Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bijak Aditia Hutomo
"Kondisi prasejahtera merupakan salah satu faktor kontekstual yang berdampak pada efikasi diri keputusan karier mahasiswa. Dilain pihak, pemenuhan kebutuhan dasar psikologis yang dirasakan mahasiswa juga dapat memengaruhi efikasi diri keputusan kariernya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi pemenuhan kebutuhan dasar psikologis pada hubungan dukungan kontekstual dan hambatan kontekstual terhadap efikasi diri keputusan karier mahasiswa yang berasal dari keluarga prasejahtera. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 512 mahasiswa prasejahtera yang tersebar pada 18 Provinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen, yaitu Career Decision-Making Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF), Contextual Support and Barrier Scale (CSB), dan Basic Psychological Needs Satisfaction in General Scale (BPNS-G). Analisis data dilakukan dengan tiga analisis, yaitu analsisi deskriptif, korelasi, dan regresi moderasi dengan menggunakan Hayes Process Macro ver.4.2 dalam aplikasi SPSS. Hasil analisis moderasi pada model 1 menemukan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar psikologis memoderasi hubungan dukungan kontekstual terhadap efikasi diri keputusan karier. Meskipun demikian pemenuhan kebutuhan dasar psikologis tidak memoderasi hubungan hambatan kontekstual dengan efikasi diri keputusan karier. Implikasi dari penelitian ini menemukan pentingnya dukungan kontekstual terhadap efikasi diri keputusan karier pada mahasiswa prasejahtera, khususnya dari aspek orang tua, teman sebaya, dosen, dan institusi. Hambatan kontekstual pada mahasiswa prasejahtera juga perlu diperhatikan, khususnya pada hambatan finansial. Pemberian beasiswa pada mahasiswa prasejahtera dapat membantu mahasiswa dalam mendapatkan dukungan kontekstual dan meminimalisir hambatan kontekstual.

Underprivileged conditions are one of the contextual factors that impact career decision self-efficacy. On the other hand, students' basic psychological needs satisfaction can also influence their career decision self-efficacy. This research examines the moderation role of basic psychological needs satisfaction on the effect of contextual support and contextual barriers on the career decision-making self-efficacy of students from underprivileged families. Participants in this research were 512 underprivileged students spread across 18 provinces in Indonesia. This research used three instruments, namely Career Decision-Making Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF), Contextual Support and Barrier Scale (CSB), and Basic Psychological Needs Satisfaction in General Scale (BPNS-G). Data analysis was carried out using three analyses, namely descriptive analysis, correlation, and moderated regression using Hayes Process Macro ver.4.2 in the SPSS. The results of the moderation analysis found that basic psychological needs satisfaction moderates the effect of contextual support on career decision self-efficacy. However, basic psychological needs satisfaction does not moderate the effects of contextual barriers on career decision-making self-efficacy. The implications of this research reveal the importance of contextual support for career decision self-efficacy in underprivileged students, especially from the aspects of parents, peers, lecturers, and institutions. Contextual barriers for underprivileged students also need to be considered, especially financial ones. Providing scholarships to underprivileged students can help students to get contextual support and minimize contextual barriers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari Suharso
"Efikasi diri dalam keputusan karier menjadi topik yang penting dalam perkembangan karier mahasiswa karena banyak dikaitkan dengan ketidakpastian karier, kestabilan dan persistensi karier seseorang. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dukungan kontekstual, hambatan kontekstual dan kepribadian proaktif terhadap efikasi diri dalam keputusan karier pada mahasiswa melalui self-directed learning berdasarkan Social Cognitive Career Theory SCCT. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 496 mahasiswa semester 4 dari seluruh fakultas di Universitas Indonesia. Partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan dari Career Decision Self-Efficacy Short Form, Dukungan dan Hambatan Kontekstual, 17-item Proactive Personality Scale dan Student Self-Directed Learning Questionaire.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan kontekstual dan kepribadian proaktif memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung melalui self-directed learning secara positif dan signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Hambatan kontekstual memiliki pengaruh tidak langsung melalui self-directed learning secara negatif dan signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Penelitian ini memiliki keterbatasan teoritik karena pembahasan hanya berbasis pada pandangan SCCT model pilihan karier. Padahal dalam perkembangannya teori SCCT mengembangkan beberapa model yang dapat memperluas pembahasan efikasi diri dalam keputusan karier.
Penelitian ini memiliki implikasi praktis bahwa mahasiswa yang memiliki ciri-ciri kepribadian proaktif akan tercermin pada seseorang yang memiliki ciri-ciri self-directed learning, yaitu bertanggung jawab terhadap pendidikan yang ditekuni dan dapat beradaptasi terhadap hambatan yang dijumpainya. Saran penelitian ini antara lain untuk memantapkan efikasi diri dalam keputusan karier, hambatan perlu diminimalisir dengan meningkatkan self-directed learning, membangun inisiatif mahasiswa dan meningkatkan dukungan kontekstual.

Career decision self efficacy is an important topic in the career development because it is associated with career uncertainty, stability and persistence of one 39 s career. The aim of this study is to examine the effect of contextual support, contextual barriers, and proactive personality on career decisions self efficacy through self directed learning, based on Social Cognitive Career Theory. A quantitative study is carried out, involving 496 fourth semester students from all faculties in Universitas Indonesia. Participants have to answer the Career Decision Self Efficacy Short Form Scale, Support and Barriers Contextual Scale, 17 item Proactive Personality Scale and the Student Self Directed Learning Questionnaire.
The results showed that support contextual and proactive personality has a direct and indirect effect through self directed learning in a positive and significant impact on career decision self efficacy. Contextual barriers have an indirect effect through self directed learning in a negative and significant impact on career decision self efficacy. This study has limitations because the theoretical discussion is only based on the views SCCT model of career choice. Whereas SCCT has developed several models to expand the discussion of career decision self efficacy.
This research has practical implications that students who have a proactive personality traits will be reflected as a person who has the characteristics of self directed learning, which is responsible for their education and can adapt to any obstacles encountered. The suggestion of this research is to establish career decision self efficacy, barriers need to be minimized by increasing self directed learning, build student rsquo s initiative and improve contextual support.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
D1717
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mujiati
"Menjadi guru sekolah dasar merupakan salah satu profesi yang menantang dengan tingkat tuntutan sosial emosional yang tinggi. Mereka dituntut untuk dapat menampilkan kompetensi sosial emosional. Kenyataannya, masih banyak ditemukan guru yang belum menampilkan kompetensi sosial emosional yang memadai sesuai harapan. Untuk itu penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang berperan dalam mengembangkan kompetensi sosial emosional guru sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran kepuasan kebutuhan psikologis dasar guru dan efikasi diri guru terhadap kompetensi sosial emosional mereka. Sebanyak 483 guru sekolah dasar mengisi Social Emotional Competencies Teacher Rating Scale (SECTRS), Basic Psychological Need Satisfaction Scale - Work (BPNSS - Work), dan Indonesian Version - Teachers Sense of Efficacy Scale (I-TSES). Hasil menunjukan bahwa terdapat peran kepuasan kebutuhan psikologis dasar guru (R2=0,571, F(1,481)=649,826, p<0,001) dan efikasi diri guru (R2=0,372, F(1,481)= 284,758, p<0,001) terhadap kompetensi sosial emosional. Efikasi diri guru mempunyai peran yang lebih besar terhadap kompetensi sosial emosional guru dibandingkan kepuasan kebutuhan psikologis dasar guru. Hasil penelitian ini memiliki implikasi praktis bagi guru, sekolah, maupun pemerintah dalam penyusunan program intervensi untuk mendukung pengembangan kompetensi sosial emosional guru sekolah dasar. Pengembangan kompetensi sosial emosional guru dapat diarahkan pada pengembangan efikasi diri guru disamping memastikan kepuasan kebutuhan psikologis dasar mereka.

Being an elementary school teacher is a challenging profession with a high level of social emotional demands. They are required to be able to perform social emotional competencies. In reality, there are still many teachers who do not perform adequate social emotional competencies as expected. Based on this situation, research was conducted to identify the factors that play a role in the development of elementary school teachers' social emotional competencies. This study tries to investigate the role of teachers' basic psychological needs satisfaction and teachers' self-efficacy on their social emotional competencies. A total of 483 elementary school teachers filled out Social Emotional Competencies Teacher Rating Scale (SECTRS), Basic Psychological Need Satisfaction Scale - Work (BPNSS - Work), and Indonesian Version - Teachers Sense of Efficacy Scale (I-TSES). The results showed that teachers’ basic psychological needs satisfaction (R2=0,571, F(1,481)=649,826, p<0,001) and teachers’ self-efficacy (R2=0,372, F(1,481)= 284,758, p<0,001) play a  role in teachers’ social and emotional competencies. Teachers’ self-efficacy has a greater contribution in elementary school teachers' social emotional competencies than teachers' basic psychological needs satisfaction. The results of this study have practical implications for teachers, schools and the government in designing interventions program to support the development of elementary school teachers’ social emotional competencies. The development of teachers' social emotional competencies can be directed at developing teachers' self-efficacy as well as ensuring the satisfaction of their basic psychological needs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Dewanti
"Penelitian yang dilakukan kepada siswa kelas 9 ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan
dan keselarasan dukungan orang tua terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Pengukuran
pendidikan orang tua dilihat melalui form data demografis partisipan, keselarasan dukungan orang
tua diukur menggunakan alat ukur adolescent-parent career congruent, dan efikasi diri dalam
keputusan karier diukur menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-
SF). Partisipan penelitian ini berjumlah 200 partisipan kelas 9 yang berasal dari SMP Negeri di
Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara
keselarasan dukungan orang tua terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Sedangkan
pendidikan orang tua tidak memiliki pengaruh terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Oleh
karena itu, keselarasan dukungan orang tua penting bagi siswa dalam menentukan keputusan karier.
Penelitian mengenai pendidikan orang tua terhadap efikasi diri dalam keputusan karier tidak
konsisten seperti penelitian sebelumnya. Penelitian yang akan datang disarankan menggunakan
alat ukur pendidikan orang tua yang konsisten.

The research conducted on 9th grade students aims to see the influence of parental education and
support congruent for Career Decision Self-Efficacy. The measurement of parental education was
seen through the participant demographic data form, parental support congruent was measured
using the measure of adolescent-parent career congruent, and career decision self-efficacy was
measured using the Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). The participants of this
study were 200 9th grade students who came from junior high schools in Jakarta. The results of this
study indicate that there is a significant effect of parental support congruent for career decision
self-efficacy. Parental education does not have an influence on career decision self-efficacy.
Therefore, parental support congruent is important for students in determining career decisions.
Research of parental education on self-efficacy in career decisions is not consistent as in previous
studies. Future research is suggested to use a measuring tool that includes consistent with parental education.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramwidya Mazmur Novia
"Masa remaja adalah masa untuk memilih dari berbagai macam pilihan yang berkaitan dengan karier masa depan. Salah satunya adalah memilih peminatan di SMA yang dalam kurikulum 2013 dilakukan pada waktu siswa duduk di kelas 10. Proses memilih peminatan erat kaitannya dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Salah satu faktor yang dapat membantu siswa untuk dapat mencapai efikasi diri pengambilan keputusan karier adalah persepsi siswa mengenai dukungan sosial yang didapatkan dari guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mengenai dukungan dari guru, yaitu guru bidang studi dan guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier pada siswa SMA kelas 10. Partisipan penelitian ini terdiri dari 200 orang siswa SMA kelas 10 di Depok yang telah memilih peminatan.Persepsi dukungan guru diukur menggunakan Teacher Support Scale dari McWhirter (1997, dalam Metheny, McWhirter, & O’Neil, 2008) dan efikasi diri pengambilan keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale dari Taylor dan Betz (1983, dalam Taylor & Betz, 2006) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Korelasi antara persepsi dukungan guru, baik guru bidang studi maupun guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil akan didiskusikan lebih lanjut.

Adolescence is a time to choose from a wide variety of career options related to the future. One of them is to choose a specialization in high school which in the Kurikulum 2013 performed when students sitting in 10th grade. The process of selecting specialization is closely related to career decision-making self-efficacy. One of the factors that can help adolescents reach their career decision-making self-efficacy is the perception of students regarding social support obtained from the teacher. The purpose of this study was to determine the relationship of perceived support from teachers, which is divided as subject teachers and schoolcouselors, with the career decision-making self-efficacy on 10th grade students in high school. The participants of this study are 200 10th grade students in senior high school in Depok who have chosen specialization. Perceived teacher support was measured using the Teacher Support Scale from McWhirter (1997, in Metheny, McWhirter, & O'Neil, 2008 ), and career decision-making self-efficacy was measured using the Career Decision Self -Efficacy Scale from Taylor and Betz (1983, in Taylor & Betz, 2006) which has been adapted and modified by the researcher. The correlation between perceived teacher support, both subject teachers and school-counselors, with career decision-making self-efficacy showed significant results. The results will be discussed further.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Refolia Istiasih
"Mahasiswa yang sedang memasuki periode realistis dalam tahap perkembangan karier masih memiliki tingkat adaptabilitas karier rendah. Faktor eksternal yang sangat memengaruhi adaptabilitas karier pada mahasiswa adalah dukungan teman sebaya, dimana mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya untuk saling memberikan informasi dan saran karier, dukungan emosional, serta menjadikan teman sebagai panutan dalam hal yang berkaitan dengan karier. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran mediasi oleh efikasi diri pengambilan keputusan karier (CDSE) pada pengaruh dukungan teman sebaya terhadap adaptabilitas karier kepada mahasiswa. CDSE dipilih sebagai mediator karena adaptabilitas karier dapat ditingkatkan melalui sumber-sumber efikasi diri. Responden adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang kuliah di Jabodetabek (N = 538) dengan teknik pengambilan data berupa convenience sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Career-Adapt-Abilities Scale, Career-Related Peer Support, dan Career Decision Self Efficacy - Short Form yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil uji mediasi menunjukkan bahwa efikasi diri dalam pengambilan keputusan karier memediasi secara penuh pengaruh dukungan teman sebaya terhadap adaptabilitas karier (c = 0,247; p < 0,001). Dukungan teman sebaya sebagai faktor eksternal tidak cukup untuk meningkatkan adaptabilitas karier, namun diperlukan adanya faktor internal untuk meningkatkan adaptabilitas karier mahasiswa, dimana dalam hal ini diwadahi oleh CDSE. Diskusi, saran, dan limitasi penelitian akan dibahas lebih

College students are in a realistic period in the career development stage, but in reality, the level of students’ career adaptability is still low. The external factor that greatly influences the career adaptability of students is peer support, where students spend more time with their peers for providing information and career suggestions to each other, emotional support, and being role models in matters related to careers. College students tend to spend most of their time with peers to exchange career information and suggestions, emotional support, and peers as their role models in a career-related setting. This present study aims to analyze the mediating role of career decision self-efficacy (CDSE) on the effect of peer support on career adaptability to college students. CDSE was chosen as moderator because career adaptability can be enhanced through self-efficacy sources. Participants are final year students in Jabodetabek (N = 538) and data was collected using convenience sampling techniques. This study was using Career Adapt-Abilities Scale, Career-Related Peer Support, and Career Decision Self-Efficacy - Short Form that have been translated to Bahasa. Mediation analysis shows that career decision self-efficacy fully mediated peer support on career adaptability (c = 0,247; p < 0,001). Peer support as an external factor is not sufficient enough to enhance career adaptability, but internal factor is needed to enhance career adaptability, which is career decision self-efficacy. Another discussion, suggestions, and limitations will be discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Stania
"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk  melihat apakah terdapat peran antara kelekatan teman sEbaya terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa kelas 3 SMP di Jakarta. Efikasi diri dalam keputusan karier siswa dilihat dari pemilihan peminatan yang dilakukan siswa kelas 9 yaitu IPA, IPS dan Bahasa Pengukuran kelekatan teman sebaya atau peer attachment dilakukan dengan menggunakan alat ukur IPPA-Peer Version, dan pengukuran efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). Partisipan penelitian ini berjumlah 203 siswa kelas 3 SMP di Jakarta Selatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelekatan teman sebaya memiliki peran terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa, sehingga  menunjukkan bahwa semakin baik kelekatan dengan teman sebaya yang dipersepsikan siswa, maka semakin baik pula efikasi diri dalam keputusan kariernya. Namun hasil tersebut relatif kecil, sehingga masih ada faktor-faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya, penting untuk dipertimbangkan faktor eksternal maupun internal lainnya yang memiliki kontribusi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa kelas 3 SMP dan memperbanyak jumlah sekolah yang diteliti dengan SMP yang lebih bervariasi.

The purpose of this research is to see whether there is a role between peer attachment towards career decision self efficacy making for 9th grade junior high school based in Jakarta. Career decision self efficacy can be seen from the major decision by IPA,IPS, BAHASA students. The measurement of peer attachment is done by using IPPA-Peer Version. Whereas, self efficacy measurement done by CDSE-SF. The research's participants totalling 203 students consist of 3rd grade of junior high school based in South Jakarta. The research results showing that peer attachments has role towards career decision self efficacy showing that the better peer attachments, the better career decision self efficacy will be. But the result relatively small, so that there is some other factors that has contribution towards career decision self efficacy. Therefore, on the next research, it is important to consider external factor and internal factor that has contribution towards career decision self efficacy and to increase the number of school that has to be analyze with more variety of junior high school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munadhillah
"Mahasiswa yang berada pada tingkat akhir memiliki tingkatan stress yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa pada tahun pertama. Mereka tidak hanya dihadapkan pada tuntutan yang tinggi terkait dengan akademis tetapi juga pada keputusan karirnya setelah kelu \lusan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara optimisme dan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada 365 mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia yang telah memperoleh jumlah credit tidak kurang dari 96 credit. Optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver dan Bridges (1994) yang diadaptasi oleh Tasha (2011). Sedangkan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir diukur dengan menggunakan alat ukut Career Decision Self Efficacy-Sort Form (CDSE-SF) yang dikembangkan oleh Taylor dan Betz (1996) dan telah diadaptasi oleh Sawitri (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara optimisme dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir (r = +.306,p< .01). Dalam analisis tambahan juga ditemukan skor CDSE pada mahasiswa laki laki lebih tinggi daripada perempuan. Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan antara skor optimisme berdasarkan jenis kelamin dan rumpun ilmu pengetahuan.

The stress levels of senior year college students are higher than first-year students. Seniors are not only stressed with higher demands of academic responsibility but also the career decision making after graduating. They are given transition demands of graduation and job placement. Thus, this research was conducted to examine the correlation between optimism and career decision making self efficacy among senior year college students. In study, 365 senior year college students of University Indonesia who has achieved not less than 96 credit were assessed by using self report quesionaire. Optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheir, Carver and Brudges and adapted by Tasha (2011). While Career decision making self efficacy was measured by Career Decision Making Self Efficacy-Short Form (CDSE-SF) constructed by Taylor and Betz (1996) and adapted by Sawitri (2008) . The result indicated significant positive correlation between optimism and career decision making self efficacy (r = .306, p< .01). Furthermore, another result also revealed that male students obtained higher score on career decision making self efficacy than female students. However, there is no significant mean differences of optimism found on gender and department of study.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S61954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Marsha Kurniawan
"Pendahuluan: Respon mahasiswa dalam menghadapi OSCE berbeda-beda, namun sebagian besar mahasiswa mengalami kecemasan. Pada kondisi seperti ini, dibutuhkan dukungan sosial baik dari keluarga maupun kerabat dekat dan efikasi diri yang baik. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meninjau hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan aspek psikologis pada pengalaman mengikuti OSCE. Metode: Penelitian menggunakan studi cross-sectional dengan melibatkan 118 ners di DKI Jakarta yang telah mengikuti OSCE dengan metode purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari sosiodemografi, efikasi diri menggunakan GSE, dukungan sosial menggunakan ESSI, dan aspek psikologis menggunakan DASS-21. Analisis data menggunakan uji chi-square dan Mann-Whitney. Hasil: Uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan antara efikasi diri dengan aspek psikologis (p=0,000) dan terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan aspek psikologis (p=0,004). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan signifikan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan aspek psikologis. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi institusi pendidikan untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis mahasiswa, khususnya saat akan OSCE.

Introduction: Nursing student responses to OSCE vary, but most experience anxiety. In this condition, social support from both family and close relatives is needed. Therefore, this study aims to examine the relationship between self-efficacy and anxiety levels during the experience of participating in OSCE. Methods: This cross-sectional study involved 118 nursing students in DKI Jakarta who had participated in OSCE through purposive sampling. The research variables consisted of sociodemographics, self-efficacy using GSE, social support using ESSI, and psychological aspects using DASS-21. Data analysis used chi-square and Mann-Whitney. Results: Chi-square test showed a relationship between self-efficacy and psychological aspects (p=0.000) and a relationship between social support and psychological aspects (p=0.004). Conclusion: The results of this study found a significant relationship between self-efficacy and social support with psychological aspects. Thus, the results of this study are expected to be a consideration for educational institutions to pay more attention to the psychological condition of students, especially when going to OSCE."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifatul Awalin
"Pengetahuan dapat mempengaruhi efikasi diri seseorang dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan BHD dengan efikasi diri memberikan BHD pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian yaitu 352 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia yang dipilih melalui teknik stratified random sampling. Responden mengisi kuesioner pengetahuan BHD untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kuesioner Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES) untuk mengukur tingkat efikasi diri responden dalam melakukan BHD. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji pearson chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti antara tingkat pengetahuan BHD dengan efikasi diri melakukan BHD (p value < 0,001, α = 0,05). Untuk meningkatkan pengetahuan, mahasiswa RIK perlu memperbaharui pengetahuan secara rutin mengenai pertolongan pertama sesuai dengan perkembangan jaman. Penyebarluasan informasi di masyarakat mengenai prosedur pertolongan  pertama juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama jika menemukan kasus henti jantung.

Knowledge can affect self-efficacy to provide Basic Life Support (BLS). This study aimed to identify the relationship between knowledge and self-efficacy for doing Basic Life Support (BLS) among health sciences students. The study design used quantitative study with cross-sectional approach. A stratified random sampling 352 students from health sciences cluster were recruited in this study. Questionnaires were used to measure the level of knowledge and Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES). The data was analyzed using univariate and bivariate analysis with pearson chi square test. The result showed there was significant correlation between knowledge and basic life support self-efficacy among health sciences cluster students (p value < 0,001, α = 0,05). In order to improve level of knowledge, health sciences cluster students need to update their first aid's knowledge regularly. Dissemination of first aid information in the community also needs to be improved so people as bystander can do first aid if they find a case of cardiac arrest."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>