Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Wahyuni
"Pneumonia masih menjadi penyebab pertama kematian anak secara global dan nasional. Manajemen yang akurat diperlukan dalam mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berupa bersihan jalan nafas tidak efektif pada anak dengan pneumonia untuk meningkatkan kepatenan jalan nafas. Model konservasi Levine berfokus pada pemeliharaan energi individu dengan pendekatan empat konservasi, yaitu konservasi energi, integritas personal, struktural, dan sosial. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah memberikan gambaran mengenai aplikasi teori konservasi Levine dalam pemenuhan kebutuhan oksigen anak yang dirawat di ruang rawat inap infeksi. Proses keperawatan menggunakan model konservasi Levine digambarkan dalam lima kasus pasien anak, yang meliputi pengkajian, trophycognosis, hipotesis, intervensi, dan respon organismik. Berdasarkan hasil pengkajian pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen ditemukan trophycognosis bersihan jalan nafas tidak efektif (100%), risiko aspirasi (100%), gangguan pertukaran gas (20%) dan pola nafas tidak efektif (20%). Intervensi berdasar konservasi Levine ditujukan untuk membantu anak beradaptasi terhadap kondisi sakit dan ditemukan 60% anak mengalami perbaikan dan 40% mengalami perburukan kondisi sehingga membutuhkan perawatan intensif. Penerapan quality improvement project dengan pemberian posisi semi-Fowler 45o saat dilakukan terapi kolaborasi inhalasi untuk meningkatkan bersihan jalan nafas pada anak pneumonia dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen menunjukkan efektif yang ditunjukkan dengan penurunan suara nafas ronkhi, penurunan frekuensi pernapasan dan peningkatan saturasi oksigen. Kesimpulan: aplikasi model konservasi Levine dapat diterapkan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen di area perawatan akut di ruang rawat inap infeksi.

Pneumonia is still the first cause of children death globally and nationally. Accurate management is needed to overcome disturbances in meeting oxygen needs in the form of ineffective airway clearance in children with pneumonia to improve airway patency. Levine’s conservation model focuses on maintaining individual energy with a four-conservation approach, namely energy conservation, structural, personal, and, social integrity conservation. The aim of writing the final specialist scientific paper is to provide an overview of the application of Levine’s conservation theory in meeting the oxygen needs of children treated in the infection inpatient wards. The nursing process using Levine’s conservation model is described in five cases of pediatric patients, which include assessment, trophycognosis, hypothesis, intervention, and organismic response. Based on the result of the assessment of children with impaired oxygen needs, trophycognosis found ineffective airway clearance (100%), risk of aspiration (100%), impaired gas exchange (20%), and ineffective breathing pattern (20%). Levine’s conservation-based interventions are aimed at helping children adapt to sick conditions and it was found that 60% of children experienced improvement and 40% experienced worsening condition requiring intensive care. The implementation of the quality improvement project by providing a semi-Fowler 45o position when carrying out collaborative inhalation therapy to increase airway clearance in children with pneumonia who have problems meeting oxygen needs has shown to be effective as indicated by a decrease in ronchi breath sounds, a decreased in respiratory frequency and an increase in oxygen saturation. Conclusion, the application of the Levine’s conservation model can be applied to children with problems meeting oxygen needs in the acute care area in the infection inpatient room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enjelita Karujan
"Gangguan oksigenasi merupakan masalah yang sering dialami oleh pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif anak. Oksigen merupakan kemponen yang penting dalam pembentukan energi sehingga gangguan oksigenasi dapat memengaruhi keseimbangan energi. Teori Konservasi Levine bertujuan untuk mempertahankan keutuhan pasien melalui empat prinsip konservasi yaitu konservasi energi, konservasi integritas strukrutal, konservasi integritas personal dan konservasi integritas sosial sehingga dapat diaplikasikan pada anak dengan gangguan oksigenasi. Salah satu intervensi keperawatan yang sesuai dengan prinsip konservasi energi pada pasien dengan masalah oksigenasi adalah pengaturan posisi lateral kanan. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran mengenai aplikasi teori Konservasi Levine dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan pengaruh pengaturan posisi lateral kanan pada anak yang dirawat di ruang perawatan intensif. Asuhan keperawatan dengan pendekatan teori Konservasi Levine diberikan kepada lima anak yang terpasang ventilator. Proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dilakukan berdasarkan empat prinsip konservasi. Evaluasi keperawatan menunjukkan adanya perbaikan kondisi pada beberapa pasien. Demikian halnya dengan pengaturan posisi lateral kanan dengan kemiringan 30° terbukti efektif meningkatkan saturasi oksigen pada anak yang terpasang ventilasi mekanik. Penulis merekomendasikan penggunaan teori Konservasi Levine dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan gangguan oksigenasi di ruang perawatan intensif. Selain itu penulis merekomendasikan pengaturan posisi lateral kanan dengan kemiringan 30° untuk dapat diaplikasikan di ruang perawatan intensif anak serta dilakukan uji klinik lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar sehingga dapat dijadikan dasar penyusunan standar operasional prosedur.

Oxygenation impairment is one of the problems that is often experienced by patients treated in pediatric intensive care units. Oxygen is an important component in energy formation.  Oxygenation impairment can affect energy balance. Levine's Conservation theory focuses on maintaining patient wholeness through four conservation principles, namely conservation of energy, conservation of structural integrity, conservation of personal integrity, and conservation of social integrity so that it can be applied to children with oxygenation impairment. One of the nursing interventions that relate to the conservation of energy in patients with oxygenation impairment is the positioning with the right lateral position. The purpose of this scientific paper is to provide an overview of the application of Levine's Conservation theory in meeting oxygenation needs and the effect of right lateral position in children treated in intensive care units. Nursing care with the application Levine Conservation theory was given to five children who were on ventilators. The nursing process from assessment to evaluation was carried out based on four conservation principles. Nursing evaluation showed an improvement in the condition of several patients. Likewise, the right lateral position setting with a 30° tilt has shown to be effective in increasing oxygen saturation in children who are on mechanical ventilation. The author recommends the use of Levine's Conservation theory in providing nursing care to children with impaired oxygenation in intensive care units. In addition, the author recommends setting the right lateral position with a 30° tilt to be applied in the pediatric intensive care room and conducting further clinical trials with larger samples so that it can be used as a basis for compiling standard operating procedures."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Made Pande Lilik Lestari
"Anak-anak merupakan kelompok yang berisiko mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada anak melalui penerapan intervensi modifikasi pursed lips breathing menggunakan pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Pengkajian dilakukan berdasarkan taxonomy of comfort terhadap lima kasus terpilih yang menunjukkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Intervensi dan implementasi ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan serta membuat klien berada pada level transcendence terhadap kondisi ketidaknyamanan yang dirasakan. Intervensi modifikasi pursed lips breathing sebagai intervensi comfort food for the soul terbukti efektif meningkatkan status oksigenasi anak dan dapat diaplikasikan pada anak yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Children are groups at risk of impaired fulfillment of oxygenation requirement. This case study was aimed to describe the oxygenation fulfillment requirements in children using the pursed lips breathing modification interventions through the Kolcaba's comfort theory approach. The assessment was conducted based on the taxonomy of comfort on five selected cases indicating impaired fulfillment of oxygenation requirement. Interventions and implementations are aimed at increasing comfort and making clients transcendence against the perceived discomfort. The intervention of pursed lips breathing modification as comfort food for the soul intervention has proven to be effective in improving the oxygenation status of children and can be applied to children with impaired fulfillment of oxygenation requirement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Esther Iriani
"Latar Belakang: Morbiditas dan mortalitas akibat renjatan pada anak di seluruh dunia dilaporkan masih tinggi. Pengenalan dini dan tatalaksana yang tepat penting untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat renjatan. Indikator penting untuk mendeteksi hipoksia jaringan global adalah pengukuran saturasi oksigen mixed vein (SmvO2) dari kateter arteri pulmonal atau vena sentral namun kedua pemeriksaan ini sulit dan invasif sehingga tidak rutin dilakukan. Near infrared spectroscopy (NIRS) merupakan alternatif pemeriksaan non invasif, real time, kontinu dan praktis untuk mengukur saturasi oksigen regional sekaligus menggambarkan saturasi oksigen vena global.
Tujuan: Mengetahui kenaikan nilai NIRS serebral pascarenjatan teratasi serta korelasinya dengan perubahan parameter hemodinamik non invasif.

Metoda: Penelitian potong lintang pada anak usia 1 bulan-18 tahun yang mengalami renjatan di RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUD Pasar Rebo dan RSUD Tarakan pada bulan Maret-Juni 2019. Terhadap subjek yang mengalami renjatan dilakukan pengukuran NIRS serebral, MAP, serta pengukuran non invasif Cardiac Index (CI), Systemic Vascular Resistance Index (SVRI), Delivery Oxygen (DO2), Inotrophy Index (INO), Stroke Volume Index (SVI) menggunakan Ultrasonic Cardiac Output Monitoring (USCOM) pada saat renjatan dan diulang ketika renjatan teratasi. Uji korelasi dilakukan untuk menilai hubungan antara perubahan nilai NIRS serebral dan parameter hemodinamik non invasif.

Hasil: Dari 32 subjek yang diteliti ditemukan peningkatan nilai NIRS serebral sebesar 27,7% pascarenjatan teratasi. Parameter hemodinamik, kecuali untuk SVRI, juga mengalami peningkatan pasca renjatan namun tidak berkorelasi dengan peningkatan nilai NIRS.

Simpulan: Hasil pengukuran NIRS serebral menggambarkan perfusi dan oksigenasi ke jaringan perifer namun tidak berkorelasi dengan parameter hemodinamik non invasif pada penelitian ini.

Kata kunci: Near infrared spectroscopy; parameter hemodinamik non invasif; renjatan; USCOM

Background: Pediatric shock accounts for significant morbidity and mortality worldwide. Early recognition and timely intervention are critical for successful treatment of pediatric shock. A strong indicator of global tissue hypoxia by measuring mixed venous oxygen saturation from pulmonary artery catheter (PAC) or central vein catheter (CVC) is rarely used due to its highly invasive character. Near infrared spectroscopy (NIRS) is a noninvasive, real time, continuous and practical modality is a safe alternative for regional and global oxygen saturation measurement.
Objective: To evaluate the increment of cerebral NIRS post-resuscitation in pediatric shock and its correlation with noninvasive hemodynamic measurements.
Methods: This cross sectional study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital, Pasar Rebo Hospital and Tarakan Hospital between March and June 2019. Children whose age ranged from1 month to 18 years admitted to Emergency Department (ED) or Pediatric Intensive Care Unit (PICU) due to shock were included. Measurement of cerebral NIRS, MAP, as well as Cardiac Index (CI), Systemic Vascular Resistance Index (SVRI), Delivery Oxygen (DO2), Inotrophy Index (INO), Stroke Volume Index (SVI) using Ultrasonic Cardiac Output Monitoring (USCOM) were performed on admission and after resuscitation when the shock has resolved and the patients were stable. Correlation between cerebral NIRS and other noninvasive hemodynamic parameters were then analysed.
Results: There were 32 subjects participated in this research. Following resuscitation, cerebral NIRS measurements showed an increment of 27,7% compared to cerebral NIRS in shock state. All non invasive hemodynamic parameters, except for SVRI, were also increased after resuscitation but no correlation observed between these parameters to cerebral NIRS (p>0,005).
Conclusion: Cerebral NIRS is a sensitive parameter of peripheral perfusion but showed not correlation with hemodynamic parameters in this research.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Yuhanah
"Oksigenasi merupakan suatu proses pertukaran antara O2 dan CO2 sesuai dengan kebutuhan fisiologis tubuh untuk kelangsungan proses metabolisme sel tubuh dan aktivitas sel dan organ, dimana pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari sistem pernapasan. Kondisi kritis pada anak terjadi apabila mengalami kemunduran fungsi organ yang dapat mengganggu proses metabolisme tubuh yang dapat mengancam jiwa.
Tujuan dari studi kasus ini untuk mengetahui pengaruh aplikasi teori konservasi Levine dalam asuhan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada anak kritis di ruang intensif. Studi kasus ini menggunakan desain deskriptif pada lima kasus anak kritis. Masalah yang terjadi: gangguan ventilasi spontan, penurunan kapasitas adaptif intrakranial, penurunan curah jantung, risiko perfusi serebral tidak efektif, risiko ketidakseimbangan elektrolit, risiko perdarahan, risiko infeksi dan ansietas. Asuhan keperawatan yang diberikan menggunakan pendekatan Levine dengan intervensi sesuai dengan masalah keperawatan menggunakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Hasilanalisis dari lima kasus terpilih di ruang intensif bahwa seluruh pasien memiliki gangguan pada konservasi energi terutama pada masalah oksigenasi dan terjadi penurunan kesadaran pada konservasi integritas struktural dengan respon organismik 2 (40%) pasien mengalami perburukan/meninggal dan 3(60%) pasien mengalami perbaikan yang secara menyeluruh (wholeness) ditandai dengan auskultasi ronchi berkurang, pola napas adekuat, hemodinamik stabil, kesadaran composmentis, pasien ekstubasi dan pindah ruangan/ rawat jalan.  
Kesimpulan penerapan teori konservasi pada studi kasus melalui proses perawatan mulai dari pengkajian, trophicognosis, hipotesis intervensi serta evaluasi dengan melihat respon organismik secara satu kesatuan yang utuh (wholenes) sehingga teori ini dapat diterapkan pada anak kritis di ruang intensif.

Oxygenation is an exchange process between O2 and CO2 in accordance with the body's physiological needs for the continuity of the body's cell metabolism processes and cell and organ activities, where the fulfillment of oxygen needs cannot be separated from the respiratory system. Critical conditions in children occur when there is a decline in organ function that can interfere with the body's metabolic processes which can be life-threatening.
The purpose of this case study is to determine the effect of Levine's conservation theory application in the care of oxygenation needs of critically ill children in intensive care. This case study uses a descriptive design in five cases of critically ill children. Problems that occur: impaired spontaneous ventilation, decreased intracranial adaptive capacity, decreased cardiac output, risk of ineffective cerebral perfusion, risk of electrolyte imbalance, risk of bleeding, risk of infection and anxiety. The nursing care provided uses the Levine approach with interventions according to nursing problems using the Indonesian Nursing Intervention Standards.
The results of the analysis of five selected cases in the intensive care unit showed that all patients had disturbances in energy conservation, especially in oxygenation problems and there was a decrease in awareness of the conservation of structural integrity with an organismic response. overall improvement (wholeness) is characterized by reduced auscultation crackles, adequate breathing pattern, stable hemodynamics, composmentis consciousness, extubated patients and moved rooms/outpatient.
The conclusion is the application of conservation theory to the case study through the treatment process starting from assessment, trophicognosis, intervention hypotheses and evaluation by looking at the organismic response as a whole so that this theory can be applied to critical children in the intensive room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Annisa
"ABSTRAK
Terapi inhalasi merupakan salah satu strategi penatalaksanaan gangguan bersihan jalan napas pada anak balita dengan pneumonia meskipun beberapa penelitian tidak merekomendasikan tindakan tersebut dalam pengobatan rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian terapi inhalasi dengan lama hari rawat anak balita penderita pneumonia. Desain penelitian menggunakan cross-sectional. Seratus dua pasien penderita pneumonia dalam data rekam medis diambil secara consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian terapi inhalasi dengan lama hari rawat. Pemberian terapi inhalasi dengan menggunakan bronkodilator kombinasi ?-agonis dan antikolinergik NaCl 0,9 dan bronkodilator ?-agonis NaCl 0,9 lebih efektif mengurangi lama hari rawat.

ABSTRACT
Inhalation therapy is one of optional management of impaired airway clearance in children under age of five with pneumonia. This study aimed to examine correlation of inhalation therapy and hospital length of stay in children under age of five with pneumonia. This cross sectional study included 102 consecutive patients with pneumonia in medical record. The study result showed a significant correlation between the use of inhalation therapy and hospital length of stay. Inhalation therapy with combination of bronchodilator agonist and anticholinergic NaCl 0.9 and bronchodilator agonist NaCl 0.9 are more effective to reduce hospital length of stay in children under age of five with pneumonia."
2016
T47453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parulian, Tina Shinta
"Anak pasca bedah mengalami peningkatan risiko terpapar mikroorganisme penyebab infeksi. Karya ilmiah akhir ini bertujuan memberikan gambaran aplikasi Model Konservasi Levine pada asuhan keperawatan anak pasca bedah dengan risiko infeksi, pencapaian kompetensi baik sebagai pemberi asuhan, advocator, counselor, educator, colaborator dan agen perubah selama praktik residensi. Terdapat lima kasus kelolaan yang menjadi pembahasan dalam Karya ilmiah akhir ini. Pada lima kasus kelolaan tersebut ditemukan adanya trophicognosis risiko infeksi sampai dengan sepsis. Hipotesis yang diberikan berdasarkan prinsip-prinsip konservasi. Hasil secara umum aplikasi model konservasi Levine kepada lima kasus terpilih adalah baik, sehingga diharapkan seorang ners spesialis keperawatan anak selalu mengembangkan kemampuan dalam meningkatkan kompetensinya.

Children at increased risk of postoperative exposure to microorganisms that causes them infections. Final Scientific aims to give an overview on the Levine Conservation Model application nursing child with the risk of postoperative infection, the achievement of competency as both a caregiver, advocator, counselor, educator, colaborator and agent of change for practice residency. There are five cases to be managed in the discussions in the Final Scientific Works. In these five cases were found the trophicognosis managed the risk of infection to sepsis. Hypotheses were based on the principles of conservation. The results generally Levine conservation model application to the five cases selected were good, so expect a nurse specialist nursing child always develops the ability to improve their competence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Melati
"Manifestasi klinis anak dengan pneumonia adalah peningkatan produksi sputum yang kental, dan sulit dikeluarkan. Salah satu terapi suportif yang diberikan adalah fisioterapi dada. Fisioterapi dada diberikan untuk mengalirkan, mengeluarkan sekresi pada saluran pernapasan. Tujuan penelitian ini mengetahui dampak fisioterapi dada terhadap status pernapasan (RR, HR, SpO2) anak balita pneumonia. Desain penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan pre test dan post test without control. Methode consecutive sampling, dengan 35 jumlah responden di RSUD Wilayah Jakarta. Hasil analisis penelitian menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada RR, HR dan SpO2 dengan signifikansi p = 0.001. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian selanjutnya memakai sampel lebih banyak dan menggunakan desain time series pada fisioterapi dada.

Clinical manifestations of children with pneumonia is increased production of viscous sputum, and difficult to remove. One of supportive treatment given is chest physiotherapy. Chest physiotherapy is given to drain secretion in the respiratory tract. The purpose of this study to know the effect of chest physiotherapy on respiratory status (RR, HR, SpO2) children pneumonia. The study design used a quasi experimental with pre test and post test without control. Sampling methode is consecutive sampling, with 35 respondents in Jakarta Regional Hospital. Results of the analysis showed that there was a diffrence before and after intervention in RR, HR and SpO2 with significance p = 0.001. the results of the study recommends further research taking more samples and using time series design on chest physiotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Triulan Agustina
"Pneumonia adalah penyakit pembunuh nomor satu balita di seluruh dunia Tingginya faktor risiko pneumonia yang terdapat di perkotaan menjadikan pneumonia menjadi masalah kesehatan di perkotaan. Karya ilmiah bertujuan untuk memberi gambaran asuhan keperawatan yang telah diberikan pada anak pneumonia di RSUP Fatmawati dan mengidentifikasi pengaruh tindakan keperawatan aktivitas bermain meniup "tiupan lidah".
Hasil yang diperoleh setelah pemberian aktivitas bermain meniup "tiupan lidah" pada anak pneumonia yaitu anak mengalami peningkatan status oksigenasi. Aktivitas bermain meniup "tiupan lidah" dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan keperawatan dengan menggunakan permainan terapeutik pada anak pneumonia.

Pneumonia is the number one killer disease in children under five in the world. High pneumonia risk factors founded in urban make pneumonia as a public health problem. This scientific paper is aimed to give description about nursing care for children with pneumonia in Fatmawati Hospital and indentify the effect of blowing games activity "puff the tongue".
The result shows the enhancement of oxygenation status after play blowing games activity "puff the tongue" in children with pneumonia. Blowing games activity "puff the tongue" can be used as a nursing action as therapeutic games in children with pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Maharani Pramudya
"Latar belakang. Jumlah pasien keganasan anak di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara dan pneumonia merupakan komplikasi infeksi tersering serta memiliki luaran yang lebih berat. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian mengenai prevalens, karakteristik, dan faktor risiko kejadian pneumonia pada pasien keganasan anak di Indonesia
Tujuan. Mengetahui prevalens, karakteristik, dan faktor-faktor yang memengaruhi kejadian pneumonia pada pasien keganasan anak di RSCM.
Metode. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan metode potong lintang retrospektif menggunakan data rekam medis pasien. Subjek yang diteliti ialah seluruh pasien keganasan berusia 1 bulan-18 tahun yang dirawat inap di IGD, PICU, dan bangsal anak RSCM dari Januari 2021 sampai Desember 2023. Faktor risiko yang dianalisis, antara lain usia, jenis keganasan, status imunisasi, status gizi, tipe terapi keganasan, neutropenia, dan riwayat rawat inap ≥ 14 hari.
Hasil. Terdapat 162 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian. Prevalens pneumonia pada pasien keganasan anak di RSCM sebesar 43,2% (70/162) subjek, terdiri dari 78,5% (55/70) kasus pneumonia terkait RS dan 21,4% (15/70) kasus pneumonia komunitas. Karakteristik subjek dengan pneumonia, antara lain median usia 5,3 tahun (min-mak 0,2-17,5 tahun), median usia awitan keganasan 4,7 tahun (min-mak 0-17,3 tahun), jenis kelamin lelaki 57,1% subjek, pengidap leukemia 55,7% subjek, imunisasi tidak lengkap 38,6% subjek, status gizi kurang/buruk 54,3% subjek, terapi keganasan berupa kemoterapi 61,4% subjek, neutropenia 65,7% subjek, dan riwayat rawat inap ≥14 hari 34,3% subjek. Profil klinis dan pemeriksaan penunjang pada subjek dengan pneumonia, yakni 37,1% subjek mengalami pneumonia sangat berat, terapi oksigen dengan kecepatan  >6 lpm 40% subjek, 52,8% subjek tidak terdapat leukositosis, kadar CRP meningkat pada 80% subjek, kadar PCT meningkat pada 71,4% subjek, dan rontgen dada kesan sugestif pneumonia pada 82,9% subjek. Hasil analisis multivariat faktor yang memengaruhi kejadian pneumonia dan pneumonia terkait RS adalah status gizi kurang/buruk (AOR 3,24; IK 95% 1,49-7,05; p=0,003 dan AOR 2,98; IK 95% 1,24-7,17; p=0,015), neutropenia (AOR 4,15; IK 95% 1,94-8,84; p<0,001 dan AOR 4,59; IK 95% 1,94-10,86; p<0,001), serta riwayat rawat inap (AOR 8,48; IK 95% 2,63-27,31; p<0,001 dan AOR 12,34; IK 95% 3,71-41,09; p<0,001).
Simpulan.Faktor yang memengaruhi kejadian pneumonia, khususnya pneumonia terkait RS pada pasien keganasan anak adalah status gizi kurang/buruk, neutropenia, dan riwayat rawat inap ≥ 14 hari.

Background. The number of pediatric malignancies in Indonesia is the highest in Southeast Asia. Pneumonia is the most common infection in childhood cancer and also has more severe outcomes than normal children. However, there has been no research regarding the prevalence, characteristics, and risk factors influencing pneumonia in pediatric patients with malignancy in Indonesia
Objectives. To determine the prevalence, characteristics, and risk factors influencing pneumonia in pediatric patients with malignancy at RSCM.
Method. This research was a descriptive-analytical study with a retrospective cross-sectional design using medical records. The subjects studied were all malignancy patients aged 1 month-18 years who were hospitalized in the ER, PICU, and RSCM pediatric wards from January 2021 to December 2023. The risk factors which studied were age, type of malignancy, immunization status, nutritional status, type of malignancy therapy, neutropenia, and a history of hospitalization ≥ 14 days.
Result. 162 subjects met the inclusion and exclusion criteria in the study. The prevalence of pneumonia in pediatric malignancy patients at RSCM was 43,2% (70/162) subjects, consisting of 78,5% (55/70) cases of hospital-acquired pneumonia and 21,4% (15/70) cases of community-acquired pneumonia. Basic characteristics of the subjects, including median age 5,3 years (min-max 0,2-17,5 years), median age of malignancy onset 4,7 years (min-max 0-17,3 years), male 57,1% subjects, leukemia 55,7% subjects, incomplete immunization 38,6% subjects, malnutrition 54,3% subjects, chemotherapy in 61,4% subjects, neutropenia in 65,7% subjects, and history of hospitalization ≥ 14 days in 34,3% subjects. The clinical profiles and laboratory examinations in subjects with pneumonia, including 37,1% subjects had very severe pneumonia, 40% subjects had oxygen therapy >6 lpm, 52,8% subjects had no leukocytosis, CRP level increased in 80% subjects, PCT level increased in 71,4% subjects, and chest x-ray impression suggestive of pneumonia in 82,9% subjects. Multivariate analyses result of risk factors influencing pneumonia and hospital-acquired pneumonia are moderate/severe malnutrition (AOR 3,24; 95% CI 1,49-7,05; p = 0,003 and AOR 2,98; 95% CI 1,24-7,17; p = 0,015), neutropenia (AOR 4,15; 95% CI 1,94-8,84; p <0,001 and AOR 4,59; 95% CI 1,94-10,86; p <0,001) and history of hospitalization (AOR 8,48; 95% CI 2,63-27,31; p <0,001 and AOR 12,34; 95% CI 3,71-41,09; p <0,001).
Conclusion. Moderate/severe malnutrition, neutropenia, and a history of hospitalization ≥14 days are risk factors for pneumonia, especially hospital-acquired pneumonia in pediatric patients with malignancy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>