Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198525 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miswari Nila Mutiarani
"Pendahuluan : Resiko bunuh diri terjadi sepanjang masa hidup dan bunuh diri merupakan penyebab kematian keempat terbesar pada kelompok usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019. Klien gangguan jiwa dengan resiko bunuh diri memiliki distorsi kognitif akan masa depan yang berkaitan dengan depresi dan keputusasaan yang dialami. Klien resiko bunuh diri juga sering dikaitkan dengan keterampilan sosial yang buruk dan ketidakmampuan menemukan makna hidup Tujuan : Memberikan gambaran tentang penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis : Cognitive and Behavior Therapy, Social Skills Training, dan Logotherapy pada klien dengan resiko bunuh diri menggunakan pendekatan teori transisi Meleis dan teori adaptasi Roy. Metode : Penulisan Karya Ilmiah Akhir Spesialis ini menggunakan metode case report yang melaporkan kasus resiko bunuh diri pada klien yang dirawat di Ruang Dewi Amba PKJN RSMM Bogor yang mendapatkan CBT, SST, dan Logotherapy menggunakan pendekan teori transisi Meleis dan teori adaptasi Roy Hasil : Terdapat penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol keinginan bunuh diri setelah pemberian terapi keperawatan jiwa spesialis Cognitive and Behavior Therapy, Social Skills Training, dan Logotherapy menggunakan pendekatan teori transisi Meleis dan teori adaptasi Roy. Kesimpulan : Terapi keperawatan jiwa spesialis Cognitive and Behavior Therapy, Social Skills Training, dan Logotherapy menggunakan pendekatan teori transisi Meleis dan teori adaptasi Roy dapat menurunkan tanda dan gejala resiko bunuh diri dan meningkatkan kemampuan klien dalam mengendalikan keinginan bunuh diri. CBT, SST, dan Logotherapy dapat diterapkan oleh ners spesialis keperawatan jiwa sebagai terapi keperawatan bagi klien dengan resiko bunuh diri.

Introduction: The risk of suicide occurs throughout the life span and suicide is the fourth largest cause of death in the 15-29 year age group globally in 2019. Clients with mental disorders who are at risk of suicide have cognitive distortions about the future related to depression and hopelessness. experienced. Clients at risk of suicide are also often associated with poor social skills and an inability to find meaning in life. Objective: To provide an overview of the application of specialist psychiatric nursing therapy: Cognitive and Behavior Therapy, Social Skills Training, and Logotherapy to clients at risk of suicide using the Meleis transition theory approach and Roy's adaptation theory. Method: Writing Final Scientific Work This specialist uses a case report method which reports cases of risk of suicide in clients treated in the Dewi Amba Room PKJN RSMM Bogor who received CBT, SST, and Logotherapy using Roy's adaptation theory approach and Meleis' transition theory. Results: There is a decrease signs of symptoms and an increase in the client's ability to control suicidal thoughts after providing specialist psychiatric nursing therapy in Cognitive and Behavior Therapy, Social Skills Training, and Logotherapy using the Meleis transition theory approach and Roy's adaptation theory. Conclusion: Mental nursing therapy specializing in Cognitive and Behavior Therapy, Social Skills Training, and Logotherapy using the Meleis transition theory approach and Roy's adaptation theory can reduce signs and symptoms of suicide risk and increase the client's ability to control suicidal thoughts. CBT, SST, and Logotherapy can be applied by specialist mental health nurses as nursing therapy for clients at risk of suicide."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kens Napolion
"Isolasi sosial adalah salah satu gejala negatif dari skizofrenia (Stuart, 2009) yang paling banyak ditemukan di ruang Bratasena. Isolasi sosial dapat diartikan sebagai keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, dkk, 2011). Social skills training merupakan salah satu pendekatan psikoedukasional untuk memperbaiki kekurangan pada beberapa kemampuan interpersonal dalam berinteraksi dengan orang lain (Stuart &Laraia, 2005). Cognitive behavior therapy merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang didasarkan pada teori bahwa tanda dan gejala fisiologis berhubungan dengan interaksi antara pikiran, perilaku dan emosi (Pedneault, 2008).
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menggambarkan penerapan terapi social skills training dan cognitive behavior therapy pada klien isolasi sosial dengan pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau. Penerapan social skills trainingdilakukan pada 26 kliendan cognitive behavior therapydilakukan pada 15 orang klien di ruang Bratasena pada kurun waktu 20 Pebruari - 20 April 2012.
Hasil terapi Social skills training sangat efektif pada 26 klien isolasi sosialdengan menunjukkan peningkatan dalam berkomunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Terapi Cogntive behavior therapy juga menunjukkan efektifitasnya dimana sebanyak 15 klien mampu menunjukkan kemampuan mengubah pikiran otomatis yang negatif terhadap diri, orang lain, dan lingkungannya. Berdasarkan hasil di atas perlu direkomendasikan bahwa social skills trainingdan cognitive behavior therapydapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa dan perlu disosialisasikan pada seluruh tatanan pelayanan kesehatan.

Social isolation is one of the negative symptoms of skizofrenia (Stuart, 2009) is mostcommonly found in the Bratasena. Social isolation can be interpreted as the state of an individual who had a reduction or even not at all able to interact with others around them, may feel rejected, not accepted, lonely, and unable to establish meaningful relationships with others (Keliat, et al, 2011). Social skills training is one approach psikoedukasional to correct deficiencies in some interpersonal skills in interacting with others (Stuart &Laraia, 2005). Cognitive behavior therapy is a form of psychotherapy that is based on the theory that the physiological signs and symptoms associated with the interaction between thoughts, behaviors and emotions (Pedneault, 2008).
Purpose of this final scientific work is to describe the application of social skills training therapy and cognitive behavior therapy in client's social isolation with Peplau Interpersonal Relations Model approach. Application of social skills training carried out at 26 clients and cognitive behavior therapy performed on 15 clients in the Bratasena during the period 20 February - 20 April 2012.
Social skills training outcomes are very effective in social isolation with 26 clients showed an increase in communication, both verbal and non verbal. Cogntive therapy behavior therapy also showed its effectiveness in which as many as 15 clients were able to demonstrate the ability to change negative automatic thoughts to yourself, others and the environment. Based on the above results need to be recommended that social skills training and cognitive behavior therapy can be used as standard therapy nursing specialists need to be socialized to whole structure of health services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Muliani
"ABSTRAK
Skizofrenia adalah ganguan jiwa yang dimanifestasikan dengan penurunan dan ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realita, afek tumpul, gangguan kognitif serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala negatif yang muncul mengakibatkan isolasi sosial, dan tanda gejala positif yang muncul mengakibatkan halusinasi. Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahuinya perubahan tanda gejala dan kemampuan klien isolasi sosial dan halusinasi setelah diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy. Desain penulisan adalah studi kasus dengan responden empat orang. Penanganan kasus tentang topik yang sama sudah pernah dilakukan, namun yang membedakan dengan kasus ini adalah pendekatan teori yang digunakan yaitu teori adaptasi Stuart dan interpersonal Peplau. Data dikumpulkan sebelum dan sesudah klien diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy. Hasil penanganan kasus menunjukan bahwa terjadi penurunan tanda gejala isolasi sosial dan halusinasi serta peningkatan kemampuan klien bersosialisasi, kognitif dan perilaku setelah diberikan tindakan keperawatan ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy.ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder manifested by decreased and inability to communicate, reality disorder, dull affects, cognitive impairment and difficulty performing daily activities. Negative signs and symptoms that result in social isolation, and signs of positive symptoms that appear to cause hallucinations. The purpose of this case is to know the change of symptom signs and ability of social isolation client and hallucinations after given nursing action, social skill training and cognitive behavior therapy. The design of writing is a case study with four respondents. Handling cases on the same topic has been done, but what distinguishes this case is the theoretical approach used is Stuart 39 s adaptation and interpersonal theory of Peplau. Data were collected before and after clients were given nursing actions ners, social skill training and cognitive behavior therapy. The results of case handling showed that there was a decrease of symptoms of social isolation and hallucinations as well as increased ability of client socializing, cognitive and behavior after given nursing action, social skill training and cognitive behavior therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irfanudin
"Perilaku bunuh diri merupakan penyebab kematian utama pada klien skizofrenia yang mengakibatkan kesedihan dan kerugian yang tidak terukur terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Tindakan keperawatan ners, Cognitive Therapy dan Sosial Skiil Training diberikan pada klien bertujuan untuk menurunkan tanda gejala risiko percobaan bunuh diri, meningkatkan harga diri klien, mampu mnegontrol emosi dan perilaku, memanfaatkan system pendukung yang ada, mampu mengendalikan keinginan untuk mencederai diri sendiri serta meningkatkan kemampuan klien dalam bersosialisasi dengan orang lain. Tindakan keperawatan diberikan kepada 10 klien risiko bunuh diri 5 klien mendapatkan tindakan keperawatan Ners generalis dan Ners Spesialis Cognitive therapy dan 5 klien mendapatkan tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan social skill training dengan menggunakan pendekatan model stres adaptasi stuart. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda gejala risiko bunuh diri pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial, terjadi peningkatan harga diri klien dan kemampuan klien dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan sosial skill training mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada klien yang hanya mendapatkan pemberian tindakan keperawatan Ners generalis dan Ners Spesialis Cognitive therapy. Hasil penanganan kasus ini merekomendasikan pentingnya tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan sosial skill training dan melakukan pengawasan evaluasi stressor yang muncul serta perlunya kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antidepresan.

Suicidal behavior is the leading cause of death in schizophrenic clients resulting in grief of suffering, and unmeasured harm to individuals, families and communities. Nursing intervention and Cognitive Therapy and Social Skiil Training SST are given to clients aimed at reducing the risk symptom signs of attempted suicide, increasing client self esteem, being able to control emotions and behavior, utilizing existing support systems, self injury and improve the ability of clients in socializing with others. Nursing Intervention, CT and SST were given to 5 clients of risk suicide 5 clients received Ners generalist action and Ners Specialist Cognitive therapy and 5 clients received ners generalist treatment, cognitive therapy ners specialist and social skill training by using the stuart tress adaptation model approach. The finding indicated decrease in signs of suicide risk symptoms on the aspects of cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects, increasing client 39 s self esteem and the ability of clients in socializing with others and ners generalist actions, specialist cognitive therapy and social skills training has a better effect than the clients who only get nursing treatment Generalist Ners and Ners Specialist Cognitive therapy. The results of this case recommend the importance of generalist nursing actions, specialist cognitive therapy and social skills training and monitoring evaluating the emerging stressors as well as the need for collaboration with the medical team in the administration of antidepressants"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Jalil, examiner
"Klien gangguan jiwa cenderung tidak produktif dan berpenghasilan mempengaruhi stigma sehingga menyebabkan Harga Diri Rendah (HDR) dan isolasi sosial. Klien memerlukan pemulihan jangka panjang, yang dipersulit insight buruk.
Tujuan: menjelaskan penerapan Acceptance and Commitment Therapy (ACT), Cognitive Behavior Social Skills Training (CBSST) menggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy (MAR) dan Model Tidal. MAR sebagai kerangka utama dan Teori Model Tidal pada proses kontrol koping. Analisis dilakukan pada 32 klien ACT+CBSST, dan 22 klien CBSST.
Hasil: ACT+CBSST memperbaiki insight dan meningkatkan keterampilan sosial, perilaku adaptif meningkatkan penurunan tanda gejala HDR kronis dan isolasi sosial.
Saran: kombinasi ACT+CBSST pilihan pada awal program pemulihan.

Clients of mental disorders tend to be non- productive and non-income that affect stigma the impact Low Self-Esteem (LSE) and social isolation. The client required a long-term recovery, which compounded a poor insight.
Objective: explained the application of Acceptance and Commitment Therapy (ACT), Cognitive Behavior Social Skills Training (CBSST) by using the approaches of Roy Adaptation Model (RAM) and the Tidal Model. RAM as the main framework and the Tidal Model Theory as coping control process. Analysis was performed on 32 ACT + CBSST clients, and 22 CBSST client.
Results: ACT improved insight and increased social skills, improved adaptive behavior and decreased in signs and symptoms of chronic LSE and social isolation.
Recomendation: the combination of ACT + CBSST choice at the beginning of the recovery program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Ristriyani
"ABSTRAK
Penatalaksanaan histerektomi dapat menjadi indikasi medis pada kasus mioma uteri sehingga dapat menyebabkan perubahan konsep diri pada perempuan. Studi kasus ini bertujuan menganalisis penerapan model adaptasi Roy dan teori transisi Meleis dalam asuhan keperawatan klien post histerektomi atas indikasi mioma uteri. Justifikasi penerapan teori tersebut untuk memfasilitasi klien dalam proses transisi yang membutuhkan rentang waktu tertentu agar dapat mencapai koping yang adaptif. Masalah keperawatan yang muncul post operasi antara lain gangguan perfusi jaringan perifer, nyeri berhubungan dengan insisi bedah, kesiapan meningkatkan konsep diri, dan risiko disfungsi seksual. Implementasi yang dilakukan antara lain memonitor tanda-tanda vital, manajemen nyeri farmakologis dan non farmakologis, mengeksplorasi aspek positif klien, dan pendidikan kesehatan mengenai gejala menopause dini. Pendekatan model adaptasi Roy dan teori transisi Meleis dapat membantu klien dalam penguasaan dan peningkatan kepercayaan diri pada klien apabila perawat melakukan asuhan keperawatan berkelanjutan untuk meninjau proses transisi klien dalam rentang waktu tertentu.

ABSTRACT
Abstract Hysterectomy could be a medical indication in cases of uterine myoma that may lead to changes in self concept in women. This case study aims to analyze the application of Roy 39 s adaptation model and Meleis transition theory in nursing care of post hysterectomy clients on the indication of uterine myoma. Justify the application of the theory is to facilitate clients in the transition process that requires a certain time in order to achieve an adaptive coping. Post operative nursing problems include peripheral tissue perfusion ineffective, pain associated with surgical incision, readiness to enhance self concept, and risk of sexual dysfunction. Nursing intervention include monitoring vital signs, pharmacological and nonpharmacologic pain management, exploring positive aspects of the client, and health education about early menopause symptoms. Roy 39 s model adaptation and Meleis transition approach can assist clients in the mastery and enhancement of confidence if the nurse carries continuum of care to review the client 39 s transition process in a range of time."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
"Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu pemicu terjadinya masalah gangguan jiwa pada perempuan yang mengakibatkan terjadinya penurunan harga diri. Tindakan keperawatan Ners dan Ners spesialis cognitive therapy (CT) diberikan pada klien agar dapat mengubah pikiran otomatis negatif menjadi positif dan logotherapy merupakan terapi yang dapat digunakan untuk menemukan makna hidup klien. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh CT dan logotherapy terhadap tanda dan gejala harga diri rendah kronis pada klien yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Metode yang digunakan berupa laporan kasus pada 4 klien perempuan korban KDRT yang mengalami harga diri rendah kronik (HDRK) dengan menggunakan pendekatan Model Transisi Meleis. Hasil analisa menunjukkan bahwa keempat klien mengalami penurunan tanda dan gejala HDRK pada semua aspek serta peningkatan kemampuan setelah mendapatkan tindakan keperawatan CT dan logotherapy. Kombinasi CT dan logotherapy sangat relevan dan tepat dilakukan pada klien perempuan korban KDRT dengan HDRK.


Domestic violence is one of the trigger problems of mental disorders in women which resulted in low self-esteem. General nursing intervention and specialist therapy of nurses such as cognitive therapy (CT) given to the client in order to change from the negative into positive automatic thoughts and logotherapy is therapy can be used to discover the meaning of the client's life. The aim of this study was to determine the effect of CT and logotherapy on signs and symptoms of chronic low self-esteem in clients who experience domestic violence. the method used in this paper was a case report on four women clients who were victims of domestic violence who experienced chronic low self-esteem using Meleis Transition Model approach. The result showed that the four clientshad a decrease signs and symptoms of low self-esteem in all aspects as well as had an increase capacity after getting CT and logotherapy as nursing interventions actions. the combination of CT and logoherapy is very relevant and appropriate for women victims of domestic violence with low self-esteem

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Suryani
"Penyakit fisik sering berdampak pada masalah psikologis (gangguan mental emosional). Masalah psikososial yang paling banyak terjadi adalah pada masalah depresi dan ansietas yang akan menghambat proses penyembuhan. Ansietas merupakan perasaan khawatir, tidak pasti terhadap sesuatu yang tidak jelas.
Tujuan: menjelaskan efektifitas terapi penghentian pikiran dan terapi kognitif pada klien ansietas menggunakan pendekatan model teori adaptasi Roy. Analisis dilakukan pada 26 klien penghentian pikiran+kognitif terapi, dan 24 klien penghentian pikiran.
Hasil: pemberian terapi penghentian pikiran+terapi kognitif lebih meningkatkan penurunan tanda dan gejala ansietas dan meningkatkan kemampuan klien ansietas. Penggunaan pendekatan terapi penghentian pikiran mampu mengatasi pikiran irrasional yang muncul berulang sedangkan terapi kognitif dapat menggantikan pikiran automatis negatif.
Saran: kombinasi penghentian pikiran+terapi kognitif pilihan pada awal program pemulihan klien dengan penyakit fisik yang mengalami ansietas yang dapat meningkatkan hasil pengobatan.

Physical illness often affectEed the psychological problems (mental emotional disorder). Psychosocial problems was most common in depression and anxiety issues that impeded the healing process. Anxiety was a feeling worried, uncertain about something that is not clear.
Objective: to explain the effectiveness of thought stopping and cognitive therapy on anxiety clients with physical illness approach Roy adaptation theory model. Analysis was conducted on 26 clients thought stopping + cognitive therapy, and 24 clients thought stopping.
Results: Thought stopping and cognitive therapy further improved the signs and symptoms decreased anxiety and improved the ability of client anxiety. The used of therapeutic approaches thought stopping is able to terminated irrational thoughts that appear repeatedly while cognitive therapy can replaced negative automatic thoughts.
Recomendation: a combination of thought stopping and cognitive therapy selected at the beginning of the recovery program clients with physical illness that experience anxiety that can improved treatment outcomes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reflin Mahmud
"Pendahuuan: Risiko Perilaku Kekerasan (RPK) merupakan salah satu gejala positif yang sering terjadi pada klien skizofrenia. RPK merugikan banyak orang termasuk diri sendiri dalam hal keselamatan, dan mengakibatkan dampak psikologis, dampak fisik, dampak ekonomi, termasuk memperpanjang waktu rawat inap dan meningkatkan stigmatisasi. Latihan asertif merupakan terapi keperawatan jiwa spesialis yang terbukti dapat mencegah perilaku kekerasan, menurunkan tanda dan gejala dan meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol RPK. Teori comfort belum banyak dikembangkan pada penelitian-penelitian RPK dengan skizofrenia.
Tujuan: menganalisis penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis latihan asertif pada klien RPK menggunakan pendekatan teori comfort.
Metode: case report dengan pendekatan teori comfort.
Hasil: Terdapat penurunan tanda gejala serta peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol RPK setelah pemberian terapi keperawatan jiwa spesialis latihan asertif menggunakan pendekatan teori comfort.
Kesimpulan: Tulisan ini menggunakan pedekatan teori comfort pada penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis latihan asertif yang terbukti menurunkan tanda gejala dan meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol RPK.
Rekomendasi: Penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis latihan asertif menggunakan pendekatan teori comfort direkomendasikan untuk diberikan pada klien dengan RPK dengan skizofrenia.

Introduction: The risk of violent behavior (RVB) is one of the positive symptoms that often occurs in schizophrenia. RVB harms many people including oneself in terms of safety, and results in psychological impacts, physical impacts, economic impacts, including length of stay and increasing stigmatization. Assertive training is a specialist psychiatric nursing therapy that is proven to be able to prevent violent behavior, reduce signs and symptoms, and increase the ability to control the RVB. Comfort theory has not been widely developed in RVB studies with schizophrenia.
Purpose: to analyze the application of assertive training, specialist psychiatric nursing therapy to the RVB clients using the comfort theory approach.
Method: case report with comfort theory approach.
Results: There is a decrease in signs and symptoms and an increase in the client's ability to control RVB after giving assertive training, specialist psychiatric nursing therapy, using the comfort theory approach.
Conclusion: This paper uses the comfort theory approach to the application of assertive training, specialist psychiatric nursing therapy, which is proven to reduce signs and symptoms and increase the client's ability to control RVB.
Recommendation: The application of assertive training, specialist psychiatric nursing therapy, using the comfort theory approach is recommended to be given to RVB clients with schizophrenia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Sutrimo
"Pendahuluan: Tingginya prevalensi harga diri rendah kronik dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan psikofarmaka pada klien dengan gangguan jiwa dapat menghambat proses penyembuhan dan kualitas hidup mereka. Terapi keperawatan jiwa spesialis diharapkan dapat memberikan pendekatan yang holistik dan efektif untuk mengatasi masalah ini melalui peningkatan kesadaran diri, penerimaan diri, dan pengembangan makna hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis, yaitu Cognitive Therapy (CT) dan Acceptance and Commitment Therapy (ACT), dalam meningkatkan harga diri dan kepatuhan psikofarmaka pada klien menggunakan pendekatan teori transendensi diri Reed.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan kuantitatif case series dengan desain riset operasional. Sampel penelitian dengan purposive sampling yang erdiri 20 klien dengan dibagi dalam 2 kelompok intervensi yaitu kelompok 1 yang mendapatkan CT dan ACT serta kelompok 2 yang mendapatkan CT. Data dikumpulkan melalui form keperawatan jiwa lanjut/scanning, instrumen tanda gejala dan kemampuan HDRK serta instrumen MMAS-8.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa intervensi CT dan ACT secara signifikan meningkatkan harga diri dan kepatuhan psikofarmaka pada klien. Peningkatan ini dikaitkan dengan elemen-elemen utama dari teori transendensi diri yang meliputi input: kerentanan psikologis yaitu klien skizofrenia dengan HDRK dan ketidakpatuhan psikofarmaka, proses: points of interventions: terapi keperawatan jiwa spesialis CT dan ACT dan faktor personal dan kontekstual dan output transendensi diri serta outcome kualitas hidup dengan ditandai penurunan tanda gejala HDRK, peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi HDRK dan peningkatan nilai kepatuhan psikofarmaka.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis dengan pendekatan teori transendensi diri efektif dalam mengatasi masalah harga diri rendah kronik dan ketidakpatuhan psikofarmaka pada klien dengan gangguan jiwa. Implementasi terapi ini direkomendasikan sebagai bagian dari intervensi holistik dalam praktik keperawatan jiwa untuk meningkatkan pemulihan dan kualitas hidup klien.

Introduction: The high prevalence of chronic low self-esteem and non-adherence to psychopharmacological treatment among clients with mental disorders can hinder their recovery process and quality of life. Specialist psychiatric nursing therapy is expected to provide a holistic and effective approach to addressing these issues by enhancing self awareness, self-acceptance, and the development of life. This study aims to examine the effectiveness of specialist psychiatric nursing therapies, namely Cognitive Therapy (CT) and Acceptance and Commitment Therapy (ACT), in improving self-esteem and psychopharmacological adherence in schizofrenic clients using the Reed self-transcendence theory approach.
Methods: This study employs an experimental design with a quantitative case series approach using operational research design. The sample using purposive sampling which consists of 20 clients divided into two intervention groups: Group 1, which receives both CT and ACT, and Group 2, which receives only CT. Data were collected using advanced psychiatric nursing forms/scanning, symptom and ability instruments, and the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8).
Results: The study demonstrates that CT and ACT interventions significantly improve self-esteem and psychopharmacological adherence in clients. This improvement is associated with key elements of the self-transcendence theory, which include input: psychological vulnerability, specifically clients with schizophrenia who have chronic low self-esteem and non-adherence to psychopharmacology; process: points of intervention such as specialist mental health nursing therapies, CT and ACT, as well as personal and contextual factors; and output: self-transcendence with outcome: quality of life, marked by a reduction in chronic low self-esteem symptoms, an increase in the client's ability to cope with chronic low self-esteem, and improved adherence to psychopharmacology.
Conclusion: This study concludes that the application of specialist psychiatric nursing therapies with a self-transcendence theory approach is effective in addressing chronic low self-esteem and psychopharmacological non-adherence in clients with mental disorders. The implementation of these therapies is recommended as part of holistic interventions in psychiatric nursing practice to enhance clients’ recovery and quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>