Ditemukan 160841 dokumen yang sesuai dengan query
Dimbilalaina Faniry Anjarasoa
"Food waste is a major global challenge with significant impacts on the environment, economy, and society. As a major contributor to food waste, Indonesia has initiated several programs to address this issue. This study investigates the driving forces behind these efforts, focusing on the role of global governance and its influence at the national level. This research uses qualitative data from official documents, policy reports, conferences, and dialogues with stakeholders to uncover that global governance exerts significant influence on national policy-making. It applies the concept of global governance, particularly focusing on the way international norms, such as the SDGs, shape national strategies and policies. The study identifies political, economic, and environmental factors as key motivators for these measures. The findings suggest that despite progress in policy-making and stakeholder engagement, Indonesia faces challenges in implementation, public awareness, and infrastructure improvement. The influence of global governance is evident in the formulation of national strategies, highlighting the necessity for improved coordination between agencies and more robust public education initiatives to combat food waste effectively. This thesis contributes to the academic discourse by offering an extensive examination of Indonesia’s approach, underlining the relationship between international norms and domestic practices. It emphasizes the importance of food waste reduction policies to fit the specific conditions of each country. The results also have wider implications for other developing countries seeking to align their domestic policies with global sustainability targets.
Limbah makanan merupakan tantangan global dengan dampak signifikan terhadap lingkungan, ekonomi, dan masyarakat. Sebagai negara penyumbang sampah makanan terbesar, Indonesia telah memulai beberapa program untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menganalisis kekuatan terhadap program-program tersebut, dengan berfokus pada peran tata kelola global dan pengaruhnya di tingkat nasional. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dari dokumen resmi, laporan kebijakan, konferensi, dan dialog dengan pemangku kepentingan untuk mengungkap bahwa tata kelola global mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan kebijakan nasional. Penelitian ini menerapkan konsep tata kelola global, khususnya berfokus pada bagaimana norma-norma internasional, seperti SDGs, membentuk strategi dan kebijakan nasional. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan sebagai pendorong utama dalam inisiatif tersebut. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam pembuatan kebijakan dan keterlibatan pemangku kepentingan, Indonesia menghadapi tantangan dalam implementasi, kesadaran masyarakat, dan peningkatan infrastruktur. Pengaruh tata kelola global terlihat jelas dalam perumusan strategi nasional, terkhusus pada perlunya peningkatan koordinasi antar lembaga dan inisiatif pendidikan publik yang lebih kuat untuk memerangi limbah makanan secara efektif. Penelitian ini berkontribusi pada wacana akademis dengan menawarkan kajian ekstensif terhadap pendekatan Indonesia, yang menekankan pada hubungan antara norma-norma internasional dan praktik domestik. Penelitian ini juga menekankan pentingnya kebijakan tentang pengurangan limbah makanan menyesuaikan dengan kondisi spesifik setiap negara. Hasil-hasil pada penelitian ini mempunyai implikasi yang lebih luas bagi negara-negara berkembang lainnya yang berupaya menyelaraskan kebijakan dalam negeri mereka dengan target keberlanjutan global."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Naula Hamidah
"Skripsi ini merupakan sebuah penelitian kualitatif mengenai pengaturan dalam rumah tangga yang berhubungan dengan konsumsi dan kaitannya dengan proses terjadinya sampah makanan. Penelitian ini menggunakan perbandingan antara dua rumah tangga kelas menengah yang berlokasi di daerah sub-urban Jakarta Barat, Indonesia. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bagaimana makanan dimaknai oleh kedua rumah tangga sudah terbentuk sejak proses pengadaan, kemudian diekspresikan dalam proses pengolahan dan konsumsi makanan, dan hasil akhirnya ditentukan oleh keputusan yang dibuat pada tahap penyimpanan yang ada di rumah tangga. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki sistem pencegahan yang bersifat kultural, disimbolkan dengan adanya tabu tentang “nasi menangis“ yang telah diturunkan secara turun-temurun. Diskusi tentang “nasi menangis” ini juga menunjukkan bagaimana peran tenaga kerja domestik, dalam hal ini didominasi perempuan (ibu, kakak perempuan, asisten rumah tangga), dapat menginternalisasikan pola ‘conscious consumption’ (konsumsi sadar) dalam anggota rumah tangga.
This thesis is a qualitative study on household arrangements related to consumption and the process of food waste. This study uses a comparison between two middle class households located in the sub-urban area of West Jakarta, Indonesia. The results of this study explain how the meaning of food by the two households has been formed since the procurement process, then expressed in the food-processing and consumption process, and finally determined by decisions made at the food-storing stage in the household. This study also shows that the community originally possessed what is called a cultural prevention system, symbolized by the taboo on “crying rice” which has been passed down from generation to generation. This discussion about “crying rice” also shows how the role of domestic workers, in this case dominated by women (mother, older sister, household assistant), can internalize the pattern of 'conscious consumption' within household members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shinta Citra Lestari
"
ABSTRAKSampah makanan atau sampah organik merupakan kontributor terbesar timbulan sampah rumah tangga di Indonesia. Besarnya dampak yang disebabkan sampah makanan memerlukan pergeseran fokus penanganan yang mengarah pada peningkatan kesadaran masyarakat. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa rumah tangga sebagai konsumen akhir dalam rantai pasok makanan adalah penghasil utama sampah makanan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi berbagai faktor potensial yang mempengaruhi timbulan sampah makanan rumah tangga, dengan menganalisis aktivitas sehari-hari seperti kebiasaan perencanaan dan belanja, motivasi yang mendorong mengurangi timbulan sampah makanan, serta kebiasaan mengelola sampah. Dengan menggabungkan metode analisis deskriptif yang didukung dengan analisis regresi, penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 277 responden rumah tangga di kota Depok. Penelitian ini menemukan bahwa kebiasaan pemilahan sampah, perencanaan dalam penyediaan makanan, serta motivasi ekonomi berpengaruh terhadap timbulan sampah makanan yang dihasilkan rumah tangga.
ABSTRACTOrganic waste, which include food waste, are the biggest contributor of Indonesias waste generation. Many previous studies reported that household as the last downstream tier of food chain supply were the biggest contributor of food waste generation. This study attempts to identified various factors which affecting household food waste generation by analyzing household socio-demographic characteristics, motivations, food provision practices including planning and shopping habits, and waste management activities. By combining descriptive and regression analysis, a survey held in Depok municipality, by interviewing 257 households through questionnaires. The result showed that indeed waste sorting, economic motivation, planning habit in household are important determinants to how much food being wasted at home."
2019
T52628
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Umniah Hanesti
"Sampah makanan merupakan jenis sampah yang banyak dihasilkan dari berbagai sektor, seperti rumah tangga, restoran, dll. Hal ini menyebabkan timbulan sampah di Kota Jambi cukup besar yaitu 433,17 ton/hari. Penelitian ini bertujuan menganalisis timbulan dan komposisi sampah makanan restoran, potensi ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku konsumen serta pengelola restoran dalam mengurangi sampah makanan, merekomendasikan konsep pengelolaan sampah makanan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah SNI 1903964-1994, analisis nilai ekonomi dan deskriptif, regresi linear berganda, dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan timbulan & komposisi sampah restoran didominasi sampah makanan 88%, memiliki nilai ekonomi ketika diolah menjadi larva BSF dan kompos. Pengetahuan dan sikap pengunjung berpengaruh positif dan signifikansi dalam mempengaruhi perilaku pengunjung, sedangkan pengelola hanya pengetahuan saja yang berpengaruh pofitif. Rekomendasi konsep pengelolaan sampah makanan restoran yaitu pemerintah menetapkan aturan kepada restoran untuk bekerjasama dengan TPS3R dan Bank Sampah, dan adanya kolaborasi oleh setiap stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan sampah makanan restoran.
Food waste is a type of waste that is often generated from various sectors, such as households, restaurants, etc. This causes waste generation in Jambi City to be quite large, namely 433.17 tons/day. This research aims to analyze the generation and composition of restaurant food waste, economic potential, knowledge, attitudes and behavior of consumers and restaurant managers in reducing food waste, recommending the concept of sustainable food waste management. The methods used are SNI 1903964-1994, economic value and descriptive analysis, multiple linear regression, and SWOT. The research results show that the generation & composition of restaurant waste is dominated by 88% food waste, and has economic value when processed into BSF larvae and compost. Consumers knowledge and attitudes have a positive and significant to influence consumers behavior, while the restaurant managers knowledge just has a positive influence. The recommended concept for managing restaurant food waste is that the government sets rules for restaurants to collaborate with TPS3R and the Waste Bank, and there is collaboration by every stakeholder involved in managing restaurant food waste."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siti Kamilia Musri
"Peningkatan jumlah penduduk di Kota Banda Aceh berdampak signifikan terhadap pengeluaran masyarakat dalam mengonsumsi makanan dan minuman jadi yang bersumber dari rumah makan. Hal ini mengakibatkan semakin banyak timbulan limbah makanan yang dapat meghasilkan jejak karbon, sehingga berpotensi dalam peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Terkait dengan hal tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan analisis komposisi dan timbulan limbah makan, analisis jumlah gas rumah kaca (CO2eq) yang dihasilkan dari timbulan sisa makanan edible serta pemberian rekomendasi terkait pengelolaan limbah makanan dari rumah makan di Kota Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling, yaitu memilih rumah makan dengan penyajian prasmanan dan kategori rumah makan menengah ke bawah. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini sesuai dengan Waste Composition Analysis (WCA) untuk memisahkan dan menimbang sisa makanan edible dan non-edible dari 50 piring sisa makanan konsumen pada masing-masing 10 rumah makan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan total timbulan limbah makanan rata-rata dari 10 rumah makan di Kota Banda Aceh adalah 1.253,3 g/rumah makan/hari dengan 896,3 g/rumah makan/hari adalah rata-rata total limbah makanan edible atau setara dengan 17,926 g/piring/hari. Komposisi limbah makanan rumah makan terdiri dari 50% makanan kaya karbohidrat, 31% buah dan sayur serta 19% makanan kaya protein, dengan sisa nasi merupakan timbulan limbah makanan terbesar. Nilai rata-rata jejak karbon yang dihasilkan limbah makanan dari rumah makan di Kota Banda Aceh sebesar 32,30 kgCO2eq/piring/tahun. Rekomendasi yang dapat diberikan berkaitan dengan pengurangan limbah makanan dari rumah makan dapat dilakukan dengan memberikan edukasi pada konsumen untuk mengambil makan secukupnya melalui poster yang menarik, perubahan cara pelayanan konsumen oleh pelayan rumah makan, donasi makanan layak konsumsi, serta pengolahan limbah makanan lanjutan sebagai kompos
The cost of consuming ready-to-eat food and drinks from restaurants has been significantly impacted by the increasing of population in Banda Aceh City. This causes a greater amount of food waste to be produced, which has the potential to increase greenhouse gas (GHG) emissions. In connection with this, the research examined the composition and generation of food waste, assessed the quantity of greenhouse gases (CO2eq) that produced as a result of edible food waste generation, and offered suggestions regarding initiatives to lessen food waste from restaurants in Banda Aceh City. This study was used a purposive sampling method in quantitative research and selects a middle-to-lower-priced restaurant with a buffet serving type. The waste composition analysis (WCA) sampling method was used in this study to separate and weigh edible and non-edible food waste from 50 plates of leftover consumer food in each of the 10 restaurants. According to the study, the average amount of food waste from 10 restaurants in Banda Aceh City daily was 1,253.3 grams, or 17.926 grams per plate. The average amount of edible food waste was 896.3 grams/restaurant/day. The food waste restaurants were made up of 50% carbohydrate-rich food, 31% fruit and vegetable food, and 19% protein-rich food, with rice residue being the biggest contributor to food waste. In Banda Aceh City, the average carbon footprint created by food waste from restaurants was 32.30 kgCO2eq/plate/year. The reduction of food waste from restaurants can be accomplished in a number of ways, including educating costumer to take enough food through eye-catching posters thus could minimize food waste production, altering the way waiters serve the food to the customers, collecting donations of proper food, and composting the food waste"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Rahmawati
"Sampah makanan menjadi topik yang masih perlu diangkat dan digaungkan. Makanan yang menjadi kebutuhan manusia sehari-hari ternyata jika dibiarkan tersisa dan menjadi gunungan sampah akan membawa dampak buruk bagi lingkungan. Berita lingkungan atau jurnalisme lingkungan hadir untuk membangun persepsi publik terkait pengelolaan sampah makanan dan pentingnya untuk menjaga lingkungan. Jurnalisme lingkungan yang dikemas dalam format newsgame dapat memperdalam keterlibatan (engagement) audiens.
Food waste is a topic that still needs to be raised and echoed. Food that is a daily human need turns out to be left behind and becomes a pile of garbage, which will negatively impact the environment. Environmental news or environmental journalism exists to build public perceptions regarding food waste management and the importance of protecting the environment. Environmental journalism packaged in newsgame format can deepen audience engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Khairunisa
"Limbah makanan merupakan salah satu limbah yang jumlahnya paling tinggi. Untuk menurunkan timbulan limbah makanan maka perlu diupayakan pengelolaan melalui penurunan timbulan. Redistribusi makanan surplus mulai dilakukan sebagai cara untuk mengurangi limbah makanan dan kerawanan pangan. Makanan surplus adalah makanan yang jumlahnya berlebih namun masih aman dan layak dikonsumsi. Tujuan tesis ini adalah Menyusun strategi pengelolaan makanan surplus sehingga tidak meningkatkan timbulan limbah dan berakhir di TPA. Metode yang digunakan adalah metode mix-method. Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan makanan surplus berjalan dengan bagus pada aspek teknis dan manajerial sedangkan aspek ekonomi tidak berjalan bagus. Penerima makanan surplus memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap redistribusi makanan surplus. Berdasarkan hasil analisis, tantangan yang ada saat ini adalah tidak adanya regulasi yang mengatur redistribusi makanan surplus dan rendahnya inisiatif atau dukungan dari pemerintah. Strategi yang direkomendasikan antara lain menetapkan peraturan yang mengatur pengelolaan redistribusi makanan surplus, adanya insentif dan disentif dalam upaya penurunan limbah makanan dan pengelolaan makanan surplus, pemberdayaan NFA dalam pengembangan foodbank dan menjaga kerja sama yang baik antara foodbank, donatur dan penerima.
ood waste is one of the highest sources of waste. Finding management through reduction is essential to lowering the production of food waste. The redistribution of surplus food began to be carried out to reduce food waste and food insecurity. Food surplus is food that is in excess but is still safe and suitable for consumption. This thesis aims to devise a strategy for managing food surpluses so that they do not increase waste generation and end up in landfills. The method used is the mix-method method. Based on the research results, food surplus management went well in the technical and managerial aspects, while the economic aspects did not. Recipients of food surplus have a good perception and attitude toward receiving redistributed food surplus. The current challenges are the absence of regulations about redistributing surplus food and the need for more initiative or support from the government. The recommended strategies include establishing regulations governing the redistribution of surplus food, providing incentives to reduce food waste and manage surplus food, empowering NFA to develop food banks and maintaining good cooperation between food banks, donors, and recipients."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Astrid Divana Mahira
"Aviasi sipil merupakan salah satu industri yang mengakselerasi globalisasi. Dengan aktivitas lintas batas yang semakin meningkat, penerbangan udara telah mempercepat proses mobilisasi manusia, barang, dan kapital setiap harinya. Aktivitas lintas batas ini kemudian memunculkan kebutuhan untuk adanya tata kelola global yang dapat mengkoordinasi dan merespon isu-isu yang muncul akibat pelaksanaan aviasi sipil. Dengan metode tipologi, tulisan ini akan mengeksplorasi perkembangan tata kelola aviasi sipil global dengan meninjau 30 literatur yang akan dibagi menjadi dua tema besar: aktor dan isu dalam tata kelola aviasi sipil global. Penulis menemukan bahwa prinsip fundamental berupa kedaulatan penuh negara atas ruang udaranya menyebabkan proliferasi aktor non-negara tidak mengeliminasi sentralitas negara dalam tata kelola aviasi sipil global. Adapun globalisasi yang memperluas ruang lingkup tata kelola aviasi sipil global memunculkan dinamika baru dalam tata kelola aviasi sipil global berupa koordinasi dan kolaborasi yang terinstitusionalisasi dengan tata kelola global area isu di luar aviasi sipil.
Civil aviation is one of the industries which have accelerated the process of globalization. With the ever-increasing frequency of transboundary activity, air transport has facilitated the mobilization process of humans, goods, and capital daily. The transboundary activity hence calls for an urgency for global governance that can coordinate activities among various actors and respond to emerging issues as a result of civil aviation. With the typology method, this literature review explores the development of global civil aviation governance by reviewing 30 pieces of literature which will be divided into two major themes: actors and issues in global civil aviation governance. This review finds that the fundamental principle of exclusive state sovereignty for its airspace causes the proliferation of non-state actors to not have an impact on state centrality in global civil aviation governance. Additionally, globalization that has widened the scope of global civil aviation governance induced a new dynamic in global civil aviation governance in the forms of coordination and institutionalized collaboration with the global governance of relevant issue areas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mudhia Evelyn Zuhdi
"Pada tahun 2017, Indonesia dan Denmark sepakat untuk melaksanakan kerja sama manajemen air dan lingkungan hidup antara kedua negara. Pada kerja sama ini, Denmark akan memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan kapasitas bagi pemerintah Indonesia untuk dapat memperbaiki kualitas air sekaligus pengelolaan limbah sesuai dengan asas berkelanjutan. Akan tetapi, pada kenyataannya, kerja sama ini tidak berjalan secara efektif selama beberapa tahun. Skripsi ini akan membahas terkait dinamika antaraktor yang muncul dari Indonesia dan Denmark dalam menjalankan proyek kerja sama manajemen air dan limbah pada tahun 2017. Penelitian ini akan menggunakan teori rezim internasional sebagai model analisis dan metode eksplorasi deskriptif untuk mencari temuan dari pertanyaan penelitian. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa muncul perbedaan pandangan dari pemerintah Indonesia dan Denmark pada tengah-tengah jalannya kerja sama. Hal ini kemudian menjadi salah satu faktor penting pada akhirnya kerja sama ini tidak dapat berjalan secara maksimal. Tak hanya itu, kurangnya partisipasi badan non negara dalam kerja sama ini juga memperburuk proses jalannya proyek. Baik pemerintah Indonesia maupun Denmark pada awalnya kurang melibatkan badan non negara ke dalam partisipasi kerja sama ini. Hal ini kemudian membuat kurangnya kesadaran atas inisiatif perbaikan kualitas air dan manajemen lingkungan antara pemerintah Indonesia dengan Denmark. Rendahnya kesadaran ini pada akhirnya juga turut menghambat jalannya proyek manajemen air dan limbah karena kurangnya partisipasi dan harmoni dari seluruh lapisan masyarakat, dari pemerintah hingga masyarakat sebagai stakeholders terbesar dalam kerja sama ini.
In 2017, Indonesia and Denmark have agreed to cooperate for water and waste management between the two countries. In this cooperation, Denmark provides aids in form of capacity building for Indonesian government to fix the water quality along with the waste management based on the sustainability principle. However, in reality, this cooperation has not worked effectively for several years. This thesis aims to discuss on the rising dynamics between actors from Indonesia and Denmark when running the water and waste management cooperation project in 2017. The research uses international regime theory as the analysis model and exploratory descriptive method to seek findings from the research question. The result of this research finds that one of the main reasons behind the ineffectiveness is the difference of view between Indonesian government and Denmark government when the cooperation is currently running. Besides that, the lack of participation from non-governmental bodies in this cooperation is also contributing to the worsening of the cooperation process. Both Indonesian and Denmark government has not considered involving non-governmental bodies in this cooperation. Hence, this results that the lack of awareness of this environmental initiative between the two countries. The lack of awareness makes this cooperation slower due to the low number of participations from all the layer of society, especially the public as the biggest stakeholders in this cooperation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Irene Almakusuma Lucas
"
ABSTRAKSampah rumah tangga yang sebagian besar berupa sampah makanan masih mendominasi timbulan sampah di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga mengalami krisis energi. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi ramah lingkungan yang dapat mengatasi permasalahan dan menghasilkan energi terbarukan. Salah satu alternatif penyelesaian permasalahan ini adalah dengan penerapan dry Anerobic Digester (AD). Pemilihan sistem dry utamanya adalah karena kebutuhan airnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem lain. Penelitian dilakukan dengan reaktor anaerobik batch selama 45 hari dengan volume 130 liter. Suhu operasi reaktor adalah pada rentang mesofilik. Substrat yang digunakan adalah sampah makanan kantin dan inokulum yang digunakan adalah efluen anaerobic digester. Terjadi penurunan produksi metana teoritis seiring dengan peningkatan konsentrasi amonia. Adanya indikasi toksisitas amonia dimana konsentrasi amonia mencapai 1.088 mg/L pada pH 7,9. Didapatkan efektifitas reaktor dry anaerobic digester adalah sebesar 43,85% destruksi volatile solid (VS) dan 27,34% destruksi chemical oxygen demand (COD). Rata-rata produksi metana teoritis adalah 0,14 L CH4 / gram VS feedstock
ABSTRACTHousehold waste which consist largely amount of food waste, still dominates waste generation in Indonesia. On the other hand, Indonesia is also experiencing an energy crisis. Therefore environmentally friendly technology that can solve problems and generate renewable energy is needed. One alternative that can solve the problems is by the application of dry Anerobic Digester (AD). Selection of dry system is mainly because of its water reqirements is less than with other systems. Research carried out by anaerobic batch reactor for 45 days with a volume of 130 liters. The substrate used was cafeteria food waste and inoculum used is the anaerobic digester effluent. The theoretical methane production decrease due to the increased concentration of ammonia. The indication of the toxicity of ammonia in which the ammonia concentration reached 1088 mg / L at pH 7.9. Obtained effectiveness of dry anaerobic digester reactor was amounted to 43.85% VS destruction and 27.34% COD destruction. The average theoretical methane production was 0.14 L CH4 / g VS feedstock."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library