deretan panil relief candi seperti deretan film yang ditayangkan, bila film merupakan media komunikasi yang bergerak maka relief juga sebagai media komunikasi walaupun secara visual tidak bergerak namun bila diamati bersifat dinamis pula. Dalam pembuatan film diawali dengan adanya naskah scenario. Skenario film merupakan acuan yang berisi rangkaian sekuen dan adegan walaupun bukan dalam bentuk yang persis. Untuk membuat film seorang sutradara memerlukan suatu script, yaitu naskah skenario yang berisi catatan perubahan untuk acuan kerja para pekerja film.
Dalam pembuatan relief nakah Mahakarmawibhanga dapat dikatakan sebagai suatu skenario, dan para silphin menggunakan inskripsi pendek yang terdapat pada panil untuk acuan silphinan. Karena keterbatasan media maka petunjuk yang digunakan cukup singkat dan untuk menggambarkan figur yang dikehendaki mereka menggunakan contoh dari lingkungan sehari-hari. Para silphin menggunakan contoh yang ditemukan dalam lingkungan mereka supaya masyarakat mudah memahami ajaran agama yang dituangkan dalam relief tersebut. Dalam penggambarannya silphin bangyak menggunakan unsur pohon untuk batas adegan. Hal ini karena pohon merupakan salah satu unsur alam yang sangat dekat dengan masyarakat agraris yaitu memberi kemakmuran, kebahagiaan dan harapan. Penggunaan unsur pohon dalam pemahatan juga karena pohon merupakan unsur alam yang hidup sehingga secara keseluruhan adegan pada panil mengalir secara luwes dan tidak kaku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"This dissertation discusses the forms of pottery found on the temple sites in the 8th-10th century in Central Java and the reconstruction of its use in the ceremony. The temple sites which has been reviewed in this research are 19 sites. Through formal analysis, it can be known that many pottery found on temple sites are some containers that commonly found in almost all temple sites. The container is a cup, celupak , a jar, a bowl, a vase, a pot and a plate. Based on the nineteen temple sites which has been reviewed, can be known that there is a location of pottery in the temple sites mostly found in the foundation of temple and in the yard of temple. Through analogy with the sources of reliefs, inscriptions, and ethnographies were known the pottery that found in the foundation of temple is the remnants of the garbhadhana ceremony , the ceremony associated with the establishment of the temple. The pottery found in the yard of temple is suspected to be the remnants of the puja ceremony, which is a ceremony related to the use of the temple"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D2382
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lien Dwiari Ratnawati
"ABSTRAK
Penelitian terhadap candi-candi yang ada di Pulau Jawa telah banyak dilakukan orang, baik mengenai asal-usulnya, gaya, maupun sejarah keseniannya. Candi Prambanan sebagai salah satu candi yang besar di Jawa Tengah tidak luput dari berbagai penelitian, tetapi khusus mengenai relief Kalpataru belum pernah dilakukan.
Relief Kalpataru adalah bagian dari apa yang disebut oleh van Erp sebagai motif Prambanan. Relief ini terdapat pada pa_nil.-panil di kaki keenam candi utama Prambanan, yaitu Brahma, Siwa, Visnu, Angsa B, Nandi, dan Garuda A. Relief ini berben_tuk sebuah pohon yang dihiasi dengan untaian manik-manik atau mutiara, dan diberi chattra (payung) di atasnya. Pohon ini diapit oleh berjenis-jenis binatang, antara lain kijang, rusa,.burung merak, kera, macan, angsa, kinara-kinari (makhluk Surga) , dan-lain-lain. Pohon ini mempunyai berbagai sebutan, antara lain pohon pengharapan, pohon kekayaan atau kemakmuran , pohon kehidupan dan pohon surga.
Pengamatan terhadap relief Kalpataru dilakukan untuk mencari sebab-sebab relief ini bervariasi, beberapa banyak variasi yang ada, adakah pola dasarnya, dan selanjutnya adakah ketentuan penempatan nya pada candi.
Metode penelitian yang dipakai adalah metode observasi, deskripsi, dan eksp1anasi, dibantu dengan metode pendekatan normatif untuk menjawab apakah relief Kalpataru ini memang mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Selain itu juga di_gunakan metode penalaran deduktif, yang secara operasional dilakukan lewat testing hypotheses.
Hasil dari penelitian ini memberi informasi bahwa relief Kalpataru yang dihasilkan oleh seniman itu mentaati ketentuan yang ada, sedangkan variasi terjadi antara lain karena perbe_daan ketrampilan, pengalaman, atau kebiasaan masing-masing seniman. Relief ini terbagi dalam 3 tipe dan 25 variasi, yaitu tipe I terdiri dari 5 variasi, tipe II terdiri dari 17 variasi, dan tipe III terdiri dari 3 variasi. Selain itu relief Kalpataru ini juga mempunyai pola dasar, tetapi tidak mempunyai ketentuan dalam penempatannya pada candi.

"
1985
S11751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masyarakat di Desa Borobudur dikenal berlahan sempit. Keberadaan obyek wisata Candi Borobudur membuat masyarakat Desa Borobudur memiliki matapencaharian beragam di bidang non pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik sosial ekonomi masyarakat Desa Borobudur, karakteristik pengunjung di obyek wisata Candi Borobudur, dan melihat berbagai strategi pemanfaatan kesempatan kerja yang dilakukan masyarakat Desa Borobudur dalan meningkatkan pendapatan mereka. Untuk memperoleh data, digunakan metode deskriptif kualitatif dan dianalisis secara kualitatif dalam bentuk uraian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa obyek wisata Candi Borobudur merupakan alternatif untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Kesempatan kerja yang tersedia cukup banyak, dan berbagai strategi dilakukan oleh penduduk desa setempat. Berbagai strategi tersebut adalah: 1). diversifikasi pekerjaan, 2). pemanfaatan anggota rumah tangga sebagai tenaga kerja dan 3). pemanfaatan jaringan sosial.
Keadaan karakteristik sosial ekonomi penduduk setempat dan keterbatasan kesempatan kerja akibat penduduk dari luar yang ikut ambil rejeki di kawasan obyek wisata Candi Borobudur merupakan faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa Borobudur dalam menentukan tindakan strategis yang mereka lakukan."
959 PATRA 12:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>