Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Ajay Bagaskara
"Dalam ranah pascahumanisme dalam filsafat teknologi. Eksistensialisme seringkali dianggap tidak penting. Hal ini dikarenakan, dalam pencarian filsafat teknologi pemaknaan manusia terhadap teknologi sering dianggap antroposentris. Namun, sejatinya perenungan eksistensialisme tersendiri justru penting agar seorang engineer melakukan refleksi diri dan mempunyai penjiwaan atas apa yang ia sedang rancang, rakit, ataupun buat. Terkhususnya dalam welding engineering process yang merupakan ranah engineering dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Jika refleksi diri dan penjiwaan dalam perancangan, perakitan, dan pembuatan artefak engineering ini dikesampingan dan tidak dibahas. Maka artefak dan teknologi tetap hanya dinilai sebagai instrumen ataupun objek belaka yang tidak memiliki creative energy untuk membuat menampakkan sesuatu. Pada kesempatan inilah relasi I-Thou yang di rancang oleh Martin Buber dapat membantu seorang engineer menampakkan state of the art dari artefak dengan dialog bersama teknologi yang menghasilkan creative energy bersama yang aktif.
In the realm of post-humanism on philosophy of technology, Existentialism is often deemed unimportant. This is because in philosophy of technology, humans meaning of technology is often considered anthropocentric. However, in fact, independent existentialist contemplation is actually important so that an engineer can self-reflect and have an understanding of what he/she is designing, assembling or creating. Especially in the welding engineering process, which is an engineering domain with a high level of difficulty. If self-reflection and spirit in the design, assembly and manufacture of engineering artifacts are sidelined and not discussed. So artifacts and technology are still only valued as mere instruments or objects that do not have the creative energy to do something. It is on this occasion that the I-Thou relationship designed by Martin Buber can help an engineer reveal the state of the art of artifacts through dialogue with technology that produces active joint creative energy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Nurhayati
"Fenomena kehidupan dalam era poshuman menunjukkan adanya keterjedaan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Hal ini disebabkan oleh kemajuan jaman yang dipenuhi oleh teknologi canggih sehingga manusia hidup dalam keterasingan. Terdapat ketidakmampuan manusia untuk menjalin hubungan yang baik terhadap sesama, sehingga dengan kondisi ini manusia berada dalam bentuk keterputusan hubungan atau diskoneksitas. Mengambil film Zoe sebagai korpus utama penelitian, film mengindikasikan terdapatnya kondisi diskoneksitas manusia melalui penciptaan teknologi kecerdasan buatan. Namun terdapat kondisi ironi ketika penggunaan teknologi kecerdasan buatan tidak sejalan dengan tujuan awal penciptaan, sehingga pada akhirnya terdapat kondisi katastropik yang terjadi dalam kehidupan manusia. Menggunakan teori sinema dari Bordwell, Thompson, dan Smith penelitian akan berfokus pada unsur naratif dan sinematografi yang mampu untuk mengungkapkan kondisi diskoneksitas manusia yang terlihat dalam film. Teori poshuman dari Katherine Hayles juga diperlukan untuk dijadikan rujukan dalam melihat kondisi poshuman dalam film. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini ialah film mengambil posisi sebagai media kritik terhadap eksistensi manusia yang tidak lagi mampu untuk terlibat pada unsur humanitasnya, film juga menggugat kesadaran manusia yang semakin hilang tergerus oleh jaman. Lebih dalam, film menampilkan teknologi sebagai hal yang paradoks, yakni teknologi hadir sebagai penolong manusia, namun juga sebagai penjeda manusia.

The phenomenon of life in the posthuman era shows that there is a gap between one human and another. This is due to the advancement of the era which is filled with advanced technology so that humans live in isolation. There is an inability of humans to establish good relationships with others so that with this condition humans are in the form of disconnection. Taking Zoe film as the main corpus of research, the film indicates that there is a condition of human disconnection through the creation of artificial intelligence technology. However, there is a condition of irony when the use of artificial intelligence technology is not in line with the original purpose of creation so that in the end there are catastrophic conditions that occur in human life. Using the cinema theory of Bordwell, Thompson, and Smith, the research will focus on narrative and cinematographic elements that can reveal the conditions of human discontinuity seen in films. Posthuman theory from Katherine Hayles is also needed to be used as a reference in seeing the posthuman condition in the film. The conclusion obtained in this study is that the film takes a position as a medium of criticism of human existence who is no longer able to engage in the element of humanity, the film also sues human consciousness which is increasingly being eroded by the times. More deeply, the film presents technology as a paradoxical thing, namely technology is present as a human helper, but also technology also gives a disconnect from one human to another."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinar Hava Ramadhani
"ABSTRAK
Sebuah peradaban berhubungan erat dengan identitas kemanusiaan dari awalnya terbentuk sampai melewati berbagai perubahan namun semua peninggalan jejak tersebut masih tergantung kepada bumi, adakalanya jika bencana terjadi dapat menyebabkan identitas tersebut bisa hilang begitu saja dikarenakan tanpa adanya suatu tindakan pencegahan ataupun upaya penyimpanan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat, teknologi refraksi pada tingkatan material dan zat dapat diterapkan sebagai sistem utama untuk mengumpulkan dan menyimpan data kemanusian yang dikumpulkan dari data digital internet maupun material penunjang kehidupan, menanggalkan ketergantungan kepada planet yang ditinggali, dan membangun kembali kemanusiaan dan komunitas sedemikian rupa dalam lingkup dan instrumen pasca manusia.

ABSTRACT
A civilization is closely related to humanitys identity from its initial formation until it passes various changes but all the remains of that trace are still dependent on the earth, sometimes if a disaster happens, it can cause that identity to be simply be lost due to no precautionary measures or safekeeping efforts. With the rapid technological advancements, refraction technology at the material and matter levels can be applied as the main system for collecting and storing humanitarian data gathered from digital internet data or life-supporting materials, abandoning dependence on inhabited planets, and rebuilding humanity and communities in such form and scope of post-human instruments.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menezes, J.Inocencio
Yogyakarta: Kanisius, 1986
601 MEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbi Thaufik Oktodila
"Elemen interaktivitas yang ada dalam video game memungkinkan proses penyampaian narasi dapat dilakukan melalui kata-kata dan tindakan yang diambil oleh pemain selama permainan. Keragaman desain game dalam menyampaikan cerita mengarah ke perdebatan antara ludologi (game-centered) dan narratology (narrative-centered). Ludology menganggap game sebagai 'set aturan' karena game itu sendiri adalah media yang terbentuk dari aturan main. Di sisi lain, narratologi memandang permainan dalam hal narasi yang dihasilkan dari aturan. Narratologi cenderung mengurangi kekhasan media karena tidak memperhitungkan aturan permainan, sementara ludologi mengabaikan unsur-unsur naratif. Namun, belakangan ini, game menggabungkan aspek gameplay dan narasi untuk membentuk sebuah narasi interaktif. Salah satu video game yang mengawali penggunakan kombinasi tersebut adalah Bioshock (2007). Dalam tesis ini, elemen narasi dan gameplay yang dimiliki Bioshock akan diteliti dengan metode skema aktansial yang sudah dimodifikasi agar dapat memahami kesatuan narasi dan gameplay yang membentuk penceritaan Bioshock secara utuh. Setelah melakukan penelitian, ditemukan bahwa Bioshock membawa isu kapitalisme serta kondisi posthumanisme yang terkandung dalam logika permainan dan narasi yang ditawarkan. Bioshock membangun gameplay sedemikian rupa agar mencerminkan sebuah sistem kapitalisme yang digunakan melalui perspektif seorang posthuman. Relasi antara manusia dan teknologi dalam kondisi tersebut ditentukan oleh dua jenis ending cerita yang ditentukan dari tindakan pemain dalam memperlakukan sumber daya permainan. Dari perbandingan dua ending tersebut, ditemukan bahwa Bioshock membawa ideologi anthropocentrisme sebagai solusi moral dalam menghadapi kondisi posthumanisme dan kapitalisme.

The interactivity element in video games allows the narrative delivery process to be done through the words and actions. The diversity of game designs in storytelling leads to a debate between the school of ludology (game-centered) and narratology (narrative-centered). Ludology regards games as a 'set of rules' because it is a medium formed by the rules of the game. On the other hand, narratology views games in terms of narratives resulted from the rules. Narratology tends to reduce the distinctiveness of media because it does not take into account the rules of the game, while ludology ignores narrative elements. However, game developers continuously combine both gameplay and narrative aspects to form an interactive narrative. One of the video games that started using this technique is Bioshock (2007). In this thesis, Bioshock’s narrative elements and gameplay will be examined with a modified actantial model in order to understand the unity of narrative and gameplay in Bioshock’s storytelling. After conducting research, it was found that Bioshock brought up the issue of capitalism and the conditions of posthumanism contained both in the game’s logic and the narrative it offered. Bioshock builds the gameplay in a particular way to resemble a capitalist system in a posthuman perspective. The relationship between humans and technology in this condition is determined by two types of story ending which are determined by the player's actions while playing the game. From the comparison of the two endings, it is found that Bioshock carries the ideology of anthropocentrism as a moral solution in facing the conditions of posthumanism and capitalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burhanuddin Salam
"Buku ini merupakan buku pegangan dalam mata kuliah filsafat. Membahas tentang perkembangan pengetahuan zaman batu dan logam, serta perkembangan filsafat ilmu dan teknologi pada abad 16 sampai 20."
Jakarta: Rineka Cipta , 2000
121 BUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ibrahim Badry
"ABSTRAK
Era Industri 4.0 tidak diragukan lagi akan menghadirkan tingkat persaingan yang tidak seimbang karena munculnya robot sebagai pekerja. Ini, tentu saja, telah meningkatkan kekhawatiran di antara manusia. Salah satu cara untuk mengatasi situasi ini adalah dengan meningkatkan kemampuan manusia dengan bantuan teknologi (yaitu, penalaan manusia). Namun demikian, meskipun metode alternatif ini dapat diterima, metode ini juga memiliki risiko sendiri karena kerentanan umumnya menyertai manusia dalam interaksi sehari-hari mereka dengan dunia dan teknologi, dan perubahan kesadaran dapat muncul sebagai konsekuensi dari interaksi ini. Oleh karena itu, untuk meminimalkan dampaknya yang berbahaya, kerangka pertimbangan etis yang tepat harus dirumuskan dengan berfokus terutama pada interaksi antara manusia dan teknologi dalam konteks ini. Untuk tujuan ini, penulis menggunakan metode pascafenomenologi Don Ihde sebagai alat analisis untuk mengungkapkan hubungan manusia dengan teknologi secara mendalam dan untuk menentukan tingkat refleksi etis dari sudut pandang ini. Ini penting karena, dalam pendekatan etika tradisional, kami tidak menganggap hubungan ini sebagai sumber penilaian etis, dan masalah etika baru-baru ini di Industri 4.0 lebih kompleks dari industri sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur pokok yang membentuk hubungan manusia dan teknologi dapat berfungsi sebagai aspek utama dari kerangka pertimbangan etis untuk penalaan manusia di era Industri 4.0.

ABSTRACT
The Industry 4.0 era will undoubtedly present an unbalanced level of competition, because of the emergence of robots as workers. This, of course, has increased concerns among humans. One way to overcome this situation is to improve human capabilities with the help of technology (i.e., human enhancement). Nevertheless, although this alternative method is acceptable, it also poses its own risks because vulnerability generally accompanies humans in their daily interactions with the world and technology, and altered consciousness can emerge as a consequence of these interactions. Therefore, in order to minimize any harmful impact, an appropriate ethical assessment framework must be formulated by primarily focusing on the interactions between humans and technology within this context. For this purpose, the authors use Don Ihde's postphenomenology method as an analytical tool for revealing the human relations with technology in-depth and for determining the level of ethical reflection from this standpoint. It is important because, in the traditional ethics approach, we do not regard this relation as a source of ethical judgement, and recent ethical problems in Industry 4.0 are more complex than the previous industry. The results show that the constituent elements of human and technological relationships can serve as the main aspects of an ethical assessment framework for human enhancement in the Industry 4.0 era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2765
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Fatah
"Tesis ini meneliti teks dalam naskah Kitab AI-Hikam bahasa Malaya dengan aksara Jawi. Penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa naskah tersebut termasuk sebagian dari kekayaan budaya Nusantara peninggalan abad lampau yang hingga kini dilestarikan di Perpustakaan Nasional, Jakarta Di lain pihak, kenyataan menunjukkan bahwa naskah tersebut sekarang sudah tidak dikenal lagi di kalangan masyarakat. Padahal kandungannya penuh dengan nilai-nilai pemikiran tasawuf yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan wawasan spiritual masyarakat masa kini. Oleh karena itu, teks dalam naskah ini dapat dipandang layak oleh diteliti lebih jauh dan diperkenalkan secara luas.
Berdasarkan pertimbangan di atas, penelitian ini mempunyai dua tujuan utama; (1) menemukan teks yang kayak untuk disunting serta menyajikan suntingannya, dan (2) mengungkapkan isi yang terkandung di dalamnya Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukkan penggunaan pendekatan yang relevan dengan tujuan masing-masing. Untuk mencapai tujuan pertama digunakan pendekatan kritik teks. Pendekatan ini relevan digunakan untuk meneliti teks yang mengandung variasi bacaan sebagaimana dikemukakan oleh Achadiati Ikram (1983:13). Penerapan pendekatan kritik teks dalarn penelitian ini bertolak dari azumsi Ulrich Karatz (1981:233) bahwa variasi teks merupakan manifestasi dari sistem penulisan sebagai proses penciptaan. Pandangan dasar ini dipandang relevan untuk mencapai tujuan pertama karena semua naskah Kitab Al-Hikam yang diteliti mengandung variasi bacaan. Sedangkan untuk membuat suntingan teks digunakan metode landasan karena salah satu dari naskah-naskah tersebut lebih uaggul daripada lainnya dari segi keutuhan teks, kejelasan tulisan, struktur penyajian, isi, dan bahasa Selain itu, juga digunakan pendekatan struktural untuk mencapai tujuan kedua Pada prinsipnya pendekatan ini memandang bahwa makna karya sastra terdapat pada keterjaminan antar unsur, bukan pada masing-masing unsurnya.
Dengan dua pendekatan di atas, penelitian ini akhirnya berhasil menemukan bahwa naskah D dipandang layak digunakan sebagai dasar edisi teks dan naskah A dan C sebagai pendukung serta menyajikan suntingannya. Sedangkan dari edisi teks diperoleh gambaran mengenai makna kandungannya, yaitu berupa konsep pemikiran tasawufyang dapat dipahami melalui kesatuan dari keempat unsurnya, yaitu akidah, syariat, tarikat, dan makrifat

This thesis researches the text of Kitab AI-Hikam in the Malay manuscripts with Jawi script. The research is based on the considerations that the manuscripts mentioned above are included into the part of the cultural richness of Nusantara inherited from the past centuries. They have been up to now preserved in the National Library, Jakarta. The fact, indicates that these manuscripts has been widely unknown. However, they contain a great deal of valuable thoughts of the Sunni tasawuf which can be utilized to widen the people's spiritual insight Therefore, the text in the mentioned manuscripts can be considered worthfiil to be further researched and to be introduced to the contemporary society.
Based on the considerations above, this research is directed to achieve two major objectives, such as (1) to establish the manuscript which has a right to be termed the best for edition and to present its textual edition as well, and (2) to convey the substance contained in the edited text To achieve the distinguishable objectives, it needs approaches which relevant to each destination. The first objective is approached with the textual criticism. This approach is relevant to be applied to research the text which has a variety of readings as stated by Achadiati lkram (1983:13). The application of the textual criticism in this research is based on the assumption of Ulrich Kratz (1981:233) which considers that the textual variations are the forms of the transmitting system as a creative process. The philosophical basis is considered relevant to achieve the first objective because all the Kitab AI-Hikam manuscripts researched have a number of textual variations. While the basic textual method is used to present the edition of text because one of the manuscripts researched offers the reading which is best for textual wholeness, scriptural clearness, structural presentation, content, and linguistic. Whereas the structural approach is applied to achieve the second objective. Principally this approach considers that the substance of literary work lies on the relation among its elements, not on each of its elements.
Using the two approaches above, this research succeeds in establishing that manuscript D is worth to be used as the basis of the textual edition, whereas the two others, such as manuscripts A and C, are utilized as assistant ones, and also the textual edition is presented. From the analysis of the edited text, this research conveys the substance of the Kitab AI-Mk-am manuscripts. It is on the concept of the Sunni tasawuf thoughts which can be gasped through the integrity of the four elements, such as akidah, syariat, tarikat, and makrifat.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T1761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna, Anand
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
808. 84 ANA j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Sri Lestari
"ABSTRAK
Perubahan situasi dunia mempengaruhi tata kehidupan manusia. Perubahan itu dapat memberikan dampak negatif maupun positif. Namun yang jelas setiap perubahan pasti mempengaruhi tata sosial kehidupan dari yang paling atas sampai yang paling bawah. Masuknya Islam ke pulau Jawa tidak hanya membawa perubahan pada tatanan sosial politik saja tetapi juga pada tatanan sosial budaya.
Berbagai macam penelitian dilakukan untuk mengkaji terjadinya perubahan ini. Penelitian tidak hanya dilakukan dari segi sosial politis saja tetapi juga dilakukan dari sudut sosial budaya. Penelitian budaya memang tidak secara langsung mamberikan jawaban terhadap kajian perubahan-perubahan masyarakat, tetapi imbasan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dapat dibaca melalui karya sastra.
Masyarakat Jawa yang memang sejak awal sebelum masuknya pengaruh-pengaruh dari luar sudah mapan dengan tatanan konsep manunggaling kawula gusti, ketika perubahan datang tidak tertalu sulit untuk menyesuaikan diri. Pengaruh-pengaruh tersebut diterima sedemikian rupa untuk menambah kekayaan budaya masyarakat Jawa.
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk mengungkapkan unsur-unsur ajaran Islam dan sifat unsur didaktis moralistis yang yang diemban oleh teks Suluk Sujinah ini.
Dengan metode penelitian kwalititatif, dan pengoperasian teori struktural diharapkan dapat diketahui konsep apa yang mempengaruhi pemikiran-pemikiran yang'ada dalam teks Suluk Sujinah ini.
Dalam hal ini satu kasus menarik adalah yang terjadi pada teks Suluk Sujinuh. Taaauf Islam mengenai Roh (ar-Rub), Jiwa (an-Nafs) dan Hati (al-Qalb) dipaparkan dengan indah melalui tembang Asmarandana yang dibalut dalam percakapan suami istri dengan tatacara Jawa. Keindahan teks Suluk Sujinah ini terletak pada pembahasan mengenai konsep Tri tunggal yang dibicarakan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sinkritisme pemikiran yang menarik untuk dikaji. Bagaikan nyala api, di dalam diri setiap manusia selalu terdiri dari tiga hal yaitu
roh jiwa dan hasil. Ketiga hal inilah yang membuat manusia menjadi ciptaan Tuhan yang paling lengkap, yang paling sempurna dan yang paling tinggi di dunia ini."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>