Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febia Rani Rizcha Perwita
"Penelitian ini meneliti bagaimana permasalahan yang dihadapi para perawat lansia Indonesia yang beragama Islam ketika bekerja di Prefektur Kochi. Fenomena peningkatan lansia di Jepang dan dampaknya terhadap kebutuhan tenaga kerja, dengan fokus khusus pada prefektur Kochi. Tantangan perbedaan budaya yang dihadapi perawat lansia asing dirasakan. Tidak hanya perawat lansia asing saja, tantangan akan perbedaan budaya dirasakan oleh perawat lansia Muslim. Salah satunya adalah stereotip buruk tentang Islam di mata dunia juga mempengaruhi masyarakat Jepang terhadap Islam. Karena stereotip tersebut yang sering kali menyebabkan penolakan terhadap nilai-nilai kepercayaan dan budaya baru yang dibawa oleh para pekerja migran Muslim. Kendala dalam menjalankan aktivitas ibadah sehari-hari, seperti sholat, serta masalah yang terkait dengan penggunaan hijab, menjadi tantangan utama bagi pekerja perawat lansia Muslim. Para perawat lansia Muslim dituntut tidak hanya dalam pekerjaan namun juga beradaptasi di lingkungan baru yang minoritas beragama Islam. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan proses pengumpulan data memanfaatkan wawancara, studi literatur dan observasi sebagai metode utama.

This research examines the problems faced by Indonesian Muslim elderly nurses when working in Kochi Prefecture. The phenomenon of increasing elderly in Japan and its impact on workforce needs, with a special focus on Kochi Prefecture. The challenges of cultural differences faced by foreign elderly nurses are felt. Not only foreign elderly nurses, the challenges of cultural differences are felt by Muslim elderly nurses. One of them is the negative stereotype of Islam in the eyes of the world also affects Japanese society towards Islam. Because these stereotypes often cause rejection of the values of new beliefs and cultures brought by Muslim migrant workers. Obstacles in carrying out daily religious activities, such as praying, as well as problems related to the use of the hijab, are the main challenges for Muslim elderly nurse workers. Muslim elderly nurses are required not only in their work but also to adapt to a new environment where the Muslim minority is. This study uses a descriptive qualitative research method with a data collection process utilizing interviews, literature studies and observations as the main methods."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Sekar Rianom
"Migrasi tenaga kerja ke luar negeri, merupakan program pemerintah Indonesia untuk mengatasi kesenjangan dalam memperoleh pekerjaan di dalam negeri, masalah pengangguran dan juga keadaan ekonomi yang diperburuk dengan krisis global yang terjadi pada tahun 1997 lalu. Peran pemerintah Indonesia sebagai pembentuk kebijakan memberikan tiga perlindungan pada TKW. Mekanisme penanganan kasus dengan pemberlakuan moratorium yang belum efektif dalam menangani kasus. Cara pemerintah dalam memberikan edukasi pada calon TKW, keluarga dan agen yang dilakukan secara gradasi.

Labor migration abroad, a government program for Indonesia to address the gap in gaining employment in the country, the problem of unemployment and the economic situation aggravated by the global crisis which occurred in 1997. The role of Government Indonesia as a shaper of policy provides three protection on TKW. The mechanism of handling cases with the enactment of the moratorium that has not been effective in dealing with the case. How Governments in providing education to the aspiring agent, family and TKW was done in gradations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apple Rachel Permana
"Penulisan Tugas Karya Akhir ini berfokus pada dampak dari pengabaian hak-hak pekerja migran Indonesia di Malaysia sebagai bentuk kejahatan negara dengan menggunakan studi kasus program rehiring pemerintah Malaysia periode 2016-2018. Program rehiring ini diadakan oleh pemerintah Malaysia bagi pekerja migran tidak berdokumen di Malaysia dengan memberikan visa kerja kepada mereka yang memiliki majikan, tidak memiliki catatan kriminal, dan masuk ke Malaysia secara legal. Penulisan ini menggunakan pendekatan kriminologi kritis, konsep sistem ekonomi dan politik kapitalis, state crime, dan teori viktimisasi struktural. Data yang digunakan berasal dari pengaduan korban kepada Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Tenaganita Malaysia. Penulisan ini menemukan bahwa pengabaian yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap program rehiring telah menyebabkan pekerja migran Indonesia di Malaysia mengalami viktimisasi struktural.

The focus on this study is about the impact of the neglect of the rights of Indonesian migrant workers in Malaysia as a form of state crime using a case study of the Malaysian government rehiring program for the period of 2016-2018. This rehiring program is conducted by the Malaysian government for undocumented migrant workers in Malaysia by providing work visas to those who have employers, do not have a criminal record, and enter Malaysia legally. This study uses a critical criminology approach, the concept of capitalist economic and political systems, state crime, and structural victimization theory. The data used came from the victims complaint to the Indonesian Migrant Workers Union (SBMI) and Tenaganita Malaysia. This study found that the Indonesian government neglect of the rehiring program had caused Indonesian migrant workers in Malaysia to experience structural victimization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Yuliandri
"Penelitian ini membahas mengenai peranan yang diselenggarakan oleh KBRI Singapura dalam upaya perlindungan buruh migran asal Indonesia di wilayah kerjanya, terkhusus yang bekerja pada sektor domestik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KBRI Singapura telah merealisasi dan merancang upaya perlindungan sesuai dengan yang dibutuhkan & diharapkan oleh para stakeholders. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa hambatan bagi KBRI Singapura untuk menjalankan perannya tersebut berasal dari rendahnya kompetensi buruh migran Indonesia, minimnya ketersediaan SDM, keterbatasan data BMI, dan pola komunikasi internal KBRI Singapura yang masih perlu dioptimalisasi.

This research discusses about the role of Indonesian Embassy in Singapore in an attempt to assist and protect migrant workers who are particularly vulnerable to abuse, such as domestic workers. This is a qualitative research with a descriptive design. The data were collected by means of in-depth interview, observation, and document studies.
The results show that Indonesian Embassy in Singapore plays a strong role and also has taken an active part in protecting migrant workers. However, there are still 4 major obstacles to deal with, such as, lack of awareness & knowledge of the migrant workers, limited Embassy?s human resources, unrecorded illegal entry, and ineffective internal communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tavi Supriana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan usaha TKI Purna (Tenaga kerja Indonesia yang sudah kembali ke tanah air) terhadap perluasan kesempatan kerja dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha TKI Purna. Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa TKI Purna berperan terhadap perluasan kesempatan kerja. Dengan asumsi setiap TKI yang ditempatkan membuka usaha, tingkat pengangguran di Sumatera Utara tahun 2008 berkurang sebesar 20,53%; usaha TKI Purna berperan terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat di bidang jasa, industri, perdagangan, dan pertanian/peternakan serta berperan dalam pengembangan ekonomi lokal (Local Economic Development/LED); usaha TKI Purna menciptakan pendapatan baik untuk pengusaha maupun pekerja dan sektor-sektor lain yang mendukungnya. Selain itu, dana remitansi yang dikirimkan oleh TKI dari luar negeri secara makro mampu menggerakkan perekonomian di perdesaan. Pendapatan dari usaha dan dana remitansi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Variabel modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usaha TKI Purna, penambahan modal sebesar Rp1.000.000,00 akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp201.000,00 per bulan dan penambahan tenaga kerja sebanyak 1 orang akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp44.757,562 per bulan. Tingkat pendidikan pengusaha, lamanya mendapat bimbingan teknis, dan pembinaan lanjutan tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha TKI Purna. Implikasinya model pembinaan teknis dan pembinaan lanjutan yang selama ini dilakukan pemerintah terhadap TKI Purna harus dikaji kembali.

The objective of research are: to analyze the role of the small scale enterprise of the ex-migrant workers towards the development of job opportunities and the empowerment of local economy as well as to analyze several factors that influence ex-migrant workers enterprise income. The research was carried out in North Sumatera Province. The descriptive analysis and the multiple linear regression analysis are used to analyze the data. The result of the research shows the small scale enterprise of the ex-migrant workers have important role for creating job opportunities. With assumption - every ex-migrant workers run a business and recruit minimum one worker - so the unemployment decrease as many as 123.226 people or 20,53% of the total unemployment in North Sumatera. The ex-migrant workers also have a role in the empowerment of the people economy. They work in the micro, small, medium enterprise which is the pillar of the national economy.
The result of the research also shows that capital and the number of workers employed influence the income of ex-migrant enterprise. The addition capital of Rp1,000,000,00 will raise as much as Rp201,000.00 of income, and the addition of 1 worker will raise income as much as Rp44,757.562. Education, technical supporting and advance supporting done by government did not influence the income of ex-migrant enterprise. The implication is, government need to initiate the new model of technical supporting and advance supporting for exmigrant enterprise.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kaunang-Roeroe, Maria H. E.
"ABSTRACT
"Thus they changed their social life - changed as in the whole universe only man can change. They were not farm men any more, but migrant men. And the thought, the planning, the long staring silence that had gone out to the fields, went now to the roads, to the distance, to the West. That man whose mind had been bound which acres lived with narrow concrete miles. And his thought and his worry were not any more with rainfall, with wind and dust, with the thrust of the crops."
With these words John Steinbeck described the farmers who lost their properties. They were forced away from Oklahoma to the West, so they decided to go to California seeking work, food, and a better life. This is a reflection of the developing dynamics of the dispossessed, which demanded a change of an entire system of values to achieve a betterment that became their dream.
John Steinbeck, the novelist of the Depression era was working for social justice and human rights in an effort to free the poor from the scourge of hatred and anger due to economic disasters, and the catastrophe of the drought.
Outstanding among Steinbeck's many influential books and articles was The Grapes of Wrath (1939). The background of the story is the economic depression of the 1930s. People were unemployed, had no place to live, were hungry; many people were on the breadline and were poorly dressed.
They were facing the years of extreme drought and high winds which ruined the crops, and they were facing landless, ness too as the farmers were forced to give up their lands to the bank-companies. This situation made life unbearable for farmers in the "Dust Bowl," an area centering on eastern Colorado and New Mexico and the panhandles of Texas and Oklahoma.
This was greatly different from the 1920s, which was considered a patriotic, prosperous, very wealthy period with so many luxuries; people seeking pleasure continuously, money being very easy to make, and the people able to achieve everything they wanted in their daily life.
The 1930s were called "The wounded Thirties", due to poverty, starvation, economic disorganization, insecurity, the absence of love and mercy.
Steinbeck, a literary critic, was interested in history, in "the usable past". He thought: ""How can we use the past to improve the problems of nowadays?" For him the past is useful today.
Steinbeck by nature and by great talent went out from the field to the impoverished Hoovervilles, the itinerant workers camps, where he was called "migrant John" who moved in the presence of human suffering on a grassroots basis, listening to the aspiration of sharecroppers, the Joad family, the Okies who were filthy and ignorant.
Steinbeck spoke for a need to help the poor, the hungry, and the tenant farmers in general "the forgotten men". He called for reconciliation and brotherhood to replace the raging conflict between the rich and the poor, between the big landowners and the dispossessed.
Steinbeck saw in the facts of life, tragedies. He was much concerned about hardships and the burdens of family, due to the shortage of food and money. He felt sympathy with the children of the poor grew up rachitic and suffering from pellagra due to inadequate diet. He was much concerned with the migrants who were hungry and almost starving who streamed over the mountains and got no place to live. Like ants they were scurrying for food and shelter.
Steinbeck is highly significant on account of his moral consciousness of the basic necessities of each human being, and this has been one of my principal interests, and for that reason I have been greatly concerned with his work.
It is he who gives us the most encouraging view of human nature in his Okies, rude, filthy, full of lice, and crude in outward show; struggling desperately with natural catastrophes and economic exploitation, deprived of all artificial aids to a decent life, and in his time made homeless, but carrying with them the positive traditions: communal life, cooperative endeavor, loyalty, hard work, and charity."
1983
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Kusnowati
"Keberadaan migran Tenaga Kerja Indonesia di daerah transit, merupakan suatu kenyataan yang ada di Nunukan, karena Nunukan merupakan pintu gerbang masuknya TKI untuk menuju Malaysia. Letak Nunukan sangat strategi, berdekatan dengan negara Tawau Malaysia. Ketertarikan para migran transito tersebut karena ingin bekerja di Malaysia dan mempunyai gaji yang besar, dan keberadaan kota di Malaysia karena adanya faktor pendorong yaitu di desa asal migran kehidupannya sangat sulit, lahan sempit dan peluang pekerjaan sangat terbatas. Banyaknya migran transito di Nunukan membawa perkembangan sosial ekonomi bagi masyarakat Nunukan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan sosial ekonomi dan dampaknya banyaknya migran transito di daerah transit. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara/interview dan Studi Kepustakaan. Metode Analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kecamatan Nunukan selama satu bulan . Wawancara dilakukan dengan para informan yang terdiri dari unsur pemerintah, migran transito, serta penduduk lokal yang ada di Nunukan.
Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik migran transito. Hasil penelitian menunjukkan heterogennya migran dilihat dari daerah asal, keterampilan serta kedudukan sosialnya.
Banyaknya migran transito tersebut membawa keberuntungan masyarakat Nunukan karena terjadi perkembangan sosial ekonomi dalam berbagai bidang usaha, dan pengembangan wilayah dengan terbentuknya perkampungan-perkampungan dan perkotaan. Banyaknya migran transito tidak menjadi permasalahan bagi penduduk asli, karena migran sifatnya hanya sementara di Nunukan walaupun ada juga yang sudah menetap.
Sejumlah saran diajukan bagi Pemerintah Kabupaten Nunukan yaitu untuk memenuhi peluang pasar ekspor ke Tawau Malaysia agar pemerintah dapat lebih meningkatkan pembinaan dan pelatihan kerja agar produksi pertanian dan perkebunan dapat meningkat serta kualitas yang baik, membuka lahan perkebunan baru seperti kelapa sawit, karet, kakau dan lainnya, dengan mencari investor untuk menanamkan modalnya baik didalam maupun luar negeri.
Untuk mencegah terjadinya deportasi dan hukuman bagi tenaga kerja maka perlu diperketat pengurusan ijin dengan persyaratan yang lengkap sampai kepada keberangkatan / penerimaan kepada perusahaan yang akan menerima di Malaysia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eben Sahlan
"Walaupun pertumbuhan penduduk di Indonesia secara relatif telah mengalami penurunan dari 2,32 persen pada periode 1971 - 1980, menjadi 1,97 persen pada periode 1980 - 1990, namun seraca absolut angka pertumbuhan itu masih cukup tinggi. Dan perkiraan terhadap pertumbuhan penduduk sampai akhir abad ini masih akan mengalami peningkatan. Kecenderungan ini terutama dipengaruhi oleh pertambahan alami yang masih tinggi. Sedangkan untuk daerah perkotaan di Indonesia, di samping pertambahan alami itu, juga ditambah dengan pertambahan karena terjadinya migrasi desa - kota atau urbanisasi (Soewartoyo : 1987).
Konsekuensi dari perkembangan jumlah penduduk adalah bertambahnya penduduk di setiap strata umur. Dengan begitu, jelas pertumbuhan jumlah penduduk usia kerja dan angkatan kerjapun akan semakin meningkat. Tenaga kerja bertambah dari 104,4 juta pada tahun 1980 menjadi 135,8 juta pada tahun 1990, dan diperkirakan akan menjadi sekitar 170,6 juta dalam tahun 2000. Demikian juga angkatan kerja bertambah dari 53,3 juta pada tahun 1980 menjadi 77 juta pada tahun 1990, dan diperkirakan menjadi sekitar 100 juta pada tahun 2000. Dengan demikian jelas semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula penyediaan tanaga kerja (Simanjuntak, 1985 : 21)."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanihuruk, Muba
"Migrasi orang-orang Nias ke Medan secara masif baru terjadi sejak tahun 80-an ke depan. Realitas ini sejalan dengan peningkatan penduduk perkotaan secara nasional di Indonesia, yakni 5,1 persen. Penduduk negara berkembang hampir 42 persen tinggal di perkotaan. Melonjaknya jumlah penduduk di kota seiring dengan perkembangan struktur dan ruang kota yang menerima imbas kapitalisme global lewat salah satunya penanaman modal asing. Sejalan dengan pertumbuhan kota-kota besar itu pula, termasuk Medan, dampak ikutannya adalah arus masuk migran yang masif. Migran baru ini biasanya memasuki sektor informal di samping sektor formal yang sering dianggap sebagai katup penyelamat bagi migran pendatang. Fenomena yang sama juga terjadi di Medan. Gelombang masif migran Nias mulai memasuki sektor informal yang ada di Medan. Kehadiran etnis Nias ini diduga mengalami kesulitan adaptasi dengan penduduk setempat. Indikasi ini terekam jelas dari konflik etnis Nias dengan etnis Karo di Kaban Jahe pada akhir 1995. Indikasi yang lebih mikro terlihat dalam polarisasi pangkalan-pangkalan beca yang terjadi di sekitar kampus USU. Dalam perkembangan kota dimaksud, bagaimana migran tersebut beradaptasi; secara sosial (neighbourhood integration), dan budaya (peran asosiasi budaya lokal di kota). Namun paruh tahun 1997, krisis moneter (`Asian Flu') seolah telah menciptakan anomali dalam perkembangan kota-kota di Indonesia. Krisis moneter tersebut telah menimbulkan kilas balik yang ditandai antara lain penanaman modal asing yang kian minim bahkan diduga terjadi pelarian modal ke luar negeri - dan perkembangan kota yang stagnan. Dalam konteks ini, strategi adaptasi ekonomi para migran selama krisis akhirnya juga ditelusuri, yang sebelumnya tidak dijadikan variabel dalam studi ini.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan realitas sosial. Tidak mencari atau menjelaskan antarvariabel, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi. Sedangkan populasi penelitian adalah migran yang bekerja di sektor informal. Karena kerangka sampel (sample frame) tidak ada, maka penarikan sampel dilakukan secara nonrandom. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan dua Cara. Pertama, teknik bola salju (snow ball) di permukiman para migran. Kedua, teknik kebetulan (accidental) di pangkalan-pangkalan beca di sekitar kampus USU. Jumlah sampel dalam penelitian ini 90 orang. Penetapan jumlah sampel ini dilakukan karena terjadinya kejenuhan data (pengulangan jawaban-jawaban). Selanjutnya, untuk mengumpul data disebarkan kuesioner setengah terbuka yang pengisiannya dituntun langsung asisten pengumpul data di lapangan. Wawancara mendalam dilakukan dengan lima orang migran yang kasusnya dianggap ?menarik'. Pemilihan responden ini didasarkan atas kuessioner yang telah dianalisa-Hasil wawancara mendalam ini dimuat dalam biografi singkat (lihat apendiks). Terakhir, analisis data dilakukan dengan membuat persentase lewat tabel-tabel tunggal sederhana sehingga terlihat besaran persentase yang mencerminkan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan, integrasi ketetanggaan migran Nias ini dengan etnis lain di sekitar permukiman mereka tidak harmonis. Indikasi ini antara lain terungkap bahwa 23,3 persen responden tidak pernah berinteraksi dengan tetangga yang bukan orang Nias. lndikasi lain misalnya juga terlihat dari pengakuan migran yang menyatakan bahwa 44 persen di antara mereka tidak pernah menghadiri acara atau pesta yang dilakukan tetangga yang bukan orang Nias. Bahkan 41,1 persen mengaku tidak memiliki teman dekat yang bukan orang Nias. ini mengekspresikan bahwa stradkasi etnis terjadi antara mingran Nias sebagai pendatang dengan penduduk setempat. Dalam konteks ini, migran Nias dipandang sebagai etnis subordinate dan host ethnic dianggap superordinate. Kondisi ini pada gilirannya sering melahirkan prejudice (perkembangan akumulatif dari etnosentrisme) yang memendam konflik Eaten. Indikasi ini jelas terlihat dengan terjadinya polarisasi pangkalan-pangkalan beca yang dikuasai etnis Nias di satu sisi dan etnis Karin dan Jawa di sisi lainnya. Konflik laten ini dengan mudah bisa berubah menjadi konflik terbuka lewat pemicu sepele yang bemuatan ethnic group resources, yakni melalui mobilisasi dan solidaritas dengan menggunakan etnisitas. Temuan adaptasi budaya menunjukkan bahwa 43,3 persen responden mengaku tidak mengetahui keberadaan asosiasi budaya lokal di tempat tinggal mereka. Selebihnya, 45,6 mengakui keberadaan asosiasi dimaksud, dan 11,1 persen mengaku tidak tahu. Migran yang tidak mengetahui keberadaan asosiasi lokal umumnya adalah migran muda (belum berkeluarga) yang relatif baru (1-2 tahun) tinggal di Medan dan mengikuti orang gereja kharismatik (fundamentalis). Sedangkan migran yang tertibat dalam asosiasi lokal biasanya adalah migran yang sudah berkeluarga dan telah lama menetap di Medan serta mengikuti aliran gereja tradisional. Temuan menarik studi ini adalah bahwa migran Nias tidak terlalu mengenal asosiasi perkumpulan marga - seperti migran Batak umumnya. Menurut pengakuan mereka, ikatan marga tidaklah begitu berperan dalam kehidupan sosial mereka. Justru yang lebih mengikat adalah prinsip fabanuasa (teman sekampung). Terakhir, strategi adaptasi ekonomi para responder dalam suasana krisis adalah melibatkan istri (81.6 %) dan anak bekerja (bagi migran yang telah berkeluarga) untuk menambah pendapatan keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan pokok, 55,3 persen responden mengurangi menu makanan di rumah dan belanja di pasar murah (31,6 %). Bahkan 23,3 % responden mengaku mengurangi jatah makan (3 x sehari)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Dannerius
"Tesis ini membahas mengenai migran Batak Toba yang bekerja sebagai pedagang dan calo buku di Pasar Senen Jakarta. Di kemukakan keterkaitan antara solidaritas berkerabat dengan aktivitas ekonomi dari pedagang dan calo buku. Bagaimana orang Batak Toba mengadaptasikan kegiatan dagangnya dalam hubungan berkerabat dan bagaimana ekonomi berfungsi bagi solidaritas berkerabat adalah beberapa persaingan yang akan di coba di jawab dalam tesis ini.
Hasil kajian menunjukkan bahwa solidaritas berkerabat melalui ikatan marga dan alienasi kekerabatan Dalihan Na Tolu telah membuat orang Batak mendominasi bidang pekerjaan tersebut di daerah Senen. Sedangkan munculnya praktek percaloan buku, didorong oleh terbukanya peluang berupa sistem harga luncur (sliding price system), letak tempat yang kurang strategis, serta persediaan buku yang tidak lengkap. Kehadiran calo bisa memberi keuntungan bagi pedagang dan sebaliknya, bisa pula memberikan kerugian.
Pasar buku di Senen adalah pasar dengan bentuk persaingan sempurna (perfectly competitive market). Jadi potensi untuk bersaing di antara pelaku transaksi selalu terbuka. Dengan demikian kegiatan berdagang ini bisa pula menciptakan situasi hubungan berkerabat menjadi renggang.
Mengamati interaksi dari pelaku transaksi (mencakup pedagang, pekerja atau penjaga kios, calo buku dan pembeli), ada empat bentuk tingkah laku yang ditampilkan yaitu. Pertama, pelaku yang memanfaatkan hubungan berkerabat sebagai strategi untuk meraih keuntungan ekonomi. Kedua, pelaku lebih yang mengutamakan hubungan berkerabat walaupun dari sisi ekonomi kurang menguntungkan. Ketiga, pelaku yang mengandalkan hubungan berkerabat untuk memperoleh keuntungan ekonomis sekaligus mempertahankan ikatan kekerabatannya. Keempat, pelaku yang mengabaikan hubungan berkerabat dan interaksi yang dilakukan merupakan transaksi bisnis semata.
Sumbangan dari tesis ini adalah bahwa migrasi sebagai suatu aktivitas beresiko tinggi tidak berlaku sepenuhya dalam kasus pedagang dan calo buku asal Batak Toba. Pilihan kerja merupakan strategi adaptif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di kota Jakarta dan hubungan di antara pedagang dan calo buku murni merupakan hubungan mitrabisnis bukan hubungan patron-klien serta aktivitas atau kegiatan ekonomi merupakan bagian dari organisasi sosial yang lebih besar yaitu sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T6721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>