Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuur Salsabilaa
"Persimpangan antara seni dan aktivisme mencapai puncaknya dalam Renaissance: A Film by Beyoncé (2023), di mana narasi budaya dirayakan sekaligus dikritik. Artikel ini meneliti bagaimana Beyoncé menciptakan ruang aman yang merepresentasikan suara-suara yang termarginalisasi dan melawan penindasan sistematis terhadap orang kulit hitam dalam budaya populer Amerika melalui konsep Black placemaking dan Performative Symbolic Resistance (PSR). Studi kualitatif ini menganalisis film tersebut secara tekstual dengan mengevaluasi elemen-elemen sinematik dan majas sastra untuk mengungkap dinamika identitas kulit hitam, perlawanan, praktik budaya, serta pentingnya mengatasi ketidakadilan sistemik yang berlangsung di Amerika. Temuan utama dari analisis ini meliputi lima peran penting yang dimainkan oleh film ini dalam aktivisme komunitas kulit hitam: (1) menciptakan ruang aman bagi komunitas termarginalisasi, (2) merayakan budaya Black Ballroom dan musik House, (3) memberikan penghormatan kepada para pionir budaya kulit hitam, (4) memperkuat rasa bangga akan identitas kulit hitam, dan (5) mengungkap ketidakadilan sistemik yang dihadapi perempuan kulit hitam. Studi ini menyoroti urgensi untuk menciptakan lanskap budaya yang inklusif dan mendorong solidaritas komunitas serta keadilan restoratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karya Beyoncé tidak hanya memperlihatkan ketangguhan komunitas kulit hitam tetapi juga menetapkan preseden bagi produksi artistik di masa depan dalam mempromosikan inklusi dan keadilan sosial.

The intersection between art and activism reaches new heights in Renaissance: A Film by Beyoncé (2023), in which cultural narratives are celebrated and critiqued. This article reveals how Beyoncé creates safe spaces to represent marginalized voices and resist the systematic oppression of Black people in American popular culture through Black placemaking and Performative Symbolic Resistance (PSR). This qualitative study examines the film by textually analyzing the cinematic and literary devices to uncover the dynamics of Black identity, resistance, and cultural practices, deciphering meanings and emphasizing the importance of addressing systemic injustices. This analysis identifies five key findings in the form of crucial roles that the film plays in Black communities’ activism: (1) creating safe spaces for marginalized communities, (2) celebrating Black Ballroom culture and House music, (3) paying homage to Black cultural pioneers, (4) proudly embracing Black identity, and (5) revealing systemic inequities faced by Black women. This study highlights the need for an inclusive cultural landscape, community solidarity, and restorative justice. The implications suggest that her work evinces the resilience of Black communities and sets a precedent for future artistic efforts to promote inclusion and social justice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trinia Murizka
"ABSTRAK
Black female empowerment merupakan sebuah bentuk pergerakan yang bersinggungan dengan permasalahan ras dan identitas gender. Beyonc mdash;artis perempuan kulit hitam yang dikenal merangkul identitas rasnya mdash;memproduksi lagu ldquo;Forward rdquo; dan ldquo;Freedom rdquo;. Dua lagu bermuatan politis dalam albumnya, Lemonade, dirilis pada tahun 2016. ldquo;Forward rdquo; berfokus pada kasus kebrutalan polisi terhadap warga negara berkulit hitam yang marak terjadi sejak tahun 2014, sedangkan ldquo;Freedom rdquo; berfokus pada pemberdayaan perempuan kulit hitam untuk bergerak melawan penindasan terhadap mereka. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap motif Black female empowerment dengan menganalisis lirik dan video musik untuk menemukan mitos di balik gerakan tersebut dengan menggunakan teori semiotik Roland Barthes. Temuan-temuan dalam analisis lagu ldquo;Forward rdquo; menunjukkan bagaimana orang kulit hitam, terutama perempuan kulit hitam, dianggap tidak berdaya. Diskusi antara semua orang dari berbagai ras untuk menemukan solusi untuk menghentikan diskriminasi ras sangat dibutuhkan. Adapun temuan-temuan dalam analisis lagu ldquo;Freedom rdquo; menunjukkan bahwa kesempatan bagi perempuan kulit hitam untuk maju berbicara merupakan hal yang dapat diperoleh sekarang, dan mereka akan didukung oleh sesama perempuan kulit hitam.

ABSTRACT
The Black female empowerment is a form of movement that is intersecting both race and gender identities. Beyonc ndash;a Black female artist known for embracing her black identity ndash;produced ldquo;Forward rdquo; and ldquo;Freedom rdquo;, two politically-charged songs in her 2016 album, Lemonade. ldquo;Forward rdquo; focuses on the police brutality against Black people that have been increasing since 2014, whereas ldquo;Freedom rdquo; focuses on empowering Black women to fight back against the oppression against them. Using Roland Barthes rsquo; semiotic theory, this thesis analyses the Black female empowerment motifs by analyzing its lyrics and music videos in order to find the myth behind the movement. The findings in ldquo;Forward rdquo; show how Black people, especially Black women, are deemed ldquo;voiceless rdquo; and a discussion between all people to find solution to end the racial discrimination is urgently needed. While the findings in ldquo;Freedom rdquo; suggest that the opportunity for Black women to speak up is now obtainable, and they will be supported by their fellow Black women.
The Black female empowerment is a form of movement that is intersecting both race and gender identities. Beyonc ndash a Black female artist known for embracing her black identity ndash produced ldquo Forward rdquo and ldquo Freedom rdquo , two politically charged songs in her 2016 album, Lemonade. ldquo Forward rdquo focuses on the police brutality against Black people that have been increasing since 2014, whereas ldquo Freedom rdquo focuses on empowering Black women to fight back against the oppression against them. Using Roland Barthes rsquo semiotic theory, this thesis analyses the Black female empowerment motifs by analyzing its lyrics and music videos in order to find the myth behind the movement. The findings in ldquo Forward rdquo show how Black people, especially Black women, are deemed ldquo voiceless rdquo and a discussion between all people to find solution to end the racial discrimination is urgently needed. While the findings in ldquo Freedom rdquo suggest that the opportunity for Black women to speak up is now obtainable, and they will be supported by their fellow Black women. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fayza Julia Pramesti Hapsari Prayoga
"Posisi Barbie sebagai “simbol feminisme” telah dipertanyakan karena representasinya atas pemberdayaan perempuan yang mengaitkan kesuksesan dengan pencapaian individu dan penampilan serta gaya hidup tertentu. Terlepas dari pesan feminis mengenai pilihan dan pemberdayaan, film Barbie (2023) yang disutradarai Greta Gerwig meneruskan narasi posfeminisme Barbie dengan mengangkat pendekatan individualistik terhadap pemberdayaan perempuan. Karya tulis ini menganalisis bagaimana posfeminisme dan, selanjutnya, feminisme neoliberal hadir di sepanjang film Barbie dan membahas ambivalensi gerakan feminisme dalam film tersebut. Dengan menganalisis adegan dan dialog dalam film Barbie dan menerapkan posfeminisme serta feminisme neoliberal sebagai kerangka konseptual, Karya tulis ini menemukan bahwa struktur masyarakat Barbie Land melekat dengan karakteristik posfeminisme. Selain itu, struktur kekuasaan di Barbie Land meniru struktur kekuasaan patriarki di Real World (Dunia Nyata) yang berusaha ditantang oleh narasi film Barbie. Solusi untuk patriarki yang ditawarkan berfokus kepada mengambil Kembali kekuasaan mutlak daripada mengatasi permasalahan yang ada di dalam struktur kekuasaan Barbie Land. Hasil studi ini mendorong kajian kritis terhadap budaya media posfeminis yang dapat berkontribusi terhadap tekanan individu yang dialami oleh perempuan dengan kedok “pemberdayaan.”

Barbie’s position as a “feminist icon” has been questioned due to her representation of women’s empowerment, which associates success with individual achievements and a particular look and lifestyle. Despite the feminist message of choice and empowerment, the live-action adaptation Barbie (2023), directed by Greta Gerwig, sustains the postfeminist narrative of Barbie as it promotes an individualistic approach to women’s empowerment. This paper analyses how postfeminism and, by extension, neoliberal feminism is present throughout Barbie and addresses the ambivalence of the feminist movement in the movie. By analysing scenes and dialogues in the film and applying postfeminism and neoliberal feminism as conceptual frameworks, the paper finds that the societal structure of Barbie Land adheres to the characteristics of postfeminism. Furthermore, the power structure in Barbie Land mimics the power structure of the Real World’s patriarchy that it supposedly challenges. The solutions to patriarchy that the movie offers focus more on regaining absolute power rather than addressing the issues within the power structure of Barbie Land. The findings call for a critical examination of postfeminist media culture, which may contribute to the individual pressures that women are experiencing under the guise of women’s empowerment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Ramadhanty
"[ABSTRAK
Makalah ini menganalisis diskriminasi terhadap anak perempuan dalam masyarakat Tiongkok pada novel The Black
Isle. Poin-poin utama dalam makalah ini adalah faktor penyebab dan dampak negatif dari diskriminasi terhadap anak
perempuan. Argumen-argumen dan tulisan dari Kristina Göranson (2010) dan Peter N. Stearn (2006) merupakan
acuan dasar dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi dan keyakinan kuno
masyarakat Tiongkok merupakan faktor inti terjadinya diskriminasi terhadap anak perempuan. Akibat dari
diskriminasi tersebut dianalisis berdampak negatif pada tingkah laku anak perempuan yang didiskriminasi dan juga
keluarganya. Penelitian ini menunjukkan bahwa novel sering sekali membahas isu-isu yang terjadi di dunia nyata
agar dapat dijadikan pembelajaran bagi para pembacanya.ABSTRACT This paper analyzes daughter discrimination among Chinese people in The Black Isle novel. The main points of this
paper are the factors and the negative impacts of daughter discrimination. Kristina Göranson (2010) and Peter N.
Stearn (2006) arguments and writings are the framework of this study. The findings show that Chinese?s old
traditions and beliefs are the core factors of daughter discrimination, and as a result daughter discrimination leads to
negative impacts for the discriminated people?s behaviors and their families. This study shows that novels often
bring issues based on situation in the real world that can be learned in order to avoid it.;This paper analyzes daughter discrimination among Chinese people in The Black Isle novel. The main points of this
paper are the factors and the negative impacts of daughter discrimination. Kristina Göranson (2010) and Peter N.
Stearn (2006) arguments and writings are the framework of this study. The findings show that Chinese?s old
traditions and beliefs are the core factors of daughter discrimination, and as a result daughter discrimination leads to
negative impacts for the discriminated people?s behaviors and their families. This study shows that novels often
bring issues based on situation in the real world that can be learned in order to avoid it., This paper analyzes daughter discrimination among Chinese people in The Black Isle novel. The main points of this
paper are the factors and the negative impacts of daughter discrimination. Kristina Göranson (2010) and Peter N.
Stearn (2006) arguments and writings are the framework of this study. The findings show that Chinese’s old
traditions and beliefs are the core factors of daughter discrimination, and as a result daughter discrimination leads to
negative impacts for the discriminated people’s behaviors and their families. This study shows that novels often
bring issues based on situation in the real world that can be learned in order to avoid it.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Fitri Hariana
"Bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi antara satu individu dengan individu yang lain. Namun, penggunaan bahasa dinilai menjadi salah satu bentuk kekuasaan. Beberapa penelitian mengatakan bahwa manusia yang masih tinggal di lingkungan yang terpencil atau yang masih kental menganut paham patriakal pasti mempengaruhi dalam penggunaan bahasa. Laki-laki dinilai memiliki kekuasaan lebih tinggi dalam hal berbicara daripada wanita karena paham yang mereka anut. Dengan adanya pernyataan demikian, muncul satu pertanyaan, yaitu apakah di dunia modern masih seperti itu? Apakah paham patriakal masih mempengaruhi manusia berbicara di zaman modern sekarang ini? Eksistensi dari "women's language" dapat dilihat dalam percakapan wanita dalam kehidupan sosial mereka. Tulisan ini membahas tentang keberadaan "women's language" dalam percakapan seorang perempuan dalam aktivitas kehidupannya melalui sebuah film yang berjudul The Devil Wears Prada. Tulisan ini juga akan membahas bagaimana keberadaan "women's language" tersebut muncul dalam percakapan perempuan tersebut sehari-hari.

Language is a communication media between one individual and others. However, the use of language is considered a form of power. Some studies have found that the use of language will be certainly influenced by the people who live in an isolated area or an area that still adopt a strong patriarchy system. Men are considered to have a higher power in the aspect of conversation than women because of the patriarchy concept they hold. This statement will raise a question, does that situation still exist in modern society? Does the patriarchy system still influence people when they speak? The existence of "women's language" can be seen in women?s conversation in their social lives. This paper will discuss the existence of "women's language" in a woman?s conversation in her life activities in the movie The Devil Wears Prada (2006). The paper will also discuss how the existence of "women's language" appears in women?s daily conversation in modern life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmalia Wulan Azizah
"Penelitian ini berusaha menelusuri tindakan resistensi kelompok musik lokal Mother Bank jika ditinjau dari perspektif kajian ilmu komunikasi. Mother Bank menekankan identitasnya pada ruang kesenian sebagai sekelompok perempuan yang berasal dari daerah rural lalu menyuarakan keresahannya lewat musik. Mereka menggunakan medium-medium tertentu untuk menyuarakan resistensinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis, serta metode studi kasus untuk melihat kejadian secara lebih mendalam dan terhubung. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, serta studi literatur dengan menelusuri berbagai artefak media yang bertebaran. Temuan menunjukan bahwa ada suatu pola yang terbentuk di balik resistensi yang dilakukan oleh Mother Bank, dimana ada aktor-aktor tertentu yang menjadi inisiator resistensi Mother Bank selaku pelaku budaya. Peneliti juga melihat munculnya indikasi Mother Bank sebagai sebuah subkultur berdasarkan resistensi mereka yang mengarah pada gagasan counter hegemoni yang lebih besar.

This research attempts to explore the resistance actions of the local music group Mother Bank when viewed from the perspective of communication science studies. Mother Bank emphasizes its identity in the arts space as a group of women from rural areas who voice their concerns through music. They use certain media to voice their resistance. This research uses a qualitative approach with a constructivist paradigm, as well as a case study method to look at events in more depth and connection. Data was collected through field observations, interviews, and literature studies by collecting various scattered media artifacts. The findings show that there is a pattern that has formed behind the resistance carried out by Mother Bank, where there are certain actors who are the initiators of Mother Bank's resistance as cultural actors. Researchers also see the emergence of indications of Mother Bank as a subculture based on their resistance which leads to the idea of a larger counter-hegemony.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Pertiwi
"Pada penelitian ini, penulis membuktikan bahwa terdapat upaya untuk mengembalikan hierarki rasial yang ada pada masyarakat di selatan Amerika. Upaya tersebut dilakukan oleh karakter Aunt Alexandra, perempuan berkulit putih, kepada Calpurnia, pembantu berkulit hitam, dalam novel To Kill a Mockingbird. Meskipun karakteristik Calpurnia seperti sosok Mammy, ia sebenarnya tergolong sebagai transitional maid, yakni seorang pembantu yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kehidupan anak-anak berkulit putih. Dengan mengajarkan nilai moral secara terus-menerus, Calpurnia berhasil membuat anak-anak tersebut peduli dengan keadaan hierarki rasial di masyarakat mereka. Melalui analisis teks, peneliti menganalisis posisi Calpurnia sebagai figur ibu sekaligus figur Mammy dan membuktikan bahwa karakter Calpurnia memang sengaja dibentuk agar menjadi sosok Mammy, sehingga ia tidak lagi dapat mempengaruhi anak-anak berkulit putih tersebut.

In this paper, I argue that there is an effort to bring back Southern racial hierarchy through the character Aunt Alexandra, a white Southern woman, through Calpurnia, a black maid, in the novel, To Kill a Mockingbird. Despite of Calpurnia's characteristics that are much like the "Mammy", she is actually a transitional maid who has a capability to affect the children's lives. By exposing moral values to the children, Calpurnia is able to make them aware of the racial hierarchy condition in their society. Through textual analysis, this paper attempts to reveal that Calpurnia is shaped to be a Mammy figure, so she no longer has the capability to influence the children by analyzing her position as a mother figure and the Mammy figure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sarumpaet-Hutabarat, Julia
"Skripsi ini hanya merupakan suatu studi kccil ten_tang karya Hemingway dan Nescio, seorang penulis Belanda. Perkenalan kami yang pertama dengan karya Nescio adalah ketika mengikuti kuliah Kesusastraan Belanda, yang merupakan matakuliah pelengkap bagi studi kami dalam Kesusastraan Inggris. Secara kebetulan pada saat yang sama kami mempelajari Ernest Hemingway dalam rangka kuliah Kesusastraan Amerika. Dalam mengikuti kedua kuliah itulah timbul pi kiran pada kami untuk mengadakan perbandingan tentang pengungkapan ironis dari konflik: pengolahan dan penyelesaiannya. Sesungguhnya karya ini tidak berpretensi hendak membandingkan Hemingway secara menyeluruh dengan Nescio. Tujuan kami hanya untuk mendalami konflik, khususnyn dari segi pengolahan dan penyelesaiannya, dalam karya-karya Nascio dan Hemingway. Kami beranggapan bahwa aspek tersebut paling je1as menunjukkan hubungan antara karya Nescio dan Hemingway, baik berkenaan dengan persamaan maupun perbedaan. Kemudian akan diteliti pengungkapan pengolahan dan penye1esaian konflik secara ironis dalam karya masing-masing penulis.Pengungkapan secara ironis yang digunakan kedua penulis, dengan gaya masing_masing yang khas, sangat menarik perhatian kami. Selain itu kami berpendapat bahwa penyuguhan secara ironis_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1973
S14174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfinur
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gini Adityawati
"Skripsi ini saya beri judul Beberapa Struktur Black English dalam novel Go Tell It on the Mountain, Sebuah Analisis Bandingan. Adapun masalah yang ditampilkan adalah mengenai beberapa struktur dalam kalimat, dalam hubungannya dengan kala maupun orang atau pelaku. Di samping itu diketengahkan juga beberapa ungkapan yang merupakan slang dari Black English dalam novel tersebut. Skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan adanya keteraturan dalam struktur Black English, sehingga hasilnya dapat dikatakan bahwa Black English itu merupakan variasi bahasa Inggris, dan bukannya struktur bahasa Inggris yang menyimpang. Teori yang dipakai dalam struktur Black English ini adalah teori sosiolinguistik dari Joshua Fishman ditambah dengan teori-teori lain yang menurut hemat saya dapat menunjang pembahasan dan analisis dalam skripsi ini. Sebagai pisau analisis saya gunakan struktur Bahasa Inggris Amerika Baku sebagai tolok ukur perbandingan. Dengan menggunakan Bahasa Inggris Amerika Baku untuk membalidingkn struktur Black English dalam novel Go Tell It on the Mountain maka diperoleh kesimpulan bahwa Black English juga memiliki keteraturan dalam tata bahasanya sebagaimana bahasa pada hakekatnya; Black English memiliki keteraturan tersendiri dalam lingkungannya; dan keteraturan dalam Black English tidak dapat disamakan dengan keteraturan Bahasa Inggris Amerika Baku. Demikianlah uraian secara singkat tentang skripsi ini."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>