Hipertensi masih menjadi masalah utama penyakit tidak menular baik secara global maupun nasional. Tahun 2019 hipertensi berkontribusi terhadap 10,8 juta kematian dan 235 juta kecacatan di dunia. Hipertensi terus mengalami peningkatan di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2013 (29,4%) hingga tahun 2018 (39,51%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan faktor risiko level individu, rumah tangga, dan Kab/Kota secara bersamaan terhadap kejadian hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross-sectional study dengan teknik analisis multilevel, dan pengumpulan data dilakukan secara sekunder. Penelitian ini dilaksanakan dari Maret-Juni 2024. Penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 46438 responden dari data survey Riskesdas 2018. Penelitian ini menunjukkan bahwa level individu merupakan level yang paling besar kontribusinya terhadap kejadian hipertensi (VPC=75,79%), adapun faktor-faktor yang meningkatkan risiko hipertensi diantaranya faktor umur (umur≥60; OR=17,57), pendidikan (pendidikan rendah; OR=1,31), dan gangguan mental emosional/GME (individu dengan GME; OR=1,10). Kemudian diikuti oleh level rumah tangga (VPC=29,40%), dan kontribusi paling kecil yaitu level kabupaten/kota (VPC=4,81%), hasil analisis terhadap variabel-variabel kontekstual di level rumah tangga dan level kabupaten/kota menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap kejadian hipertensi. Penelitian ini merekomendasikan program intervensi lebih difokuskan pada faktor-faktor di level individu yaitu berdasarkan kelompok usia, meningkatkan edukasi/kampanye terkait hipertensi, dan intervensi terhadap GME di masyarakat.
ABSTRAK
Nama : Lydia Gresari Br SembiringProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Remaja 15-19: Tahun di Indonesia: Analisis Data Indonesian Family Life Survey Five: (IFLS5)Pembimbing : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari M.KesHipertensi pada remaja akan mempengaruhi peranan mereka sebagai calon generasibangsa berhubungan penurunan fungsi kognitif, peningkatkan resiko morbiditas danmortalitas terkait peningkatan kasus stroke dan gangguan jantung di usia muda.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko yangberhubungan dengan kejadian hipertensi pada remaja 15-19 tahun di Indonesia secaranasional, di daerah perkotaan, dan perdesaan berdasarkan jenis kelamin, daerah tempattinggal, indeks massa tubuh berdasarkan usia (IMT/U), kondisi psikologis, tingkatkeanekaragaman makanan, ketahanan pangan, konsumsi protein, konsumsi sayuran,buah, gorengan, makanan dan minuman manis, makanan cepat saji, makanan instan danaktifitas fisik, serta kebiasaaan merokok menggunakan data IFLS 5 dengan desainpenelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi diperkotaan (7,85%) lebih besar dibandingkan tingkat nasional (6,78%) dan daerahperdesaan (5,14%). Terdapat hubungan jenis kelamin dan indek massa tubuhberdasarkan usia, ketahanan pangan dengan hipertensi secara nasional, di daerahperkotaan dan perdesaan, variabel konsumsi sayuran berhubungan dengan hipertensihanya secara nasional, sedangkan aktifitas fisik berhubungan dengan hipertensi hanya didaerah perdesaan. IMT/U merupakan faktor dominan yang berhubungan denganhipertensi secara nasional (OR: 3,818) dan di daerah perkotaan (OR: 4,238), namunfaktor dominan di perdesaan adalah jenis kelamin (OR:2,974). Penelitian inimenegaskan faktor resiko hipertensi pada remaja bersifat multifaktoral seperti yaitujenis kelamin, status gizi IMT/U, ketahanan pangan dan konsumsi sayuran.Kata kunci:Hipertensi, remaja, 15-19 tahun, IFLS 5ABSTRACT
Name : Lydia Gresari Br SembiringStudy Program: Nutrition ScienceTitle : Prevalance and Risk Factor of Hypetension in Adolence among15-19: years in Indonesia : Analysis Data Indonesian Family Life Survey Five: (IFLS5)Counsellor : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari M.KesHypertension in adolescents will affect their role as a generation that results indecreased cognitive function, increased risk of morbidity and mortality related toincreased cases of stroke and heart disorders at a young age. This study aims todetermine the prevalence and risk factors associated with the incidence of hypertensionin adolescents 15-19 years in Indonesia in urban areas, and rural areas based on sex,residence, body mass index based for age, psychological level, level food contribution,food security, protein consumption, consumption of vegetables, fruits, fried foods,sweet foods and drinks, fast food, instant foods and physical activities, and smokinghabits using IFLS 5 data with cross-sectional research design. The results showed thatthe prevalence of hypertension in urban areas (7.85%) was greater than the nationallevel (6.78%) and rural areas (5.14%). Regarding sex and mass index based on age,food security with national hypertension, in urban and rural areas, the vegetableconsumption variable is related to hypertension only nationally, while physical activityrelated to hypertension is only in rural areas. BMI for age is the dominant factorassociated with hypertension nationally (OR: 3,818) and in urban areas (OR: 4,238), butthe dominant factor in rural areas is gender (OR: 2,974). This study discusses the riskfactors for hypertension in multifactoral adolescents such as sex, nutritional status ofBMI for age, food security and vegetable consumption.Key words:Hypertension, adolescent, 15-19 years old, IFLS 5"