Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tariska Salsabila
"Penelitian ini mengevaluasi efektivitas program Therapeutic Community (TC) di Yayasan Pemulihan Azalea Indonesia dengan fokus pada analisis aktivitas-aktivitas yang dijalankan. Program TC di yayasan ini mencakup berbagai aktivitas sistematis dan terstruktur seperti sesi keagamaan, Group Confrontation, Session Tools, Peer Accountability Group Evaluation (P.A.G.E), dan Wrap Up. Setiap aktivitas tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi dampaknya terhadap pemulihan residen dari ketergantungan Napza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas P.A.G.E secara signifikan meningkatkan kepercayaan diri dan kesadaran diri residen terhadap perubahan perilaku mereka, dengan sekitar 80% residen melaporkan peningkatan positif. Aktivitas Wrap Up juga terbukti efektif dalam meningkatkan refleksi diri dan keterampilan pemecahan masalah antar residen. Namun, aktivitas Group Confrontation dan Wrap Up tidak selalu memberikan dampak yang signifikan bagi semua residen, mengindikasikan adanya variasi dalam respons residen terhadap aktivitas tersebut. Temuan ini mengungkapkan bahwa keberhasilan setiap aktivitas dalam program TC dipengaruhi oleh metode yang digunakan dan tingkat keterlibatan residen. Faktor penghambat seperti metode yang tidak lagi relevan dan ketidakkooperatifan residen dapat mengurangi efektivitas program. Penelitian ini menyarankan penyesuaian metode yang lebih modern dan peningkatan keterlibatan residen untuk memastikan program TC dapat memenuhi kebutuhan pemulihan residen secara optimal.

This study evaluates the effectiveness of the Therapeutic Community (TC) program at Azalea Indonesia Recovery Foundation, focusing on the analysis of Activities conducted within the program. The TC program includes various systematic and structured Activities such as Religious Sessions, Group Confrontation, Session Tools, Peer Accountability Group Evaluation (P.A.G.E), and Wrap Up sessions. Each activity was analyzed to identify its impact on the residents' recovery from substance dependence. The findings indicate that the P.A.G.E activity significantly enhances residents' selfconfidence and self-awareness regarding their behavioral changes, with approximately 80% of residents reporting positive improvements. The wrap-up sessions also proved effective in enhancing self-reflection and problem-solving skills among residents. However, Activities like Group Confrontation and Wrap Up sessions did not always have a significant impact on all residents, indicating variability in residents' responses to these Activities. These findings reveal that the success of each activity in the TC program is influenced by the methods used and the level of resident engagement. Inhibiting factors such as outdated methods and uncooperative residents can reduce the program's effectiveness. The study suggests modernizing methods and increasing resident engagement to ensure the TC program can optimally meet the residents' recovery needs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Octarina
"Penyalahguna narkotika wajib menjalani rehabilitasi untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan agar pulih dari ketergantungannya. Kualitas pelayanan rehabilitasi yang baik dan pelaksanaan metode lsquo;komunitas terapetik dimodifikasi rsquo; yang benar dapat memperpanjang waktu pemulihan mereka. Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido menerapkan program lsquo;komunitas terapetik dimodifikasi rsquo; dengan jangka waktu 4 bulan dan 6 bulan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode lsquo;komunitas terapetik dimodifikasi rsquo; berdasarkan persepsi penyalahguna yang sedang menjalani program 4 bulan dan 6 bulan serta konselor adiksi agar Balai dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan program rehabilitasi.
Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan deskriptif analitis. Sampel penelitian secara purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 2 residen laki-laki pada fase older primary program 4 bulan, 3 residen laki-laki pada fase older primary program 6 bulan, dan 2 konselor adiksi.
Hasil penelitian adalah para informan menyatakan bahwa semua kegiatan di program komunitas terapetik dapat mempengaruhi pelaksanaan program dan rasa jenuh residen dapat menghambat pelaksanaan program. Secara umum, penerima dan pelaksana program menganggap program lsquo;komunitas terapetik dimodifikasi rsquo; bermanfaat, tetapi ada hal-hal yang perlu diperbaiki seperti penambahan kegiatan, pelaksanaan 5 pola hidup sehat dan regulasi emosi para residen.

Narcotics abusers are required to undergo rehabilitation to get treatment and care in order to recover from their dependence. The quality of good rehabilitation services and the correct implementation of 39 correct therapeutic communities 39 methods can extend their recovery time. Center for Rehabilitation of the National Narcotics Agency Lido implements a 39 modified therapeutic community 39 program with a period of 4 months and 6 months.
The purpose of this study is to find out how the implementation of 39 therapeutic community modified 39 method based on perception of abusers who are undergoing 4 months and 6 months program and addiction counselor to improve the service quality and implementation of rehabilitation program.
This research method is qualitative with analytical descriptive. The sample of research is purposive sampling. The number of samples used were 2 male residents in the older primary program phase of 4 months, 3 male residents in the 6 month primary primary program, and 2 addiction counselors.
The results of the research are informants stated that all activities in the therapeutic community program can affect the implementation of the program and the resident saturation of the resident can hinder the implementation of the program. In general, beneficiaries and program implementers consider the 39 therapeutic community modified 39 program useful, but there are things that need to be improved such as the addition of activities, the implementation of 5 healthy lifestyles and emotional regulation of the residents.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aretha Nadira Hartono
"Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu isu serius yang memiliki implikasi luas terhadap kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Pembentukan Balai Besar Rehabilitasi BNN merupakan salah satu respon dalam memotong mata rantai penyalahgunaan narkotika, yang salah satu fasilitasnya adalah membentuk program therapeutic community dengan self-help group sebagai salah satu pendekatannya. Self-help group merupakan salah satu pendekatan yang dapat memberikan dukungan psikologis serta sosial kepada seseorang melalui cara “saling mendukung” antar sesama anggota kelompok. Pendekatan ini digunakan dalam program therapeutic community di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan self-help group dalam program therapeutic community sebagai bentuk dukungan sosial serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambatnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Penelitian ditulis dalam waktu empat bulan sejak bulan Februari 2024 sampai Juli 2024. Informan utama dari penelitian ini yakni empat residen remaja dan empat pekerja di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido. Penelitian ini menemukan bahwa pendekatan self-help group memberikan dukungan sosial bagi residen dari kegiatan dengan pendekatan self-help group serta dengan faktor pendukung meliputi dukungan dari staf dan antar residen, serta faktor penghambat seperti dinamika residen dengan kelompok yang tidak stabil dan perbedaan karakteristik individu residen. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan teori dan praktik rehabilitasi narkoba terhadap residen remaja dalam sudut pandang Ilmu Kesejahteraan Sosial dan bersumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa pengayaan mata kuliah Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial, Metode Intervensi Komunitas, dan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak.

Drug abuse is one of the serious issues that has wide-ranging implications for all segments of society. The establishment of the National Narcotics Agency Rehabilitation Center is a response aimed at breaking the chain of narcotic abuse, with one of its facilities being the formation of a therapeutic community program that uses the self-help group approach. A self-help group is an approach that can provide psychological and social support to individuals through mutual support among group members. This approach is used in the therapeutic community program at the National Narcotics Agency Rehabilitation Center in Lido. This research aims to describe the implementation of the self-help group approach in the therapeutic community program as a form of social support, as well as the supporting and inhibiting factors. This study employs a descriptive qualitative method, collecting data through in-depth interviews. The research was conducted over four months, from February 2024 to July 2024. The primary informants of this study are four adolescent residents and four workers at the National Narcotics Agency Rehabilitation Center in Lido. The study found that the self-help group approach provides social support for residents through activities using the self-help group approach, with supporting factors including staff and peer support among residents, and inhibiting factors such as unstable group dynamics and differences in individual resident characteristics. It is hoped that this research can contribute to the development of theories and practices in drug rehabilitation for adolescent residents from the perspective of Social Welfare Science and contribute to the Social Welfare Science study program by enriching the courses on Human Behavior and Social Environment, Community Intervention Methods, and Child Welfare and Protection."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Priadamtama
"Pelaksanaan Metode Rehabilitasi Therapeutic Community Dan Kambuhnya Relapse bagi Penyalahgunaan Narkotika oleh BNN di Balai Besar Rehabilitasi BNNOleh Bayu PriadamtamaProgram Studi KriminologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas IndonesiaABSTRAKBalai Besar rehabilitasi menjadi salah satu program dan wadah yang memberikan pelayanan dalam menanggulangi ancaman bahaya dari penyalahgunaan narkotika, Balai Rehabilitasi bertugas untuk memberikan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental bagi para penyalahguna narkotika. Adapun metode rehabilitasi sosial yang bertujuan untuk memulihkan penyalahguna narkotika agar tidak kembali menggunakan narkotika atau relapse adalah dengan menggunakan metode Therapeutic Community. Metode ini dipilih oleh Balai Besar Rehabilitasi karena diprediksi dapat mengurangi Relapse hingga 80 dan tentunyanya harus mengikuti tahapan durasi waktu tidak sedikit. Untuk metode ini minimal dilakukan selama 3 bulan dan mendapatkan hasil maksimal metode Therapeuric Community membutuhkan waktu 5-7 tahun bagi penyalahguna narkotika. Hanya saja Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor hanya menetapkan jangka waktu 6 bulan untuk proses pemulihan dan perbaikan terhadap penyalhguna narkotika. Maka dengan demikian, penulisan TKA ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan metode Therapeutic Community , dengan mempertimbangkan profile Relapse di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor.

The Implementation Method of Rehbilitation Therapeutic Community and Relapse for Drug Abuse by National Anti Narcotics Agency In Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor by Bayu PriadamtamaSarjana Reguler CriminologyUnivercity of IndonesianThe Panti Rehabilitation Program and became one of the containers that provide service in tacking the dangers of drugs abuse. As a Unit of execution in serving the drugs abuse, the Balai Besar Rehabilitasi served to restore and Improe the physical and menthal condition for the drugs abuse. As for Social rehabilitation methods that aim to restore the drugs abuse to all of people are not to back use the drugs or relapse is to use methods 'Teharapeutic Community'. This methods was chosen by the Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor because can reduce up to 80 relapse and certainly should follow the stages of the duration time. For the methods at least peformed 3 month and get maximum results methods of ' Therapeutic Community' takes 5 until 7 years for drugs abuse. Its just the Balai Besar Rehabilitasi Lido Bogor just settled a period of 6 months to the process of recovery and repair against the drugs abuse. At the end the papper of this TKA implementation methods of rehabilitation 'Therapeutic Community', taking into the profile to the Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurwahidah Hasan
"Therapeutic Community (TC) bertujuan untuk merubah perilaku penyalahguna NAPZA. Program TC sarat dengan aspek asertivitas namun sejumlah residen yang keluar TC mengalami kekambuhan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tingkat asertivitas residen yang telah menjalani TC minimal 6 bulan dan mengetahui asertivitas berdasarkan karakteristik tertentu. Metode survei dengan sampel 217 residen dari 5 fasilitas rehabilitasi digunakan melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan instrumen skala asertivitas dari teori Galassi dan Galassi (1977, dalam Rakos, 1991) dan dianalisis dengan metode distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan asertivitas tinggi pada 110 residen dan asertivitas rendah pada 107 residen. Tingkat asertivitas rendah didominasi oleh kelompok residen wanita, usia remaja, lulusan pendidikan dasar, dan dari suku Jawa. Tingkat asertivitas tinggi didominasi kelompok residen usia dewasa muda, lulusan perguruan tinggi, dan dari suku Bugis dan Betawi. Perlu dilakukan pengkajian terhadap asertivitas sebelum menjalani program, meningkatkan motivasi dan perhatian, serta melakukan pendekatan yang tepat terhadap karakteristik residen yang beragam.

Therapeutic Community (TC) aims to change the behavior of substance abusers. TC program are loaded with aspects of assertiveness, but a number of residents discharged from TC performed relapse. This study aimed to desribe the level of residents' assertiveness who have been undergoing TC for at least 6 months, and to describe their assertiveness based on certain characteristics. Survey method was used through purposive sampling technique with a sample of 217 residents of 5 rehabilitation facilities. Datas were collected by assertiveness scale made from the theory of Galassi and Galassi (1977, in Rakos, 1991) and analyzed by frequency distribution method.
The results showed high assertiveness at 110 residents and low assertiveness at 107 residents. Low assertiveness residents were dominated by group of women, teens, basic education graduates, and from Javanese. High level of assertiveness were dominated by young adult group, college graduates, Buginese and Betawinese. It's essential to do an assesment on assertiveness before residents undergoing the program, increasing motivation and attention, as well as doing the right approach to many characteristics of the residents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yadi Setiadi
"ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan perilaku vokasional dan penempatan kerja dalam kegiatan bimbingan vokasional di PSPP Husnul Khatimah Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara tidak terstruktur, observasi dan studi literatur. Hasilnya adalah gambaran persiapan perilaku vokasional terkait erat dengan metode pembinaan yang dilaksanakan, yang terlihat dari jadwal kegiatan harian klien. Dalam kaitannya dengan penempatan kerja pihak panti melibatkan staf pendamping, instruktur dan bagian satpel pembinaan sosial selaku penanggungjawab kegiatan. Faktor utama penerimaan dunia kerja adalah rasa ingin menolong, sehingga tidak ada seleksi yang cukup ketat dalam penerimaan klien. Faktor pendukung antara lain adalah keberadaan pegawai dan instruktur yang mantan klien, sarana dan prasarana, dukungan dunia usaha, jenis vokasional masih sangat dibutuhkan, membuat akses ke pasar tenaga. Faktor penghambat antara lain adalah karakteristik klien, latar belakang penyalahgunaan napza, dan tidak adanya anggaran after care.

ABSTRACT
This research describes vocational behavior and work placement in vocational program in PSPP Husnul Khatimah Tangerang Selatan. This study uses qualitative methods with data collection techniques in the form of unstructured interviews, observations and literature studies. The result is the preparation of vocational behavior in PSPP Husnul Khatimah is closely related to the coaching method implemented, as seen from the daily schedule of the client 39 s activities. The daily schedule of client activities carefully monitored by social workers, accompanying staff and other employees is able to provide behavioral changes for clients during the rehabilitation process. In relation to work placements The placement of work on the client involves advisory staff, instructor and part of the social counselor as responsible for the client 39 s job placement. The motivation of the acceptance of the working world to the client is primarily a sense of wanting to help, so there is no strict selection in the acceptance of clients as long as those who have accepted the existing job conditions and can accept the rules applicable in the workplace. The inhibiting factors stem from the client characteristics and limited budget support for aftercare stages. Factors supporting the client 39 s vocational behavior include the presence of former client employees and instructors, facilities and infrastructure, business support, vocational types are still urgently needed, making access to power markets. Factors inhibiting vocational behavior of client characteristics, background of drug abuse, no aftercare budget."
2017
T48182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Herwina
"Saat ini Methamphetamine (shabu) menjadi tren narkotika di Indonesia, menggantikan heroin (putauw). Gejala psikiatri umum ditemukan pada pecandu dengan penggunaan methamhetamine (shabu), gejala afektif berupa depresi dan kecemasan. Terapi yang saat ini dianggap cukup baik secara umum adalah Therapeutic Community yang terdiri dari beberapa tahapan rehabilitasi. Salah satunya adalah tahap Primary, pada tahap ini seluruh tools of Therapeutic Community digunakan. Namun angka drop out pada tahap ini cukup tinggi yaitu 49,5%. Depresi yang terjadi pada saat mengikuti program rehabilitasi mengakibatkan pelaksanaan terapi adiksi kurang maksimal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data secara random sistematik. Jumlah sampel sebanyak 120 residen (penyalah guna methamphetamine) diambil dari tiap - tiap Primary. Primary Hope, Primary Faith, Primary HOC, dan Primary Care masing - masing sebanyak 30 residen. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner dengan menggunakan kuesioner kesehatan pasien PHQ-9. PHQ -9 merupakan instrumen untuk membuat kriteria diagnosis depresi berbasis DSM - IV yang telah di validasi. Data yang diperoleh di lapangan kemudian di sajikan secara analisis deskriptif dengan melakukan uji frekuensi dan chi - square untuk melihat hubungan antara program rehabilitasi dengan metode Therapeutic Community dan tingkat depresi pada penyalah guna Methamphetamine (shabu) menggunakan software SPSS versi 17.00.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 120 residen yang merupakan pengguna methamphetamine (shabu) didapati sebanyak 3 orang residen (2,5 %) yang mengalami depresi minimal, sebanyak 49 orang residen (40,8%) mengalami depresi ringan, sebanyak 39 orang residen (32,5 %) mengalami depresi sedang, sebanyak 23 orang residen (19,2 %) mengalami depresi cukup berat dan sebanyak 6 orang residen (5,0 %) mengalami depresi parah. Dengan melihat hasil ini, dapat dikatakan terdapat hubungan antara program rehabilitasi dengan metode Therapeutic Community dan tingkat depresi pada penyalah guna Methamphetamine (shabu). Untuk itu sudah saatnya bagi Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido untuk membuat arah kebijakan yang baru terkait program rehabilitasi khususnya untuk pengguna Methamphetamine (shabu). Karena penyakit jiwa atau depresi meskipun minimal akan dikaitkan dengan retensi dan tidak selesainya program rehabilitasi.

Currently Methamphetamine (shabu) into drug trends in Indonesia, replacing heroin (putauw). Common psychiatric symptoms in addicts with the use methamhetamine (methamphetamine), affective symptoms such as depression and anxiety. Therapies that are currently considered to be quite good in general is a Therapeutic Community is comprised of several stages of rehabilitation. One is the Primary stage, at this point all the tools of Therapeutic Community is used. But the dropout rate at this stage is quite high at 49.5%. Depression that occurs during the rehabilitation program resulted in the implementation of addiction therapy is less than the maximum. This study uses a quantitative method with random systematic data collection. The total sample of 120 residents (methamphetamine abuser) taken from each Primary. Primary Hope, Primary Faith, Primary HOC, and Primary Care each about 30 residents. Furthermore, the distribution of the questionnaire by using the patient health questionnaire PHQ-9. PHQ-9 is an instrument to make the criteria for a diagnosis of depression based on DSM - IV which has been validated. The data obtained in the field later served as a descriptive analysis with frequency test and chi - square to see the relationship between rehabilitation program with Therapeutic Community method and the rate of depression in abusers of Methamphetamine (shabu) using SPSS software version 17.00.
The results showed that a residents of 120 methamphetamine users (shabu) found as many as 3 people resident (2.5%) were depressed at a minimum, as many as 49 people resident (40.8%) resident suffered minor depression, as many as 39 people resident (32.5 %) had moderate depression, as many as 23 people resident (19.2%) had depression severe enough and as many as 6 people resident (5.0%) had severe depression. By looking at these results, it can be said there is a relationship between a rehabilitation program with the Therapeutic Community method and the rate of depression in abusers of Methamphetamine (shabu). It is time for the Lido BNN Rehabilitation Center to create a new policy direction related to the rehabilitation program, especially for users of Methamphetamine (shabu). Because of mental illness or depression although minimal would be associated with the retention and completion of rehabilitation programs.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Soleh
"Penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah yang penting untuk diperhatikan, karena berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya. Selain berdampak negatif pada kesehatan fisik dan psikis, narkoba juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial pemakaianya yang disebabkan oleh munculnya perilaku negatif penyalahgunaan narkoba, dan tak jarang hal tersebut memicu tindakan kriminal. Di dalam tesis ini akan dikemukakan berbagai hal mengenai penyalahgunaan narkoba termasuk tentang perilaku ketergantungan. Tesis ini membahas mengenai bagaimana Therapeutic Community digunakan sebagai metode perubahan perilaku bagi narapidana kasus narkoba. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dengan mengambil locus di Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta, dimana teknik pengumpulan data didapat dengan melakukan observasi, wawancara, studi pustaka serta menggunakan dokumen yang tersedia. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan Therapeutic Community yang dijalankan di Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta dapat digunakan sebagai metode perubahan perilaku bagi narapidana. Dengan menjalani Therapeutic Community narapidana dapat merubah perilaku negatifnya menjadi lebih positif, seperti lebih sopan dalam berperilaku, lebih disiplin, lebih tertib, lebih menghargai diri sendiri, selain itu juga dapat menurunkan kemungkinan relapse serta memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik. Therapeutic Community merupakan salah satu bentuk terapi dengan pendekatan behavioral dimana berlaku sistem reward (penghargaan/penguatan) dan punishment (hukuman) dalam mengubah suatu perilaku. Pelaksanaan Therapeutic Community di Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta dapat dikatakan cukup berhasil dilihat dari angka drop-out yang sangat kecil, tidak adanya narapidana yang relapse selama menjalani program maupun setelahnya sampai mereka bebas, serta adanya perubahan perilaku yang cukup signifikan setelah menjalani Therapeutic Community. Namun demikian, masih ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan Therapeutic Community di Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta antara lain dari belum optimalnya penggunaan waktu kegiatan, kurangnya sumber daya manusia yang mampu menjalankan program, kurangnya sarana prasarana, minimnya biaya, serta masalah dari peserta program sendiri.

Drug abuse has been an important problem to concern due to its negative effects. Besides negative effect in body and mental, it also effect the users social life caused by negative behavior of the drug abusers, and sometimes cause criminal act. This thesis will elaborate somethings about drug abuse including addicted behavior. This thesis discuss about Therapeutic Community as behavioral changing method for drug inmates. This is a qualitative method with descriptive method by focusing in Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta, which taking sample by observation, library research and using available documents. In the result we know that Therapeutic Community implemented in Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta can be used as behavioral changing method for inmates. By implementing Therapeutic Community inmates could change their negative behavior into positive, such as good manner, discipline, orderliness, value themselves, and also could reduce the possibility of relapse and better interpersonal connection. Therapeutic Community is one of therapy with behavioral approach which reward and punishment in valid for changing a behavior. The implementation of Therapeutic Community in Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta is considered success surveyed from the very small number of drop-out, no relapse inmates during the program until free, also behavioral changing significantly after joining Therapeutic Community. However, still remain some weaknesses in implementing Therapeutic Community in Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta such as not optimal program time table, lack human resources who able run the program, lack facilities, lack of fund and problem from its own participants."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25469
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Adjie
"Penelitian ini berfokus pada Penilaian Mantan Peserta Program Criminon dan Therapeutic Community (TC) tentang Efektifitas Pembinaan Rehabilitasi Penyalahgunaan Ulang Narkotika dengan membandingkan antara program Criminon dan Therapeutic Community (TC). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskripsi analisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penilaian mantan peserta tentang efektifitas pembinaan dari program Criminon dan Therapeutic Community (TC). Lebih lanjut penilaian mantan peserta tentang efektifitas yang dianalisis termasuk perbandingan dan frekuensinya terhadap pelaksanaan pembinaan Criminon dan Therapeutic Community (TC) dengan mengumpulkan data responden dari mantan klien pemasyarakatan melalui pengambilan sampel secara aksidental.
Hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tingkat penilaian mantan peserta tentang efektifitas pembinaan rehabilitasi penyalahgunaan ulang narkotika, berdasarkan asumsi penilaian mantan peserta Criminon dan Therapeutic Community (TC) bahwa efektifitas tertinggi pada program Therapeutic Community (TC). Metode Criminon memiliki nilai rata-rata 3.207, sedangkan metode Therapeutic Community (TC) memiliki rata-rata nilai 3.376. Artinya bahwa perbandingan antara program Criminon dengan program Therapeutic Community (TC) tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal efektifitas pembinaan karena derajat signifikansi (0,109) lebih besar dari nilai alpha (0,025) dengan tingkat kepercayaan 95%. Dari analisis perbandingan dan frekuensi diperoleh rata-rata persentase penilaian mantan peserta tentang efektifitas pembinaan adalah sekitar 95% responden menyatakan sangat baik (sangat efektif) dan sekitar 5% menyatakan tidak baik.

This research focus on Assessment Ex Participants of Criminon and Therapeutic Community (TC) for Assessment about the effectiviness of rehabilitation of re-use of narcotics by comparing between programs Criminon and Therapeutic Community (TC). This research is quantitative research design with descriptive analysis.Focus of this research is the analysis of effectivenees Assessment ex participants of treatment Criminon and Therapeutic Community (TC). Further, the effectiveness assessment were analyzed included comparation and frequency to treatment Criminon and Therapeutic Community (TC) which is by collecting of via questionnaire with acsidentail sampling.
The research results are dislosed that the level of effectiveness assessment ex participants of treatment rehabilitation reprevention of narcotics, based on assumption assessment ex participants of Criminon and Therapeutic Community (TC) that effectivities cycle of Therapeutic Community (TC).Methode Criminon has mean score 3,207 methode Therapeutic Community (TC) has mean score 3,376. Meaning that comparation between programe Criminon with programe Therapeutic Community (TC) not difference that signification in many things effectiveness of treatment because degree of signification (0,109) more bigger than alpha (0,025) with level of confidence 95%. From comparative analysis and frequency get an average percentage of assessment ex participants about the effectiveness are around 95% respondents said very excellent and about 5% said is not good enough."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27487
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pelawi, Sarah Sicilia
"Tesis ini membahas tentang evaluasi program rehabilitasi sosial bagi pecandu dan korban penyalahguna NAPZA oleh IPWL Kementerian Sosial di DKI Jakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah mix-methods research dengan penekanan pada evaluasi berorietasi tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program rehabilitasi sosial bagi pecandu dan korban penyalahguna NAPZA oleh IPWL Kementerian Sosial di DKI Jakarta tidak berjalan sesuai dengan tujuan. Kenyataan itu terjadi karena adanya instrumen penilaian program yang berbeda dengan pedoman rehabilitasi sosial yang dibuat oleh Kementerian Sosial dan juga dukungan Kementerian Sosial yang belum maksimal. Oleh karena itu, Kementerian Sosial harus memberikan dukungan yang maksimal. Dukungan tersebut tidak hanya dalam bentuk sarana dan prasarana atau pendanaan, tetapi juga pedoman atau petujuk teknis program yang jelas dan konsisten antara konten yang satu dengan konten yang lainnya.

This thesis discusses about the Implementation of social rehabilitation programs for addicts and victims of drug abuse by IPWL of Ministry of Social Affairs in Jakarta. The study used a mix methods research with emphasis on goal oriented evaluation. The results showed that the implementation of social rehabilitation programs for addicts and victims of drug abuse by IPWL of Ministry of Social Affairs in Jakarta is not conducted as the aims. It is happened because of the different assessment instrument program with the program theory and also support of Social Affairs is not maximized. Therefore, the Ministry of Social Affairs should give maximum support, not only in the form of infrastructure or funding, but also the guiding or technical guidelines of program clearly and consistently between the content and the other content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>