Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuz Syifa Rosyidah
"Mahasiswa memiliki tuntutan untuk dapat bersaing di dunia kerja pada abad 21 ini. Mereka diharapkan menyadari kebutuhan memilih program studi dan pekerjaan, eksplorasi diri dan pekerjaan, serta membentuk identitas vokasi yang lebih spesifik. Apabila mahasiswa mampu meningkatkan mutunya dalam mempersiapkan karier, artinya mahasiswa memiliki adaptabilitas karier yang baik. Individu dengan adaptabilitas karier yang tinggi mampu mengelola dirinya untuk menghadapi tugas perkembangan karier, sementara individu dengan adaptabilitas karier yang rendah cenderung kesulitan menyesuaikan diri dan menyiapkan dirinya dalam dunia pekerjaan. Adaptabilitas karier sendiri dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Keduanya perlu terlibat, terutama faktor internal yang menjembatani faktor eksternal dan adaptabilitas karier. Pada penelitian ini, peneliti mengajukan variabel Perceived Social Support sebagai faktor eksternal dan variabel Inisiatif Pertumbuhan Individu sebagai faktor internal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran Inisiatif Pertumbuhan Individu sebagai mediator dalam hubungan Perceived Social Support dan Adaptabilitas Karier. Terdapat 389 mahasiswa yang menjadi partisipan penelitian ini. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Personal Growth Initiative Scale-II (PGIS-II), dan Career Adapt-Abilites Scale (CAAS). Hasil analisis mediasi Hayes menunjukkan bahwa Inisiatif Pertumbuhan Individu memediasi secara penuh hubungan Perceived Social Support dan Adaptabilitas Karier (indirect effect: B=0.1094). Konselor maupun psikolog dapat menggunakan Inisiatif Pertumbuhan Individu sebagai indikator bahwa mahasiswa mampu membuat keputusannya sendiri.

Undergraduate have demands to be able to compete in the world of work in the 21st century. They are expected to be aware to choose study programs and jobs, self and career exploration, and form a more specific vocational identity. If undergraduate students are able to improve their quality in preparing their careers, it means that students have good career adaptability. Individuals with high career adaptability are able to manage themselves to face career development tasks, while individuals with low career adaptability tend to have difficulty adjusting and preparing themselves. Career adaptability itself is influenced by external and internal factors. Both need to be involved, especially internal factors that bridge external factors and career adaptability. In this study, the researcher proposed the variable Perceived Social Support as an external factor and the variable Personal Growth Initiative as an internal factor. This study aims to explore the role of Personal Growth Initiative as a mediator in the relationship between Perceived Social Support and Career Adaptability. There were 389 students who participated in this study. The measuring instruments used were the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Personal Growth Initiative Scale-II (PGIS-II), and Career Adapt-Abilites Scale (CAAS). The results of Hayes' mediation analysis show that Personal Growth Initiative fully mediates the relationship between Perceived Social Support and Career Adaptability (indirect effect: B=0.1094). Counselors and psychologists could use measure Personal Growth Initiative as an indicator that clients are capable of making their own decisions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesica Tiffany Cecillia
"Dunia pekerjaan yang saat ini terus berubah menuntut individu yang berada dalam masa transisi karier memiliki sumber daya untuk beradaptasi dalam dunia pekerjaan, terlebih pada mahasiswa tingkat akhir. Meski telah banyak ditemukan berpengaruh positif terhadap adaptabilitas karier, masih terdapat inkonsistensi hubungan antara dukungan sosial terhadap adaptabilitas karier. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran ketiga dimensi identitas vokasional, sebagai faktor internal individu, dalam memediasi hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian merupakan 466 mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi mengisi kuesioner Career Adapt-Abilities Scale-Indonesian Form, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Vocational Identity Status Assessment. Analisis mediasi dengan PROCESS menunjukkan dukungan sosial memiliki hubungan signifikan dengan adaptabilitas karier (b = 0,40, t(466) = 3,16, p < 0,01). Analisis mediasi menunjukkan bahwa dua dari tiga dimensi identitas vokasional memediasi secara sebagian hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir, yakni dimensi career exploration (b = 0,19, 95% CI = [0,13-0,26]) dan dimensi career commitment (b = 0,18, 95% CI = [0,13-0,25]). Di sisi lain, tidak ditemukan peran mediasi dari dimensi career reconsideration dari identitas vokasional.

The everchanging world of work nowadays requires individuals who are in career transition period to have the resources to adapt, especially for final year students. Although many studies have found its positive role, there are still contradictory and inconsistent findings of the relationship between social support and career adaptability. This study was aimed to see the role of the three vocational identity dimensions, as individual internal factors, in mediating the relationship between social support and career adaptability. Participants in this study were 466 final year university students who filled questionnaires consisting of Career Adapt-Abilities Scale-Indonesian Form, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Vocational Identity Status Assessment. Mediation analysis using PROCESS confirmed that social support had a positive and significant relationship with career adaptability (b = 0,40, t(466) = 3,16, p < 0,01). Mediation analysis revealed that two of the three dimensions of vocational identity played a mediating role in the relationship of social support and career adaptability, namely career exploration (b = 0,19, 95% CI = [0,13-0,26]) and career commitment (b = 0,18, 95% CI = [0,13-0,25]). However, mediating role of career reconsideration dimension were not proven in this study."
Depot: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Wulandari
"Mahasiswa yang baru lulus (freshgraduates) merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang disebabkan oleh kesenjangan ekspektasi antara perusahaan dengan kompetensi yang dimiliki mahasiswa freshgraduate, terutama pada masa transisi dari dunia perkuliahan ke dunia kerja. Mahasiswa dianggap tidak siap dan kurang memiliki kepercayaan diri, serta kurang mengeksplorasi kariernya sebelum melalui masa transisi (Nghia, 2018). Keberhasilan mahasiswa pada masa transisi akan menentukan kesuksesannya dalam berkarier di masa depan (Koen et al., 2012). Peneliti mengajukan bahwa permasalahan ini dapat diatasi dengan memiliki adaptabilitas karier yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (N = 466) dengan tujuan melihat bagaimana dukungan sosial dapat meningkatkan adaptabilitas karier melalui adversity quotient pada mahasiswa tingkat akhir yang berkuliah di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memprediksi adaptabilitas karier. Adversity quotient terbukti memediasi sebagian hubungan kedua variabel tersebut dengan ditemukannya signifikansi pada indirect effect pada analisis mediasi.

Many freshgraduates experience difficulties in obtaining jobs right after graduating due to the existence of gap between the expectation of employer and the skills possessed by freshgraduates. This condition frequently occurs in the transition period to working world. These freshgraduates are considered lacking in confidence, readiness, and self exploration to enter the working world (Nghia, 2018). The quality of getting through the transition period would determine future career success of freshgraduates (Koen et al., 2012). This research proposes that this issue can be tackled by possessing career adaptability. This correlational research (N = 466) aims to discover how social support would play a role in elevating career adaptability through adversity quotient of final year student in Jabodetabek area. Results showed that social support predicted career adaptability. Furthermore, adversity quotient also played a role in mediating the relationship of both variables. This is proved by the significance of indirect effect in mediation analysis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviva Lutfiana
"Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) menjadi salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang paling diminati mahasiswa karena dapat membekali keterampilan nyata dunia kerja dengan konversi maksimal 20 SKS. Selain memberikan manfaat bagi mahasiswa, program tersebut juga memberikan tantangan baru bagi mereka. Mahasiswa dinilai membutuhkan kemampuan adaptabilitas karier agar dapat mengoptimalkan performanya dalam program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran core self-evaluation dan kepribadian proaktif dalam memediasi hubungan dukungan sosial dengan adaptabilitas karier pada mahasiswa yang sedang menjalani program MSIB. Partisipan penelitian ini terdiri atas 175 orang mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani program MSIB. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Career Adapt-Abilities Sca le International Form (CAAS-IF), Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS), Core Self-Evaluation Scale (CSES), dan Proactive Personality Scale (PPS), yang sudah diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia serta dimodifikasi sesuai dengan konteks penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa core self-evaluation dan kepribadian proaktif memediasi secara parsial hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier mahasiswa yang sedang menjalani program MSIB. Semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh mahasiswa, maka akan semakin meningkatkan core self-evaluation dan kepribadian proaktifnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan adaptabilitas kariernya. Di sisi lain, dukungan sosial sendiri dapat memengaruhi adaptabilitas karier secara langsung, yaitu semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh mahasiswa, maka akan semakin meningkatkan kemampuan adaptabilitas kariernya.

Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) program is one of the Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) programs that most in demand by undergraduate students, because it can equip students with real skills needed by the world of work with maximum 20 credits conversion. Despite of the benefits, this program provides new challenges for them. Students are considered need career adaptability to optimize their performance in the program. In order to develop these abilities, social support, core self-evaluation, and proactive personality are factors that play an important role for students. This study aims to determine the role of core self-evaluation and proactive personality in establishing the relationship between social support and career adaptability in students who are undergoing the MSIB program. The participants of this study consisted of 175 Indonesian students who were undergoing the MSIB program. The instrument used in this study are the Career Adapt-Abilities Scale International Form (CAAS-IF), Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS), Core Self-Evaluation Scale (CSES), and Proactive Personality Scale (PPS), which have been adapted and translated into Indonesian and modified according to the research context. The results showed that core self-evaluation and proactive personality partially mediated the relationship between social support and career adaptability of students undergoing the MSIB program. The higher the social support obtained by students, the more they will increase their core self-evaluation and proactive personality, which in turn will increase their career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Xaverius Bertrand Kosasih
"Penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa perceived social support merupakan prediktor resiliensi serta beberapa dimensi adaptabilitas. Namun, penelitian yang meneliti efek mediasi resiliensi pada hubungan perceived social support dan adaptabilitas masih terbatas. Dengan semakin maraknya pembelajaran ke luar negeri, topik ini semakin relevan pada mahasiswa Indonesia. Maka, tujuan penelitian skripsi ini adalah meneliti peran resiliensi sebagai mediator dalam hubungan antara perceived social support dan adaptabilitas mahasiswa internasional sarjana berkewarganegaraan Indonesia (international student). Partisipan berjumlah 89 mahasiswa sarjana berumur 18-24 tahun yang terdiri dari 29 pria dan 60 wanita. Seluruh partisipan pernah, atau sedang menuntut pendidikan di luar Indonesia selama minimal 3 bulan berturut-turut. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (M = 67.6; SD = 10.1), Connor-Davidson Resilience Scale (M = 75.8; SD = 12), serta Individual Adaptability Scale (M = 182.1; SD = 19.2). Analisis statistik mengungkap bahwa perceived social support positif memprediksi adaptabilitas pada mahasiswa internasional berkewarganegaraan Indonesia (p < .001). Resiliensi memprediksi adaptabilitas secara positif (p < .001), dan terdapat indirect effect dari perceived social support terhadap adaptabilitas yang dimediasi oleh resiliensi (p < .01). Dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa internasional Indonesia yang memperoleh perceived social support memiliki adaptabilitas baik yang dimediasi oleh resiliensi.

Previous research indicated that perceived social support predicted resilience and certain dimensions of adaptability. However, there has been few research conducted on the mediating effects of resilience on the relationship between perceived social support and adaptability. Furthermore, with the increasing trend of studying abroad, this topic has become ever more relevant. Thus, this research aims to discover the mediating role of resilience in the relationship between perceived social support and adaptability in Indonesian undergraduates studying abroad, hereafter called ‘international students’. A total of 89 participants consisting of 29 males and 60 females aged 18 to 24 took part in this research. All participants were undergraduate students of Indonesian nationality, and are currently, or had previously studied abroad for no less than 3 months consecutively. Measurements utilised The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (M = 67.6; SD = 10.1), Connor-Davidson Resilience Scale (M = 75.8; SD = 12), and Individual Adaptability Scale (M = 182.1; SD = 19.2). Statistical analysis revealed that perceived social support positively predicted adaptability in Indonesian international students (p < .001), resilience positively predicted adaptability (p < .001), and there were indirect effects of perceived social support on adaptability, mediated by resilience (p < .01). The results showed that Indonesian international students who had perceived social support were closely associated with high levels of adaptability when mediated by resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Eka Purwantoro
"Studi mengenai ekspektasi pendidikan lebih banyak dijelaskan melalui indikator status sosial ekonomi. Studi ini menjelaskan ekspektasi pendidikan melalui dukungan sosial yang dimiliki individu, khusunya orang tua, guru, dan teman sebaya. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survey. Adapun Responden penelitian ini adalah siswa kelas dua belas. Metode lain berupa wawancara mendalam terhadap enam orang informan yang mewakili orang tua, guru, dan siswa. Diantara tiga sumber dukungan sosial, dukungan dari orang tua yang memiliki cukup bukti memiliki hubungan dengan ekspektasi pendidikan. Kekuatan hubungan yang dimiliki lemah dengan arah hubungan positif. Sedangkan dukungan guru dan teman sebaya didapati tidak memiliki hubungan dengan ekspektasi pendidikan.

Research on Educational expectations were often explained by socio economic status indicators. This study seeks to explain educational expectation through social supports, especially from parents, teachers, and peers. The approach used is a quantitative survey method. The respondents are twelfth graders. Other methods such as depth interviews with six informants representing parents, teachers, and students. Among the three sources of social support, only support from parents who had sufficient evidence of having relationships with educational expectations. This research found out that there was a weak relationship and positive direction between educational expectation and parental soscial support. While the support of teachers and peers found to have no relationship with the educational expectations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arabella Aghnia Zahirah
"Semakin banyak individu yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi dan tentunya memasuki perguruan tinggi memiliki tantangan akademis tersendiri. Tantangan tersebut dapat menjadi sumber distres psikologis yang berpotensi menghambat penyesuaian akademis mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran perceived social support pada hubungan antara distres psikologis dan penyesuaian akademis. Partisipan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa tahun pertama yang memiliki rentang usia 18-22 tahun (N = 414). Analisis moderasi dilakukan dengan menggunakan Hayes' PROCESS. The Kessler 10-item questionnaire (K10), The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Student Adjustment to College Questionairre (SACQ) digunakan untuk mengukur distres psikologis, perceived social support, dan penyesuaian akademis. Hasil penelitian menemukan bahwa distres psikologis memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan penyesuaian akademis. Perceived social support dari teman ditemukan memoderasi hubungan antara distres psikologis dan penyesuaian akademis namun hal yang sama tidak ditemukan pada perceived social support dari keluarga dan significant others. Dengan demikian, membangun jaringan sosial dengan teman di perguruan tinggi dapat meningkatkan penyesuaian akademis mahasiswa baru.

Pursuing a higher education becomes increasingly popular however, entering university comes with its own academic challenges which can be a source of psychological distress that can potentially hinder students academic adjustment. This study aims to examine the role of perceived social support in moderating the relationship between psychological distress and academic adjustment. The respondents of this study are 414 first-year college students between the ages of 18 to 22 year old. To examine the moderating role of perceived social support, Hayes' PROCESS was used. The Kessler-10 Item Questionnaire (K10), The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Student Adjustment to College Questionnaire (SACQ) were used to measure psychological distress, perceived social support, and academic adjustment respectively. The results of this study show that psychological distress has a significant correlation with academic adjustment. Moreover, overall perceived social support does not moderate the relationship between the two variables. Conversely, perceived friends support is found to moderate the relationship between psychological distress and academic adjustment however, the same result was not found for perceived family and significant others support. The results imply that building peer network in university holds a significant role in first-year students' academic adjustment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Sintesana Prasetyo
"Banyak penelitian yang menguji hubungan kemelekatan tidak aman dan depresi, namun belum ada yang menguji peran dukungan sosial yang dipersepsikan secara umum sebagai kemungkinan mediator dari hubungan tersebut. Peneliti menguji peran dukungan sosial sebagai mediator hubungan kemelekatan tidak aman dan depresi. Mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia (N=416) diuji menggunakan versi bahasa Indonesia dari Experiences in Close Relationships-Revised (ECR-R), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Hopkins Symptom Checklist 25 (HSCL-25) untuk melihat nilai tingkat depresi, pola kemelekatan, dan dukungan sosial yang dipersepsikan secara berurutan. Analisis mediasi sederhana menunjukkan bahwa dukungan sosial memediasi hubungan kemelekatan menghindar dan depresi, namun tidak untuk hubungan antara kemelekatan cemas dan depresi. Ada kemungkinan kedua tipe kemelekatan mempersepsi dukungan sosial secara berbeda, sehingga menyebabkan adanya perbedaan hasil mediasi. Berangkat dari hasil penelitian ini, mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran atas dukungan sosial yang dipersepsikan sebagai usaha untuk menghindari depresi.

Many studies have examined the relationship between insecure attachment and depression, but no one has examined the role of perceived social support in general as a mediator of the relationship. Current study examined the role of perceived social support as the mediator of the relationship between insecure and depression. Students from various universities in Indonesia (N = 416) were tested using the Indonesian version of Experiences in Close Relationships-Revised (ECR-R), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Hopkins Symptom Checklist 25 (HSCL-25) to see depression levels, attachment, and perceived social support, respectively. Simple mediation analysis shows that social support mediates the relationship between avoidant attachment and depression, but not the relationship between anxious attachment and depression. It is possible that the two types of attachment perceive social support differently, leading to different mediation results. Departing from the results of this study, college students can increase awareness of perceived social support as an effort to avoid depression."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Vivi Monica
"Mahasiswa yang optimis akan mempersepsi banyaknya dukungan sosial yang hadir apabila dibutuhkan sehingga dapat mengurangi distres psikologis. Studi sebelumnya membuktikan bahwa dukungan sosial yang dipersepsikan memediasi pengaruh optimisme terhadap distres psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dukungan sosial yang dipersepsikan sebagai mediator dalam pengaruh optimisme terhadap distres psikologis. Partisipan berjumlah 416 mahasiswa di Indonesia yang mengikuti penelitian ini. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari LOT-R (Life Oriented Test-Revised), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara optimisme dan distres psikologis. Setelah analisis lebih lanjut ditemukan bahwa dukungan sosial yang dipersepsikan memediasi hubungan antara optimisme dan distres psikologis.

College students would perceived greater social support which attend if needed so that can reduce psychological distress. The previous studies have shown that perceived social support meditates influence between optimism and psychological distress. This study aims to analyze perceived social support mediates the relationship between optimism and psychological distress. The participants of this study consist of 416 college students of Indonesia. The measuring instruments of this study are LOT-R (Life Oriented Test-Revised), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), and Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS). The result of this study shows that there is a relationship between optimism and psychological distress. Through further analysis, this study found that perceived social support meditates the relationship between optimism and psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmalia
"Adanya pandemi Covid-19 menjadi stresor terhadap individu yang berpotensi meningkatkan kerentanan terhadap pengalaman gejala depresi. Hubungan romantis merupakan salah satu sumber daya dalam mengurangi depresi karena dapat memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan. Meskipun begitu, persepsi dukungan sosial adalah fenomena yang kompleks dan dapat ditentukan oleh faktor individu, seperti attachment. Pola attachment seseorang akan mewarnai ekspektasi dan preferensinya terhadap dukungan sosial yang diterima. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model perceived social support sebagai mediator pada hubungan antara pola attachment dengan gejala depresi, pada dewasa muda di Indonesia yang sedang menjalani hubungan romantis. Sebanyak 279 partisipan mengisi instrumen Experiences in Close Relationships-Revised untuk mengukur tingkat attachment anxiety dan attachment avoidance, instrumen Multidimensional Scale of Perceived Social Support untuk mengukur tingkat persepsi dukungan sosial, dan instrumen Center for Epidemiologic Studies-Depression untuk mengukur gejala depresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek pola attachment (melalui tingkat attachment anxiety dan tingkat attachment avoidance) terhadap gejala depresi dimediasi secara parsial oleh tingkat perceived social support individu. Perbedaan jenis kelamin dan status hubungan yang sedang dijalani (status hubungan romantis pranikah atau hubungan pernikahan) juga ditemukan signifikan menjadi kovariat dalam kedua model mediasi.

The existence of the Covid-19 pandemic is a stressor for individuals that has the potential to increase susceptibility to experiencing depressive symptoms. Based on the literature review, romantic relationships can be a resource in dealing with depression through a stable social support network in the relationship, primarily if the social support is conceptualized as perceived social support. However, perceived social support is a complex phenomenon and can be determined by individual factors such as attachment styles since attachment style will affect individual expectations and preferences for social support. This study examines perceived social support as a mediator of attachment style and depressive symptoms among young adults in Indonesia in a romantic relationship. A total of 279 participants completed the Experiences in Close Relationships-Revised to measure the level of attachment anxiety and attachment avoidance, Multidimensional Scale of Perceived Social Support to measure the perceived social support, and Center for Epidemiologic Studies-Depression to measure reports of depressive symptoms. The results showed that the effect of the attachment style (through the level of attachment anxiety and the level of attachment avoidance) on depressive symptoms was partially mediated by perceived social support. Differences in gender and the type of relationship (premarital and marital relationship) were also significant covariates in both mediation models."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>