Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99328 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parrott, Les
Jakarta: Metanoia Publishing, 2000
155.25 PAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rouner, Arthur A.
Lincoln: Writers Club Press, 2002
158.2 ROU f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Breitman, Patti
Jakarta: Erlangga, 2001
113.8 BRE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Merry Hotma Ria
"Penelitian ini bermula dari adanya kecenderungan diberlakukannya sistem sekolah lima hari (full day school) di beberapa kota di Indonesia, khususnya di Jakarta. Sistem full day school diartikan sebagai sistem pendidikan yang penyelenggaraarmya berlangsung sepanjang pagi sampai sore hari, selama hanya lima hari yaitu dari Senin sampai Jumat. Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan sistem full day school adalah untuk mengoptimalkan waktu belajar siswa di sekolah dengan aktivitas yang bermanfaat di bawah pengawasan pihak sekolah (Febriana & Sarbiran, 2001) serta untuk mencapai keseimbangan emosi, intelektual dan kerohanian siswa (Christianto, 2003).
Kemandirian dan kreativitas merupakan unsur kepribadian yang dianggap penting dalam hidup manusia dan merupakan salah satu aspek yang harus dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Mengingat masa remaja adalah masa dimana mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dalam lingkungan teman sebaya (peers) daripada orangtua (Rogers, 1985), maka diperlukan pula kemampuan interpersonal agar mereka dapat diterima dan membina hubungan yang baik dengan teman-temannya (Buhrmester, Furman & Reis, 1988).
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab salah satu permasalahan yang muncul dalam penerapan sistem full day school ini. Banyak pihak yang tidak setuju, tapi tidak sedikit juga yang mendukung sistem ini. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui hubungan kemandirian dan kompetensi interpersonal dengan sikap kreatif pada siswa full day school dan non full day school (2) untuk mengetahui peran kemandirian dan kompetensi interpersonal terhadap sikap kreatif pada siswa full day school dan non full day school (3) untuk mengetahui perbedaan kemandirian, kompetensi interpersonal dan sikap kreatif yang dimiliki oleh siswa full day school maupun non full day school.
Sampel penelitian adalah siswa kelas I SMP yang berjumlah 160 orang. Sebanyak 72 orang berasal dari SLTP Tirta Marta, yang mewakili sekolah dengan sistem full day school dan 88 orang dari SLTP Charitas, mewakili non full day school. Alat ukur yang digunakan adalah skala kemandirian yang dimodifikasi dari Farida (2001) dan Ritandiyono (2002), skala kompetensi interpersonal merupakan hasil konstruksi peneliti sendiri, serta skala sikap kreatif dari Utami Munandar (1977) dan ditambah beberapa item oleh peneliti, serta pengubahan dalam menjawab kuesioner, dari pola jawaban Benar-Salah, menjadi Setuju sampai Sangat Tidak Setuju. Analisis data yang digunakan adalah t-test dan Pearson Product Moment Correlation.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemandirian antara siswa full day school dan non full day school, namun terdapat perbedaan kompetensi interpersonal dan sikap kreatif pada kedua kelompok siswa tersebut. Hasil lain menunjukkan pada siswa full day school tidak ada hubungan antara kemandirian dengan sikap kreatif, tapi terdapat hubungan antara kompetensi interpersonal dengan sikap kreatif. Sementara itu, pada siswa non full day school terdapat hubungan antara kemandirian dan kompetensi interpersonal dengan sikap kreatif siswa. Pada kedua kelompok siswa tidak tampak peran kemandirian terhadap sikap kreatif siswa, tetapi ada peran kompetensi interpersonal terhadap sikap kreatif siswa.
Saran yang diberikan pada sekolah adalah memperhatikan kesiapan siswa, guru dan orangtua sebelum menyelenggarakan sistem sekolah full day school. Sekolah diharapkan dapat berusaha menumbuhkan, mengembangkan kemandirian, keterampilan sosial dan kreativitas siswa, melalui kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk ikut terlibat di dalamnya. Selain itu juga perlu diteliti variabel-variabel lain yang lebih dominan pada sistem full day school, yang membedakannya dari sistem sekolah regular, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang dampak dari penerapan sistem sekolah lima had ini. Terakhir, sekolah diharapkan dapat menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemandirian, keterampilan sosial dan kreativitas siswa karena ketiga aspek tersebut merupakan aspek yang sangat panting bagi siswa untuk mencapai keberhasilan hidup."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T18528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Handayani
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi yang terjadi di perkotaan dewasa ini. Belakangan ini banyak dimunculkan permasalahan bahwa di kota besar, keinginan untuk menolong orang lain semakin berkurang, dan semakin munculnya pola tingkah laku yang hanya berorientasi pada kebutuhan dan kesenangan pribadi, bahkan lebih jauh lagi tingkah laku yang terjadi semakin menjurus pada tingkah laku antisosial. Oleh karena itu pembinaan untuk meningkatkan tingkah laku sosial yang positif (prososial) akan menjadi penting artinya. Salah satu pembinaan yang dapat dilakukan adalah melalui kelompok prososial. Dilihat dari berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan, tampaknya Karang taruna memungkinkan untuk dianggap sebagai kelompok yang memiliki orientasi prososial. Kondisi ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai kecenderungan prososial pemuda dari beberapa kelurahan di Jakarta dengan mempertimbangkan apakah pemuda tersebut aktif dalam Karang Taruna atau tidak.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecenderungan prososial pemuda. Kecenderungan prososial ini berdasarkan hubungan interpersonal antara pelaku dan orang yang dikenai tingkah laku, diuraikan menjadi : kecenderungan prososial terhadap orang tua, terhadap teman, terhadap tetangga dan kecenderungan prososial terhadap orang yang tidak dikenal. Sedangkan sebagai variabel bebas adalah partisipasi subyek dalam Karang Taruna, yang akan dilihat apakah partisipasi subyek aktif atau pasif. Dari pemuda yang aktif kemudian dilihat pula peranan dalam kepengurusan dan tingkat frekuensi kegiatan yang diikuti subyek. Jadi dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk menguji hipotesa apakah kecenderungan prososial pemuda yang aktif berpartisipasi dalam Karang Taruna lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda yang berpartisipasi secara pasif.
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pemuda yang bertempat tinggal di kelurahan yang menjadi aampel penelitian. Dari subyek yang didapatkan, kemudian dilihat apakah subyek tergolong aktif atau pasif. Alat yang digunakan untuk melihat kecenderungan prososial subyek disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Staub (1973), yaitu dengan melihat jaringan koginisi subyek.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa Kecenderungan prososial pemuda yang aktif dalam Karang Taruna lebih tinggi dibandingkan yang berpartisipasi pasif. Kondisi ini secara konsisten terjadi baik itu pada kecenderungan prososial yang ditujukan terhadap orang tua, teman, tetangga maupun terhadap orang yang tidak dikenal. Kecenderungan prososial pengurus yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecenderungan prososial anggota hanya terjadi pada kecenderungan prososial yang ditujukan pada orang yang tidak dikenal.
Dari penelitian ini disarankan agar mengadakan penelitian lanjutan, dengan melihat kembali alat yang dipergunakan dan memperhatikan faktor-faktor lain yang belum dibahas, seperti motivasi subyek mengikuti kegiatan Karang Taruna."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Birru Hayyu S.
"Mahasiswa yang tinggal sendiri di negara lain adalah salah satu populasi yang rentan mengalami loneliness. Loneliness pada mahasiswa asing dapat menyebabkan penurunan performa akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang berasal dari variabel social network (jumlah hubungan sosial, frekuensi kontak dengan elemen-elemen sosial, dan kepuasan hubungan dengan elemen-eleman sosial) merupakan faktor yang mempengaruhi loneliness pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur 6-Item De Jong Gierveld Loneliness Scale untuk mengetahui tingkat loneliness partisipan. Variabel social network dilihat dari isian partisipan pada kuesioner social network. Partisipan pada penelitian ini adalah 111 mahasiswa Asing Universitas Indonesia yang diperoleh berdasarkan teknik non-random sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis multiple regression untuk menjawab permasalahan utama. Hasil penelitian berdasarkan model akhir menunjukkan kepuasan hubungan pertemanan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi loneliness pada mahasiswa asing. Evaluasi subjektif terhadap hubungan sosial lebih penting dibandingkan jumlah hubungan sosial maupun frekuensi melakukan kontak.

Students who live alone in another country is vulnerable to experience loneliness. Loneliness in foreign students can lead to decrease academic performance. This study aims to determine whether the factors derived from social network variables (the number of social relationships, frequency of contact with social elements, and relationship satisfaction with social elements) are factors that influence loneliness in foreign students at Universitas Indonesia. This study uses a quantitative method using the 6-item De Jong Gierveld Loneliness Scale to determine the participants' level of loneliness. Social network variables were identified from participants with social network questionnaire. There were 111 Universitas Indonesia Foreign Students in this study which were obtained by non-random sampling technique. This study used multiple regression analysis techniques to answer the main problem. The result in the final model showed that satisfaction of friendship is the only factor that significantly affected loneliness in foreign students. Subjective evaluation of the social relationship is more important than the number of social relationships as well as the frequency of contact."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rischa Indira Sabrina
"COVID-19 menyebabkan perubahan besar bagi masyarakat. Adanya Work From Home (WFH) bagi para orang tua, khususnya para ayah dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) bagi para anak merupakan beberapa dampak dari adanya COVID-19. Meskipun kurang tersorot, pandemi COVID-19 juga berdampak besar bagi para ibu rumah tangga. Pandemi dan efek tumpahan yang dirasakan dari terdampaknya para ayah dan anak menyebabkan ibu rumah tangga stres dan perlu untuk beradaptasi kembali. Mindful parenting dapat diterapkan sebagai solusi untuk menghadapi berbagai dampak tersebut. Mindful parenting terbukti mengurangi stres dan meningkatkan kemampuan coping stres. Dalam implementasinya, salah satu faktor yang diduga memengaruhi mindful parenting adalah komunikasi interpersonal dalam pernikahan. Untuk meneliti hubungan mindful parentingdan komunikasi interpersonal dalam pernikahan, peneliti menggunakan desain korelasional dengan jumlah sampel 155. Alat ukur yang digunakan adalah Interpersonal Mindfulness in Parenting (IM-P) untuk meneliti mindful parenting dan Measurement of Marital Communication (MCI) untuk meneliti komunikasi interpersonal dalam pernikahan. Hasil menunjukkan tidak ada korelasi antara kedua variabel, maupun dengan dimensi-dimensi mindful parenting, kecuali pada dimensi menerima tanpa memberikan penilaian pada diri dan anak dan menemukan korelasi negatif.

COVID-19 brought significant adjustments. The existence of Work From Home (WFH) for parents, especially fathers, and distance learning (PJJ) for children are some of the impacts of COVID-19. Although less highlighted, the COVID-19 pandemic has also had a major impact on housewives. Housewives are stressed as a result of the pandemic and the spillover effects caused by the impact of fathers and children. Mindful parenting can be applied as a solution to deal with these impacts. Mindful parenting has been shown to reduce stress and improve stress coping abilities. In its implementation, one of the factors thought to influence mindful parenting is interpersonal communication in marriage. To examine the relationship between mindful parenting and interpersonal communication in marriage, the researcher used a correlational design with a sample size of 155. The measuring instruments used are: Interpersonal Mindfulness in Parenting (IM-P) to examine mindful parenting and Measurement of Marital Communication (MCI) to examine interpersonal communication in marriage. The results show that there is no correlation between the two variables, nor with the dimensions of mindful parenting, except for the dimension of nonjudgmental acceptance of self and child, which was found to have a significant negative correlation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Maria Ninawati
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program training komunikasi asertif untuk meningkatkan keterampilan kerjasama pada Pre Operational First Officer di PT. X. Tipe penelitian ini adalah action research dengan partisipan sebanyak 7 orang. Alat ukur perilaku asertif adalah adaptasi dari Rathus Assertiveness Schedule (Rathus,1973) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0,744. Sedangkan untuk mengukur keterampilan kerjasama, digunakan adaptasi dari Teamwork Skill Questionnaire (O?Neil 1996) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0,750.
Hasil uji korelasi Spearman-Rho menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku asertif dengan keterampilan kerjasama dengan korelasi sebesar 0,773 dan signifikansi 0,042 (p>0,05). Dengan demikian semakin tinggi perilaku asertif, maka semakin tinggi keterampilan kerjasama. Sementara hasil uji Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan perbedaan skor sebelum dan sesudah intervensi pada perilaku asertif dengan nilai signifikansi 0,027 (p>0,05) dan pada skor keterampilan kerjasama dengan nilai signifikansi 0,042 (p>0,05).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa training komunikasi asertif dapat meningkatkan perilaku asertif dan keterampilan kerjasama pada responden. Dengan demikian perusahaan dapat menerapkan training komunikasi asertif untuk meningkatkan keterampilan kerjasama pada pre operational first officer.

The purpose of this thesis is to see the effectiveness of assertive communication training program to improve teamwork skills of pre operational first officer at X company. This research used action research method with 7 participants. The research that was used Rathus Assertiveness Schedule (Rathus, 1973) with alpha coefficient (α = 0,744), and Teamwork Skill Questionnaire (O?Neil 1996) with alpha coefficient (α = 0,750) to measure teamwork skill.
The result showed a significant relationship between assertive behavior and teamwork skill with a correlation value of 0.773 and significance of 0.042 (p <0.05). It showed that with increasing assertive behavior so teamwork skill will be increase too. In addition, there were significant differences score before and after intervention program of assertive behavior (p=0.027<0.05) and (p=0.042<0.05) of teamwork skill.
The analysis results showed that assertive communication training can enhance assertive behavior and teamwork skill of participant. Assertive Communication Training can be used by company to improve teamwork skill of pre operational first officer.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31849
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>