Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85269 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Malik Ardiansyah
"

Saat ini, listrik merupakan sumber daya yang sangat penting untuk semua orang dalam menunjang aktivitas sehari-hari yang mereka lakukan. Masyarakat dimudahkan dengan banyaknya metode pembayaran tagihan listrik yang bisa mereka pilih. Pada skripsi ini dilakukan penggunaan teknologi Blockchain dalam sistem pembayaran tagihan listrik. Teknologi Blockchain adalah teknologi yang memungkinkan transaksi dilakukan secara terdesentralisasi, transparan, dan aman. Dalam skripsi ini dijelaskan secara sederhana tentang teknologi Blockchain serta bagaimana teknologi ini dapat diterapkan dalam sistem pembayaran tagihan listrik di indonesia dengan membuat sebuah situs web yang dapat digunakan oleh pengguna untuk melakukan pembayaran tagihan listrik elektronik berbasis Blockchain dengan Ethereum sebagai jaringan blockchain yang digunakan. Dari 3 pilihan gas fee yang diujikan sebanyak 10x percobaan, pilihan “aggressive” adalah pilihan yang tepat apabila pengguna ingin proses transaksi yang cepat (4.5s), pilihan “market” cocok untuk pengguna yang baru pertama kali mencoba dan ingin mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh metamask (9.4s). Pilihan “low” adalah pilihan yang paling nyaman para pengguna yang mengutamakan fungsi dan tidak mementingkan kecepatan transaksi (18.8s).


Nowadays, electricity is a very important resource for everyone to support their daily activities. People are facilitated by the various methods to pay electricity bills that are available for them. In this research, Blockchain technology is used in the electricity bill payment system. Blockchain technology is a technology that allows transactions to be carried out in a decentralized, transparent, and secure manner. This research explained about Blockchain technology and how this technology can be applied in the electricity bill payment system in Indonesia by creating a website that can be used by users to pay their electricity bills with Ethereum as the blockchain network. Of the three gas fee options tested, “aggressive” option is the right choice if users want a fast transaction process (4.5s), “market” option is suitable for first-time users and wants to follow the standards set by metamask (9.4s). The “low” option is the most comfortable choice for users who prioritize function and are less concerned with transaction speed (18.8s)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Chandra Wiguna
"Perkembangan dunia digital telah membuat beberapa aspek kehidupan secara teknis berubah, dari beberapa metode konvensional menjadi modern. Modernisasi pada era digital ini tentu memudahkan pekerjaan yang dahulunya membutuhkan sumberdaya manusia yang terbilang masif menjadi tereduksi karena adanya teknologi. Hadirnya teknologi blockchain dapat menjadi solusi ditengah minimnya keamanan data akan peretesan dan manipulasi data. Ethereum sebagai platform yang berbasis blockchain dan tingginya keamanan data melalui algoritma hasing mencoba menyelesaikan hal-hal yang menjadi perhatian belakangan ini. Kemudian algoritma hashing ini diterapkan ke beberapa pemodelan seperti website bebbasis data yang bertujuan untuk meningkatan integeritas database agar tidak mudah disusupi dan dimanipulasi. Algoritma Ethereum Keccak-256 akan diuji dengan mencoba beberapa jenis parameter agar mendapatkan variabel yang optimal untuk diimplementasikan dalam proyek voting elektronik agar lebih baik dalam kredibilitas dan integritas.
Hasil dari variasi percobaan kedua bahwa difficulty yang ideal ialah 10.000.000 dibandingkan dengan dua variasi lainnya. Namun, difficulty ini belum lah sepenuhnya dikatakan ideal jika menggunakan nilai difficulty lainnya. Dengan menggunakan variasi difficulty, maka blok dapat diverifikasi selama 440,872ms untuk difficulty 100.000, 20,188ms untuk difficulty 1.000.000, dan 0,222ms untuk difficulty. 10.000.000.Pada difficulty 100.000, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan algoritma hash merupakan variasi yang paling lama dengan rata-rata waktu hash per blok 80,291ms untuk 1 satu thread process, 240,457ms untuk 2 dua thread process, dan 440,872ms untuk 4 empat thread process.

The development of the digital world has made some aspects of life technically change, from some conventional methods to being modern. Modernization in this digital era would facilitate the work that formerly require human resources that are somewhat massive to be reduced due to the technology. The presence of blockchain technology can be a solution amid the lack of data securities will hacking and data manipulation. Ethereum as a blockchain based platform and high security securities through a hasing algorithm trying to solve things of concern lately. Then the hashing algorithm is applied to some modeling such as website based data that aims to increase the integrity of the database so as not to be easily infiltrated and manipulated. The Ethereum Algorithm Keckak 256 will be tested by attempting several types of parameters to obtain the optimal variable to be implemented in electronic voting projects to make better credibility and integrity.
The result of experimental variation that the ideal difficulty is 10,000,000 compared to the other two variations. However, this difficulty is not yet fully said to be ideal if using other difficulty values. By using variations of difficulty, the blocks can be verified for 440.872ms for 100,000 difficulty, 20.188ms for 1,000,000 difficulty, and 0.222ms for difficulty. 10.000.000. On difficulty 100,000, the time required to complete the hash algorithm is the longest variation with the average hash time per block 80,291ms for 1 one thread process, 240,457ms for 2 two thread process, and 440,872 ms for 4 four thread process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizky Duto Pamungkas
"Pada penelitian ini dilakukan penerapan tingkat keamanan lebih dengan penggunaan sistem penyimpanan data peer-to-peer berbasis Inter-Planetary File System (IPFS) pada blockchain ethereum. IPFS digunakan sebagai media penyimpanan data gambar yang kemudian akan menghasilkan IPFS hash atau content identifier (CID). CID akan digunakan untuk mengakses data gambar pada IPFS yang dapat dilakukan dengan bantuan gateway IPFS. CID ini akan dikirimkan pada blockchain menggunakan smart contract. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa penggunaan IPFS sebagai keamanan tambahan pada sistem blockchain dapat dilakukan. Ukuran file yang dikirimkan menggunakan IPFS akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan IPFS untuk mengirimkan file tersebut. Semakin besar ukuran file yang dikirimkan, maka akan semakin banyak waktu yang dibutuhkan. Untuk selisih ukuran file sebesar 1MB terjadi kenaikan waktu akses sekitar 5%. Jarak gateway IPFS yang digunakan juga akan mempengaruhi waktu akses terhadap file. Semakin jauh jarak gateway IPFS dengan pengakses, maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan. Untuk selisih jarak gateway IPFS sebesar 1.000 km terjadi penurunan waktu akses sekitar 5%. Jarak gateway IPFS dengan pengakses juga mempengaruhi keberhasilan dalam mengakses data. Pada gateway dengan jarak terjauh, yaitu Amerika Serikat terjadi kegagalan akses sebesar 24%.

In this study, a higher level of security was implemented by using an Inter-Planetary File System (IPFS) based peer-to-peer data storage system on the ethereum blockchain. IPFS is used as an image data storage medium which will then generate an IPFS hash or content identifier (CID). CID will be used to access image data on IPFS which can be done with the help of IPFS gateway. This CID will be sent on the blockchain using a smart contract. The results of the study prove that the use of IPFS as additional security on the blockchain system can be done. The size of a file sent using IPFS will affect the time it takes IPFS to send the file. The larger the file size that is sent, the more time it will take. For the difference in file size of 1MB there is an increase in access time of about 5%. The distance of the IPFS gateway used will also affect the access time to files. The farther the IPFS gateway is from the accessor, the more time it will take. For the difference in IPFS gateway distance of 1,000 km, there is a decrease in access time of about 5%. The distance between the IPFS gateway and the accessor also affects the success in accessing data. At the gateway with the farthest distance, namely the United States, there was an access failure of 24%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikael Alvian Rizky
"Meningkatnya populasi dunia mempengaruhi permintaan global, sehingga berbagai sistem produksi berdampak signifikan pada lingkungan. Efisiensi pengelolaan supply chain dapat mengurangi emisi karbon dan mempertahankan keberlanjutan. Penelitian ini mengimplementasikan teknologi blockchain menggunakan Hyperledger Fabric untuk mengelola salah satu komponen supply chain, yaitu perjalanan produk. Dengan blockchain, sistem yang bersifat terdistribusi mengurangi risiko single point of failure dan serangan siber, transaksi irreversible memastikan integritas data, dan transparansi meningkat tanpa memerlukan pihak ketiga. Hyperledger Fabric dipilih karena mekanisme konsensus yang efisien, tidak menggunakan cryptocurrency, open source, dan partisipan yang dikenal dalam jaringan. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana blockchain memberikan traceability, security, dan reliability dalam sistem transportasi supply chain dan pencatatan emisi karbon, serta mengevaluasi hasil implementasinya. Sistem yang dihasilkan memanfaatkan hash block sebagai identifier dari invois perjalanan dan invois transaksi karbon yang digunakan untuk memverifikasi keabsahan invois terkait. Hasil menunjukkan sistem memenuhi fungsionalitas yang diharapkan, meskipun terdapat beberapa skenario dengan waktu respons lambat ketika lebih dari dua puluh user mengakses skenario tersebut secara bersamaan. Pengujian kegunaan yang melibatkan sejumlah responden menunjukkan bahwa sistem CarbonChain cukup user-friendly. Beberapa tanggapan responden menyoroti keamanan data dan transparansi sebagai kelebihan utama teknologi blockchain dalam konteks supply chain dan pencatatan emisi karbon. Penelitian ini terbatas pada pengembangan prototipe tanpa integrasi dengan sistem informasi industri supply chain.

The increasing global population affects global demand, causing various production systems to significantly impact the environment. Efficient supply chain management can reduce carbon emissions and maintain sustainability. This research implements blockchain technology using Hyperledger Fabric to manage product shipment as one of the supply chain components. With blockchain, the distributed system reduces the risk of single points of failure and cyberattacks, irreversible transactions ensure data integrity, and transparency increases without requiring third parties. Hyperledger Fabric was chosen because of its efficient consensus mechanism, lack of cryptocurrency use, open-source nature, and known participants within the network. This research explores how blockchain provides traceability, security, and reliability in supply chain transportation systems and carbon emission tracking, and evaluates the implementation results. The resulting system uses block hashes as identifiers for shipment invoices and carbon transaction invoices used to verify the validity of the related invoices. The results show that the system meets the expected functionality, although some scenarios experienced slow response times when more than twenty users accessed the scenario simultaneously. Usability testing involving several respondents indicated that the CarbonChain system is quite user-friendly. Some of the surveyees’ feedback highlighted data security and transparency as the main advantages of blockchain technology in the context of supply chain and carbon emission tracking. This research is limited to the development of a prototype without integration with the supply chain industry’s information systems."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Moses Nathanael
"Meningkatnya populasi dunia mempengaruhi permintaan global, sehingga berbagai sistem produksi berdampak signifikan pada lingkungan. Efisiensi pengelolaan supply chain dapat mengurangi emisi karbon dan mempertahankan keberlanjutan. Penelitian ini mengimplementasikan teknologi blockchain menggunakan Hyperledger Fabric untuk mengelola salah satu komponen supply chain, yaitu perjalanan produk. Dengan blockchain, sistem yang bersifat terdistribusi mengurangi risiko single point of failure dan serangan siber, transaksi irreversible memastikan integritas data, dan transparansi meningkat tanpa memerlukan pihak ketiga. Hyperledger Fabric dipilih karena mekanisme konsensus yang efisien, tidak menggunakan cryptocurrency, open source, dan partisipan yang dikenal dalam jaringan. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana blockchain memberikan traceability, security, dan reliability dalam sistem transportasi supply chain dan pencatatan emisi karbon, serta mengevaluasi hasil implementasinya. Sistem yang dihasilkan memanfaatkan hash block sebagai identifier dari invois perjalanan dan invois transaksi karbon yang digunakan untuk memverifikasi keabsahan invois terkait. Hasil menunjukkan sistem memenuhi fungsionalitas yang diharapkan, meskipun terdapat beberapa skenario dengan waktu respons lambat ketika lebih dari dua puluh user mengakses skenario tersebut secara bersamaan. Pengujian kegunaan yang melibatkan sejumlah responden menunjukkan bahwa sistem CarbonChain cukup user-friendly. Beberapa tanggapan responden menyoroti keamanan data dan transparansi sebagai kelebihan utama teknologi blockchain dalam konteks supply chain dan pencatatan emisi karbon. Penelitian ini terbatas pada pengembangan prototipe tanpa integrasi dengan sistem informasi industri supply chain.

The increasing global population affects global demand, causing various production systems to significantly impact the environment. Efficient supply chain management can reduce carbon emissions and maintain sustainability. This research implements blockchain technology using Hyperledger Fabric to manage product shipment as one of the supply chain components. With blockchain, the distributed system reduces the risk of single points of failure and cyberattacks, irreversible transactions ensure data integrity, and transparency increases without requiring third parties. Hyperledger Fabric was chosen because of its efficient consensus mechanism, lack of cryptocurrency use, open-source nature, and known participants within the network. This research explores how blockchain provides traceability, security, and reliability in supply chain transportation systems and carbon emission tracking, and evaluates the implementation results. The resulting system uses block hashes as identifiers for shipment invoices and carbon transaction invoices used to verify the validity of the related invoices. The results show that the system meets the expected functionality, although some scenarios experienced slow response times when more than twenty users accessed the scenario simultaneously. Usability testing involving several respondents indicated that the CarbonChain system is quite user-friendly. Some of the surveyees’ feedback highlighted data security and transparency as the main advantages of blockchain technology in the context of supply chain and carbon emission tracking. This research is limited to the development of a prototype without integration with the supply chain industry’s information systems."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven
"Meningkatnya populasi dunia mempengaruhi permintaan global, sehingga berbagai sistem produksi berdampak signifikan pada lingkungan. Efisiensi pengelolaan supply chain dapat mengurangi emisi karbon dan mempertahankan keberlanjutan. Penelitian ini mengimplementasikan teknologi blockchain menggunakan Hyperledger Fabric untuk mengelola salah satu komponen supply chain, yaitu perjalanan produk. Dengan blockchain, sistem yang bersifat terdistribusi mengurangi risiko single point of failure dan serangan siber, transaksi irreversible memastikan integritas data, dan transparansi meningkat tanpa memerlukan pihak ketiga. Hyperledger Fabric dipilih karena mekanisme konsensus yang efisien, tidak menggunakan cryptocurrency, open source, dan partisipan yang dikenal dalam jaringan. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana blockchain memberikan traceability, security, dan reliability dalam sistem transportasi supply chain dan pencatatan emisi karbon, serta mengevaluasi hasil implementasinya. Sistem yang dihasilkan memanfaatkan hash block sebagai identifier dari invois perjalanan dan invois transaksi karbon yang digunakan untuk memverifikasi keabsahan invois terkait. Hasil menunjukkan sistem memenuhi fungsionalitas yang diharapkan, meskipun terdapat beberapa skenario dengan waktu respons lambat ketika lebih dari dua puluh user mengakses skenario tersebut secara bersamaan. Pengujian kegunaan yang melibatkan sejumlah responden menunjukkan bahwa sistem CarbonChain cukup user-friendly. Beberapa tanggapan responden menyoroti keamanan data dan transparansi sebagai kelebihan utama teknologi blockchain dalam konteks supply chain dan pencatatan emisi karbon. Penelitian ini terbatas pada pengembangan prototipe tanpa integrasi dengan sistem informasi industri supply chain.

The increasing global population affects global demand, causing various production systems to significantly impact the environment. Efficient supply chain management can reduce carbon emissions and maintain sustainability. This research implements blockchain technology using Hyperledger Fabric to manage product shipment as one of the supply chain components. With blockchain, the distributed system reduces the risk of single points of failure and cyberattacks, irreversible transactions ensure data integrity, and transparency increases without requiring third parties. Hyperledger Fabric was chosen because of its efficient consensus mechanism, lack of cryptocurrency use, open-source nature, and known participants within the network. This research explores how blockchain provides traceability, security, and reliability in supply chain transportation systems and carbon emission tracking, and evaluates the implementation results. The resulting system uses block hashes as identifiers for shipment invoices and carbon transaction invoices used to verify the validity of the related invoices. The results show that the system meets the expected functionality, although some scenarios experienced slow response times when more than twenty users accessed the scenario simultaneously. Usability testing involving several respondents indicated that the CarbonChain system is quite user-friendly. Some of the surveyees’ feedback highlighted data security and transparency as the main advantages of blockchain technology in the context of supply chain and carbon emission tracking. This research is limited to the development of a prototype without integration with the supply chain industry’s information systems."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovi Handono Hutama
"Masyarakat membutuhkan teknologi digital untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari. Salah satu dampak dari teknologi digital adalah pengurusan dokumen fisik yang berubah menjadi dokumen digital. Pada ranah logistik tidak terlepas dari dokumen yang memuat informasi atas kepemilikan barang. Angkutan peti kemas memiliki banyak sekali dokumen fisik dalam proses pengirimannya. Dokumen fisik ini dapat menjadi target kejahatan seperti contohnya dipalsukan, disalin, atau dirusak. Biaya pengurusan administrasinya juga dapat dikatakan mahal karena banyak pihak terlibat. Dokumen penting yang dapat menjadi target kejahatan yaitu Bill of Lading. Oleh karena itu, penulis ingin membuat sebuah sistem yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Pada tugas akhir ini penulis mencoba untuk membuat sebuah sistem berbasis blockchain untuk pengurusan administrasi, khususnya pada dokumen Bill of Lading. Rancangan sistem terdiri dari front-end, back-end, dan blockchain. Blockchain dibuat menggunakan Ethereum dengan framework Geth dan bertipe permissioned blockchain. Penyimpanan data dan proses bisnis dilakukan pada smart contract yang ditanam ke dalam blockchain. Setiap node akan tersinkronisasi dengan node lain melalui mekanisme konsensus proof-of-authority, sehingga data yang dimiliki akan selalu sama. Sistem dievaluasi dengan menguji sifat dasar blockchain, yaitu decentralized, immutable, dan verifiable. Walaupun sistem masih terdapat beberapa kekurangan, hasil pengujian tugas akhir ini menunjukkan bahwa sistem berbasis Ethereum ini dapat menjadi alternatif untuk sistem yang masih tradisional.

People need digital technology to make their daily work easier. One of the impacts of digital technology is the processing of physical documents that turn into digital documents. In the realm of logistics, it cannot be separated from documents containing information on ownership of goods. Container transportation has a lot of physical documents in the shipping process. These physical documents can be the target of crimes such as being forged, copied, or tampered with. Administration costs can also be said to be expensive because many parties are involved. Bill of Lading is an important document that can be a target for crime. Therefore, the author wants to create a system that can overcome these problems. In this research, the author tries to create an blockchain-based system for administrative management, especially in the Bill of Lading document. The system design consists of front-end, back-end, and blockchain. The blockchain is created using Ethereum network with the Geth framework and is a permissioned blockchain. Data storage and business processes are carried out on smart contracts embedded into the blockchain. Each node will be synchronized with other nodes through a proof-of-authority consensus mechanism, so the data held will always be the same. The system is evaluated by testing the basic properties of the blockchain, namely decentralized, immutable, and verifiable. Although the system still has some shortcomings, the results of this final project show that this Ethereum-based system can be an alternative to traditional systems."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Wiryadinata Halim
"Setiap kendaraan bermotor yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia wajib mempunyai surat-surat kendaraan yaitu Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) dan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Setiap pemilik kendaraan bermotor juga wajib untuk mengikuti proses administrasi agar surat kendaraan tetap sah seperti proses perubahan kepemilikan kendaraan jika kepemilikan kendaraan berubah. Hingga kini, surat kendaraan masih berbentuk fisik dan proses administrasi surat kendaraan masih berjalan secara manual, pemilik kendaraan wajib datang ke kantor SAMSAT dan membawa dokumen yang diperlukan. Pada masa ini, perkembangan teknologi maju dengan sangat pesat, perkembangan teknologi telah terbukti membantu manusia dalam mengotomasi pekerjaan administratif. Salah satu teknologi yang sedang berkembang sekarang adalah blockchain. Blockchain adalah salah satu tempat penyimpanan data immutable yang aman dan terdistribusi di berbagai tempat yang disebut ledger. Dengan bantuan blockchain, surat kendaraan dan riwayat surat kendaraan dapat disimpan secara digital dengan aman dan jelas. Penelitian ini menggunakan permissioned blockchain yaitu Hyperledger Fabric dalam mengimplementasikan prototipe yang dibangun. Hyperledger Fabric merupakan framework open source dibawah naungan Linux Foundation. Hyperledger Fabric bersifat privat dan menyediakan sistem untuk melakukan autentikasi dan otorisasi pengguna di dalam jaringan, sangat berbeda dengan public blockchain umumnya dimana pengguna bersifat anonim. Setiap data disimpan di dalam blockchain dan DBMS CouchDB yang terdapat pada setiap peer. Penelitian ini menggunakan smart contract yang dinamakan chaincode pada Hyperledger Fabric untuk mengimplementasikan bisnis proses surat kendaraan khususnya perubahan kepemilikan kendaraan. Chaincode ini di-install pada peer di dalam jaringan Fabric dan mempunyai daur hidup yang terhubung dengan sistem otorisasi sehingga setiap perubahan bisnis proses memerlukan proses otorisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surat kendaraan dan administrasi surat kendaraan dapat digitalisasi menjadi sebuah sistem dengan menggunakan blockchain. Dengan Hyperledger Fabric, setiap pemangku kepentingan dapat berinteraksi dan berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya untuk melayani proses administrasi dalam jaringan yang aman, terdistribusi, dan immutable dimana setiap interaksi perubahan surat kendaraan disimpan sebagai riwayat yang tidak dapat berubah.

Every motor vehicle operated in Republic of Indonesia required to have registration document such as Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) and buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Every owner of a motor vehicle is required to follow an enforced administration process to ensure their vehicle’s document still valid such as when the owner of the motor vehicle change. Right now, vehicle document is still based on paper and administration process still run manually, the owner must come to SAMSAT office and bring required documents. In the present, technology is advancing rapidly, technology advancement has proven to help humans automate administrative work. One of the technologies that are currently developing fast is blockchain. Blockchain is one of immutable data storage that safe and distributed in many places that called ledger. With help from blockchain, vehicle documents and the history of the document can be stored digitally safely and clearly. This research use permissioned blockchain that is Hyperledger Fabric as a tool to implement this research’s prototype. Hyperledger Fabric is an open-source blockchain founded by Linux Foundation. Hyperledger Fabric blockchain is private and permissioned, serves an authentication and authorization feature, very different from a public blockchain where the user is anonymous. Every data stored in blockchain and DBMS CouchDB available on every peer. This research use smart contract named chaincode in Hyperledger Fabric for implementing business process vehicle document administration especially change on vehicle ownership. Chaincode installed in peer on Fabric network and has lifecycle that connect with authorization system thus every change on business process need authorization. The result of this research shows that vehicle documents and the administration of vehicle documents can be digitalized with blockchain. With Hyperledger Fabric, every stakeholder can interact and communicate with one another to serve the vehicle document administration process in a secured network, distributed and immutable where every interaction is recorded as a history that cannot be changed."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aligar Syahan Putra
"Penyelenggaraan pendaftaran fidusia secara elektronik, atau yang disebut dengan Fidusia Online, menawarkan banyak kemudahan dalam memberikan kepastian hukum pada masyarakat. Selain membantu Ditjen AHU dalam memenuhi prinsip one day service, Fidusia Online juga memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan pendaftaran fidusia karena prosesnya yang sangat cepat, dengan sertifikat yang tersedia secara elektronik serta bertanda tangan elektronik. Namun disamping kemudahannya, terdapat beberapa potensi timbulnya permasalahan pada keautentikan sertifikat itu sendiri. Dengan sistem yg digunakan, terdapat risiko terjadinya kegagalan sistem yang menyebabkan keautentikan sertifikat jaminan fidusia menjadi terganggu, sehingga keautentikannya pun menjadi tidak terjamin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi terjadinya risiko kegagalan sistem tersebut dan meganalisis kemungkinan penyelenggaraan pendaftaran fidusia dengan sistem yang lebih baik agar risiko tersebut dapat diminimalisir. Penelitian ini merupakan penilitian yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap hukum positif tertulis, termasuk meneliti bahan pustaka atau data sekunder dengan tujuan untuk menemukan fakta-fakta terkait sistem yang digunakan Fidusia Online.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang ini memiliki kerentanan kegagalan sistem yang dapat mengganggu keauntentikan sertifikat jaminan fidusia itu sendiri. Dengan hadirnya teknologi Blockchain, permasalahan keautentikan tersebut dapat diminimalisir. Teknologi Blockchain akan membuat sertifikat jaminan fidusia yang tersimpan dalam sistem menjadi kekal (immutable), tidak mudah dirusak (tamper-proof), serta tidak mudah untuk diubah (unalterable), dibantu dengan Smart Contract untuk melakukan automatisasi pembayaran pendaftaran fidusia.

Electronic registration system of fiducia, or it called Fidusia Online, offers a lot of convenience in providing legal certainty to the community. In addition to helping Ditjen AHU as the organizer of fiduciary registration in fulfilling the one day service principle, Fidusia Online also provides convenience to the community in conducting fiduciary registration because the process is very fast, with the certificates that are available electronically as well as electronically signed. But besides its convinience, there are several potential problems in its authenticity of the certificate itself. With the system being used, there is a risk of system failure which causes the authenticity of the fiduciary certificate to be disrupted, hence the authenticity of certificate is not guaranteed.
This paper aims to determine the potential risk of system failure and analyze the possibility of implementing fiduciary registration with a better system so that these risks can be minimized. This paper used juridical normative method which uses written applicable laws and literatures, including researching library materials or secondary data which the aim to finding facts related to the system used by Fidusia Online.
The results of this research indicate that this system has a system failure vulnerability that can disrupt the authenticity of fiduciary certificate itself. With the presence of Blockchain technology, these issue can be minimized. Blockchain technology will make fiduciary certificates stored in the system immutable, tamper-proof, and unalterable, assisted by Smart Contract to automate payment of fiduciary registration.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Yossi Priyambodo
"Proyek EPC (Engineering, Procurement and Construction) merupakan jenis
proyek konstruksi yang kompleks dan memiliki perbedaan karakter dengan proyek
konstruksi biasa, sehingga keterlambatan proyek merupakan fenomena yang kerap
terjadi pada proyek EPC. Proyek EPC cenderung padat karya dan padat
pengetahuan. Input dan output dalam manajemen proyek EPC melibatkan berbagai
pengetahuan dan aktivitas kreatif intelektual. Dengan demikian, proses manajemen
proyek EPC adalah proses knowledge management. Knowledge Management
System (KMS) bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam suatu organisasi
dengan memperbaiki komunikasi antara seluruh bagian organisasi dan
meningkatkan penguasaan pengetahuan dengan melakukan transfer pengetahuan.
Penerapan Knowledge Management System berbasis blockchain diharapkan dapat
menjadi solusi dari kebutuhan transfer knowledge dengan terdistribusi, akses cepat
ke pengetahuan dan keamanan informasi yang tinggi. Penelitian ini menggunakan
kerangka kerja model Tiwana, dan untuk pemetaan knowledge organisasi
menggunakan siklus KM model Zack, sedangkan untuk pembentukan knowledge
menggunakan model SECI. Framework Knowledge Management System berbasis
blockchain yang dihasilkan dilakukan validasi pakar untuk proses pengujian yang
kemudian dilakukan analisa kualitatif menggunakan software Nvivo. Hasil dari
penelitian ini adalah 44,19% moderately positive dan 55,81% very positive
menyatakan framework Knowledge Management System berbasis blockchain dapat
diterapkan pada proyek EPC dan dapat meningkatkan kinerja waktu pada proyek
EPC-X sebesar 36 hari atau memiliki optimasi 15% dari durasi proyek secara
keseluruhan.

An EPC project (Engineering, Procurement, and Construction) is a
complex type of construction project, having differing characteristics from ordinary
construction projects, in which project delay phenomenons often occur. EPC
projects tend to be labor intensive and knowledge intensive. Inputs and outputs in
EPC project management involve a wide range of knowledge and intellectual
creative activities. Thus, the EPC project management process is a knowledge
management process. Knowledge Management System (KMS) aims to improve the
quality of human resources in an organization by improving communication
between all parts of the organization and increasing mastery of knowledge by
transferring knowledge. The implementation of a blockchain-based Knowledge
Management System is expected to be a solution to the need for distributed
knowledge transfer, fast access to knowledge and high information security. To
develop the knowledge management system, The Tiwana Model Framework is
employed in this study. Whereas Zack KM model is used for mapping
organizational knowledge. In addition, SECI model is used for knowledge
information. The resulting blockchain-based Knowledge Management System
framework is validated by experts for the testing process. As a follow up process,
Qualitative analysis is performed to the validated framework using Nvivo software.
The results of this study are 44.19% moderately positive and 55.81% very positive
stating that the blockchain-based Knowledge Management System framework can
be applied to EPC projects and can improve time performance on EPC-X projects
by 36 days or has an optimization of 15% of the duration. the project as a whole.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>