Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prastiwi Arum Sari
"Metformin HCl merupakan salah satu obat golongan biguanid untuk DM tipe 2. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara menurunkan produksi gula hepatik dan menurunkan penyerapan glukosa di usus halus. Metformin merupakan obat yang masuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional sehingga termasuk obat wajib Uji Bioekivalensi. Uji Bioekivalensi obat harus menggunakan metode bioanalisis yang tervalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis metformin HCl dalam sampel Dried Blood Spot DBS mulai dari pencarian kondisi kromatografi optimum, metode preparasi DBS optimum, hingga validasi metode analisis. Kondisi kromatografi optimum adalah kolom C-18 Waters, SunfireTM 5 m; 250 x 4,6 mm , suhu kolom 40 oC; fase gerak asetonitril - dapar fosfat pH 7,0 40 : 60 v/v ; laju alir 0,8 mL/menit; detektor photodiode array pada panjang gelombang 234 nm; dan atorvastatin kalsium sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan metode pengendapan protein dengan pelarut metanol 60 lalu dikeringkan menggunakan gas nitrogen pada suhu 60 oC selama 15 menit; dan direkonstitusi dengan fase gerak sebanyak 200 L. Hasil validasi terhadap metode analisis metformin HCl yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 25,0 - 5000,0 ng/mL dengan r = 0,9997.

Metformin HCl is one of biguanid medicine for treating type 2 diabetes. Metformin lowering glucose level by reduce hepatic glucose production and reduce glucose absorption in intestinal. Metformin was national essential drugs that includes mandatory drug testing bioequivalence according to Regulation Head of National Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia about Mandatory Drug Testing equivalences. Drug bioequivalence trials should use validated bioanalytical method. This research aimed to develop analytical methods metformin in human Dried Blood Spot DBS from optimum chromatographic conditions, the optimum DBS preparation method, until the validation of analytical methods. The optimum chromatographic condition was obtain using C 18 column Waters, Sunfire trade 5 m 250 x 4.6 mm , column temperature 40 C mobile phase acetonitrile phosphate buffer pH 7.0 40 60 v v a flow rate of 0.8 mL min photodiode array detector at a wavelength of 234 nm and atorvastatin calcium as internal standard. Sample preparation using protein precipitation with methanol 60 as solvent and then dried using nitrogen gas at 60 C for 15 minutes and reconstituted using 200 L mobile phase. The results of validation fulfilled the acceptance criteria of validation method based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011. The method was linear at concentration range of 25.0 to 5000.0 ng mL with r 0.9997.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dysaprita Nabila Putri
"

Efavirenz perlu mencapai konsentrasi serum memadai (1-4 µg/mL) karena ketidaksesuaian kadar obat dapat menyebabkan kegagalan terapi atau toksisitas sistem saraf pusat. Terdapat variabilitas yang signifikan dalam respon pasien terhadap pengobatan efavirenz sehingga perlu dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) pada pasien yang menerima efavirenz. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan metode bioanalisis efavirenz. Sebelumnya telah dikembangkan metode analisis efavirenz dalam dried blood spot (DBS) menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi-Photodiode Array (KCKT-PDA) tanpa menggunakan baku dalam dengan hasil analisis yang kurang baik pada parameter sensitivitas, akurasi dan presisi, serta tidak sesuai dengan panduan bioanalisis terkini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis efavirenz dalam DBS yang optimal dan tervalidasi menggunakan baku dalam. Preparasi sampel DBS dilakukan menggunakan metode presipitasi protein dengan volume penotolan darah 30 µL, pengeringan selama 2 jam, ekstraksi menggunakan 300 µL metanol, pengocokan dengan vorteks selama 10 detik, sonikasi selama 1 menit, dan sentrifugasi dengan kecepatan 5.000 rpm selama 5 menit. 200 µL supernatan dipipet dan diuapkan dengan aliran gas nitrogen, kemudian direkonstitusi dengan 100 μL fase gerak. Hasil preparasi sampel dianalisis dengan elusi isokratik menggunakan kolom C18 (SunfireTM 5 µm; 250 x 4.6 mm) pada suhu 40oC; fase gerak asetonitril (ACN):dapar fosfat 10 mMol pH 3 (70:30); laju alir 0,8 mL/min; deteksi UV pada 245 nm; dan baku dalam warfarin natrium. Metode ini memperoleh LLOQ 0,1 μg/mL dan menunjukkan linearitas dalam rentang konsentrasi 0,1-30 μg/mL. Metode ini telah terbukti valid sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh US Food and Drug Administration (2018) dan European Medicines Agency (2022). Metode ini lebih sensitif serta lebih akurat dan presisi dengan penambahan baku dalam. Metode juga lebih sederhana sehingga membuat aplikasinya pada PTO menjadi lebih mudah dengan memberikan hasil yang tepat untuk mengurangi risiko efek samping dan meningkatkan efektivitas pengobatan.


Efavirenz needs to reach adequate serum concentrations (1-4 µg/mL) as inconsistencies in drug levels may result in treatment failure or central nervous system toxicity. Significant variability in patient response to efavirenz treatment requires monitoring of drug levels in blood. Therefore, the development of bioanalytical methods for efavirenz is necessary. The previously published method for determining efavirenz in dried blood spot (DBS) using High-Performance Liquid Chromatography-Photodiode Array (HPLC-PDA) did not use any internal standard and showed poor results in terms of sensitivity, accuracy, and precision. It also did not comply with the current bioanalytical guidelines. This study aims to develop an optimum and validated analysis of efavirenz in DBS, utilizing an internal standard. DBS sample preparation used the protein precipitation method with 30 µL blood spotting volume, dried for 2 hours, extracted using 300 µL of methanol, vortexed for 10 seconds, sonicated for 1 minute, and centrifuged at 5000 rpm for 5 minutes. The 200 µL supernatant was pipetted and evaporated using nitrogen gas flow, then reconstituted with 100 µL of mobile phase.  Samples were analyzed with isocratic elution using C18 column (Sunfire TM 5 µm; 250 x 4.6 mm) at 40oC; mobile phase acetonitrile (ACN):phosphate buffer 10 mM pH 3 (70:30); flow rate of 0.8 mL/min; UV detection at 245 nm; and warfarin as internal standard. This method obtained LLOQ of 0.1 μg/mL and shows linearity within the concentration range of 0.1-30 μg/mL. The method has been validated according to the requirements set by the US Food and Drug Administration (2018) and the European Medicines Agency (2022). This method is more sensitive, accurate, and precise with the addition of an internal standard. This simpler method makes its application for therapeutic drug monitoring (TDM) easier and ensures appropriate results, thereby reducing the risk of side effects and increasing the effectiveness of the treatment.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Maria Vianney
"Siklofosfamid merupakan salah satu obat kemoterapi golongan nitrogen mustar yang merusak DNA melalui alkilasi pada basa DNA dan menghasilkan DNA adducts. Alkilasi yang terjadi pada posisi N7 basa guanin menimbulkan efek sitotoksik yang berguna untuk terapi kanker. Akan tetapi, alkilasi yang terjadi pada posisi O6 basa guanin dapat memberikan efek mutagenik dan karsinogenik yang dapat memicu terbentuknya kanker sekunder. Senyawa karsinogenik tersebut dapat ditemukan dalam kadar yang sangat rendah pada pasien yang memperoleh terapi kanker agen pengalkilasi. Analisis O6-metilguanin dapat menjadi salah satu cara pemantauan terapi obat untuk menghindari risiko kanker sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode analisis yang sensitif dan selektif serta tervalidasi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Analisis O6-metilguanin dilakukan menggunakan sampel Dried Blood Spot (DBS) dan allopurinol sebagai baku dalam. Kondisi analisis optimum diperoleh dengan menggunakan kolom C18 Acquity® Bridged Ethylene Hybrid (BEH) 1,7 µm, 100 mm x 2,1 mm; fase gerak larutan asam formiat 0,05%-asetonitril (95:5 v/v); laju alir 0,1 mL/menit; elusi gradien selama 6 menit; dan deteksi pada m/z 165,95 > 149 untuk O6-metilguanin dan m/z 136,9 > 110 untuk allopurinol. Metode analisis tervalidasi berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) tahun 2018 dengan rentang konsentrasi linear antara 0,5-20 ng/mL.

Cyclophosphamide is a nitrogen mustard chemotherapy drug that damage DNA through alkylation in the DNA base and produce DNA adducts. Alkylation that occurs in the N7 position of guanine base has a cytotoxic effect which is useful for cancer therapy. However, the alkylation that occurs in the O6 position of guanine bases can have mutagenic and carcinogenic effects that can trigger secondary cancer. This carcinogenic compound can be found in very low concentration in cancer patients who had been receiving alkylating agent as their anticancer therapy. Analysis of O6-methylguanine can be one of the ways of therapeutic drug monitoring to avoid secondary cancer risk. The aim of this study is to develop a sensitive, selective and validated analytical method using Ultra-High-Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (UHPLC-MS/MS). In this study, analysis of O6-methylguanine was done in Dried Blood Spot (DBS) and using allopurinol as an internal standard. The optimal analysis conditions were obtained using a C18 Acquity® Bridged Ethylene Hybrid (BEH) column (1.7 µm, 100 mm x 2.1 mm); mobile phase was 0.05% formic acid-acetonitrile (95:5 v/v); flow rate 0.1 mL/minute; gradient elution for 6 minutes; and detection at m/z 165.95 > 149 for O6-methylguanine and m/z 136.9 > 110 for allopurinol. The validated analysis method is based on the Food and Drug Administration (FDA) in 2018 with a linear concentration range between 0.5-20 ng/mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiral Hafidz
"Akrilamida merupakan senyawa karsinogen yang dapat ditemukan pada makanan, kopi, dan asap rokok. Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, akrilamida akan dimetabolisme oleh CYP2E1 menjadi glisidamida yang kemudian dapat bereaksi dengan DNA membentuk DNA adduct. Analisis akrilamida dan glisidamida secara simultan dalam darah, teknik biosampling yang biasa digunakan adalah venipuncture yang bersifat invasif dan membutuhkan keahlian khusus. Pada penelitian ini, teknik biosampling yang digunakan adalah dried blood spot (DBS) yang mudah dan tidak invasif. Metode untuk menganalisis akrilamida dan glisidamida secara simultan menggunakan DBS belum pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis akrilamida dan glisidamida secara simultan yang optimal dan tervalidasi dengan menggunakan propanamida sebagai standar internal. Sampel dipreparasi dengan pengendapan protein menggunakan metanol dan air (1:1). Pemisahan senyawa menggunakan kromatografi fase terbalik dengan kolom Acquity® UPLC BEH C18 (1,7 μm; 2,1 mm x 100 mm), dielusi dengan laju alir 0,20 mL/min dengan kondisi gradien dengan fase gerak 0,2% asam formiat dalam air dan asetonitril selama 5 menit. Deteksi analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan mode electrospray ionization positif dan multiple reaction monitoring (MRM) diatur pada m/z 72,0 > 55,02 untuk akrilamida, 88,1 > 44,0 untuk glisidamida, dan 74,01 > 57,1 untuk propanamida. Batas kuantitasi terendah yang diperoleh adalah 1 µg/ml untuk akrilamida dan glisidamida. Rentang konsentrasi linier antara 1 - 40 µg/ml. Metode analisis tervalidasi sesuai pedoman FDA 2018.

Acrylamide is a carcinogenic compound that can be found in food, coffee, and cigarette smoke. When it enters the human body, acrylamide will be metabolized by CYP2E1 to glycidamide which can then react with DNA to form DNA adducts. To analyze acrylamide and glycidamide simultaneously in the blood, the biosampling technique commonly used is venipuncture which is invasive and requires special expertise. In this study, the biosampling technique used is dried blood spot (DBS) which is easy and non-invasive. Methods for analyzing acrylamide and glycidamide simultaneously using DBS have not been carried out in previous studies. Therefore, this study aims to obtain an optimal and validated method of acrylamide and glycidamide simultaneous analysis using propanamide as an internal standard. Samples were prepared by protein precipitation using methanol and water (1: 1). Separation of compounds used reverse phase chromatography with the Acquity® UPLC BEH C18 column (1.7 μm, 2.1 mm x 100 mm), eluted at a flow rate of 0.20 mL/min under gradient conditions with a mobile phase of 0.2% formic acid in water and acetonitrile for 5 minutes. Quantification was performed using triple quadrupole mass spectrometry with positive electrospray ionization and multiple reaction monitoring (MRM) mode set at m / z 72.0> 55.02 for acrylamide, 88.1> 44.0 for glycidamide, and 74.01> 57.1 for propanamide. The lowest limit of quantification is obtained at 1 μg / ml for both acrylamide and glycidamide. The range of linear concentration is between 1 - 40 µg / ml. The analysis method is validated according to FDA 2018 guidelines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Lifia Rahmatul Ummah
"Risperidon (RIS) merupakan obat golongan antipsikotik generasi kedua yang bekerja dengan cara memblok reseptor serotonin (5-HT2A) dan dopamin (D2). RIS dan metabolit aktifnya, yaitu 9-Hidroksirisperidon (9-OH-RIS), menunjukkan tingkat variabilitas berdasarkan polimorfisme CYP2D6, sehingga berdampak pada variabilitas efektivitas terapi dan efek samping obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang optimum dan tervalidasi terhadap RIS dan 9-OH-RIS dalam Dried Blood Spot menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi – Tandem Spektrometri Massa. Preparasi sampel dilakukan dengan larutan pengekstraksi metanol–asetonitril dengan metode ekstraksi sonicated-assisted extraction. Pemisahan dilakukan dengan fase gerak asam format 0,1%–metanol 15:85, elusi isokratik, dan laju alir 0,1 mL/menit. Analisis kuantitatif menggunakan spektrometri massa dengan ESI positif serta mode analisis MRM. Deteksi RIS, 9-OH-RIS, dan Clozapin berturut-turut adalah 411,16 --> 191,12; 427,16 --> 207,11; dan 327,10 --> 270,10. Nilai LLOQ RIS dan 9-OH-RIS didapatkan sebesar 2,0 ng/mL. Nilai %KV dan %diff pada within run dan between run tidak lebih dari 15% pada QC dan tidak lebih dari 20% pada LLOQ. Hasil validasi menunjukkan hasil yang sensitif, selektif, dan valid untuk bioanalisis kadar RIS dan 9-OH-RIS dalam darah sesuai guideline FDA tahun 2018.

isperidone (RIS) is a secondary generation antipsychotics drug that works by blocking serotonin (5-HT2A) and dopamine (D2) receptors. RIS and its active metabolite, 9-Hydroxyrisperidone (9-OH-RIS) showed a variability based on the CYP2D6 polymorphism, thus impacting variability in therapeutics efficacy and drug side-effects. This study aimed to obtain an optimum and validated analytical method for RIS and 9-OH-RIS in Dried Blood Spot using Ultra High Performance Liquid Chromatography – Tandem Mass Spectrometry. Sample preparation was carried out using methanol–acetonitrile extraction solution by sonicated-assisted extraction method. Separation was carried out using a mobile phase consist of 0.1% formic acid– methanol 15:85, isocratic eluti,on and flow rate of 0.1 mL/minute. Quantitative analysis was carried out using mass spectrometry with ESI positive and MRM analysis mode. Detection of RIS, 9-OH-RIS, and Clozapine were 411.16 --> 191.12; 427.16 --> 207.11; and 327.10 --> 270.10. The LLOQ of RIS and 9-OH-RIS was the same, 2.0 ng/mL . The value of %CV and %diff at within-run and between-run were no more than 15% for QC and not more than 20% at LLOQ. The validated result performed sensitive, selective, and valid for bioanalysis of RIS and 9-OH-RIS levels in the blood according to the 2018 FDA guidelines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldhi Anarta
"Doksorubisin merupakan obat antikanker golongan antrasklin yang digunakan sebagai lini pertama pengobatan kanker payudara. Doksorubisin akan dimetabolisme dalam tubuh membentuk doksorubisinol sebagai metabolit utama. Berdasarkan penelitian yang ada,  akumulasi doksorubisinol dalam tubuh dapat menimbulkan kardiotoksisitas. Oleh sebab itu, diperlukan suatu metode analisis yang mampu mengukur kadar doksorubisin dan doksorubisinol di dalam darah. Sejauh ini metode analisis yang telah dikembangkan masih menggunakan sampel plasma yang pengambilannya bersifat invasif. Dewasa ini, telah dikembangkan suatu metode biosampling baru yaitu  dried blood spot dengan berbagai kelebihan yaitu tidak invasif, lebih mudah dilaksanakan, dan kestabilan sampel yang lebih bak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi metode analisis doksorubisin dan doksorubisinol secara simultan dalam dried blood spot yang optimum dan tervalidasi menggunakan heksametilfosforamid sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan pengendapan protein dengan air dan metanol. Pemisahan dilakukan secara kromatografi fase terbalik menggunakan kolom Acquityâ UPLC BEH C18 (2,1 × 100 mm; 1,7 μm), dengan laju alir 0,15 mL/menit, dan elusi gradien menggunakan fase gerak asam asetat 0,1% dan asetonitril selama 7 menit. Analisis kuantitatif analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan electrospray ionization (ESI) mode ion positif. Nilai multiple reaction monitoring (MRM) diatur pada m/z 544,22>397,06 untuk doksorubisin; m/z 546,22>363,05 untuk doksorubisinol; dan m/z 180,03>135,16 untuk heksametilfosforamid. Rentang konsentrasi diperoleh sebesar 10–200 ng/mL untuk doksorubisin dan 4–100 ng/mL untuk doksorubisinol. Metode ini telah berhasil memenuhi persyaratan validasi yang mengacu pada EMEA (2011) dan FDA (2018).

Doxorubicin is an antracycline anticancer drug which is used as the first line therapy of breast cancer. Doxorubicin will be metabolized to the main metabolite named doxorubicinol. According to some studies, doxorubicinol that accumulates in human body could increase the risk of  cardiotoxicity. Therefore, an analysis method is needed to determine doksorubicin and doxorubicinol concentration. Nowadays, there is one biosampling technique known as dried blood spot (DBS) which is being developed because some advantages of this technique such as less invasive, easier procedure, and better stability. This study aims to develop validated analysis method of doxorubicin hydrochloride and coxorubicinol simultaneously in dried blood spot with hexamethylphosphoramide as the internal stanndard. Sample preparation  was performed by protein precipitation using water and methanol. The separation was performed on UPLC Class BEH C18 Acquityâ UPLC BEH C18 (2.1 × 100 mm; 1.7 μm), with 0.15 mL/menit flow rate and using acetic acid 0.1% and acetonitrile as mobile phase in gradient elution for 7 minutes. Quantification analysis was performed by a triple quadrupole mass spectrometry with electrospray ionization (ESI) in positive ion mode. The multiple reaction monitoring (MRM) was set at m/z 544.22 > 397.06 for doxorubicin hydrochloride; m/z 546.22>361.05 for doxorubicinol; and m/z 180.03>135.16 for  hexamethylphosporamide. Concentration range acquired is 10–200 ng/mL for doxorubicin and 4–100 ng/mL for doxorubicinol. This method successfully fulfilled validation requirement refers to EMEA (2011) and FDA (2018)"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Ika Marlina Ika
"6-Merkaptopurin (6-MP) merupakan agen kemoterapi kanker yang termasuk dalam golongan antimetabolit antagonis purin. 6-Merkaptopurin harus melalui jalur metabolisme oleh tiopurin S-metiltransferase (TPMT) untuk menjadi metabolit inaktifnya, yaitu 6-metilmerkaptopurin (6-MMP) untuk mengurangi efek sitotoksik dari 6-MP yang dapat menyebabkan mielosupresi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode optimum dan tervalidasi dalam menganalisis 6-MP dan 6- MMP secara simultan dalam sampel Dried Blood Spot menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometri massa. Larutan kontrol kualitas dan kurva kalibrasi dibuat dengan menotolkan masing-masing sebanyak 40 μL pada kertas CAMAG DBS dan dikeringkan selama 3 jam. Kertas DBS dipotong dengan diameter 8 mm dan diekstraksi dengan larutan asetonitril-metanol (1:3) yang mengandung baku 5-fluorourasil (5-FU). Pemisahan dilakukan dengan kolom Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm) dengan fase gerak berupa asam format 0,1% dalam air - asam format 0,1% dalam asetonitril dengan gradient elusi dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD dengan Electrospray Ionization (ESI) positif untuk 6-MP dan 6-MMP dan ESI negative untuk 5-FU pada mode Multiple Reaction Monitoring. Deteksi 6- MP, 6-MMP, 5-FU berturut-turut adalah 153,09 > 119,09; 167,17 > 126,03; 129,09 > 42,05. Metode ini linear dalam rentang 26 ? 1000 ng/mL untuk 6-MP dan 13 - 500 ng/mL untuk 6-MMP dengan r berturut-turut adalah ≥ 0,998 dan ≥ 0,999. Nilai % diff dan koefisien variasi (KV) untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari tidak lebih dari 15% dan tidak lebih dari 20% pada konsentrasi LLOQ. Metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, carry-over, dan efek matriks yang mengacu pada EMEA Guidelines.

6-Mercaptopurine (6-MP) is a cancer chemotherapeutic agent that belongs to a class of purine antagonist antimetabolite. 6-Mercaptopurine has to go through the metabolic pathway by thiopurine S-methyltransferase (TPMT) to become its inactive metabolite, 6-methylmercaptopurine (6-MMP) to reduce the cytotoxic effect of 6-MP which can cause myelosuppression. This study aimed to obtain an optimum and validated method in analyzing 6-MP and 6-MMP simultaneously in Dried Blood Spot samples using ultra high-performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. The quality control and calibration curves solutions were made by respectively spot 40 μL at DBS CAMAG paper and dried for 3 hours. DBS papers were cut with a diameter of 8 mm and extracted with acetonitrilemethanol (1:3) containing internal standard 5-fluorouracil (5-FU). Separation was performed with Waters Acquity UPLC BEH C18 column Class 1.7 μm (2.1 x 100 mm) with a mobile phase consists of 0.1% formic acid in water ? 0.1% formic acid in acetonitrile with gradient elution and flow rate 0.2 mL/minute. Mass detection was done using Waters Xevo TQD with positive electrospray ionization (ESI) for 6-MP and 6-MMP and negative ESI for 5-FU in Multiple Reaction Monitoring mode. Detection of 6-MP, 6-MMP, 5-FU respectively was 153.09> 119.09; 167.17> 126.03; 129.09> 42.05. This method is linear with the range 26-1000 ng / mL for 6-MP and 13 to 500 ng / mL for 6-MMP with consecutive r value is ≥ 0,998 and ≥ 0,999. % Diff value and coefficient of variation (CV) for accuracy and precision of intra-day and inter-day are not more than 15% and not more than 20% at a concentration LLOQ. This method fulfilled the requirements of selectivity, linearity, accuracy, precision, carry-over, and matrix effects which refers to the EMEA Guidelines.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Ashiila Amalia
"ABSTRAK
Rifampisin RIF merupakan salah satu obat antituberkulosis anti-TB lini pertama yang penggunaannya dikombinasikan dengan isoniazid INH dalam bentuk fixed dose combination FDC selama 4 bulan. Rendahnya konsentrasi RIF dalam darah pasien dapat menyebabkan resistensi obat yang berujung pada kegagalan terapi, sehingga perlu dilakukan pemantauan terapi obat PTO . PTO dengan metode sampel darah kering DBS memberikan kenyamanan yang lebih pada pasien TB untuk meningkatkan keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis RIF dengan keberadaan INH dalam sampel DBS, mulai dari kondisi kromatografi optimum, metode preparasi sampel DBS optimum, dan validasi metode bioanalisis. Kondisi kromatografi optimum adalah menggunakan kolom C8 Waters, SunfireTM 5 m; 250 x 4,6 mm ; fase gerak dapar amonium asetat 50 mM pH 4,5 ndash; asetonitril ndash; metanol 40 : 30 : 30 ; laju alir 0,5 mL/menit; suhu kolom 40 C; deteksi pada panjang gelombang 261 nm; waktu analisis selama 16 menit; menggunakan cilostazol sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan metode pengendapan protein dengan pelarut pengekstraksi asetonitril-metanol 1:4 v/v . Hasil validasi terhadap metode analisis RIF dengan keberadaan INH yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA pada tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 1,0 ndash; 30,0 g/mL dengan nilai r > 0,9984.

ABSTRACT
Rifampicin RIF is one of the first line antituberculosis anti TB drug combined with isoniazide INH in fixed dose combination FDC form which is consumed for 4 months. RIF has been associated with treatment failure in some patients because of a low blood drug concentrations. Therefore, TB patient using RIF is recommended to determine plasma concentrations of RIF. Biosampling method using dried blood spots DBS offers some advantages such as the patient comfort. Monitoring TB drug using DBS helps to improve effectiveness of therapy. This research objective is to develop an analytical method of RIF in presence of INH in DBS starting from optimum chromatography condition, optimum whole blood preparation method, and analytical method validation. The optimum chromatographic condition was obtained using C8 Waters, SunfireTM 5 m 250 x 4.6 mm the mobile phase contains buffer ammonium acetate 50 mM pH 4.5 ndash acetonitrile ndash methanol 40 30 30 flow rate was 0.5 mL min column temperature 40 C which was detected with UV at wavelength of 261 nm time of analysis 16 minutes and cilostazol as internal standard. The optimum preparation method was protein precipitation technique using acetonitrile and methanol 1 4 v v . The validation result of RIF in presence of INH analysis method fulfilled the validation requirement using EMEA Bioanalytical Guideline in the year 2011. The method was linear at concentration range of 1.0 30.0 g ml with r 0.9984. "
2017
S67574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheputri Rahma Astrini
"6-Merkaptopurin 6-MP adalah obat kemoterapi golongan antimetabolit purin yang digunakan dalam terapi leukemia limfositik akut. 6-Merkaptopurin di dalam tubuh di metabolisme menjadi metabolit aktifnya. 6-Tioguanin nukeotida. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode optimum dan tervalidasi dalam menganalisis 6-Merkaptopurin dan 6-Tioguanin 6-TG secara simultan dalam sampel Dried Blood Spot menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometri massa. Larutan kontrol kualitas dan kurva kalibrasi dibuat dengan menotolkan masing-masing sebanyak 40 L pada kertas CAMAG DBS dan dikeringkan selama 3 jam. Kertas DBS dipotong dengan diameter 8 mm dan diekstraksi menggunakan larutan metanol yang mengandung 5-fluorourasil 5-FU sebagai baku dalam. Analisa dilakukan dengan kolom Waters AcquityTM UPLC BEH Amide 1,7 m 2,1 x 100 mm dengan fase gerak berupa asam format 0,2 dalam air ndash; asam format 0,1 dalam asetonitril ndash; metanol dengan gradient elusi dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD dengan Electrospray Ionization ESI positif untuk 6-MP dan 6-TG dan ESI negative untuk 5-FU pada mode Multiple Reaction Monitoring. Deteksi 6MP, 6-TG, 5-FU berturut-turut adalah 153,09 > 119,09; 168,09 > 107,06; 129,15 > 42,05. Metode ini linear dalam rentang 25 ndash; 1000 ng/mL untuk 6-MP dan 6-TG, nilai r berturut turut adalah ge; 0,996 dan ge; 0,995. Nilai diff dan koefisien variasi KV untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari tidak lebih dari 15 dan tidak lebih dari 20 pada konsentrasi LLOQ. Metode ini memenuhi persyaratan validasi sesuai Guideline on bioanalytical Method Validation oleh European Medicines Agency tahun 2011.

6 Mercaptopurine 6 MP is a chemotherapeutic drug that belongs to a class of purine antagonist antimetabolite used for acute lymphocytic leukemia. 6 Mercaptopurine has to go through the metabolic pathway to become it rsquo s active metabolites 6 Thioguanin nucleotide. This study aimed to obtain an optimum and validated method for analyzing 6 Mercaptopurine and 6 Thioguanine 6 TG simultaneously in Dried Blood Spot samples using ultra high performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. The quality control and calibration curves solutions were made by respectively spot 40 L at DBS CAMAG paper and dried for 3 hours. DBS papers were cut with a diameter of 8 mm and extracted with methanol containing internal standard 5 fluorouracil 5 FU. Separation was performed with Waters AcquityTM UPLC BEH Amide column 1.7 m 2.1 x 100 mm with a mobile phase consists of 0.2 formic acid in water ndash 0.1 formic acid in acetonitrile ndash Methanol with gradient elution and flow rate 0.2 mL minute. Mass detection was done using Waters Xevo TQD with positive electrospray ionization ESI for 6 MP and 6 TG and negative ESI for 5 FU in Multiple Reaction Monitoring mode. Detection of 6 MP, 6 MMP, 5 FU respectively was 153,09 119,09 168,09 107,06 129,15 42,05. This method is linear with the range 25 1000 ng mL for 6 MP and 6 TG with consecutive r value is ge 0,996 and ge 0,995. Diff value and coefficient of variation CV for accuracy and precision of intra day and inter day are not more than 15 and not more than 20 at a concentration LLOQ. This method fulfilled the requirements of validation which refers to the European Medicines Agency guideline.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlita Gustiyanti
"Siklofosfamid adalah kemoterapi yang bekerja sebagai agen pengalkilasi dan merupakan prodrug sehingga membutuhkan aktivasi oleh enzim sitokrom P450 untuk berubah menjadi metabolit aktifnya, yaitu 4-hidroksisiklofosfamid 4-OHCP. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh metode optimum dan tervalidasi untuk analisis siklofosfamid dan 4-OHCP dalam dried blood spot menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-Tandem Spektrometri Massa KCKUT-SM/SM. Penelitian siklofosfamid dan 4-hidroksisiklofosfamid secara simultan ini dikembangkan pertama kalinya dalam sampel dried blood spot. Metabolit 4-OHCP bersifat tidak stabil dalam cairan biologis, sehingga prosedur derivatisasi dilakukan sebelum analisis, yaitu menggunakan semikarbazid hidroklorida. Pemisahan dilakukan pada kolom UPLC Class BEH C18 menggunakan fase gerak asam format 0,01 dalam air-metanol 50:50 dengan mode elusi isokratik pada laju alir 0,3 mL/menit selama 4 menit. Deteksi massa dilakukan pada Waters Xevo TQD dengan Electrospray Ionization positif untuk siklofosfamid, 4-OHCP, dan heksametilfosforamid sebagai baku dalam dengan nilai m/z berturut-turut adalah 260,968 > 139,976; 338,011 > 224,979; dan 180,17 > 92,08. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode pengendapan protein dengan pelarut metanol ? ?asetonitril 2:1. Metode ini linear pada rentang 50-30.000 ng/mL untuk siklofosfamid dan 10-1.000 ng/mL untuk 4-OHCP dengan r berturut-turut adalah 0,9972 dan 0,9984. Nilai LLOQ untuk siklofosfamid dan 4-OHCP berturut-turut adalah 50 ng/mL dan 10 ng/mL. Nilai diff dan KV untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari tidak melebihi 15 dan tidak melebihi 20 pada konsentrasi LLOQ. Secara keseluruhan metode ini telah memenuhi persyaratan validasi yang mengacu pada European Medicines Agency Guidelines 2011.

Cyclophosphamide is a chemotherapy that acts as an alkylating agent and a prodrug that requires activation by the cytochrome P450 enzyme to convert into its active metabolite, 4 hydroxycycrophosphamide 4 OHCP. The purpose of this research is to obtain the optimum and validated method for the analysis of cyclophosphamide and 4 OHCP in dried blood spots using Ultra Performance Liquid Chromatography Tandem Mass Spectrometry UPLC MS MS. This simultaneous cyclophosphamide and 4 OHCP study was developed for the first time in dried blood spot sample. The 4 OHCP metabolite is unstable in biological fluids, so the derivatization procedure was performed prior to analysis, using semicarbazide hydrochloride. The separation was performed on UPLC Class BEH C18 column using mobile phase of 0.01 formic acid in water methanol 50 50 with isocratic elution mode at 0.3 mL minute for 4 min. Mass detection was performed on Waters Xevo TQD with Positive Electrospray Ionization for cyclophosphamide, 4 OHCP, and hexamethylphosphoramide as internal standard with m z values respectively are 260.968 139.976 338.011 224.979 and 180.17 92.08. Extraction was performed using protein precipitation method with methanol acetonitrile 2 1. This method was linear in the range of 50 30,000 ng mL for cyclophosphamide and 10 1,000 ng mL for 4 OHCP with r respectively are 0.9972 and 0.9984. The LLOQ values for cyclophosphamide and 4 OHCP were 50 ng mL and 10 ng mL. The value of diff and CV for accuracy and precision intra days and between days did not exceed 15 and did not exceed 20 of LLOQ concentrations. Overall this method has met the validation requirements that refer to European Medicines Agency Guidelines 2011.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>