Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naibaho, Angela Patresia
"Gunung Semeru terletak di Provinsi Jawa Timur dengan tipe stratovulkano atau kerucut merupakan salah satu Gunung Api paling aktif di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kaitan antara deformasi Gunung Semeru terhadap aktivitas vulkanik yang terjadi pada tahun 2016 hingga 2022. Deformasi yang terjadi akibat adanya pergerakan magma dapat menimbulkan potensi longsor. Pada penelitian ini digunakan Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) sebagai metode untuk mengetahui pola deformasi yang terjadi di Gunung Semeru akibat aktivitas vulkanik yang cukup padat. InSAR memiliki kemampuan untuk mendeteksi deformasi permukaan yang koheren. InSAR dapat mendeteksi gangguan permukaan melalui pengukuran dekorelasi interferometri. Hasil analisis InSAR selama periode 2016 sampai dengan 2022 menunjukan adanya uplift (kenaikan permukaan tanah) yang terjadi akibat adanya peningkatan aktivitas magma serta subsidence (penurunan permukaan tanah) akibat adanya erupsi yang terjadi. Adanya deformasi yang signifikan berkisar -42,752 mm sampai dengan -25,082 mm ke arah down dan berkisar 26,833 mm sampai dengan 54,229 mm ke arah east juga menimbulkan area dengan potensi longsor yang cukup besar akibat adanya kemiringan lereng yang cukup terjal.

Mount Semeru is a stratovolcano type, located in East Java Province, which is one of the most active volcanoes in Indonesia. This research was conducted to investigate the relationship between Semeru’s deformation and volcanic activity that occurred from 2016 to 2022. Deformation resulting from magma movement can potentially trigger landslides. In this study, Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) was used as a method to determine the deformation patterns occurring at Mount Semeru due to its intense volcanic activity. InSAR has the capability to detect coherent surface deformations. It also provides a unique perspective on surface disturbances through interferometric decorrelation measurements. The results of InSAR analysis during the period from 2016 to 2022 show uplift (ground surface elevation increase) due to increased magma activity and subsidence (ground surface elevation decrease) resulting from eruptions. The significant deformation ranges from -42.752 mm to -25.082 mm downwards and from 26.833 mm to 54.229 mm eastwards also create an area with a considerable landslide potential due to the steep slope inclination."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanna Ristya
"Longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Sebanyak 89 kejadian longsor pada tahun 2010 ndash; 2016 menyebabkan kerugian harta benda hingga jatuhnya korban jiwa di Kecamatan Cisolok, Cikakak, Pelabuhanratu, dan Simpenan. Melihat kerugian tersebut diperlukan pemetaan potensi longsor sebagai upaya mitigasi untuk mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan kejadian longsor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan wilayah potensi longsor berdasarkan metode SINMAP Stability Index Mapping, SMORPH Slope Morphology, dan Index Storie untuk menemukan metode yang paling mendekati atau sesuai dengan kejadian longsor di Kecamatan Pelabuhanratu dan sekitarnya. Analisis spasial dilakukan dengan melakukan teknik overlay antara wilayah potensi longsor dengan lokasi kejadian longsor.
Berdasarkan analisis yang dilakukan daerah penelitian didominasi oleh potensi tinggi berdasarkan metode SMORPH, rendah berdasarkan SINMAP, dan sedang berdasarkan Index Storie. Terdapat 33 dari total daerah penelitian memiliki potensi yang berbeda dan 7 memiliki potensi yang sama pada hasil ketiga metode. Dimana wilayah dengan potensi tinggi pada ketiga metode cenderung berada di bagian Utara daerah penelitian. Metode SMORPH memiliki 19.951 Ha wilayah potensi tinggi dan terdapat 34 kejadian didalamnya, SINMAP 2.568 Ha dengan 32 kejadian, serta Index Storie 4.684 Ha dengan 21 kejadian.

Landslide is a natural disaster that often occurs in Indonesia which can be caused by various factors. Total 89 landslides in 2010 2016 caused damage and casualties in Cisolok District, Cikakak, Pelabuhanratu, and Simpenan. Therefore, mitigation efforts by potential landslide mapping are needed in the research area. This study aims to see the differentiation of landslide potential areas based on SINMAP Stability Index Mapping, SMORPH Slope Morphology and Index Storie methods to find the closest or almost properly method with landslide location. Spatial analysis was implemented by overlay technique between landslide potential area with landslide location.
The result reveal that the research area was dominated by high potential based on the SMORPH method, low by SINMAP, and moderate by Index Storie. The result also reveal that 33 of the total research area has different potential and 7 has the same potential in the results of all three methods. Where areas with high potential in all three methods was distributed in the northern of the study area. The SMORPH method has 19,951 Ha of high potential area and there are 34 landslides in it, SINMAP 2,568 Ha with 32 landlsides, and Index Storie has 4,684 Ha with 21 landslide.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Triwahyuni
"Tanah longsor yang terjadi di Kulon Progo telah menjadi ancaman bencana bagi penduduk dan aktivitas perekonomiannya, yang terindikasi dari kejadian 342 kejadian selama tahun 2016 dan merupakan kabupaten dengan lokasi longsor terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemetaan wilayah potensi longsor menggunakan metode Stability Index Mapping (SINMAP) dan Slope Morphology (SMORPH) yang dikaitkan dengan landform merupakan tujuan dari penelitian ini. Identifikasi potensi longsor dilakukan pada 32 lokasi longsor yang penentuannya berdasarkan pada teknik stratified random sampling. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan teknik overlay peta antara kedua wilayah potensi yang dikaitkan dengan landform.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pola wilayah potensi longsor antara metode SINMAP dan SMORPH memiliki beberapa kesamaan seperti persebaran wilayah potensi pada kelas tinggi dan sedang yang berada di bagian Barat Daya sampai dengan Timur Laut Kabupaten Kulon Progo. Wilayah Potensi longsor Metode SINMAP didominasi oleh kelas potensi yang sedang sedangkan pada SMORPH didominasi kelas rendah. Wilayah dengan kelas potensi longsor yang sama antara kedua metode berada pada landform dengan relief yang berbukit.

The landslide that occurred in Kulon Progo has become a disaster threat for the population and economic activity, indicated by 342 incidents during 2016. Kulon Progo is the district with the most landslide location in Yogyakarta. Mapping of potential landslide areas using Stability Index Mapping SINMAP and Slope Morphology SMORPH methods associated with landform is the aim of this study. The identification of potential landslide areas with 32 landslide locations is based on stratified random sampling technique. Spatial analysis is performed using overlay map techniques between the two potential areas associated with the landform.
The result shows that the pattern of potential landslide area between SINMAP and SMORPH methods has some similarities such as the distribution of potential areas from high and middle class located in the Southwest to North East Kulon Progo. Potential Landslide Areas from SINMAP method is dominated by a moderate potential class whereas in SMORPH is dominated by low grade. Areas with the same landslide potential class between the two methods are on landforms with hilly reliefs. This paper showed that the difference of two methods variables such as rainfall and soil type affect the detection of landslides in the region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Melania
"Tanah longsor merupakan dikategorikan menjadi bencana hidrometeorologi paling mematikan yang dapat mengakibatkan korban luka-luka, meninggal dunia, dan kerusakan rumah serta infrastruktur. Faktor penyebab longsor dapat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, saturasi air, permeabilitas dan porositas. Parameter ini dianalisis untuk mengidentifikasi sebaran bidang gelincir dan potensi longsor menggunakan metode geolistrik. Peneliatian ini dilakukan di sekitar Dry Dam Ciawi dengan total tiga lintasan geolistrik. Pengukuran menggunakan konfigurasi Dipole-Dipole dan didapatkan hasil sebaran nilai resistivitas yaitu 3 – 23 Ωm pada kedalaman 0 – 5 meter yang diduga sebagai endapan kolluvial atau tuff lapilli terlapukkan sempuran, resistvitas 23 – 43 Ωm pada kedalaman 10 – 40 meter diduga sebagai tuff lapili, dan resistivitas > 60 Ωm diduga sebagai breksi tuff. Pada hasil penampang ketiga lintasan terlihat adanya dugaan bidang
gelincir atntara breksi tuff dengan endapan alluvial atau tuff lapilli terlapukkan sempurna.
Berdasarkan analisis kemiringan lereng, lokasi penelitian berada pada lereng yang curam dengan kemiringan 25 – 45 derajat dan tidak stabil. Adapun litologi yang diduga akan tergelincir yaitu endapan kolluvial atau endapa tuff lapilli terlapukkan sempurna. Sehingga, melalui penelitian ini area penelitian memiliki potensi terjadi tanah longsor

Landslides are categorized as the deadliest hydro-meteorological disaster which can result
in injuries, deaths, and damage to houses and infrastructure. Factors causing landslides
can be influenced by slope, water saturation, permeability, and porosity. This parameter
is analyzed to identify the distribution of slip planes and the potential for landslides using
the geoelectric method. This research was carried out around the Ciawi Dry Dam with a
total of three geoelectric trajectories. Measurements used the Dipole-Dipole configuration
and the results obtained were the distribution of resistivity values, namely 3 – 23 Ωm at
a depth of 0 – 5 meters which is suspected to be a colluvial deposit or perfectly weathered
lapilli tuff, resistivity of 23 – 43 Ωm at a depth of 10 – 40 meters is suspected to be a
lapilli tuff. and resistivity > 60 Ωm is suspected as tuff breccia. In the results of the third
section of the track, there is an alleged slip plane between breccia tuff and alluvial deposits
or perfectly weathered lapilli tuff. Based on the slope analysis, the research location is on
a steep slope with a slope of 25-45 degrees and is unstable. The lithology suspected of
slipping is colluvial deposits or perfectly weathered lapilli tuff deposits. So, through this
research the research area has the potential for landslides to occur.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.F. Dovanega Satjadibrata
"Gerakan tanah merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Pulau Jawa merupakan pulau besar dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, di mana wilayah Jawa Barat memiliki tingkat kejadian gerakan tanah paling tinggi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona kerentanan gerakan tanah (ZKGT) pada salah satu kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Majalengka. Identifikasi ZKGT dilakukan untuk memetakan serta mengidentifikasi zona longsoran agar dapat dilakukannya mitigasi bencana untuk mengurangi dampak merugikan dari longsoran. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Wight of Evidence (WoE) dengan data berbasis poligon dan titik serta menggunakan beberapa kelas ukuran piksel untuk menentukan ukuran piksel paling optimum dalam pemetaan ZKGT di Kabupaten data kejadian gerakan tanah yang digunakan dalam penelitian ini berupa 319 kejadian berbentuk poligon dan 319 kejadian berbentuk titik yang kemudian di bagi menjadi training set (70%) dan test set (30%). Penelitian membandingkan pemodelan WoE dengan data poligon dan titik pada tujuh kelas ukuran piksel yaitu 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40. Hasil kedua model reliabel untuk digunakan dan diterapkan untuk menentukan zona kerentanan di Kabupaten Majalengka di mana pengolahan dengan data poligon menghasilkan success rate yang lebih tinggi dan pengolahan dengan data titik menghasilkan predictive rate yang lebih tinggi. 

Landslide is one of the most occurring natural disaster in Indonesia. Java Island is one of Indonesia’s largest Island with the highest population density in Indonesia, where the West Java region has the highest rate of natural disasters. This research aims to determine the landslide vulnerability zone in one of the regency in West Java Province, which is Majalengka Regency. Identification of landslides vulnerability zones is carried out to map and identify landslides zones so that disaster mitigation can be carried out to reduce the adverse effects of a landslides. This research was conducted using the Wight of evidence (WoE) method with polygon based data and multiple pixel class to find the most optimal pixel class to map the landslides vulnerability zones in Majalengka Regency. this research used Weight of Evidence method with two sets of data which are polygon and point, with multiple pixel size to find the optimum pixel size to make a landslide susceptibility map. This research used 319 set of data in a form of polygon and 319 set of data in a form of point. The WoE method was used in seven pixel size which are 10, 15, 20, 25, 30, 35 and 40. The result are both of the data set are reliable to use in making landslide susceptibility model where in the polygon data set, the success rate is higher and in the point data set the predictive rate is higher."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endriadi Rukmana
"Indonesia adalah negeri kepulauan yang sangat luas namun rawan bencana. Penginderaan jauh dengan menggunakan satelit menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan informasi kebencanaan di seluruh wilayah. Produk sensor MODIS dari satelit Terra milik NASA dapat dipakai sebagai salah satu sumber untuk memenuhi kebutuhan informasi kebencanaan di Indonesia. Dengan memanfaatkan produk indeks vegetasi MODIS Level 4 yakni MOD15A2 LAI/FPAR 8-harian dengan resolusi 1 Km Global, perubahan penggunaan lahan seperti pada hutan dapat dianalisis untuk menilai potensi bencana longsor di suatu wilayah tertentu. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data produk LAI/FPAR wilayah Indonesia Timur antara tahun 2005-2011 dengan resolusi temporal 3 tahun. Studi Kasus Indonesia Timur dipilih untuk analisis penelitian ini karena wilayahnya yang masih hijau namun rawan bencana. Penurunan kualitas LAI/FPAR pada wilayah curam ataupun pegunungan meningkatkan potensi bencana longsor di sekitar wilayah bersangkutan. Berdasarkan hasil analisis LAI/FPAR, wilayah Indonesia Timur secara luas mengalami peningkatan luas hutan hingga mencapai 10%, meski secara sempit terjadi konsentrasi penurunan luas hutan mencapai 8% di wilayah Freeport, serta terjadi penurunan luas ladang pada wilayah Wasior akibat bencana longsor pada Oktober 2010. Potensi longsor di Indonesia Timur secara keseluruhan tidak mengalami peningkatan, meski potensi longsor di wilayah PT. Freeport tetap tinggi.

Indonesia is a vast archipelagic country but vulnerable to natural disasters. Remote sensing using satellites have become important to meet the information needs of disaster potential assessment across the region. MODIS sensor products from NASA's Terra satellite can be used as one source to analyze landslide vulnerarability in Indonesia. By utilizing the MODIS vegetation index products named MOD15A2 Level 4 LAI/FPAR 8-day with a resolution of 1 Km Global, land use change such as for forests can be analyzed to assess the landslides in a particular area. We analyzed Eastern Indonesia?s LAI/FPAR product data during 2005-2011 period in 3 years temporal resolution. Three regions in Eastern Indonesia were chosen as case studies since these areas are still have dense vegetation, but disaster-prone. The decreasing quality of LAI/FPAR in steep or mountainous area increases the landslide possibilities around these areas. We found in this research that generally forest area in Eastern Indonesia has increased by 10%, eventhough in Freeport, the LAI/FPAR has decreased by 8%. In Wasior the LAI/FPAR was decreased because of the landslide in October 2010. For overall view, the landslide potential in Eastern Indonesia is not increasing, though it is clearly indicated that around PT. Freeport area, the risk of landslide is still high."
2011
S157
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berutu, Kevin Boi Karina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona kerentanan longsor pada Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan menggunakan dua model yakni Frequency Ratio dan Logistic Regression. Penelitian ini menggunakan 44 data titik longsor yang terjadi pada daerah penelitian, titik longsor tersebut dibagi menjadi dua bagian yakni 35 titik untuk mengindentifikasi zona rentan longsor dan sisanya sebanyak 9 titik digunakan untuk validasi. Zona rentan longsor tersebut dapat diketahui dengan menganalisis faktor-faktor pemicu terjadinya longsor, pada penelitian ini faktor pemicu tersebut terdiri atas sudut lereng, aspek lereng, elevasi, Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), curvature, jarak terhadap kelurusan, jarak terhadap sungai, penggunaan lahan, litologi dan curah hujan. Nilai curah hujan yang digunakan pada peneltian ini adalah jumlah curah hujan rata-rata setiap bulannya yang terjadi selama 10 tahun pada daerah penelitian, sehingga akan dihasilkan peta zona rentan longsor setiap bulannya pada daerah penelitian. Hasil dari analisis dengan kedua model tersebut kemudian dibagi atas 3 tingkat kerentanan yakni rendah, menengah, dan tinggi serta nilai AUC yang didapatkan oleh kedua model tersebut setiap bulannya mencapai diatas 50%.

This study aims to identify landslide susceptibility zones in Lebak Regency, Banten Province by using two models Frequency Ratio and Logistic Regression. This study uses 44 data of landslide points that occur in the study area, the landslide points are divided into two parts, 35 points to identify landslide susceptibility zones and 9 points are used for validation. The landslide susceptibility zone can be identified by analyzing factors that maybe trigger landslides, in this study the trigger factors consist of slope angle, slope aspect, elevation, Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), curvature, distance to straightness, distance to rivers, usage land, lithology and rainfall. The rainfall value used in this research is the average monthly rainfall that occurs for 10 years in the study area, so a monthly landslide susceptibility zone map will be produced in the study area. The results of the analysis with the two models were then divided into 3 vulnerability zones low, intermediate, and high, and the AUC value obtained by the two models each month reached above 50%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvita Rahmawanti
"Analisis kerentanan gerakan tanah sangat diperlukan sebagai upaya mitigasi untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh gerakan tanah. Namun ketidaktepatan pemilihan faktor pengontrol dalam pemodelan kerentanan gerakan tanah, sering kali menghasilkan peta kerentanan yang kurang akurat dan kurang rasional. Faktor linier diskrit berupa jarak terhadap sungai, jarak terhadap jalan, dan jarak terhadap struktur, tidak memiliki makna keterkaitan yang jelas antara faktor pengontrol dengan evolusi gerakan tanah, yang menyebabkan penurunan akurasi pemodelan. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan faktor pengontrol kontinu berbasis densitas spasial seperti densitas sungai, densitas jalan, dan densitas struktur untuk meningkatkan kesesuaian faktor linier. Kabupaten Sumedang dipilih sebagai lokasi pada penelitian kali ini, dengan 65 sejarah gerakan tanah dan 12 faktor pengontrol terpilih. Pertama, jarak terhadap jalan, sungai, dan struktur, serta 9 faktor lainnya merupakan faktor asli dari pemodelan kerentanan gerakan tanah. Kedua, jarak terhadap jalan, sungai, dan struktur, masing-masing diganti dengan densitas sungai, densitas jalan, dan densitas struktur menjadi faktor yang ditingkatkan. Ketiga, dilakukan perhitungan nilai frequency ratio untuk mengetahui faktor yang dominan terhadap gerakan tanah. Keempat, pemodelan kerentanan gerakan tanah berdasarkan logistic regression dengan faktor asli dan faktor dikembangkan, dikonstruksikan dan dibandingkan. Terakhir, dilakukan uji validasi pemodelan gerakan tanah. Hasil menunjukkan bahwa (1) nilai FR >1 pada kelas setiap faktor menunjukkan pengaruh dominan terhadap gerakan tanah, seperti elevasi 552 – 738 m, kemiringan lereng 24° – 29°, dan lainnya. (2) Zona kerentanan gerakan tanah dibagi menjadi empat yaitu, tinggi, menengah, rendah, sangat rendah, dengan persebaran dari tinggi ke rendah terletak pada arah barat daya ke timur laut lokasi penelitian. (3) Hasil uji validasi terhadap peta kerentanan gerakan tanah menggunakan faktor yang dikembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan faktor asli, dapat disimpulkan bahwa faktor densitas lebih layak daripada faktor linier.

Landslide susceptibility analysis is needed as a mitigation effort to reduce losses caused by soil movement. Inaccurate selection of controlling factors in landslide susceptibility modeling, often results in less accurate and less rational susceptibility maps. Discrete linear factors such as distance to rivers, distance to roads, and distances to structures, do not have a clear relationship between controlling factors and the evolution of landslide, which leading to a decrease in modeling accuracy. Therefore, this study proposes continuous control factors based on spatial density such as river density, road density, and structural density to improve the suitability of linear factors. Sumedang Regency was chosen as the location for this study, with 65 landslide histories and 12 control factors selected. First, distance to roads, rivers, and structures, and 9 other factors constitute the original factors from landslide susceptibility modeling. Second, distance to roads, rivers, and structures, respectively replaced by river density, road density, and structural density to constitue improved factors. Third, the calculation of the frequency ratio value is carried out to determine the dominant factor in landslide susceptibility. Fourth, landslide susceptibility modeling based on logistic regression with original factors and improved factors, constructed and compared. Finally, the landslide susceptibility modeling is validated. Results show that (1) the FR value >1 in the class of each factor show a dominant influence on landslide, such as elevation 552 – 738 m, slope slope 24° – 29°, and others. (2) The landslide susceptibility zone is divided into four susceptibility levels, high, medium, low, and very low, with the distribution from high to low located in the southwest to northeast of the study area. (3) The results of the validation test on landslide susceptibility map using improved factors are higher than the original factors, it can be concluded that the density factor is more feasible than the linear facto"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azelia Maudine Khadijah Fahira
"Tanah longsor yang terjadi di area Asrama Kampus Lapangan Geologi Karangsambung pada bulan Agustus 2022 menyebabkan pergeseran tembok hingga membelok, maka penyebab longsor perlu ditinjau lebih lanjut. Perpindahan massa kembali terjadi di zona longsor sekitar 1,5 meter dari posisi semula pada bulan Agustus 2023. Berdasarkan data bor, litologi di bawah permukaan daerah penelitian didominasi oleh batulempung yang tidak dapat mengalirkan air tanah. Adapun hasil pengamatan sumur pompa air yang terletak di zona longsor menunjukkan muka air tanah kembali naik beberapa hari setelah dilakukan penyedotan yang mengindikasikan kandungan air yang tinggi di bawah permukaan. Kandungan air yang tinggi pada lapisan kedap air seperti lempung dapat disebabkan oleh curah hujan yang ringan tapi berlangsung lama. Apabila air dari resapan hujan jenis tersebut mengalir ke bawah permukaan zona longsor, maka muka air tanah dan tekanan air porinya meningkat, yang lama kelamaan menjenuhkan tanah, dan kekuatan gesernya akan hilang, maka longsor dapat terjadi. Oleh karena itu, air resapan hujan perlu diidentifikasi arah alirannya ke bawah permukaan dengan cara memodelkan pergerakan air tanah. Pemodelan pergerakan air tanah di bawah permukaan zona longsor akibat hujan dapat dilakukan menggunakan metode resistivitas 4D. Metode resistivitas 4D adalah metode dengan pengukuran data resistivitas 3D yang dilakukan berkali-kali dengan jarak waktu tertentu antara pengukuran. Hasil pemodelan resistivitas 4D dengan pengukuran sebanyak 4 kali dan jarak waktu antara pengukuran pertama dan kedua dan seterusnya sekitar 3 jam menunjukkan air tanah dari resapan hujan dengan nilai resistivitas 0,5364 – 2,4421 Ωm yang meresap pada lapisan tanah timbunan lempung pasiran pada kedalaman 1,2 – 5 meter yang kemudian menyebar ke arah timur, selatan, dan barat laut. Air dari arah selatan berkumpul ke arah tenggara bersama air dari timur yang menuruni bidang gelincir lapisan lempung lanauan hingga berada di kedalaman 4-20 meter, sedangkan air dari arah barat laut turun hingga kedalaman 8-23 meter. Setelahnya, air masih terperangkap di atas bidang gelincir lempung lanauan yang tidak dapat mengalirkan air dan paling banyak menumpuk di arah tenggara yang paling mendekati zona yang sebelumnya mengalami longsor. Curah hujan ringan yang berdurasi lama pada periode Januari-November 2022 terjadi sebanyak 14 kali yang intensitasnya meningkat dari bulan Juni hingga puncaknya pada 13-17 Juli 2022 sebesar 22,65 mm/hari. Oleh karena itu, tanah longsor mulai bulan Agustus 2022 hingga renovasi tembok pada November 2022 dapat terjadi

The landslide that occurred in the Karangsambung Geology Field Campus Dormitory area in August 2022 caused a shift in the wall to bend, so the cause of the landslide needs to be further reviewed. Mass displacement again occurred in the landslide zone about 1.5 meters from its original position in August 2023. Based on the borehole data, the subsurface lithology of the study area is dominated by claystone which cannot drain water. The observation of the water pump well located in the landslide zone showed that the groundwater level rose again a few days after suctioning, indicating high water content in the subsurface. High water content in impermeable layers such as clay can be caused by light but prolonged rainfall. If the water from the infiltration of this type of rain flows below the surface of the landslide zone, the water table and pore water pressure increase, which saturates the soil over time, and the shear strength will be lost, then landslides can occur. Therefore, it is necessary to identify the direction of rainwater infiltration into the subsurface by modeling groundwater movement. Modeling groundwater movement in the subsurface of the landslide zone due to rainfall can be done using the 4D resistivity method. The 4D resistivity method is a method where 3D resistivity data is measured multiple times with a certain time gap between measurements. The results of 4D resistivity modeling with 4 measurements and a time interval between the first and second measurements and so on of about 3 hours show groundwater from rain infiltration with a resistivity value of 0.5364 - 2.4421 Ωm seeped into the fill material of sandy clay layer at a depth of 1.2 - 5 meters which then spread to the east, south, and northwest. Water from the south gathered to the southeast along with water from the east that descended the surface of rupture of the silty clay layer to a depth of 4 - 20 meters, while water from the northwest descended to a depth of 8 - 23 meters. Afterwards, groundwater is still trapped above the surface of rupture of the silty clay layer, which cannot drain water and accumulated most in the southeast, closest to the zone that had previously experienced the landslide. Sustained light intensity rainfall in January - November 2022 period occurred 14 times increasing from June to a peak on July 13 - 17, 2022 of 22.65 mm/day. Therefore, landslides from August 2022 until wall renovation in November 2022 may occur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Seandy Alfarabi
"Kabupaten Sukabumi terletak di Selatan Jawa Barat yang dikenal sebagai wilayah yang memiliki keragaman alam. Namun, wilayah ini rawan terhadap bencana, terutama tanah longsor. Penelitian ini berfokus pada Kecamatan Cisolok yang karena aspek topografi, bagian dari Geopark Ciletuh, dan salah satu wilayah pembangunan di selatan Jawa Barat Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh geomorfologi terhadap wilayah rawan longsor di Kecamatan Cisolok untuk mengurangi dampak longsor dan mendukung pembangunan. Metode yang digunakan untuk pemetaan geomorfologi yaitu metode overlay, sedangkan untuk pemetaan longsor menggunakan metode Frequency Ratio yang diintegrasikan dengan SIG. Penelitian ini menggunakan variabel fisik diantaranya lereng, ketinggian, litologi/jenis batuan, struktur geologi, jalan, sungai, penggunaan tanah, jenis tanah, curah hujan, dan lokasi longsor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah penelitian didominasi oleh lahan lereng vulkanik dengan medan yang curam. Wilayah rawan longsor dibagi menjadi empat kelas yaitu kelas rendah dengan persentase 17,03 %, kelas sedang 62,05 %, kelas tinggi 14,4 %, dan kelas sangat tinggi 6,51 %. Variasi tingkat kerawanan longsor di wilayah penelitian dipengaruhi oleh bentuk medan, genesis lahan , dan proses geomorfik.

Sukabumi Regency located in Southern West Java known as region that has diverse natural characteristics. However, it is vulnerable to disasters, especially landslides. Moreover, this study focuses on Cisolok District because of the topography aspect, part of Ciletuh Geopark, and also one of the development area in Southern West Java. This study aims to analyze the influence of geomorphology to the landslide-prone areain Cisolok District to reduce landslides and support the development. This study used the overlay analysis for geomorphological mapping, while the Frequency ratio (FR) method used for landslide-prone area mapping. Several physical variables used in this study, such as slope, elevation, lithology, geological structure, road network, stream network, landuse, soil type, rainfall, and landslide location. The result shows that the study area have diverse geomorphology units dominated by volcanic slope with steep topography. While landslide-prone area consist of four classes; namely 17,03% low, 62,05% medium, 14,4% high, and 6,51% very high. Variety of landslide vulnerability in study area influenced by terrain form, land genesis, and geomorphic process.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>