Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Rahmadina
"Pelayanan kesehatan merupakan salah satu pelayanan publik yang berperan krusial dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan, puskesmas sejatinya harus menyediakan pelayanan yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan publik pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan menggunakan teori kualitas pelayanan kesehatan oleh Donabedian (2003) melalui tiga dimensi yang diukur yakni structure, process, dan outcome. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mixed method melalui survei, wawancara mendalam, dan observasi sederhana. Hasil survei kepada 100 responden menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dikategorikan baik dengan dimensi structure memiliki persentase 96% memiliki kategori baik, dimensi process memiliki kategori 85% baik, dan dimensi outcome 95% memiliki kategori baik. Dalam hal ini dimensi process memiliki persentase lebih kecil dibanding dimensi lainnya sehingga diperlukan adanya upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama oleh berbagai pihak yang terlibat yakni Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.

Health services are one of the public services that play a crucial role in improving health status. As the front guard in providing health services, community health centers must provide quality services. This research aims to analyze the quality of public services in health services at the Jagakarsa District Health Center, South Jakarta using the theory of health service quality by Donabedian (2003) through three measured dimensions, namely structure, process and outcome. This research uses a quantitative approach with mixed method data collection techniques through surveys, in-depth interviews and simple observations. The results of a survey of 100 respondents stated that the quality of health services at the Jagakarsa District Health Center was categorized as good, with the structure dimension having a percentage of 96% in the good category, the process dimension having a good category of 85%, and the outcome dimension being 95% in the good category. In this case, the process dimension has a smaller percentage than other dimensions, so efforts are needed to improve the quality of health services, especially by the various parties involved, namely the DKI Jakarta Provincial Health Service and the Jagakarsa District Health Center."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Maharanti
"Pelayanan primer sebagai gatekeeper dengan managed care dimana suksesnya dinilai dari angka kunjungan dan angka rujukan. Berdasarkan data tahun 2016 Puskesmas Kota Tangerang memiliki rata ndash; rata capaian yang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan, yaitu untuk rate kunjungan sebesar 41 permil; dibawah zona aman < 150 permil; , sedangkan rasio rujukan sebesar 29 yang idealnya adalah 10 . Selain itu, sebagian besar Puskesmas memiliki rasio rujukan non spesialistik diatas 5 dan berada di zona tidak aman. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem pelayanan puskesmas sebagai gatekeeper di Kota Tangerang tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan WM, telaah dokumen dan observasi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pedurenan dan Puskesmas Pabuaran Tumpeng dari bulan Mei sampai dengan Juni 2018. Dari penelitian ini ditemukan bahwa output angka kontak masih rendah dan rasio rujukan non spesialistik di zona prestasi walaupun masih terdapat kasus non spesialistik di rumah sakit. Pada variabel proses yang menyebabkan angka kontak rendah yaitu first contact, continuity, comprehensiveness, proses pendaftaran pasien dan sumber daya manusia pada variabel input. Pada variabel proses yang menyebabkan rasio rujukan non spesialistik masih terjadi karena proses pemberian rujukan dan pada variabel input meliputi peralatan medis, obat-obatan.

Primary care as gatekeeper with managed care where the success is assessed from contact rate and referral ratio. Based on data from 2016, PHC in Tangerang has average achievement that is not in accordance with the target set by BPJS Health, contact rate is 41 permil below the safe zone "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ubai Sulistiani
"Rebranding adalah aktivitas di perusahaan atau institusi yang mempunyai tujuan untuk melakukan transformasi kedudukan brand dibenak pemilik kepentingan dan untuk menjadikan label serta personalitas pembeda dengan lembaga atau institusi lain. Upaya rebranding yang dilakukan RSUD DKI Jakarta bertujuan untuk memperbaharui posisi brand melalui perubahan nama, logo, meningkatkan kesan positif serta peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta terhadap persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan poli rawat jalan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 lokus Rumah Sehat Untuk Jakarta yaitu RSUD Pasar Rebo, RSUD Jati Padang, RSUD Mampang Prapatan, RSUD Kebayoran Lama dan RSUD Kembangan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Rumah Sehat Untuk Jakarta. Untuk menentukan sampel Rumah Sehat Untuk Jakarta menggunakan teknik simple random sampling dengan teknik lottery, sampel responden dalam penelitian ini adalah pasien lama poli rawat jalan berjumlah 96 orang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) serta rebranding terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Persepsi baik terhadap pelayanan kesehatan akan meningkat sebesar 11 kali ketika dilakukannya rebranding menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta.

Rebranding is an activity in a company or institution that has the aim of transforming the position of the brand in the minds of stakeholders and to make labels and differentiating personalities with other institutions or institutions. This study aims to determine the effect of rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta on public perceptions of outpatient poly health services. This research was conducted in 5 loci of Rumah Sehat Untuk Jakarta, as Pasar Rebo Hospital, Jati Padang Hospital, Mampang Prapatan Hospital, Kebayoran Lama Hospital and Kembangan Hospital. The population in this study were users of Rumah Sehat Untuk Jakarta. To determine the sample using simple random sampling technique with lottery technique, the sample respondents in this study were old patients of outpatient clinic totalling 96 people determined by accidental sampling technique. Data were analysed univariate, bivariate and multivariate. The results showed that there was an influence of characteristics (gender, education, occupation, and income) and rebranding on health services at Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Good perception of health services will increase by 11 times when rebranding to Rumah Sehat Untuk Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dr. Rora Asyulia
"Penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang (Cross Sectional) akan meneliti capaian program pelayanan kesehatan pada orang berisiko terkena HIV dengan pendekatan Malcolm Baldrige di Puskesmas Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui capaian Program pelayanan kesehatan pada orang berisiko terkena HIV dengan pendekatan Malcolm Baldrige. Populasi penelitian ini adalah seluruh Puskesmas di Kota Depok yang berjumlah 38 Puskesmas. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dan wawancara yang dibuat berdasarkan rujukan baku dari kriteria Malcolm Baldrige yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti terdahulu dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Variabel Independen ada 6 yaitu Kepemimpinan, perencanaan strategis, focus pada pelanggan, pengukuran analisis dan manajemen pengetahuan, focus pada sumber daya manusia dan manajemen proses sedangkan variabel dependen adalah capaian Standar pelayanan minimal pada pelayanan kesehatan orang berisiko terkena HIV. Analisis data menggunakan analisis data univariat melihat frekwensi distribusi hasil capaian, analisis data bivariat melihat hubungan antara 6 (enam) kriteria Malcolm Baldrige dengan hasil capaian Standar pelayanan minimal Program Pelayanan Kesehatan pada orang berisiko terkena HIV di Puskesmas Kota Depok dan analisis multivariat untuk mencari factor paling dominan mempengaruhi capaian standar pelayanan minimal HIV. Hasil penelitian Univariat mayoritas masuk kategori kurang kepemimpinan (53,07%), perencanaan strategis (46,21%) focus pada pelanggan (43,84%), pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan (44,21%), sumber daya manusia (47,85%) dan manajemen proses (47,49%) sedangkan hasil capaian Standar pelayanan minimal pada orang berisiko terkena HIV (69,86%) masuk kategori cukup. Pada analisis bivariat semua variabel independent memiliki hubungan yang kuat dan positif terhadap variabel dependen. Pada analisis multivariat ada korelasi yang kuat antara capaian SPM HIV (Y) dengan variabel kepemimpinan dan focus pada pelanggan (R=0,749) dan memiliki R Square 0,561 dimana variabel yang paling dominan adalah Focus pada Pelanggan (48,5%)

Quantitative research with a cross-sectional design (Cross Sectional) will examine the achievements of health service programs for people at risk of getting HIV using the Malcolm Baldrige approach at the Depok City Health Center. The purpose of this study was to determine the performance of the health service program for people at risk of getting HIV using the Malcolm Baldrige approach. The population of this study were all Community Health Centers in Depok City, totaling 38 Health Centers. The research instrument used questionnaires and interviews which were made based on standard references from Malcolm Baldrige's criteria which had been translated into Indonesian by previous researchers and adapted to the research objectives. There are 6 independent variables, namely leadership, strategic planning, focus on customers, measurement analysis and knowledge management, focus on workforce and process management, while the dependent variable is achievement of minimum service standards in health services for people at risk of getting HIV. Data analysis used univariate data analysis to look at the frequency distribution of performance results, bivariate data analysis looked at the relationship between 6 (six) Malcolm Baldrige criteria and the achievement results of the minimum service standard for the Health Service Program for people at risk of getting HIV at the Depok City Health Center and multivariate analysis to find the most common factor Dominantly affect the achievement of minimum HIV service standards. The majority of Univariate research results fall into the category of lacking leadership (53.07%), strategic planning (46.21%) focus on customers (43.84%), measurement, analysis and knowledge management (44.21%), workforce (47.85%) and process management (47.49%) while the results of the minimum service standards for people at risk of getting HIV (69.86%) are in the sufficient category. In the bivariate analysis all independent variables have a strong and positive relationship to the dependent variable. In the multivariate analysis there is a strong correlation between HIV MSS achievement and leadership and customer focus variables (R=0,749) and R square =0,561 where the most dominant variable is Customer Focus (48.5%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Aji Nugroho
"Kesehatan merupakan kebutuhan hidup dasar manusia, pemerintah wajib menjamin ketersediaan kesehatan bagi setiap masyarakat khusunya pasien lansia. Pasien lansia mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan kelompok umur lainnya. Pasien lansia yang membutuhkan pelayanan kesehatan terkendala oleh akses mereka untuk mendapatkan pelayanan tersebut. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup lansia, terutama di bidang kesehatan. Untuk itu dijalankan program Puskesmas Keliling dengan tujuan untuk meningkatkan akses pasien lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan salah satu wilayah dengan jumlah lansia terbanyak di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini memilih lokus penelitian pasien lansia di wilayah Kecamatan Setia Budi Jakarta Selatan, karena jumlah lansia yang lebih sedikit sehingga lebih mudah dievaluasi pelaksanaan program tersebut.Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori yang menyatakan bahwa akses dapat ditinjau dari 5 dimensi yakni, availability, acessability, affordability, adequacy, dan acceptability. Hasil penelitian menemukan bahwa beberapa indikator akses telah terpenuhi pada semua dimensi kecuali dimensi acessability.

Health is a basic human necessity, the government is obliged to guarantee the availability of health for every community especially elderly patients. Elderly patients have needs that are different from other age groups. Elderly patients who need health services are constrained by their access to these services. The Government through the Ministry of Health and Local Government seeks to improve the welfare of the lives of the elderly, especially in the health sector. For this reason, the Mobile Health Centers program was established with the aim of increasing the access of elderly patients in obtaining health services. The South Jakarta area is one of the regions with the highest number of elderly people in DKI Jakarta Province. This study chooses the locus of research for elderly patients in the Setia Budi sub-district of South Jakarta, because the number of elderly is smaller so it is easier to evaluate the implementation of the program. This research uses an approach post positivist with in-depth interview data collection techniques, observation and literature study. This study uses a theory which states that access can be viewed from 5 dimensions namely, availability, accessibility, affordability, adequacy, and acceptability. The results found that access indicators were met in all dimensions except affordability dimensions."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Mhd Indra Gunawan
"Salah satu permasalahan sistem rujukan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit dalam permasalahan kesehatan hal ini juga terjadi juga di kota Batam. Untuk mengatasi hal tersebut sistem pelayanan kesehatan di era BPJS Kesehatan mengutamakan optimalisasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti Puskesmas, klinik pratama, maupun dokter praktek perorangan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat. Namun masih sering kita temui masalah rujukan pelayanan rumah sakit yang terjadia ketidak tepatan dalam rujukan yang dialami oleh IGD Rumah Sakit dan Klinik-klinik di Batam. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahuai penyebab ketidak tepatan atau penyimpangan dalam rujukan FKTP yang terjadi di kota Batam.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa BPJS selalu menghimbau pimpinan dan dokter klinik untuk menahan laju rujukan yang relatif tinggi (berdasarkan asumsi yang banyak beredar di kalangan klinik dan tenaga medis baik di rumah sakit dan klinik). Dan rujukan non spesialistik yang rationya tidak lebih boleh lebih dari 15% agar tidak berdampak pada turunnya jumlah kapitasi (pasien kepesertaan BPJS kesehatan dalam tiap bulannya) yang dimiliki klinik. Disarankan Saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian merupakan peningkatkan kualitas atau mutu tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan, mengadakan sosialisasi terhadap aturan-aturan kebijakan secara berkesinambungan mengingat agar terhindari dari konflik dalam pelayanan, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan. Dan perlu adanya edukasi akan sebuah sistem dan aturan pelayanan untuk mengatasi masalah rujukan dan mengembalikan peran dokter umum sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat primer.

One of the problems of the health referral system that regulates the delegation of tasks and responsibilities on a reciprocal basis, as well as the structural and functional aspects of illness in health problems is also happening in the city of Batam. To overcome this the health care system in the era of BPJS Health prioritizes the optimization in first-rate health facilities (FKTP), such as health centers, clinics, and individual practice physicians in collaboration with BPJS Health in providing health services for the community. But still we often encounter the problem of hospital service referral that happened inaccurate in the references experienced by IGD Hospital and Clinics in Batam. The purpose of this research is to know the cause of inaccuracy or deviation in FKTP reference that occurred in Batam city.
The results found that BPJS always appealed to clinical leaders and clinicians to withhold relatively high referral rates (based on widely circulated assumptions among clinics and medical personnel in hospitals and clinics). And non-specialist referrals whose ration is no more than 15% in order not to affect the decrease in the number of capitals (monthly health membership BPJS patients) owned by the clinic. Suggested suggestions that can be submitted in relation to the results of the study is to improve the quality or quality of health personnel in health services, socialization of policy rules continuously in order to avoid the conflict in service, increasing the competence of health workers. And there is need for education of a system and rules of service to overcome the problem of referrals and return the role of general practitioners as the spearhead of primary health care."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulan Ambarsari
"Penelitian ini membahas tentang Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Atas Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Teori yang dipakai berdasarkan teori dari Azrul Azwar yaitu tentang Kepuasan Pasien yang Mengacu pada Penerapan Semua Persyaratan Pelayanan Kesehatan. Dalam teori ini menggunakan 8 dimensi sebagai ukuran pelayanan kesehatan. Dimensi tersebut adalah (1) Ketersediaan Pelayanan Kesehatan (provider), (2) Kewajaran Pelayanan Kesehatan (appropriate), (3) Kesinambungan Pelayanan Kesehatan (continue), (4) Penerimaan Pelayanan Kesehatan (acceptable), (5) Ketercapaian Pelayanan Kesehatan (accessible) (6) Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan (affordable), (7) Efisiensi Pelayanan Kesehatan (efficient)dan (8) Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengambilan datanya dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara. Hasil dari analisis penelitian ini adalah berdasarkan 8 dimensi yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar pasien tidak puas atas kualitas pelayanan kesehatan rawat jalan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.

This research discusses the analysis of patient`s satisfaction of outpatient`s department about the quality of healthcare services at Kecamatan Jagakarsa`s primary healthcare south of Jakarta. The theory that being used is based on the theory of Azrul Azwar about patient`s satisfaction refer to implementation of all healthcare requirements. In this theory used 8 dimensions as a measured of healthcare services. The dimensions are: (1) Provider, (2) Appropriate, (3) Continue, (4) Acceptable, (5) Accessible, (6) Affordable, (7) Efficient and (8) Quality.
This study uses quantitative approach with descriptive design. The technique that being used to collect the data are by questionnaire survey method and interviews. The results of this study demonstrate that based on 8 dimensions that used in this research the patient is not satisfied with the quality of outpatient healthcare services organized by the Kecamatan Jagakarsa primary healthcare South of Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sirin
"Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kebutuhan masyarakat khususnya dalam hal pelayanan kesehatan, yang diikuti oleh adanya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang Iebih balk, maka institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk selalu merespon perubahan yang terjadi. Kebijakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada rumah sakit daerah menjadi unit swadana adalah sebagai upaya pemerintah daerah dalam memperhatikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit daerah dapat dikelola secara mandiri dan profesional sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit sebagai unit swadana adalah berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengadakan penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan yaitu masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan poliklinik rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Budhi Asih. Penelitian ini akan difokuskan kepada persepsi atau tanggapan pengguna jasa terhadap layanan yang diberikan dan harapan pengguna jasa terhadap layanan yang berkualitas. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan adalah dengan Cara membandingkan antara tingkat kinerja dan harapan dari pelanggan dengan menggunakan metode Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja. Sementara untuk rekomendasi tentang faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dipetakan dalam diagram kartesius. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai terhadap 100 pasien poliklinik rawat jalan yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Budhi Asih ini, didasarkan pada dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dan : reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi pasien terhadap tingkat pelayanan di poliklinik rawat jalan RSUD Budhi Asih sebagian besar berada pada kontinum cukup memuaskan, demikian pula berdasarkan rata-rata untuk setiap dimensi juga berada pada kontinum cukup memuaskan. Sementara dari 18 indikator yang dinilai, maka berdasarkan hasil analisis sebagaimana tergambar pada diagram kartesius berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, terlihat bahwa terdapat 4 faktor yang berada di kuadran A yang berarti faktor tersebut dinilai sangat penting oleh pelanggan, akan tetapi tingkat pelaksanaannya masih belum memuaskan. Dikuadran B terdapat 7 faktor, hal tersebut menggambarkan bahwa antara tingkat pelaksanaan dengan harapan pelanggan sudah sesuai. Sementara dikuadran C terdapat 5 faktor, artinya bahwa faktor-faktor tersebut dianggap kurang penting oleh pelanggan sementara tingkat kualitas pelaksanaannya dianggap biasa. Terdapat 2 faktor yang berada dikuadran D, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut dianggap tidak terlalu penting oleh pelanggan sementara pelaksanaannya dilakukan dengan balk oleh rumah sakit. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

Along with the advancement of knowledge and needs of the society with particular reference to health services, followed by society's demands on better health service quality, health service institution is forced to keep responding to these changes. The policy of the Provincial Government of the Special Territory of the Capital City of Jakarta. allowing the Local General Hospitals to transform themselves to be a self-funded unit, is the manifestation of the provincial government's concern on health services in the hospital. The intention is to enable the Local General Hospitals to manage independently and professionally in congruence with the development of societies' demands. One of the success indicators of the hospital as a self-funded unit is based on the customers satisfaction towards the health services they provide. Based on this, the writer conducts a research on customers' satisfaction level as service users towards on coming-basis polyclinic health services in Budhi Asih Local General Hospital. The research will focus on the customers' perceptions or responses towards the services provided and their expectations towards quality services.
To find out the customer's satisfaction level the writer uses a method of performance and interest analysis by way of comparing between performance level and customer's expectations. As for the recommendations on factors or attributes which influence the customer's satisfaction is outlined in Cartesius diagram. The method of the research uses survey method towards a hundred on coming-basis patients of polyclinic which were randomly taken by using accidental sampling technique. The customer's satisfaction level towards health services in Budhi Asih Local General Hospital is based on service quality dimension comprising of reliability, responsiveness, assurance, emphaty and tangible. Based on the research findings it can be concluded that the patient's perceptions towards health services level in on coming-basis polyclinic of Budhi Asih Local General Hospital the majority stands in the continuum of relatively satisfactory, it is also the case for each dimension based on average. From 18 measured, based on analysis result as illustrated in Cartesius diagram in terms of factors that influences patient's satisfaction, it can been seen that there are four factors in A quadran meaning those factors is considered very important by the customers, however the implementation level remains not yet satisfactory. In B quadran there are seven factors that ilustrated between implementation level and customer's expectations already appropriate. As in C quadran there are five factors meaning that those factors are considered less important by the customers whereas the implementation quality level is considered ordinary. In B quadran there are two factors which show that those factors are considered not too important by the customers whereas the hospital has done it well. The research findings can be considered as an input for the hospital management in an effort to improve service quality in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Munawir
"Proses pelayanan dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta belum berjalan secara optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penumpukan pasien pada beberapa aktivitas tertentu serta lead time pelayanan yang terlalu bervariasi. Proses pelayanan dan penerbitan vaksinasi internasional dilakukan secara cepat mengingat jumlah kunjungan pasien vaksinasi dapat mencapai 400 kunjungan. Kegiatan tersebut dikerjakan secara monoton dan dilakukan berulang-ulang secara cepat akan berpotensi menimbulkan masalah dan mengancam keselamatan pasien apabila proses pelayanan bermasalah.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis proses pelayanan dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional di KKP Kelas I Soekarno Hatta dengan pendekatan metode lean six sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kualitatif dan bantuan statistik dasar.
Hasil penelitian digambarkan melalui value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pelayanan dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional selama 14 menit 56 detik dengan aktivitas VA sebesar 6 menit 22 detik (42,63%) dan aktivitas NVA sebesar 8 menit 34 detik (57,37%), proses paling lama terjadi pada langkah anamnesa dan pemeriksaan kesehatan karena menunggu panggilan dokter untuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan kesehatan. Waste paling besar adalah waiting waste sebesar 8 menit 23 detik atau 97,85% dari total seluruh waste yang ditemukan. Berdasarkan analisis fishbone diagram ditemukan bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori process.
Usulan perbaikan yang diberikan berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan berupa pembatas antar pasien pada meja anamnesa dan pemeriksaan kesehatan, komunikasi pasien geriatri, pembuatan standarisasi kerja, pembuatan visual management, membuat pelatihan dan motivasi, melakukan penelitian serupa saat peak season, menghitung beban kerja, serta menerapkan 5S.

The process of vaccination services and international certificate of vaccination publishing is not optimal enough, indicated by the accumulation of patients in certain activities and the lead time process is too varied. The process of vaccination services and international certificate of vaccination publishing is done quickly because the numbers of visitors can reach 400 patients. The activities are done monotonously and repeated quickly will cause the problems and threaten patient safety if there are problems with the service process.
The aim of this research is to get analysis result of the process of vaccination services and international certificate of vaccination publishing using lean six sigma approach. This research is operational research type which use qualitative design with basic statistic.
The result of this research were described with value stream mapping that showed the lead time of vaccination services and international certificate of vaccination publishing for 14 minutes 56 seconds with value added activities for 6 minutes 22 seconds (42,63%) and non-value activities for 8 minutes 34 seconds (57,37%), the longest process happens on historical and medical examination due to the waiting for the historical and medical examination activity. The biggest waste is waiting activities for 8 minutes 23 seconds or 97,85% of the total waste. Based on fishbone diagram analysis, it was discovered that the root cause of problem mostly comes from process category.
The improvements proposed based on the root cause problems found are divider between patient in historical and medical examination desk, geriatric patient communication, work standardization, visual management creation, training and motivation, conducted similar research in peak season visitors, workload calculation and 5S implementation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>