Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurusysyarifah Aliyyah
"Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang cukup serius karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal dan penyakit lainnya. Wilayah di DKI Jakarta dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu Kota Jakarta Pusat sebesar 12,16%. Partikulat meter organik dan komponen partikulat meter dapat memicu proinflammatory effects pada paru-paru karena kemampuannya mengakibatkan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengaruh pajanan PM2,5 di udara ambien terhadap kejadian hipertensi melalui stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada penduduk dewasa (18-65 tahun) di Kota Jakarta Pusat dengan disain studi hybrid cross sectional ecology. Pengumpulan data secara cluster random sampling dengan analisis data dilakukan melalui pemodelan regresi logistik multilevel dan cox regresi proporsional hazard.
Hasil analisis menunjukkan terdapat asosiasi antara PM2,5 di udara ambien dengan biomarker stress oksidatif (IOR PM2,5: 2,185173-2,185176) dan dengan biomarker sitokin inflamasi (IOR PM2,5: 1,21-1,91). Pemodelan multivariat dengan cox regresi proporsional hazard menunjukkan bahwa variabel umur dan indeks massa tubuh merupakan confounder hubungan antara stress oksidatif dengan hipertensi dan antara sitokin inflamasi dengan hipertensi dengan nilai Rasio Prevalens adjusted (95% CI) masing-masing sebesar 1,19 (0,69-2,03) dan 0,99 (0,58-1,72). Dapat disimpulkan bahwa variabel konsentrasi PM2,5 di udara ambien memiliki peran terhadap terjadinya hipertensi, stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat.

Hypertension is a serious medical condition that can increase the risk of heart, brain, kidney and other diseases. The area in DKI Jakarta with the highest prevalence of hypertension based on doctor diagnosis is Central Jakarta city about 12.16%. Organic particulate matters and particulate matter components can trigger proinflammatory efects in the lung due to their ability to cause oxidative stress. This study aims to develop a model of the Influence of PM2,5 Exposure in Ambient Air on Hypertension Occurrence through Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines among residents in Central Jakarta. The study was conducted among adult residents (age 18-65 years) in Central Jakarta with hybrid cross sectional study design. Data collected using cluster random sampling with data analysis carried out through multilevel logistic regression modeling and cox proportional hazard regression.
Results show there is an association between PM2.5 in ambient air with oxidative stress biomarkers (IOR PM2.5: 2.185173-2.185176) and with inflammatory cytokine biomarkers (IOR PM2.5: 1.21-1.91). Multivariate modeling with Cox regression proportional hazard shows that age and body mass index are confounders of the relationship between oxidative stress with hypertension and between inflammatory cytokines with hypertension with an adjusted prevalence ratio (95% CI) value of 1.19 (0.69-2.03) and 0.99 (0.58-1.72). It can conclude that concentration of PM2.5 in ambient air has a role on hypertension, oxidative stress and inflammatory cytokine among residents in Central Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amreta Nandini
"Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Jakarta menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal dan sarana rekreasi ikut meningkat. Akibatnya pemukiman dan sarana prasarana baru di luar konsep awal muncul dan menyebabkan berkurangnya lahan terbuka hijau sebagai tempat penampungan air tanah. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan beberapa lokasi menjadi rawan banjir. Bencana banjir dapat mengakibatkan berbagai macam pencemaran terhadap lingkungan sekitar termasuk pencemaran udara. Banjir yang masuk ke dalam rumah menyebabkan kondisi menjadi lembab dan memberikan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas udara dalam rumah yang terkena banjir berdasarkan konsentrasi bakteri dan jamur, dan untuk mengetahui apakah jenis material bangunan memiliki keterkaitan dengan konsentrasi bakteri dan jamur di dalam rumah serta mengetahui pengaruh konsentrasi bakteri dan jamur pada udara dalam rumah terhadap kesehatan penghuni rumah. Pengukuran konsentrasi bakteri dan jamur dilakukan pada 3 rumah kayu, 3 rumah beton, dan di halaman masjid yang dijadikan sebagai pembanding. Alat yang digunakan dalam pengukuran adalah EMS (Environmental Microbial Sampler). Hasil pengukuran konsentrasi mikrobiologis (bakteri dan jamur) pada rumah yang sering terkena banjir berkisar antara 141,34-5.671,38 CFU/m3 untuk rumah kayu dan 194,35-3.551,24 CFU/m3 untuk rumah beton. Hasil tersebut secara umum berada di atas standar baku mutu yang tertera pada PERGUB DKI No 52 tahun 2006. Uji statistik dengan t-test menyatakan tidak terdapat keterkaitan yang signifikan antara konsentrasi mikroba dengan jenis material bangunan, namun konsentrasi bakteri dan jamur memiliki kecenderungan lebih tinggi pada material kayu dibandingkan dengan material beton. Uji statistik dengan metode fisher menyatakan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara konsentrasi bakteri dan jamur dalam rumah dengan kesehatan penghuni rumah.

The increase of population growth in Jakarta led to the need for housing and recreational facilities. As a result, the settlements and the new infrastructure beyond the initial concept emerged and took the Green open area such as the reduction of water deposits in the soil. This condition finally led to several locations to be prone to flooding. Floods can result in various types of pollution to the environment, including air. Floods in houses cause damp condition and provides a good place for bacteria and fungi to grow. The purpose of this study was to determine the indoor air quality affected by floods based on the concentration of bacteria and fungi, and to determine whether the type of building material is related to the concentration of bacteria and fungi at houses and also the influence of bacteria and fungi concentration inside of the houses to the health of residents. The measurement of the concentration of bacteria and fungi takes in three houses of wooden, three houses of reinforce concrete, and in the courtyard of the mosque that used as a comparison. The tools used in the measurement are EMS (Environmental Microbial Sampler). The result of measure ment of bacteria and fungi concentration are 141,34 ?5.671,38 CFU/m3 for wooden house and 194,35 ? 3.551,24 CFU/m3 for reinforce
concrete house. The result shows that the microbe and fungi concentration is above the threshold based on PERGUB DKI No.52/2006. Statistical test, using ttest, indicated that there is no significant relationship between the concentration of microbes with the material of construction, but the concentration of bacteria and fungi have a greater tendency in the wood material compared to concrete. Statistical test using fisher method stated that there is no relationship between the concentration of bacteria and fungi in houses with the health of residents.
"
2011
S109
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rahmaningsih
"Permasalahan yang terjadi dilingkungan yang tidak dapat dihindari di berbagai negara adalah polusi udara. Terdapat banyak penyebab terjadinya pencemaran udara, salah satunya yaitu yang disebabkan oleh partikel debu, terutama pada PM2,5. PM2,5 yang didefinisikan sebagai partikel udara ambien yang berukuran hingga 2,5 mikron. Polusi udara tidak hanya terjadi di udara ambien, tapi juga dapat terjadi di udara dalam ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pajanan konsentrasi PM2,5 dalam ruang terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal di sekitar kawasan indsutri Kelurahan Tegalratu Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Jenis penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2022. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 200 orang dewasa. Dari hasil analisis didapatkan sebanyak 124 orang dewasa (87.3%) memiliki konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya tidak memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru, sedangkan terdapat 34 orang dewasa (58.6%) yang konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru. Hasil penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara pajanan konsentrasi PM2,5 terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal kawasan industri. Variabel confounding yang mempengaruhi terhadap pajanan konsentrasi PM2,5 diantaranya yaitu penggunaan obat nyamuk bakar, status gizi, umur, riwayat penyakit, bahan bakar masak, jenis lantai rumah dan status merokok. Kesimpulan dari penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara Konsentrasi PM2,5, umur, status gizi, dan jenis lantai rumah dengan kejadian gangguan fungsi paru.

Environmental problems that can not be avoided in various countries is air pollution. There are many causes of air pollution, one of which is caused by dust particles, especially in PM2,5. PM2,5 is defined as ambient air particles that are up to 2.5 microns in size. Air pollution occurs not only in the ambient air, but also in the indoor air. This study aim to determine the relationship of indoor PM2,5 concentration exposure against lung function impairment of adults living around Industrial Area Tegalratu Village, Ciwandan District, Cilegon. This research uses a cross-sectional study design. Data collection was conducted on April to May 2022. The participants were identified using random sampling method based on inclusion and exclusion criteria that have been set. The number of samples in this study were 200 adults. The analytical results obtained of 124 adults (87.3%) had PM2,5 concentrations in their homes were not qualified to suffer from lung function impairment, while there were 34 adults (58.6%) whose PM2,5 concentrations in their homes were qualified to suffer from lung function impairment. The results of this study found a significant associated between exposure to PM2,5 concentrations of lung function impairment in adults living in industrial areas. Confounding variables that affect exposure to PM2,5 concentrations include the use of mosquito coils, nutritional status, age, disease history, cooking fuels, type of house floor and smoking status. The conclusion of this study found a significant relationship between PM2,5 concentration, age, nutritional status, and type of house floor with the incidence of lung function impairment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Yosi Marin
"Penelitian ini bertujuan melihat hubungan PM2.5 terhadap gangguan fungsi paru pada pedagang tetap di Terminal Terpadu Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi PM2.5 ambien mencapai 230μg/m3. Didapatkan gangguan fungsi paru sebesar 77,4% dari 71 sampel (tipe restriktif 74,6%; obstruktif 2,8%). Ditemukan hubungan signifikan antara gangguan fungsi paru dengan intake PM2.5 (p=0,004) dan rokok (kebiasaan merokok(p=0,019); jumlah rokok(p=0,001); dosis inhalasi PM2.5 (p=0,001)). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara gangguan fungsi paru dengan umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit, lama kerja, dan masa kerja. Uji multivariat menunjukkan intake PM2.5 memililki pengaruh terbesar terhadap gangguan fungsi paru (p=0,007; OR=6,5). Selanjutnya diperlukan perbaikan lingkungan terminal, perubahan perilaku merokok, dan manajemen risiko melalui ARKL.
This study aimed to determine the relationship between PM2.5 and the impaired lung function. PM2.5 ambient concentration reached 230μg/m3. Pulmonary dysfunction was found 77.4% of 71 respondents (74.6% restrictive; 2.8% obstructive). There were significant associations between lung function and PM2.5 intake (p=0.004), smoking (smoking habits (p=0.019); number of cigarettes/day (p=0.001); and PM2.5 inhaled dose from cigarettes (p=0.001)). There were no significant relationships with age, sex, nutritional status, history of illnesses, work-hours, and work-years. Multivariate test revealed PM2.5 intake as a main contributor on lung function impairment (p=0.007; OR=6.5). Further improvements on enviromnent, changes in smoking behavior, and risk management through ERHA study are necessary."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Mairani
"Polusi udara dikaitkan dengan jutaan kematian prematur di seluruh dunia dan 20 di antaranya bersifatpernafasan berasal dari polusi udara outdoor dan indoor dalam bentuk partikel serta gas. Pajanan PM2,5 danformaldehid yang berasal dari dalam ruang memiliki efek kesehatan sejak dini pada anak-anak, karenaanak-anak merupakan kelompok rentan dan selama anak dalam proses pengembangan paru-paru dapatmenyebabkan dampak jangka panjang pada fungsi paru. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasihubungan pajanan Particulate Matter 2,5 PM2,5 dan formaldehid terhadap gangguan fungsi paru padasiswa Sekolah Menegah Pertama Kota Depok. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yangdilaksanakan pada Maret-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 160 siswa dengan metode simpel randomsampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berumur 13-15 tahun berisiko mengalami gangguanfungsi paru 2,9 kali dengan IMT tidak normal dan mayoritas perokok pasif serta dengan aktifitas fisik yangkurang atau jarang dilakukan siswa. Pajanan PM2,5 >NAB 35 ? g/m3berisiko 7.2 kali mengalami gangguanfungsi paru pada siswa di sekolah yang berada dekat jalan raya dan konsentrasi formaldehid tinggi berisiko1,6 kali mengalami gangguan fungsi paru pada siswa di sekolah dekat jalan raya dengan kondisi ventilasiyang tidak memenuhi syarat, suhu dan kelembaban tidak normal di sekolah. Perlu dilakukan pengendalianrisiko pencemaran udara dilingkungan sekolah dengan menjauhi atau membatasi diri dari sumber polusiudara.Kata kunci: PM2,5, Formaldehid, Gangguan fungsi paru.

Air pollution is associated with millions of premature deaths worldwide and 20 of them are respiratoryfrom outdoor and indoor air pollution in the form of particles and gases. Exposure to PM2.5 andformaldehyde derived from space has an early health effect on children, as children are a vulnerable groupand during childhood in the lung development process can cause long term effects on lung function. Thisstudy aims to identify the exposure relationship of Particulate Matter 2.5 PM2,5 and formaldehyde to lungfunction impairment in Depok State Junior High School students. This study uses a cross sectional studyconducted in March May 2018. The number of samples as many as 160 students with a simple randomsampling method. The results showed that students aged 13 15 years are at risk of impaired lung function2.9 times with abnormal BMI and the majority of passive smokers and with less physical activity or rarelydo students. Exposure of PM2.5 NAB 35 g m3 at risk 7.2 times impaired lung function in students atschools located near the highway and high formaldehyde concentrations at risk of 1.6 times impaired lungfunction in students at schools near highway with no ventilation conditions Eligible, temperature andhumidity are not normal at school. It is necessary to control the risks of air pollution within the schoolenvironment by avoiding or restricting themselves from sources of air pollution.Key words Particulate Matter2,5, Formaldehyde, Lung Function.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardya Garini
"Kota Bekasi merupakan kota yang padat dan berbatasan dengan Ibukota DKI Jakarta. Pencemaran udara di Kota Bekasi mayoritas disebabkan oleh kegiatan transportasi. Konsentrasi zat pencemar udara yang cenderung mengalami peningkatan akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan terutama bagi kesehatan saluran pernapasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara ambien (parameter NO2, SO2, dan TSP) dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi tahun 2004-2011. Desain studi yang digunakan adalah studi ekologi time trend dengan sampel penelitian 6 Kecamatan. Data kualitas udara diperoleh dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi. Data kasus ISPA diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi adalah TSP (p value = 0,029; r = - 0,226). Hasil uji regresi linear ganda menunjukkan bahwa variabel SO2, TSP, dan interaksi antara NO2 dengan SO2 mempengaruhi kejadian ISPA (p value = 0,004; r = 0,369). Persamaan garis regresi yang menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi ISPA adalah jumlah kasus ISPA = 651,09 + 5,054 (konsentrasi SO2) - 0,512 (konsentrasi TSP) - 0,042 (NO2 * SO2).
Untuk mencegah peningkatan jumlah kasus ISPA dan peningkatan konsentrasi zat pencemar di udara sebaiknya dilakukan kerjasama lintas sektor oleh Pemerintah Kota Bekasi dalam hal uji emisi kendaraan bermotor, uji emisi cerobong asap industri, penambahan jumlah pepohonan di sepanjang jalan raya, penyelesaian masalah di titik-titik kemacetan, promosi bahan bakar gas, dan penyuluhan kesehatan.

Bekasi city is densely populated city and bordering the capital city DKI Jakarta. Air pollution in Bekasi city is caused by transportation activity. Increasing of air pollutant every year can cause negative effect to health especially respiratory health.
This study aims to determine the relationship between ambient air quality (parameter NO2, SO2, TSP) with ARI occurrence in Bekasi city in 2004-2011. The study design used is time trend ecological study with 6 subdistrict as sample. Air quality data is obtained from Environmental Management Agency of Bekasi city. ARI cases data is obtained from Departement of Health of Bekasi city.
Based on correlation and regression analysis, TSP has a significant correlation with ARI occurrence (p value = 0,029; r = - 0,226). The result of multiple linear regression test show that SO2, TSP, and interaction between NO2 with SO2 affect ARI occurrence (p value = 0,004; r = 0,369). The equation of multiple linear regression which describe the variables that affect ARI is ARI cases = 651,09 + 5,054 (SO2 concentration) - 0,512 (TSP concentration) - 0,042 (NO2 * SO2).
To prevent the increasing of ARI cases and increasing of pollutant concentration, the government of Bekasi city should make cross-sectors corporation to do vehicle emission test, industry emission test, adding the amount of trees along the road, problem solving in traffic jam area, fuel gas promotion, and health promotion.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Fadhilah
"Tingginya tingkat pencemaran udara masih menjadi permasalahan di DKI Jakarta. Hasil pemantauan kualitas udara oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2020 menunjukkan hanya terdapat 8% periode kualitas udara yang menunjukkan kondisi baik. Sementara itu, Kota Jakarta Timur bahkan menjadi kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 300.198 kasus per 10 Juni 2022. Kecamatan Cipayung merupakan salah satu kecamatan dengan kasus COVID-19 tertinggi di Kota Jakarta Timur. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan dari zat polutan yang terdapat di udara ambien beserta faktor meteorologis dapat berkontribusi terhadap dinamika penularan penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis tren waktu. Seluruh data yang digunakan merupakan data sekunder pada tahun 2021 yang berasal dari BMKG, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur, dan dataset NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, dan curah hujan dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Kecepatan angin menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian COVID-19

The high level of air pollution is still a problem in DKI Jakarta. The results from air quality monitoring by the Environmental Agency of DKI Jakarta province during the 2020 period showed that only 8% of the air quality monitoring periods indicated good conditions. Meanwhile, East Jakarta City has the highest number of COVID-19 cases in Indonesia, namely 300,198 cases as of June 10 2022. Cipayung District is one of the districts with the highest COVID-19 cases in East Jakarta City. Previous studies have shown that exposure to pollutants in the ambient air and meteorological factors can contribute to the dynamics of COVID-19 disease transmissions. This study aims to determine the relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, air temperature, air humidity, rainfall, and wind speed with the incidence of COVID-19 in East Jakarta City. This study uses an ecological study design with a time trend analysis approach. All data used is secondary data in 2021 originating from the BMKG, the Health Office of East Jakarta Administrative City, and the NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources) dataset. This study's results indicate a significant relationship between air temperature, air humidity, and wind speed with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. However, there is no significant relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, and rainfall with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. Wind speed is the variable that has the most dominant influence on the incidence of COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debi Febriani
"Kemajuan industri otomotif menyebabkan laju pertambahan kendaraan bermotor meningkat dengan pesat. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan semakin tingginya polusi udara, terutama di daerah urban. Polusi udara dapat menyebabkan gangguan faal paru sehingga mengganggu kapasitas bernapas seseorang. Penelitian ini berusaha untuk menemukan hubungan antara beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap gangguan fungsi faal paru yaitu  usia, status gizi, masa kerja, penggunaan masker dan riwayat merokok. Sampel diambil dari 103 orang polisi lalu lintas Kota Bekasi. Faktor risiko yang ditemukan antara lain obesitas (70,9%), perokok aktif (55,3%), tidak menggunakan masker (28,2%) dan masa tugas yang lama (66,7%). Dari hasil penelitian tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara usia (p = 0,348), status gizi (p = 0,751), riwayat merokok (p = 0,865), pemakaian masker (p = 0,410) dan masa tugas ( p = 0,365) dengan gangguan fungsi faal paru. Perlu dilakukan penelitian longitudinal untuk menelusuri efek jangka panjang pajanan faktor risiko tersebut

Progress in automotive industry has led to the increasing rate of motor vehicles. This increasing number of vehicles contribute to the increasing pollution, especially in urban areas. Air pollution can cause lung function disorders that interfere with a person's breathing capacity. Our study is designed to discover the relationship between several influencing factors with the physiological function of lung disorders, such as age, nutritional status, length of service, the use of masks and smoking history. Samples were taken from 103 Bekasi City traffic police. Risk factors include obesity was found (70.9%), current smokers (55.3%), do not use a mask (28.2%) and a long term assignment (66.7%). From the results of the study found no significant association between age (p = 0.348), nutritional status (p = 0.751), history of smoking (p = 0.865), use of masks (p = 0.410) and the task (p = 0.365) with impaired function pulmonary physiology. Longitudinal research is needed to further explore the long-term effects of exposure to these risk factors"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevan Deby Anbiya Muhammad Sunarno
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Kualitas Udara di Dalam Ruangan Pusat Perbelanjaan Y, Kota Depok, Tahun 2014 dengan melakukan pengukuran tingkat pajanan parameter fisik dan konsentrasi kontaminan kimia. Desain penelitian bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian kuantitatif dilakukan melalui pengukuran tingkat pajanan parameter fisik dan konsentrasi kontaminan kimia udara dengan cara grab sampling menggunakan direct reading intrument. Penelitian kualitatif dilakukan melalui wawancara terstruktur kepada pekerja dengan keluhan subjektif sick building syndrome. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah, parameter kualitas udara di dalam ruangan yang melewati nilai ambang batas adalah lain suhu, kelembaban, CO, SO2, PM2.5, dan PM10.

This study aims to overview the Indoor Air Quality in Shopping Center Y, Depok, 2014 by measuring the physical exposure level and chemical contaminants concentration. The design study is descriptive analysis with cross-sectional approach. Quantitative research conducted by measuring the physical exposure level and chemical contaminant concentrations by grab sampling using direct reading instruments. Qualitative research conducted through structured interviews to workers with sick building syndrome subjective complaints. The results and conclusions of this research is, the indoor air quality parameters that pass the threshold value is temperature, humidity, CO, SO2, PM2.5, and PM10."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syihab Ghiyas Ramadhan
"Pertumbuhan E-Commerce di Indonesia dalam satu dekade terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat semenjak masyarakat menjadikan E-Commerce sebagai gaya hidup mereka. Pertumbuhan E-Commerce, yang selanjutnya disebut dengan belanja online telah mengubah pola perjalanan baik konsumen maupun petugas pengiriman barang dalam segmen terakhir perjalanan barang atau yang selanjutnya disebut last mile delivery. Di Jakarta, pertumbuhan paket pengiriman barang beserta perjalanannya memunculkan isu krusial terkait permasalahan transportasi terkait lingkungan dan kemacetan. Penelitian membahas analisis komparatif dari dampak perubahan perjalanan last mile delivery dari belanja konvensional ke belanja online terhadap lingkungan yang direpresentasikan oleh emisi karbon dioksida CO2 dan biaya eksternalitas akibat emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan yang digunakan untuk perjalanan last mile delivery kedua jenis perbelanjaan tersebut.
Analisis pada penelitian ini berdasarkan survei rekam jejak perjalanan last mile delivery belanja konvensional dan belanja online untuk barang berjenis pakaian. Adapun aktivitas last mile delivery belanja konvensional adalah perjalanan yang dilakukan konsumen dari rumah menuju ke tempat perbelanjaan dan kembali ke rumah sedangkan untuk aktivitas last mile delivery belanja online adalah perjalanan petugas pengirim barang dari depot lokal atau gudang menuju rumah konsumen. Perhitungan emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan mengikuti perdoman Kementrian Lingkungan Hidup.
Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan survei terhadap 222 responden, total jumlah emisi gas karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja online yaitu perjalanan petugas pengiriman barang ke rumah konsumen adalah sebesar 160,82 kg diantar menggunakan motor dan 126,86 kg diantar menggunakan mobil. Besaran ini adalah 12 dan 9 dari total emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja konvensional yaitu perjalanan dari rumah menuju tempat perbelanjaan yaitu sebesar 1401,43 kg. Perbandingan yang sama pada biaya eksternalitas dari emisi CO2 yang dihasilkan menunjukan aktivitas last mile delivery belanja online lebih memberi manfaat pihak ketiga yaitu masyarakat DKI Jakarta. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan untuk otoritas transportasi kota dalam membuat kebijakan terkait sistem logistik perkotaan guna menciptakan sistem logistik perkotaan yang berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan.

E-Commerce growth in Indonesia in the last decade has been growing rapidly since people make E Commerce as their lifestyle. The growth of E Commerce, i.e online shopping has changed the travel patterns of both the consumer and the freight forwarder in the last segment of the goods trips i.e last mile delivery. In Jakarta, the growth of the package of goods delivery along with its trips has made crucial issues on environment and traffic. The study is aim to analyze of the impact of last mile delivery travel changes from off line shopping to online shopping on the environment, which is represented by the carbon dioxide emissions and the cost of externalities resulting from carbon dioxide CO2 emissions by the vehicles of the associated trips.
The analysis is based on the travel diary of customers of both off line and on line shopping of fashion comodities as well as travel diary of PDS services. From the travel diary the trip chain of the customers from his her home to the shopping mall or store in round trip as well as the PDS rsquo s trip chain from distribution center to the customers rsquo home can be analysed . Carbon emission produced by each trips will be determined through the application of guidelines published by the Indonesian Ministry of Environment and Forestry.
The result of this study is based on the survey of 222 respondents is the total amount of carbon dioxide emissions CO2 generated by the last mile delivery activity of on line shopping, namely the delivery of goods to the consumer home, is 160,82 kg delivered using motorcycle and 126,86 kg escorted by car. This amount is 12 and 9 of total carbon dioxide emissions CO2 generated by activity of last mile delivery of off line shopping that is travel from home to shopping place that is equal to 1401,43 kg. The same comparison on the externality costs of emissions CO2 produced shows the last mile delivery activity of online shopping is more beneficial to the third party, the people of DKI Jakarta. This study definitely will benefit to the local transport authority to manage the city logistics as it is believed that the local characteristics of the inhabitants and also the transport and traffic system have strong correlation to the trips they made.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>