Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devan Hadrian
"Hubungan antara sektor finansial dan pertumbuhan ekonomi penting untuk ditinjau di wilayah dengan sejarah terjadinya krisis ekonomi, salah satunya Asia Tenggara. Wilayah ini juga sedang mengalami deindustrialisasi, yang berpotensi menghambat pola pembangunan ekonominya. Studi ini menggunakan pendekatan panel dinamis untuk mengestimasi dampak intermediasi finansial terhadap pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi, serta bagaimana hubungan ini dimediasi oleh krisis finansial dan digitalisasi. Dengan sampel berupa 9 negara ASEAN+ dari dari 1996 hingga 2022, hasil studi secara konsisten menunjukkan bahwa efisiensi sektor perbankan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi. Untuk negara-negara ASEAN+ berpendapatan tinggi, terdapat indikasi dari pembiayaan berlebih sebagaimana ditunjukkan oleh dampak negatif dari kedalaman sektor perbankan. Berikutnya, pasar saham hanya berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi di negara berpendapatan tinggi, sementara industrialisasi di negara bukan berpendapatan tinggi lebih terkorelasi dengan sektor perbankan. Terakhir, krisis finansial cenderung membalik hubungan antara intermediasi finansial, pertumbuhan ekonomi, dan industrialisasi, sementara digitalisasi cenderung mengamplifikasinya.

The relationship between the financial sector and economic growth is important to reassess in regions with a history of financial crises, such as Southeast Asia. Deindustrialization is also concurrently happening in the region, potentially hampering its pattern of economic development. This study uses a dynamic panel approach to estimate the impact of financial intermediation on economic growth and industrialization, as well as how this relationship is mediated by financial crises and digitalization. Using a sample of 9 ASEAN+ countries from 1996 to 2022, results consistently show that banking sector efficiency positively impacts economic growth and industrialization. For high-income ASEAN+ economies, there is an indication of overfinancing as shown by the negative impact of banking sector depth. Furthermore, the stock market is only significantly impactful towards growth and industrialization in high-income countries, while industrialization in non-high-income countries is more correlated with the banking sector. Lastly, financial crises tend to invert the nexus between financial intermediation, growth, and industrialization, while digitalization tends to amplify it."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Indriani
"Tourism has become an important sector in the economy over recent decades, but the impact of tourism on economic growth is still debated. The purpose of this paper is to investigates the long-run relationship between tourism and economic growth in ASEAN countries as well as the causal linkages between them. This study uses panel Autoregressive Distributed Lag (panel ARDL) and data from the World Tourism Organization and the World Development Indicator. The results suggest that tourism has significant and positive impact on economic growth in the long run, supporting the tourism-led growth hypothesis. Furthermore, the results also indicate that there is bidirectional causality between inbound tourism and economic growth.

Pariwisata telah menjadi sektor penting dalam perekonomian selama beberapa dekade terakhir, namun dampak pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi masih diperdebatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan jangka panjang antara pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN serta hubungan sebab akibat di antara keduanya. Penelitian ini menggunakan panel Autoregressive Distributed Lag (panel ARDL) dan data dari World Tourism Organization dan World Development Indicator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pariwisata memiliki dampak yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat kausalitas dua arah antara pariwisata inbound dan pertumbuhan ekonomi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lungkang, Mariny J.
"Perbankan dalam fungsinya sebagai financial intermediary selalu menghadapi permasalahan klasik yaitu timbulnya kredit bermasalah. Debitur mengalami kesulitan keuangan dan aliran kas yang negatif, sehingga sulit untuk memenuhi kewajibannya terhadap bank. Ketidak mampuan debitur memenuhi kewajibannya, membuat kualitas kredit bank memburuk dan mengurangi pendapatan bunga bank. restrukturisasi kredit dan pengawasan. Bank telah mencoba menerapkan sistim manajemen kontrol dalam pelaksanaan restrukturisasi kreditnya mengenai pembentukan unit satuan tugas restrukturisasi kredit yang independen, penggunaan formulir-formulir standar, penyimpanan dokumen dengan pengawasan ganda, sistem klasifikasi kredit, pelaporan dan pengawasan. Pelaksanaan restrukturisasi kredit bank XYZ selama tahun 2005 ? 2006 tersebar dari berbagai cabangnya. Dari keseluruhan pelaksanaan restrukturisasi kredit, diambil 2 contoh debitur yang melakukan restrukturisasi kredit dimana salah satunya berpengaruh baik dan lainnya berpengaruh buruk dilihat dari klasifikasi kualitas aktiva produktif setelah dilakukan restrukturisasi kredit. Secara umum dapat disimpulkan bahwa restrukturisasi kredit yang dilakukan bank dengan strategi, kebijakan akuntansi yang handal serta pelaksanaan yang sesuai aturan yang berlaku, dapat membantu perbaikan kualitas aktiva produktif bank.Meningkatnya kredit bermasalah akan mempengaruhi kelancaran operasional suatu bank karena akan menyebabkan terganggunya pendapatan operasional bank. Oleh karena itu setiap bank selalu berusaha untuk mengatasi munculnya kredit bermasalah. Berbagai macam upaya yang dilakukan bank dan salah satunya adalah cara restrukturisasi kredit yang dipilih penulis untuk dibahas lebih lanjut. Secara teoritikal restrukturisasi kredit merupakan salah satu strategi perbaikan kualitas aktiva produktif, diluar strategi pemutusan hubungan dengan debitur yang dapat dilakukan baik dengan penyelesaian melalui jalur hukum, penghapusan kredit maupun dengan tidak memperpanjang lagi kredit yang jatuh tempo. Restrukturisasi kredit yang dilakukan perbankan ini juga sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tentang restrukturisasi kredit. Cara ini dapat dilakukan oleh bank dengan melihat itikad baik debitur, prospek usahanya dan jaminan yang diberikan. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan tinjuan terhadap keputusan restrukturisasi kredit bermasalah yang dipilih untuk menyelesaikan suatu kasus kredit bermasalah. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah bank XYZ. Karya akhir ini mencoba menguraikan upaya restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh bank XYZ, salah satu bank pemerintah daerah, periode tahun 2005 dan 2006. Restrukturisasi dilakukan oleh bank ini dalam rangka memperbaiki kualitas aktiva produktifnya sekaligus mengurangi angka kredit bermasalah. Bank membentuk satuan tugas restrukturisasi kredit yang independen, melakukan evaluasi debitur yang akan direstrukturisasi dan mempunyai prospek yang baik. Bank telah memiliki peraturan restrukturisasi kredit tertulis yang merupakan bagian dari kebijakan perkreditan bank. Bank menerapkan kebijakan kredit secara berhati-hati dengan mengutamakan kepada prospek usaha debitur dan jaminan yang memadai. Kebijakan restrukturisasi kredit ini antara lain meliputi: jenis kredit yang dapat restrukturisasi, bentuk restrukturisasi kredit, pelaksana estrukturisasi kredit, penggolongan kualitas kredit setelah "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25086
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cania Adinda
"Penelitian ini menganalisis pengaruh keuangan inklusif dalam pembiayaan UMKM terhadap kontribusi perkembangam UMKM dan pertumbuhan ekonomi lima negara di ASEAN antara tahun 2010 sampai 2019. Dengan menggunakan regresi panel data fixed effect, hasil makalah ini menunjukkan bahwa keuangan inklusif dalam pembiayaan UMKM berpengaruh terhadap perkembangan UMKM dan pertumbuhan ekonomi. Menjadi menarik dalam periode tahun penelitian, ditemukan bahwa pembiayaan UMKM di sektor informal sudah mulai ditinggalkan para pelaku UMKM. Dalam penelitian ini, perubahan perilaku dan ekosistem dalam sektor keuangan dan ekonomi dari era konvensional ke era digital mempermudah peningkatan inklusivitas keuangan di UMKM.

This study analyzes the effect of inclusive finance in MSME financing on the contribution of MSME development and economic growth in the five ASEAN countries between 2010 and 2019. Using the fixed effect panel data regression, the results of this paper show that financial inclusion in MSME financing influences MSME development and growth in the economy. Interestingly, in the period of the study, it was found that MSME financing in the informal sector had begun to be abandoned. In this study, changes in behavior and ecosystems in the financial and economic sectors from the conventional era to the digital era made it easier to increase financial inclusiveness at MSMEs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Puteh
"Penelitian tesis ini dilakukan di 5 negara Asean, yaitu Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand mengenai pertumbuhan ekonomi dalam periode waktu 1990-2007. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Variabel-variabel penelitian yang dianalisis adalah variabel trade openness, investasi, populasi dan inflasi dengan menggunakan metode regresi analisis data panel. Hasil penelitian antara lain berupa nilai-nilai koefisien untuk setiap variabel, kemudian nilai koefisien tersebut dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian. Adapun hasil pengolahan data serta analisis data akan diuraikan bahwa trade openness dan investasi signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asean 5 secara positif. Sementara variable inflasi signifikan secara negatif mempengaruhi pertumbuhan economi Asean 5.

The research for this thesis took place in 5 countries of Asean, there are Indonesia, Malaysia, Philipines, Singapore and Thailand. It is about economic growth in time period 1990-2007. In objective is to review the result of development that has been achieved in that time period. The research variables that analyzed are trade openness, investment, population and inflation which use regression method with pool data analysis. From the result of the research the coefficient value for each variable was gained, than the cooefficient value was analyzed to obsain the answer for set of problem of this research. The result of data processing and data analyzing will be explained that trade openness and investment are significantly influencing economic growth and positive relationship. Inflation significantly influencing the economic growth and it has negative relationship in Asean 5 countries.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26310
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Paul F.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1978
332 SMI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shakuntala Anjani Nindraswari
"Southeast Asia has benefited greatly from exports, which have become a vital engine of economic growth in both developed and developing countries. Significant reforms in infrastructure development and especially digital technology have greatly reduced transaction costs and enhanced economic efficiency, thereby boosting exports. However, ASEAN's adoption of basic digitization is still unevenly adopted, which also poses particular difficulties for MSMEs in underdeveloped nations hoping to grow internationally compared to the large enterprises. Therefore, understanding the interplay between technical measures and export outcomes in ASEAN is essential for fostering economic growth and enhancing global competitiveness. In ASEAN's dynamic economic landscape, this study examines how key technological metrics—like website ownership, foreign technology adoption, international certification, and R&D investment—impact firm performance in exports and innovation. These metrics are essential inputs that enhance firms' global competitiveness and adaptability to market demands. By analyzing these factors, the study sheds light on how technological advancements drive export success and innovation in the region. The analysis employs Ordinary Least Squares (OLS) and pooled OLS methods over the period from 2009 to 2023, integrating year and country to assess their distinct impacts on the export dynamics. The findings emphasize how technology is used differently in each of the ASEAN countries and how this usage affects business outcomes in different ways, highlighting the need for equitable digital frameworks and customized policy approaches for every country.

Asia Tenggara telah mendapatkan banyak manfaat dari ekspor, yang telah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang penting baik di negara maju maupun negara berkembang. Reformasi yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur dan terutama teknologi digital telah sangat mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi ekonomi, sehingga meningkatkan ekspor. Namun, adopsi digitalisasi dasar di ASEAN masih belum merata, yang juga menimbulkan kesulitan khusus bagi UMKM di negara-negara terbelakang yang berharap untuk tumbuh secara internasional dibandingkan dengan perusahaan besar. Dalam lanskap ekonomi ASEAN yang dinamis, studi ini mengkaji bagaimana metrik teknologi utama—seperti kepemilikan situs web, adopsi teknologi asing, sertifikasi internasional, dan investasi penelitian dan pengembangan—berdampak pada kinerja perusahaan dalam ekspor dan inovasi. Metrik ini merupakan masukan penting yang meningkatkan daya saing global perusahaan dan kemampuan beradaptasi terhadap permintaan pasar. Analisis ini menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS) dan metode pooled OLS selama periode 2009 hingga 2023, dengan mengintegrasikan tahun dan negara untuk menilai dampaknya yang berbeda terhadap dinamika ekspor. Temuan ini menekankan bagaimana teknologi digunakan secara berbeda di setiap negara ASEAN dan bagaimana penggunaan ini memengaruhi hasil bisnis dengan cara yang berbeda, menyoroti perlunya kerangka kerja digital yang adil dan pendekatan kebijakan yang disesuaikan untuk setiap negara."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Arya Wisnubroto
"Penelitian ini mendalami mengenai peran perkembangan sektor finansial terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel-variabel sektor finansial yang digunakan adalah kapitalisasi pasar saham, kredit perbankan, dan jumlah uang beredar. Sementara itu perekonomian direpresentasikan dengan variabel PDB (Produk Domestik Bruto). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode vector error correction model (VECM) dan impulse response function. Hasil analisis dengan menggunakan metode VECM menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel-variabel perkembangan sektor finansial memiliki hubungan jangka panjang dengan PDB. Berdasarkan analisis impulse response function, terlihat bahwa shock positif kapitalisasi pasar, kredit perbankan, dan jumlah uang beredar direspon positif searah oleh PDB.

This research is exploring on the role of financial sector development to economic growth. Financial sector variables that are used in this is stock market capitalization, banking credit and money supply. Meanwhile, economy is represented by GDP. Analysis used in this research is Vector Error Correction Model (VECM), impulse response function. The result of the analysis shows that in the long term, financial development variables have causality relationship with GDP. Based on impulse response function analysis, it is seen that positive shock of financial sector variables responded with the increasing GDP in the next 10 years."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Pramahesti
"ABSTRAK
Perkembangan finansial menjadi salah satu indikator yang berpengaruh dalam menganalisis konsumsi energi. Dampak ini memungkinkan positif atau negatif tergantung dengan pertumbuhan ekonomi berjalan secara efisien atau tidak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak perkembangan finansial terhadap konsumsi energi secara tidak langsung melalui efek pertumbuhan eonomi di negara ASEAN 3 pada periode 1990 ndash; 2013. Dengan menggunakan sistem persamaan simultan, didapatkan bahwa dampak positif dan signifikan diperoleh dari pertumbuhan ekonomi terhadap konsumsi energi, harga energi memiliki dampak yang signifikan namun negatif terhadap konsumsi energi dan urbanisasi tidak signifikan berpengaruh terhadap konsumsi energi. Perkembangan finansial di sektor perbankan dan pasar saham memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap konsumsi energi melalui pertumbuhan ekonomi, besaran dampak dari sektor perbankan lebih kuat dibandingkan di sektor pasar saham. Analisis ini mendorong pembuat kebijakan untuk dapat mempertimbangkan sektor finansial dalam merencanakan kebijakan khususnya di sektor energi.
ABSTRACT
Financial development become one of the indicators in assessing affects in energy consumption. This effect may be either positive or negative whether economic growth occurs in an efficient manner or not. This research was done to investigate the impact of financial development on energy consumption through economic growth channel in ASEAN 3 over the 1990 ndash 2013 period. By employing simultaneously equation, this study finds the positive and significant impact of economic growth on energy consumption, the effect of energy prices over energy consumption is also significant but negative. Urbanization has no significantly effect over energy consumption. Financial development in banking and stock market sector positively and significantly affect energy consumption through economic growth channel, the impact from banking sector is more powerful than the stock market. This analysis encourages for policymakers to consider the impact of financial development in policy planning especially in the energy sector."
2017
T47300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
"Tahun 2016 merupakan awal penerapan era baru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)-sebuah integrasi regional guna mendorong pasar bebas tunggal yang kompetitif, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan terintegrasi dengan pasar global. Tata kelola pemerintahan merupakan salah satu tantangan yang dihadapi ASEAN dalam mewujudkan cita-cita MEA. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tata kelola pemerintahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ASEAN, mencakup 10 (sepuluh) negara ASEAN dalam rentang waktu Tahun 1996 s.d 2014. Variabel terikat adalah pertumbuhan ekonomi (GDP per Kapita) dan variabel bebas terdiri atas tata kelola pemerintahan, nilai perdagangan dan investasi, kualitas SDM, bantuan/hibah luar negeri, ketersediaan energi (minyak), investasi asing, tingkat ketergantungan, rasio tenaga kerja, serta tingkat pemakaian teknologi informasi dan komunikasi.
Melalui metode estimasi fix effect model dari data panel, diperoleh kesimpulan bahwa tata kelola pemerintahan (khususnya stabilitas politik) berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi ASEAN. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ASEAN adalah investasi asing, ketersediaan energi (minyak), dan nilai GDP tahun sebelumnya. Penelitian ini merekomendasikan agar negara-negara ASEAN melakukan perbaikan tata kelola pemerintahan dan mempertahankan nilai investasi asing, produksi minyak dan angka GDP untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil dalam rangka mencapai tujuan tujuan MEA

The Year 2016 was the beginning of the implementation of a new era of the ASEAN Economic Community (AEC), a regional integration to encourage a single competitive free market, high economic growth and integration with global markets. Governance is one of the challenges facing ASEAN in realizing the ideals of the AEC. This study aims to analyse the influence of governance and the factors that influence ASEAN economic growth, covering 10 (ten) ASEAN countries in the period 1996 to 2014. The dependent variable is economic growth (GDP per Capita) and the independent variables consist of governance, value of trade and investment, quality of human resources, foreign aid/grants, availability of energy (crude oil), foreign investment, level of dependence, the ratio of labour, and the level of usage of information and communication technology.
Through the ‘fixed effect model’ estimation method from panel data, it is concluded that governance (especially political stability) has a positive and statistically significant effects on ASEAN the economic growth. Other factors that affecting ASEAN's economic growth are foreign investment, availability of energy (oil), and the value of GDP the previous year. This study recommends that ASEAN countries should improve governance and maintain the value of foreign investments, oil production and GDP figures to encourage high and stable economic growth in order to achieve the goals of the AEC.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>