Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kiara Yumiko
"Penelitian ini menganalisis penggambaran skema perilaku masyarakat Jepang yaitu, konsep honne dan tatemae dalam film Call Me Chihiro (2023). Selanjutnya, penelitian akan mengaitkan penggambaran tersebut dengan wacana penanggulangan isu kesepian dan pengasingan diri (isolasi) melalui perspektif teori persona dan shadow dari Carl Gustav Jung. Penelitian ini berfokus pada unsur intrinsik film, yaitu dialog dan cuplikan adegan yang menampilkan sang karakter utama Chihiro. Penelitian berargumen bahwa honne-tatemae yang ditampilkan oleh Chihiro mampu membuat orang-orang di sekitarnya berdamai dengan kesepian mereka. Lebih jauh lagi penelitian ini melihat bahwa film Call Me Chihiro turut berkontribusi dalam merepresentasikan upaya penanggulangan isu kesepian dan isolasi di Jepang pada era pasca pandemi COVID-19.

This study analyzes the portrayal of Japanese social behavior patterns, specifically the concepts of honne and tatemae, in the film "Call Me Chihiro" (2023). Furthermore, the research will link this portrayal with the discourse on addressing loneliness and self-isolation issues through the perspective of Carl Gustav Jung's persona and shadow theory. The study focuses on intrinsic elements of the movie, such as dialogue and scenes featuring the main character Chihiro. The research argues that Chihiro's depiction of honne and tatemae enables those around her to come to terms with their loneliness. Furthermore, the study observes that "Call Me Chihiro" contributes to representing efforts to overcome the issue of loneliness and isolation in Japan in the post-COVID-19 pandemic era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sabar Walujati
"Karya Sastra adalah suatu bentuk pengungkapan seni dengan bahasa sebagai medianya, tapi banyak peneliti sas_tra yang mengabaikan bahasa sebagai variabelnya. Oleh karena itu, saya tertarik untuk menjadikan karya sastra sebagai obyek penelitian, yang akan saya teliti dari sudut linguistik. Dalam penelitian ini, saya mengkhususkan diri pada karya sastra yang berbentuk cerpen. Dilihat dari segi gra_matikal, cerpen adalan satuan gramatikal yang terlengkap, yang dapat dibagi merijadi satuan-satuan yang lebih kecil yang d isebu t paragraf. Dilihat dari tujuannya, ada 6 jenis wacana yang kita kenal. Dari keenam jenis wacana tersebut hanya wacana tuturanlah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Tujuan skripsi ini ialah melihat hubungan antara proposisi dalam paragraf, mencari unsur dominan yang mempersatukan paragraf tuturan, dan meneliti struktur gramatikal yang umumnya terdapat pada paragraf tuturan. Dari hasil analisis, ternyata diperolah kesimpulan bahwa (1) sebagian besar paragraf semantis mempunyai hubungan INDUK-pendukung yang non-kronologis, (2) umumnya struktur paragraf gramatikal berbentuk sub-ordinatif, de_ngan kalimat terra di awal paragraf, dan (3) keutuhan paragraf cerpen pada garis besarnya diikat oleh tokoh tematis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Mutiara
"[ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perubahan karakter pada beberapa tokoh dalam kumpulan cerita pendek Kami no Kodomotachi wa Mina Odoru melalui pendekatan psikologi sastra, khususnya menggunakan metode telaah karakterisasi fiksi. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis perubahan karakter yang dialami oleh beberapa tokoh dalam setiap cerita dan menjabarkan berbagai pemicu yang mempengaruhi perubahan tersebut. Upaya mengamati perubahan karakter dapat ditunjukkan melalui dialog antar tokoh, sudut pandang pencerita, tuturan pengarang, tingkah laku, dan penampilan tokoh. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya ada beberapa tokoh dari keenam cerita yang mengalami perubahan karakter setelah adanya suatu pemicu, baik yang berupa bencana maupun keadaan yang tak terduga.

ABSTRACT
The focus of this study is the transformation of character in the short story Kami no Kodomotachi wa Mina Odoru through approach of psychology literature, especially using fictional characterization method. This study aims to analyze the transformation of some characters in each story and describe the various triggers that influence these transformation. To observe the transformation in the character can be shown through dialogue among characters, the viewpoint of the narrator, the author’s speech, behavior, and appearance of characters. The analysis shows that there are only a few characters of the six stories that are changing the character after the triggers, either in the form of a disaster or unforeseen circumstances.;The focus of this study is the transformation of character in the short story Kami no Kodomotachi wa Mina Odoru through approach of psychology literature, especially using fictional characterization method. This study aims to analyze the transformation of some characters in each story and describe the various triggers that influence these transformation. To observe the transformation in the character can be shown through dialogue among characters, the viewpoint of the narrator, the author’s speech, behavior, and appearance of characters. The analysis shows that there are only a few characters of the six stories that are changing the character after the triggers, either in the form of a disaster or unforeseen circumstances., The focus of this study is the transformation of character in the short story Kami no Kodomotachi wa Mina Odoru through approach of psychology literature, especially using fictional characterization method. This study aims to analyze the transformation of some characters in each story and describe the various triggers that influence these transformation. To observe the transformation in the character
can be shown through dialogue among characters, the viewpoint of the narrator, the author’s speech, behavior, and appearance of characters. The analysis shows that there are only a few characters of the six stories that are changing the character after the triggers, either in the form of a disaster or unforeseen circumstances.]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Vitasari
"Dalam berkomunikasi, orang Jepang sering memperlihatkan perilaku yang kontradiktif. Pemahaman yang baik dari sikap ini akan menimbulkan komunikasi yang baik juga, yang sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh masing-masing pihak, dalam ini orang jepang dan lawan komunikasinya. Berusaha memahami sikap orang jepang juga berusaha memahami budaya Jepang dalam suatu sosok manusia. Karena tuntutan masyarakatnya, orang Jepang selalu memisahkan antara apa yang baru dilakukan dan apa yang ingin dilakukan, yang terlihat dalam Tatemae dan Honne. Sebagai orang bukan Jepang, akan susah sekali membedakan apakah sikap yang sedang ingin dilakukan ataukah akan baru dilakukan oleh orang jepang bersangkutan.Pada orang Jepang, sikap kontradiksi ini diperkenalkan sejak masa kanak-kana dan dikembangkan pada masa dewasa. Pada masa kanak-kanak orang jepang dan rasa keberanian dan kebebasan dalam mengekspresikan diri Bersamaan dengan itu juga diperkenalkan akan rasa malu dan rasa untuk menghormati diri sendiri, yang membatasi gerak mereka dalam mengekspresikan diri, Kedua perasaan ini mendominasi orang jepang dalam setiap gerak, dan dengan bertambahnya kedewasaaan mereka, bertambah pula kemampuan mereka dalam mengatur dua perasaan berlawanan tersebut dalam sikap mereka. Ini yang menyebabkan kadangkala orang bukan--Jepang menganggap sikap orang Jepang membingungkan. Padahal itu adalah cara mereka menempatkan diri pada dua perasaan yang mendominasi dirinya. Dengan menyadari adanya dua sikap berlawanan dalam diri orang Jepang, maka akan lebih mudah bagi orang bukan Jepang untuk memahami sikap kontradiksi yang kadang kala muncul dalam perilaku orang Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Saptawati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai unsur kibun dan kanketsu dalam dua novel karya Shiga Naoya telah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Agustus 1989. Tujuannya adalah untuk lebih mengetahui lagi kekhasan gaya penulisan dari pengarang Shiga Naoya.
Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan pada perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan perpustakaan The Japan Foundation, Jakarta.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara latar belakang kehidupan pengarang dengan karya-karya yang dihasilkannya. Disamping itu ditemukannya gaya penulisan yang khas dari pengarang Shiga Naoya, khususnya dalam pemakaian unsur kibun (perasaan) dan kanketsu (singkat dan padat).

"
1989
S13730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Fubatatei Shimei dan Tsubouchi Shoyo merupakan pelopor Kesusastraan Jepang Modern. Tsubouchi membuat teori.-teori kesusastraan baru, berdasarkan teori-teori kesusastraan Barat. Teori-teori ini kemudian berkembang dalam karya-_karya Futabatei Shimei. Futabatei juga mendalami Bahasa dan Kesusastraan Rusia di Tokyo Gaigo Gakko.
Novel Ukigumo (awan mengambang) karya Futabatei yang dibahas dalam skripsi ini merupakan novel realis yang pertama kali menggunakan gaya penulisan Genbun Ichi (gabungan bahasa lisan dan tulisan) dalam kesusastraan Je_pang.
Novel ini menggambarkan keadaan masyarakat Jepang Meiji yang belum mapan. Saat itu terdapat dualisme antara bentuk-bentuk tradisional dengan unsur-unsur baru yang datang dari Barat, yang masuk seeara besar-besaran dengan adanya Restorasi Meiji tahun 1868.
Jepang yang sebelumnya menerapkan politik Sakoku (ne_geri tertutup) merasa terkejut oleh datangnya gelombang besar Restorasi Meiji yang tiba-tiba. Orang-orang yang tidak berkepribadian kuat merasa bingung oleh keadaan tersebut. Yang dikawatirkan Futabatei adalah nilangnya bentuk-bentuk tradisional, hanyut terbawa arus restorasi Meiji yang dahsyat.

"
1989
S13507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intarina Hardiman
"ABSTRAK
Penelitian terhadap novel Sembazuru bertitik tolak akan adanya berbagai pendapat dari beberapa tokoh sastra mengenai nilai-nilai yang dimiliki suatu karya sastra pada umumnya dan novel Sembazuru sebagai suatu karya sastra yang baik pada khususnya. Sebagai sebuah karya sastra Sembazuru diharapkan me_miliki hal-hal yang berhubungan dengan estetika dan juga suatu moral (Etika) yang merupakan amanat yang ingin disampaikan oleh pengarangnya. Dalam upaya mencari adanya nilai-nilai estetika dan etika dalam Sembazuru, penulis meneliti bagian struktur dan isi novel dan dipaparkan dalam bab III dan IV skripsi ini. Dari hasil penelitian penulis ternyata di dalam novel Sembazuru terkandung nilai-nilai etika dan estetika baik dalam struktur maupun isinya. Struktur dan isi novel saling mendukung dalam rangka penyampaian kedua nilai tersebut. Kawabata Yasunari, sang pengarang, telah memasukkan kedua nilai tersebut secara bersamaan dalam setiap unsur cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Eka Putri
"Genji Monogatari merupakan sebuah karya sastra Jepang dari Zaman Heian yang ditulis oleh Murasaki Shikibu. Novel ini menceritakan perjalanan cinta Genji yang panjang dan rumit dengan banyak perempuan. Analisis baru mengenai perilaku, karakter, dan bahkan keadaan psikologis seorang tokoh dapat membawa perspektif baru dalam memahami novel. Artikel ini berusaha menganalisis tokoh protagonis Genji Monogatari, Hikaru no Genji. Dari berbagai metode dalam memahami teks, teori Sigmund Freud dapat digunakan dalam menganalisis tokoh karya sastra. Maka, penelitian ini menggunakan metode ini untuk menganalisis tokoh Hikaru Genji lebih dalam, yaitu kecenderungan narsisme yang mempengaruhi kehidupan cinta tokoh Genji. Teori yang digunakan adalah teori Sigmund Freud mengenai narsisme. Tulisan ini berusaha menganalisis kecenderungan narsisme yang mempengaruhi kehidupan cinta Genji. Hasil analisis menunjukkan bahwa Genji sebagai seorang narcissist memiliki kecenderungan menyukai perempuan yang memiliki kemiripan fisik dengan dirinya sehingga ketertarikannya terhadap Fujitsubo dan Murasaki merupakan ego libido dan ia juga memiliki kecenderungan menyukai perempuan yang lebih inferior dibanding dirinya.

Genji Monogatari is an old Japanese literature work from Heian era written by Murasaki Shikibu. This novel mostly tells a long complicated love story between Genji and a lot of women. New analysis of a character's behavior, characteristics, and even their psychological state in a novel would give us a new perspective at understanding it. This article would try to analyze the protagonist of Genji Monogatari, Hikaro no Genji. Amongst a lot of methods to interpret a text, Sigmund Freud's theories could be used to understand literature work by understanding its character. For that reason, this method was used in this article to analyze Hikaru no Genji's narcissistic tendency shown in his love life in Genji Monogatari. The theory that was used in this article is Sigmund Freud's narcissism. This article is trying to analyst the narcissistic tendency that influenced Genji's love life. The analysis shows Genji, as a narcissist, has an inclination to have interest in women who have similar physical attributes with himself therefore his interest in Fujitsubo and Murasaki is the manifestations of his ego libido and he also has an inclination to take interest in women who are more inferior to himself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Zulkarnain
"Penelitian ini akan berfokus pada analisis mengenai penggambaran westernisasi masyarakat Jepang di dalam novel Chijin No Ai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan studi kepustakaan. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana penggambaran westernisasi masyarakat Jepang di dalam novel Chijin No Ai. Penelitian ini berusaha membuktikan bahwa novel tersebut merupakan sebuah potret westernisasi masyarakat Jepang yang terbentuk dari sudut pandang Tanizaki Junichiro. Untuk mendapatkan tujuan penelitian tersebut, penulis meneliti novel Chijin No Ai dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan melakukan analisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel. Analisis unsur intrinsik dibatasi hanya pada analisis latar dan tokoh. Analisis latar yang dilakukan terdiri dari: analisis latar waktu, tempat, dan sosial. Analisis tokoh dibatasi hanya pada dua tokoh utama novel tersebut, Kawai Joji dan Naomi. Analisis ekstrinsik berusaha mengkaji keadaan sosial budaya masyarakat Jepang pada saat novel itu ditulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potret westernisasi masyarakat Jepang dalam novel Chijin No Ai terlihat dalam penggambaran latar serta karakterisasi kedua tokoh utama. Latar dalam novel Chijin No Ai menggambarkan keadaan sosial budaya masyarakat Jepang di zaman Taisho yang telah terpengaruh oleh Barat. Karakter kedua tokoh utamanya juga digambarkan sebagai individu-individu yang memiliki kecendrungan memuja Barat secara berlebihan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa novel Chijin No Ai merupakan sebuah potret westernisasi masyarakat Jepang.

This study focused in analyzing the description of Japanese society_s westernization in the Chijin No Ai novel. The method of this research is analysis descriptive based on literature studies. The purpose of this study is to explain how the Japanese society_s westernization description in the ovel. This study try to prove that the novel is a portrait of westernization in Japanese society based on the perspective of Tanizaki Junichiro. Therefore, this study used sociology approach and analyze using intrinsic and extrinsic principles. Intrinsic analysis are limited only to analyzing the story_s background and characters. The former of analysis consist of analyzing the time, place and social background. Meanwhile, the latter analysis are limited only for the two main characters of the novel, Kawai Joji and Naomi. On the other hand, extrinsic analysis examines the social culture condition of the Japanese society when the novel was written.
This study shows that the Japanese society_s westernization portrait in Chijin No Ai are seen in the background description and the characterization of the two main character of the story. The story_s background describes the japanese society_s social culture condition in the Taisho period which were influenced by the West. The two main characters are described as individuals who has the tendency to over-worshipping the West. Hence, it could be concluded that the Chijin No Ai novel is a portrait of westernization in Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13714
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Martini
"Majas personifikasi merupakan bentuk kiasan yang memasangkan sifat-sifat manusia pada benda mati. Penerjemahan majas personifikasi kerap kali menimbulkan banyak permasalahan. Berdasarkan sumber data dari cerpen-cerpen karya Akutagawa Ryunosuke yang berjudul Kappa, Kumo no Ito, dan Imogayu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dr. Bambang Wibawarta dengan judul Kappa, Benang Laba-laba, dan Bubur Ubi ditemukan bahwa majas personifikasi Jepang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk figuratif yang tidak hanya berbentuk personifikasi saja, namun ditemukan juga bentuk hiperbola dan simile. Selain itu majas personifikasi juga dapat diterjemahkan ke dalam bentuk nonfiguratif. Berdasarkan bentuknya, dari 15 data yang terkumpul dapat diuraikan menjadi penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas personifikasi BSa yang berjumlah 9 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas hiperbola BSa yang berjumlah 1 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas simile BSa yang berjumlah 2 data, dan penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi bentuk nonfiguratif BSa yang berjumlah 3 data. Mengacu pada angka-angka tersebut ternyata sebagian besar majas personifikasi Jepang diterjemahkan menjadi majas personifikasi juga. Berdasarkan kesepadanan makna, dari semua data yang terkumpul menunjukkan bahwa penerjemahan majas personifikasi ini semuanya sepadan maknanya. Untuk mencapai kesepadanan makna tersebut dilakukan beberapa prosedur penerjemahan, yakni modulasi, transposisi, pergeseran dalam tataran sintaksis dan pergeseran dalam tataran semanti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>