Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141226 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haizka Aleine Kalya
"

Penelitian ini meneliti pengaruh antara status pekerjaan ibu kandung pada masa remaja dan dewasa anak perempuannya dengan stabilitas status pekerjaan anak perempuan tersebut. Data yang digunakan adalah data dari IFLS 4 dan 5 dengan unit analisis yaitu anak perempuan berusia 20 sampai 25 tahun pada IFLS 5. Rentang tahun bekerja anak perempuan diambil dari tahun 2009 sampai tahun 2014. Status pekerjaan ibu kandung dibagi menjadi tiga kategori: tidak bekerja, bekerja formal, dan bekerja informal, dan dianalisis pengaruhnya terhadap stabilitas status pekerjaan anak perempuan dengan kategori selalu tidak bekerja, selalu bekerja formal, selalu bekerja informal, dan tidak bekerja. Analisis dilakukan dengan metode multinomial logistic regression. Hasilnya menunjukkan bahwa ibu yang bekerja formal pada masa dewasa anak perempuan, atau pada tahun 2014, berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kecenderungan anak perempuan untuk selalu bekerja formal dari tahun 2009 sampai tahun 2014. Selain itu, status pekerjaan ibu pada saat anak perempuan berusia remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas status pekerjaan anak perempuan, yang menandakan bahwa efek role model pada masa remaja lebih lemah. Stabilitas status pekerjaan anak perempuan juga lebih dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh anak perempuan tersebut dibandingkan dengan yang dimiliki ibunya, seperti pendidikan ibu kandung yang tidak berpengaruh signifikan bagi stabilitas status pekerjaan anak perempuan.


This research examines the influence between the biological mother's employment status during her daughter's adolescence and adulthood and the stability of the daughter's employment status. The data used is data from IFLS 4 and 5 with the daughters that are 20 to 25 years old in IFLS 5 as the unit of analysis. The stability of employment status is taken from the year 2009 to 2014. Mother’s employment status is divided into three categories: unemployed, working formally, and working informally, and daughter’s employment status stability into the categories of constantly unemployed, constantly working formally, constantly working informally, and changing employment status. The results show that mothers who work formally in daughters’ adulthood, or in 2014, have a significant influence on increasing the odds for daughters to always work formally from 2009 to 2014. In addition, the mother's employment status when the daughter was an adolescent did not have a significant influence on the stability of the daughter’s work status, which implies that the role model effect is weaker during adolescence. A daughter’s employment status stability is also more influenced by the characteristics of the daughter herself than her mother’s, such as the mother's education which does not have a significant effect on the stability of the daughter's employment status stability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira D. Amir
"Seiring dengan pcrubahan fisik, mental dan sosial yang pesat pada diri remaja, mereka juga dituntut untuk dapat memenuhi salah satu tugas perkembangan, yakni guna dapat mencapai suatu hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman seusia, baik perempuan maupun Iaki-laki. Namun demikian, bagi seorang remaja perempuan sulung, terkadang untuk memenuhi tugas tersebut dapat terhambat oleh kekhawatiran orangtua akan pengaruh buruk yang ditularkan teman sebayanya, kehamilan pra nikah atau pengasuhan yang selama ini menghambat dirinya dalam menjalin hubungan dengan teman seusianya.
Meskipun di usia remaja ini mereka mulai melepaskan diri dari pengaruh orangtua dan lebih banyak rnenghabiskan waktu dengan teman-temannya, namun peran orangtua, khususnya ibu masih diperlukan dalam kaitannya dengan sosialisasi yang dapat membantu remaja membina hubungan baik dengan teman.
Peran ibu yang dapat membantu anak dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, diuraikan Hetherington & Parke (1993) adalah berperan sebagai 'teman' bagi anak tersebut, berperan sebagai pelatih dan sebagai pemberi kesempatan. Tujuan penelitian ini adalah ingin menelaah peran ibu dalam sosialisasi anak remaja perempuan sulungnya dengan teman sebaya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peran atau pengasuhan ibu tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai ibu dan anak remaja perempuan sulungnya. Pemilihan subyek penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel kasus tipikal, dengan karakteristik ibu berusia 35-45 tahun (dewasa tengah) dan anak berusia 15-17 tahun (remaja tengah) yang berasal dari sosial ekonomi menengah.
Dari penelitian kualitatif ini diperoleh hasil bahwa ibu dapat berperan sebagai pemberi kesempatan sosialisasi bagi anak remaja perempuan sulungnya. Akan tetapi, peran ibu sebagai 'teman? dan penasehat (khususnya sebagai pengarah) tampak masih kurang. Faktor pengalaman masa lalu ibu, dukungan suami dan karakteristik anak itu sendiri (temperamen, usia dan jenis kelamin anak) sangat berpengaruh terhadap peran ibu dalam sosialisasi.
Penelitian lanjutan dapat dilakukan kepada subyek ibu yang memiliki anak usia sekolah (SD), dimana di usia tersebut anak sudah mulai banyak menghabiskan waktu dengan teman seumurnya. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran mengenai peran ibu pada sosialisasi anak semenjak awal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Nafah Rizali
"Abstrak Penelitian mengenai manfaat penduduk lansia orang tua kepada anak-anak mereka yang sudah dewasa sudah banyak dibahas pada penelitian-penelitian mengenai transfer antar generasi yang sudah berkembang sejak akhir abad ke-20. Walau demikian, hanya sedikit dari penelitian-penelitian ini yang memperhatikan aspek agama dalam keluarga sebagai salah satu faktor pendorong terjadinya transfer, padahal agama juga bisa menjadi salah satu penentu kualitas hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya. Hal ini perlu diteliti karena banyak penelitian konvensional yang telah membuktikan bahwasannya hubungan emosional dan service yang terjadi antara anak dengan orang tuanya justru menjadi hal yang paling signifikan dalam mempengaruhi probabilitas terjadinya transfer, baik itu yang sifatnya warisan atau inter-vivos. Indonesia sendiri memiliki masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di sisi lain, dengan silaturahmi yang sudah menjadi bagian dari budaya pada masyarakat Indonesia, yang dimana bersilaturahmi itu juga merupakan sebuah kewajiban pada ajaran Islam yang bertujuan untuk mempererat tali kekeluargaan dan menjadi wadah bagi anggota keluarga untuk saling membantu satu-sama lain, maka penelitian ini ingin mencari tahu apakah religiositas Islam dan perilaku silaturahmi pada masyarakat Indonesia dapat mempengaruhi probabilitas terjadinya transfer antara orang tua dengan anak-anak mereka. Dengan menggunakan data dari IFLS5, 2970 responden muslim Indonesia, serta menggunakan model probit, penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwasannya silaturahmi dapat mempengaruhi probabilitas terjadinya transfer inter-vivos antara orang tua dengan anak-anak mereka dan religiositas Islam yang dinilai dengan frekuensi dilaksanakannya salat oleh anak dapat membuat probabilitas transfer dari orang tua yang terjadi meningkat.

Research on the benefits of the population of elderly people parents to their adult children has been widely discussed in studies of intergenerational transfers that have developed since the end of the 20th century. However, many of these studies never address religious aspects of the family as one of the drivers of transfer, although religion can also be a determinant of the quality of the relationship between parents and their children. This is worth investigating because in fact, many conventional studies have proved that the emotional and service relationships that occur between children and their parents are the most significant factors in influencing the probability of transfer, whether it is bequest or inter vivos transfers. Indonesia itself has a predominantly Muslim society. On the other hand, with silaturahmi has already become a part of the culture for many muslims Indonesians, and silaturahmi is also an obligation on Islamic teachings that aims to strengthen the kinship ties between family members and also acts as a vessel for mutual help between family members, thus this study wanted to find out whether the religiosity of Islam and the behavior of silaturahmi in Indonesian society can affect the probability of transfer between parents and their adult children. Using data from IFLS5 and using 2970 Muslim respondents in Indonesia, and using the probit model, this study succeeded in making the conclusion that the silaturahmi could affect the probability of inter vivos transfers between parents and their children and deep Islamic religiosity that is judged by the frequency with which the prayer is performed by the child can make the transfer probability of the parents increases. keywords intergenerational transfer inter vivos transfer islamic religiosity transfer silaturahmi"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Purbowati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur mobilitas pendapatan antargenerasi dan melihat pengaruh transfer modal manusia antargenerasi terhadap mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia. Data yang digunakan adalah pasangan bapak dan anak yang bersumber dari IFLS periode 2000 sampai 2014. Dengan menggunakan metode 2SLS diketahui bahwa modal manusia secara langsung diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Elastisitas pendapatan antargenerasi IGE meningkat dari 0.123 menjadi 0.172 ketika transfer langsung modal manusia diperhitungkan. Dengan kata lain transfer langsung modal manusia memperkuat IGE. Hal ini memberikan indikasi bahwa ketika pengembangan modal manusia anak diserahkan sepenuhnya kepada keputusan rumah tangga, maka kesenjangan pendapatan yang terjadi pada generasi orang tua akan cenderung diwariskan atau dipertahankan kepada generasi anak.

The purpose of this study are to estimate the intergenerational income mobility and the effect of intergenerational transfer of human capital on intergenerational income mobility in Indonesia. The intergenerational income elasticity is estimated by using father child pairs from Indonesia Family Life Survey IFLS 2000 until IFLS 2014. This study apply 2SLS method and the estimation resuts suggests that human capital is directly transmitted from parent to child. IGE increased from 0.123 to 0.172 when the direct transfer of human capital are taken into account. In other words, the direct transfer of human capital strengthening IGE. This is an indication that when the human capital development of children left entirely to household decisions, then the income gap that occurs in the older generation tends to be inherited or maintained for generations of children.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T50268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restananda Nabilla Yusacc
"Dalam studi mobilitas pendapatan antargenerasi di negara berkembang, fokus pada perbedaan gender tidak banyak ditemukan karena adanya keterbatasan dalam data. Anak laki-laki dan perempuan pada masyarakat yang cenderung tradisional seperti di Indonesia memiliki perbedaan karakter. Di masyarakat yang berkembang, tidak hanya terjadi ketimpangan di antara gender namun juga ketimpangan antargenerasi. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia serta perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan. Menggunakan data Indonesia Family Life Survey 5, estimasi dilakukan menggunakan Ordinary Least Squared dan Heckman Selection. Ditemukan bahwa Indonesia berada di tingkat menengah mobilitas pendapatan antargenerasi, dan terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan jika mengkontrol karakteristik individu. Pendidikan anak memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan pendidikan orangtua, indikasi dari kesetaraan kesempatan. Untuk anak laki-laki, pernikahan memberikan manfaat yang lebih besar sementara untuk anak perempuan tinggal di kota dan bekerja di sektor formal memberikan manfaat yang lebih besar.

In research of intergenerational income mobility studies, it has only a handful studies covering developing country and gender differences due to limitations in data. Sons and daughters in more traditional society like Indonesia is expected to fill certain roles. Therefore, sons and daughters will possess different characteristics, whether it is in childhood or in adulthood. As a society advances, not only difference in sons and daughters that persisted but also difference among generations. This study aims to explain the condition of intergenerational income mobility in Indonesia and differences among sons and daughters. Using data from Indonesia Family Life Survey 5, estimation is done through Ordinary Least Squared and Heckman Selection. This study found that Indonesia is in intermediate level of intergenerational income mobility, and differences among sons and daughters existed when controlling for personal characteristics. Child rsquo s own education give greater benefit than parents education, an indication equality of opportunity. For sons, marriage give greater benefit as a means to increase personal income. For daughters, living in urban area and formal employment give greater benefit as a means to increase personal income.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Maudina
"Over time, children were expected to gain more financial independence as they got older, but it is not something that could be achieved in one sitting. The process of children becoming an adult that could handle their financial responsibilities are determined by their parents’ assistance, in which wealthier parents are able to help their children financially, thus making them less independent. This study uses a multivariate analysis using logit regression to see how children’s financial independence affected by their parental wealth during their transition to adulthood period. Using data from 2014/2015 by the Indonesia Family Life Survey (IFLS),
this study found the evidence that parents with higher monthly expenditure, which indicates their affordability to support children, have an impact on their children’s financial independence.

Anak diharapkan untuk menjadi mandiri secara finansial seiring dengan bertambahnya usia, namun hal ini bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dalam sekejap. Proses ini ditentukan dan dibantu oleh orang tua, di mana orang tua yang
berasal dari kelas ekonomi yang lebih tinggi dapat memberikan bantuan financial lebih kepada anak-anak mereka, sehingga membuat anak menjadi kurang mandiri. Penelitian ini menggunakan analisis multivariat dengan regresi logit untuk melihat bagaimana kemandirian finansial anak dipengaruhi oleh kekayaan orang tua mereka pada masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Menggunakan data dari 2014/2015 oleh Indonesia Family Life Survey (IFLS), penelitian ini menemukan bukti bahwa orang tua dengan pengeluaran bulanan yang lebih tinggi, dimana hal
tersebut menunjukkan kemampuan mereka untuk menolong anak-anak, akan memiliki dampak negatif pada kemandirian finansial anak mereka.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citrawati Pusporini
"Salah satu tugas perkembangan dewasa muda adalah memilih pasangan
hidup setelah sebelumnya individu melibatkan diri dalam hubungan cinta dan
membina perasaan cinta (Duval & Miller, 1985). Hubungan cinta ini akan
berhubungan dengan pemijihan pasangan hidup yang biasanya dilalui pada masa
pacaran, yang merupakan bentuk hubungan heteroseksual antar individu. Sejalan
dengan berkembangnya waktu, banyak dijumpai pria yang berpacaran dengan
wanita yang berusia lebih tua dan bahkan berpendidikan lebih tinggi. Sementara
di tahun-tahun terdahulu, masyarakat kebanyakan berpandangan tradisional dan
menganggap tabu wanita yang berpacaran/ menikah dengan pria yang berusia
lebih muda (Houston, 1987). Salah satu masalah yang mungkin timbul jika
pasangan pria dan wanita yang berusia lebih tua memutuskan untuk menikah
adalah apabila pria tersebut belum menyelesaikan studinya. Maka dari itu penulis
tertarik untuk meneliti ada tidaknya pengaruh pacaran antara pria dengan usia
lebih muda dari pasangan wanitanya terhadap motivasi pria tersebut agar dapat
segera menyelesaikan studi.
Penelitian dilakukan secara kualitalif dengan menggunakan teknik
wawancara pada tiga subyek pria dewasa muda dengan rentang usia 22 - 25
tahun, yang dianggap peneliti memenuhi karakteristik subyek yang diperlukan
berdasarkan teori dan konstruk operasional agar benar-benar mewakili fenomena
yang akan diteliti.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi berprestasi dari subyek
yang diteliti dipengaruhi oleh pasangannya masing-masing. Pada subyek 1, yang
mempengaruhinya adalah perbedaan umur pasangan dan tahun angkatan
perkuliahan. Pada subyek 2, motivasi berprestasinya dipengaruhi oleh kecerdasan
pasangan wanitanya. Sementara motivasi berprestasi subyek 3 dipengaruhi oleh
keberadaan pasangan yang membuat subyek 3 selalu ingin membahagiakan
pasangannya.
Saran unluk penelitian selanjutnya, rentang usia pasangan dari subyek
sebaiknya ditetapkan minimal 2 tahun/ 2 angkatan di atas subyek, sehingga pengaruh pasangan terhadap motivasi berprestasi subyek dapat terlihat benar-
benar dipengaruhi oleh perbedaan usia. Hendaknya penelitian dilakukan pada
jumlah subyek yang lebih besar dan pasangan wanitanya pun dapat juga
diwawancarai."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isabella Tasya
"Sebuah gedung apartemen multi-generasi akan dibangun di Bowen Hills, Brisbane. Dengan harapan untuk membuat populasi di Bowen Hills lebih beragam, klien yang ditargetkan adalah profesional lajang dari pertengahan 20-an hingga pertengahan 30-an dan pasangan tua pensiunan yang keluarganya sering datang berkunjung. Konsep ini didasarkan pada pengurangan dan ekstrusi bentuk persegi panjang yang memberikan cahaya alami yang layak, dan aliran udara pasif. Bangunan ini juga menyediakan anti silau matahari dengan menggunakan kisi-kisi vertikal kayu. Menanggapi iklim, kisi-kisi serta bukaan juga berfungsi untuk memberikan cahaya alami yang layak dan angin semilir ke unit. Jendela dari lantai ke langit-langit membawa sensasi luar ke dalam. Pendekatan berkelanjutan dari bangunan ini mencakup energi matahari dan atap hijau. Taman podium adalah ruang komunal bagi penghuni karena untuk melibatkan komunitas yang berkelanjutan secara sosial melalui interaksi yang beragam di lingkungan sekitar. Dengan pendekatan antargenerasi yang dipadukan dengan desain yang berkelanjutan, bangunan ini dimaksudkan untuk menyatukan komunitas di dalam kawasan baik dalam keterlibatan sosial dan fisik.

A multi-generational apartment building is set to be built in Bowen Hills, Brisbane. In hope to make the population in Bowen Hills more diverse, the targeted clients are single professionals from mid 20s to mid 30s and retired old couples whose family often come to visit. The concept is based on subtraction and extrusion of rectangular form which provide decent natural light, and passive airflow. The building also provides combat sun glare by using timber vertical louvres. In response to the climate, the louvres as well as the openings also work to give decent natural light and breezy wind to the unit. The floor to ceiling windows bring the sensation of outside to inside. Sustainable approach of this building includes solar energy and a green roof. Podium garden is a communal space for the resident as it is to engage a socially sustainable community through diverse interaction in the neighborhood. By approaching intergenerational combined with sustainable design, this building is meant to weave together the community within the precinct in both social and physical engagement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mundiharno
"ABSTRAK
Pada tahun 1997 ini Indonesia sudah memasuki tahap "penduduk tua" dimana persentase penduduk lansia sudah mencapai 7 persen atau lebih. Bahkan untuk beberapa propinsi seperti D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah dan Sumatera Barat proses penuaan penduduk sudah berlangsung lebih cepat dibanding yang terjadi di tingkat nasional. Salah satu konsekuensi yang amat kritis dari penuaan penduduk adalah bagaimana memberikan iklim dan pelayanan yang memadai sehingga penduduk lansia dapat mempertahankan standar kehidupannya secara wajar dan normal. Sayangnya, di Indonesia dukungan institusional terhadap lansia masih terbatas.
Dalam kondisi dimana dukungan institusional yang diberikan pemerintah masih amat terbatas maka keberadaan lansia amat ditopang oleh besarnya dukungan keluarga. Dukungan keluarga terhadap keberadaan lansia antara lain dapat diwujudkan melalui dua pola yaitu (-1) koresidensi anak dewasa dengan orang tua mereka, dan; (2) adanya transfer dari anak kepada orang tua (intergenerational transfer). Chan (1997) menyebut koresidensi dan intergenerational transfer sebagai informal social security bagi lansia. Namun beberapa studi menunjukkan bahwa tingkat koresidensi -sebagai bentuk panting dukungan anak kepada orang tua di banyak negara mengalami penurunan sejalan dengan perubahan sosial ekonomi yang terjadi. Sejalan dengan makin menurunya tingkat koresidensi, dukungan anak kepada orang tua diharapkan mengambil pola intergenerational transfer. Oleh karena itu perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi intergenerational transfer.
Analisis determinan sosial ekonomi intergenerational transfer dalam studi ini rnenggunakan data Indonesia Family Life Survey I (IFLS I). Analisis dilakukan secara deskriptif maupun secara inferensial. Analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan model logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya intergenerational transfer.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 55,1 persen responden (anak) pemah memberikan transfer kepada orang tua mereka selama 12 bulan terakhir sebelum survei. Dari model logistik yang digunakan dalam studi ini diketahui bahwa faktor-faktor yang secara statistik berpengaruh nyata terhadap probabilitas anak memberikan transfer kepada orang tua adalah status kawin anak, usia anak, pendapatan anak, pendidikan orang tua, kedekatan tempat tinggal orang tua, frekuensi anak bertemu orang tua, status bekerja orang tua, usia orang tua dan kesehatan orang tua. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas anak menerima transfer dari orang tua adalah pendidikan anak, jenis kelamin anak, daerah tempat tinggal anak, status kawin anak, usia anak, pendapatan anak, pendidikan orang tua, kedekatan tempat tinggal orang tua, frekuensi anak bertemu orang tua, status kawin orang tua, status bekerja orang tua dan kesehatan orang tua. Berpengaruhnya faktor interaksi antara variabel kedekatan tempat tinggal dan frekuensi bertemu dapat diinterpretasikan bahwa quasi corresidence merupakan variabel yang berpengaruh terhadap terjadinya intergenerational transfer."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilah Fitria Naufal Shabrina
"Indonesia memiliki proporsi pekerja perempuan di sektor informal yang lebih tinggi. Selain itu, Indonesia juga mengalami kondisi beban ganda malnutrisi. Padahal beberapa penelitian menyatakan bahwa anak dengan ibu yang bekerja di sektor informal lebih memiliki kelebihan dalam fleksibilitas waktu dan jarak yang bisa menjadi kelebihan untuk mengurus anak. Hal ini disebabkan jenis pekerjaan pada sektor informal bersifat heterogen dalam tingkat efisiensi. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pengaruh status pekerjaan dan jam kerja ibu bekerja terhadap status gizi anak di Indonesia melalui peluang kejadian malnutrisi anak dengan kategori standar z-score IMT (indeks masa tubuh) WHO (World Health Organization). Penelitian ini menggunakan variabel bebas utama status pekerjaan dan jam ibu bekerja pada tahun 2007 dan 2014 dengan variabel terikat peluang kejadian malnutrisi anak pada tahun 2014. Data yang digunakan berasal dari IFLS 4 dan 5 dengan model ekonometrika multinomial logistic regression. Secara umum, anak dengan ibu yang bekerja di sektor formal pada tahun 2014 menaikkan peluang kejadian malnutrisi anak dibandingkan anak dengan ibu yang bekerja di sektor informal. Selain itu, kenaikan jam kerja ibu yang bekerja di sektor formal menurunkan peluang kejadian malnutrisi anak dibandingkan anak dengan ibu yang bekerja di sektor informal.

Indonesia has a higher proportion of female workers in the informal sector. Indonesia is also experiencing double burden of malnutrition. Although several studies state that children with mothers who work in the informal sector have more advantages in flexibility of time and distance which can be an advantage in caring for children. This is because the type of work in the informal sector is heterogeneous in terms of efficiency. The aim of this study is to determine the effect of employment status and working hours of working mothers on the nutritional status of children in Indonesia through the probability of child malnutrition occurring in the WHO (World Health Organization) standard category of BMI z-score (body mass index). This study uses working mothers’ maternal employment’s status and working hours in 2007 and 2014 as interest variables and probability of child malnutrition in 2014 as the dependent variable. The data is from IFLS 4 and 5 and the method that is being used is multinomial logistic regression. In general, children with mothers working in the formal sector in 2014 increases the chance of child malnutrition compared to children with mothers working in the informal sector. In addition, the increase in working hours of mothers who work in the formal sector reduces the chance of child malnutrition compared to children of mothers who work in the informal sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>