Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yansa Alif Mulya
"Pembunuhan berantai mulai menjadi perhatian bagi para peneliti dan aparat penegak hukum ketika jumlahnya melonjak sangat tinggi di Amerika Serikat dan di beberapa negara di benua Eropa, seperti: Jerman dan Rusia. Walaupun terdapat perbedaan pada karakteristik kasus pembunuhan berantai, para peneliti menemukan ada karakteristik yang mirip. Kemiripan tersebut ditemukan dalam hal konstruk kepribadian pelaku Para pelaku dalam kasus-kasus pembunuhan berantai memiliki pola perilaku yang sama. Pada beberapa negara dimana kasus pembunuhan berantai dilaporkan terjadi adalah negara yang tergolong maju secara ekonomi. Meskipun demikian, pembunuhan berantai juga dilaporkan terjadi dan jumlah yang cukup signifikan di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan profil kepribadian pembunuh berantai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada 2 kasus pembunuhan berantai di Indonesia dengan melibatkan 6 subyek sebagai partisipan penelitian. Teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi dengan menggunakan panduan wawancara berdasarkan teori dark tetrad traits. Hasilnya adalah traits yang dominan berbeda pada subyek berdasarkan perannya masing-masing, yaitu: sebagai mastermind, eksekutor, dan asisten. Subyek yang merupakan mastermind memiliki trait psikopati yang dominan. Pada eksekutor dan asisten, trait machiavelianisme ditemukan sebagai trait yang dominan. Dinamika kepribadian yang ditemukan bahwa para pelaku memiliki kecenderungan perilaku anti sosial yang diperkuat dengan kesempatan situasional dan merasa ada keuntungan finansial. Kedua kasus termasuk pada tipe comfort-oriented serial killers-machiavelianism traits dan para pelaku sesuai dengan pembunuh dengan tipe couple serial killers-psychopathy mastermind.

Serial homicide began to become a concern for researchers and law enforcement officials when the number soared very high in the United States and in several countries on the European continent, such as: Germany and Russia. Eventhough , there are differences in the characteristics of serial homicide cases, researchers found that there are similar characteristics. These similarities were found in terms of the perpetrator’s personality construct. The perpetrators in serial homicide cases had the same behavioral patterns. In several countries, where serial homicide cases have been reported, they are countries that are classified as economically developed. However, serial homicide are also reported to occur in quite significant numbers in Indonesia. The aim of this research is to describe the personality profile of serial homicide. This research uses a qualitative approach with a case study method on two serial homicide cases in Indonesia involving six subjects as research participant. Data collection techniques were carried out through interviews and observations using an interview guide based on the dark tetrad traits theory. The result is that the dominant traits are different for the subjects based on their respective roles, namely: mastermind, executor, and assistant. Subjects who are mastermind have dominant psychopathic traits. In executors and assistants, Machiavellianism was found to be the dominant trait. The personality dynamics found that the perpetrators have a tendency anti-social behavior which was strengthened by situational opportunities and perceived gain. The both of cases belong to the comfort-oriented serial killers-machiavelianism traits and the perpetrators accordance to the couple serial killers-psychopathy mastermind type.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Bennedict Austin Timothy
"Penelitian ini menguji interaksi antara traits kepribadian gelap (machiavellianisme, narsisisme, psikopati, dan sadisme) dan kehilangan signifikansi dalam memprediksi agresi. Riset meta-analisis menunjukkan bahwa kepribadian gelap merupakan faktor signifikan yang penting terkait dengan agresi. Penelitian eksperimental ini dilaksanakan menggunakan video game Mobile Legends: Bang Bang. Studi dilakukan kepada 30 partisipan pemain game Mobile Legends: Bang Bang. Partisipan dialokasikan secara acak ke dalam kelompok manipulasi (15 partisipan) atau kelompok control (15 partisipan) untuk bermain game sebanyak 2 match. Manipulasi dilakukan dengan menciptakan kondisi kehilangan signifikansi, pada match pertama kelompok manipulasi, yang diakibatkan oleh kegagalan, penghinaan, dan penolakan. Hasil analisis One-Way ANOVA menunjukkan bahwa kehilangan signifikansi signifikan memprediksi agresi terhadap out-group F(1,28) = 8.028, p < 0,01. Data statistik post-match juga menunjukkan bahwa kehilangan signifikansi memprediksi agresi, dilihat dari peningkatan GPM (Gold per Minute) dan DPM (Damage per Minute), serta penurunan DTPM (Damage Taken per Minute) dari match pertama ke match kedua kelompok manipulasi. Sementara itu, hasil analisis regresi PROCESS Model 1 Hayes menunjukkan bahwa orang yang narsisistik cenderung untuk tidak melakukan agresi terhadap in-group sebagai bentuk pencarian signifikansi mereka Penelitian ini melengkapi hasil penelitian terkait teori pencarian signifikansi dan pengaruhnya terhadap agresi. Hasil dari penelitian ini menambahkan wawasan bahwa pencarian signifikansi dapat divisualisasikan menggunakan video game. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian bidang psikologi sosial selanjutnya yang juga menggunakan video game sebagai media penelitian.

This study examined the interaction between dark tetrad personality traits (Machiavellianism, narcissism, psychopathy, and sadism) and loss of significance in predicting aggression. Meta-analysis research showed that dark personality is an important significant factor related to aggression. This experimental research was carried out using the video game Mobile Legends: Bang Bang. The study was conducted on 30 participants who played the game Mobile Legends: Bang Bang. Participants were randomly assigned into manipulation group (15 participants) or control group (15 participants) to play the game for 2 matches. Manipulation is carried out by creating conditions of loss of significance, in the first match of the manipulation group, caused by failure, humiliation, and rejection. The results of the One-Way ANOVA analysis showed that loss of significance significantly predicted aggression towards out-group F(1,28) = 8.028, p < 0.01. Post-match statistical data also showed that loss of significance predicts aggression, seen through the increase in GPM (Gold per Minute) and DPM (Damage per Minute), as well as the decrease in DTPM (Damage Taken per Minute) from the first match to the second match of the manipulation group. Meanwhile, analysis of the results of Hayes' PROCESS Model 1 regression showed that narcissistic people tend to not to carry out aggression against the in-group as a form of their quest for significance. This research complements the results of research related to the quest for significance theory and its effect on aggression. The results of this research added insight that the quest for significance can be visualized using video games. This research can be used as a reference for further research in the field of social psychology which will also use video games as its media."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arindina Meisitta Widhikora
"Tesis ini meneliti mengenai peran traits kepribadian terhadap gaya pengambilan keputusan pada mahasiswa. Teori traits yang digunakan dalam penelitian ini adalah Five-Factor Model of Personality (McCrae & Costa (1990), dengan lima buah faktor yaitu neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Gaya pengambilan keputusan adalah kecenderungan yang dimiliki seseorang dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai situasi (Scott & Bruce, 1995), dan terdiri dari gaya rasional, dependen, intuitif, avoidant dan spontaneous. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain noneksperimental dan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara traits kepribadian dan gaya pengambilan keputusan. Traits kepribadian juga memberikan kontribusi sebesar 10% hingga 23.3% terhadap munculnya gaya pengambilan keputusan.

The focus of this thesis is to study the role of personality traits in decision makingstyles in undergraduate students. The trait theory used in this study is the Five-Factor Model of Personality (McCrae & Costa, 1990), which consists of neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness and conscientiousness. Decision making-style is defined as an individual's tendency to behave when faced with decision making process (Scott & Bruce, 1995), and consists of rational, intuitive, dependent, avoidant and spontaneous styles. This study is a quantitative research with a non-experimental and cross-sectional design. This study shows that there are significant correlations between personality traits and decision making-styles. Furthermore, personality traits also contribute, between 10% to 23.3%, to the emergence of decision making-styles.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Rizkiyatsa
"Isu sosial seperti ekstrimisme, radikalisme, atau terorisme menjadi isu yang cukup besar di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Namun penelitian terkait isu ini masih terbilang jarang dilakukan, terkhusus di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih jauh hubungan antara kepribadian (DT), motif, dan pola pikir ekstrimis militan (MEM), serta peranan motif sebagai mediator antara hubungan kepribadian gelap (DT) dengan pola pikir ekstrimis militan (MEM). Partisipan penelitian berjumlah 304 orang, terdiri dari 121 laki-laki (39.8%) dan 183 perempuan (60.2%) dengan rentang umur berkisar dari (18-40 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian gelap berkorelasi positif dengan pola pikir ekstrimis militan (r = .230, p < .01). Lebih lanjut, ditemukan motif thrill (β = .063, SE = .028, CL[.014, .124]) dan revenge (β = .088, SE = .030, CL[.034, .152]) memiliki efek mediasi (secara penuh) yang signifikan. Dapat dikatakan, penelitian ini mengindikasikan bahwa ciri kepribadian gelap dapat memprediksi kerentanan individu untuk mengadopsi pola pikir ekstrimis. Kemudian, hubungan tersebut juga dimediasi oleh motif seseorang untuk balas dendam dan mencari excitement. Penelitian ini melengkapi hasil penelitian terkait hubungan antara kepribadian gelap terhadap pola pikir ekstrimis militan dengan motif sebagai mediator. Temuan ini memberikan implikasi berupa petunjuk lebih lanjut mengenai bagaimana seseorang dapat/rentan mengadopsi pola pikir ekstrimis dari lajur kepribadian.

Social issues such as extremism, radicalism or terrorism are quite big issues in various countries, including Indonesia. However, research related to this issue is still relatively rare, especially in Indonesia. This research aims to look further at the relationship between dark personality (DT), motives, and militant extremist mindset (MEM), as well as the role of motives as a mediator between the relationship between dark personality (DT) and militant extremist mindset (MEM). There were 304 research participants, consisting of 121 men (39.8%) and 183 women (60.2%) with an age range of (18-40 years). The results showed that dark personality was positively correlated with militant extremist mindset (r = .230, p < .01). Furthermore, it was found that the motives of thrill (β = .063, SE = .028, CL[.014, .124]) and revenge (β = .088, SE = .030, CL[.034, .152]) have a significant mediating effect on the relationship between DT and MEM. That said, this research indicates that dark personality traits can predict an individual's susceptibility to adopting extremist mindset. Furthermore, this relationship is also mediated by a person's motive for revenge and seeking excitement. This research complements research results regarding the relationship between dark personality and militant extremist mindset with motives as mediators. These findings provide implications in the form of further clues regarding how someone can/is susceptible to adopting extremist mindset from the personality path."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Littauer, Florence
Jakarta: Binarupa Aksara, 1995
155.2 LIT pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Matthews, Gerald
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2003
155.2 MAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Mahendra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran preferensi kepribadian MBTI pada pengguna kartu kredit dengan tingkat ekonomi menengah ke atas di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan desain penelitian ex post field facto study dengan jumlah partisipan sebanyak 161 orang. Partisipan berasal dari tingkat ekonomi menengah ke atas yang merupakan pengguna kartu kredit dan berusia minimal 17 tahun serta tinggal di wilayah Jabodetabek. Pembagian tingkat ekonomi didasarkan pada penggolongan kelas sosial ekonomi A.C. Nielsen. Minimal partisipan harus memenuhi kriteria golongan B yaitu memiliki pengeluaran lebih dari Rp. 1.750.000. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi kepribadian MBTI yang dominan diantara pengguna kartu kredit yang mengikuti penelitian ini adalah extraversion, intuiting, feeling, dan judging.

The purpose of this research is to study the MBTI personality preferences among credit card users whom in Middle to Upper Social Economy Class in Jabodetabek Area. This research is using an ex post field facto study design with 161 samples who come from middle to upper social economy class, credit card users, minimum age 17 years old and live at Jabodetabek Area. The social economy status used is based on A.C. Nielsen classification. The result shows that the MBTI personality preferences which dominant among credit card users are extraversion, intuiting, feeling, and, judging."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Basil Blackwell, 1976
155.2 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ainan Salsabila
"Teori person-environment fit menjelaskan bahwa terdapat kesesuaian antara karakteristik individu dengan lingkungannya, seperti pada lingkungan tempat tinggal dan tempat wisata. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi trait kepribadian openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism terhadap preferensi yang berkaitan dengan wilayah tempat tinggal dan tempat wisata di perkotaan dan perdesaan di Indonesia. Data diambil dari 725 partisipan yang merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18-64 tahun dengan menggunakan alat ukur BFI-44 oleh John dan Srivastava (1999) dan alat ukur preferensi tempat tinggal dan tempat wisata yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil analisis logistic regression dan independent sample t-test menunjukkan bahwa trait kepribadian memiliki kontribusi signifikan terhadap preferensi tempat wisata di Indonesia. Kontribusi ini signifikan pada trait openness (Wald=4.837, df=1, sig=0.028, Exp(B)=1.517, p<0.05) dan trait agreeableness (Wald=10.255, df=1, sig=0.001, Exp(B)=1.977, p<0.05). Namun demikian, tidak ada kontribusi signifikan dari trait kepribadian terhadap preferensi tempat tinggal. Hasil dan implikasi dari penelitian akan didiskusikan lebih lanjut dalam skripsi ini.

Person-environment fit theory explains that there is a match between individual characteristics and their environment, such as in environment of residence and tourist destination. This study aims to examine the contribution of the personality traits of openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, and neuroticism to preferences related to areas of residence and tourist destination in urban and rural areas in Indonesia. Data were taken from 725 participants who are Indonesian citizens aged 18-64 years using the BFI-44 from John and Srivastava (1999) and the measuring instrument for residence and tourist destination preferences developed by researcher. The results of logistic regression analysis and independent sample t-test show that personality traits have a significant contribution to the preference of tourist destination in Indonesia. This contribution is significant on trait openness (Wald=4.837, df=1, sig=0.028, Exp(B)=1.517, p<0.05) and trait agreeableness (Wald=10.255, df=1, sig=0.001, Exp(B) =1.977, p<0.05). However, there is no significant contribution of personality traits to residence preferences. The results and implications of the research will be discussed further in this thesis.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Mayang Sari
"Dalam menjalani perkuliahan, mahasiswa dituntut mandiri saat dihadapkan dengan berbagai pilihan dan permasalahan yang mampu menghambat proses pendidikannya. Mahasiswa membutuhkan kemandirian belajar yang merupakan dorongan dan motivasi internal untuk mengarahkan diri menyelesaikan berbagai permasalahan secara mandiri (Song, 2007). Kemandirian belajar ini pada dasarnya dipengaruhi oleh conscientiousness dan extraversion yang merupakan personality traits. Bateman dan Crant (1993) menemukan bahwa conscientiousness dan extraversion merupakan personality traits yang disebut sebagai kepribadian proaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian proaktif dan kemandirian belajar pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan Proactive Personality Scale untuk mengukur kepribadian proaktif, sedangkan Student Self-Directed Learning Questionnaire untuk mengukur kemandirian belajar.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian proaktif dan kemandirian belajar dengan r= 0,546 signifikan pada P < 0,01 (2-tailed). Artinya, ada hubungan antara kepribadian proaktif dan kemandirian belajar pada mahasiswa Universitas Indonesia.. Implikasi dari penelitian ini agar perguruan tinggi menyadari pentingnya mahasiswa mengetahui peran kepribadian proaktif dan kemandirian belajar dalam keberhasilan studi mahasiswa.

When in studying, student needs independently to choose from another options and solve the problem that inhibit the process academic success. Student needs self-directed learning that is internal drive and motivation to solve problem independently (Long, 2007). Self-directed learning is influenced by conscientiousness and extraversion as personality traits. Bateman dan Crant (1993) found that conscientiousness and extraversion as personality traits which named proactive personality. This research aim to see correlation between proactive personality and self-directed learning among undergraduates students in Universitas Indonesia. Proactive personality was measured using Proactive Personality Scale and self-directed learning was measured using Student Self-Directed Learning Questionnaire.
This research found that significant correlate between proactive personality and self-direceted learning with r= 0,546, P < 0,01 (2-tailed). There is correlation between proactive personality and self-directed learning among undergraduates students in Universitas Indonesia. The implication of this research is University give information to undergraduates students that need proactive personality and self-directed learning in order success in their studies.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>