Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariqa Salsabila
"Indikator penderita obat hipertensi berobat teratur dalam IKS (Indeks Keluarga Sehat) wilayah Puskesmas Harjamukti kota Depok di tahun 2022 hanya mencapai 43,5% sehingga program PTM Hipertensi masih menjadi program utama. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat antihipertensi di Puskesmas Harjamukti dan juga melihat faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong pada kepatuhan minum obat antihipertensi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain studi potong lintang yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan total sampel sebanyak 150 orang pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Harjamukti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64% pasien hipertensi di Puskesmas Harjamukti memiliki kepatuhan yang rendah dan hanya 16,7% dari total responden yang memiliki kepatuhan tinggi. Perlu dilakukan penyuluhan lebih mendalam terkait alat bantu kepatuhan minum obat, juga membangun sistem pengingat minum obat di Puskesmas Harjamukti.

The indicator for hypertension patients taking regular medication in the IKS (Indeks Keluarga Sehat) area of the Harjamukti Primary Health Care, Depok in 2022 only reach 43.5%, the Non-communicable Disease Hypertension program is still the main program of Harjamukti Primary Health Care. This research was conducted with the aim of knowing the description of patient’s adherence in taking antihypertensive medication at the Harjamukti Primary Health Care and also to see the predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors in the adherence to antihypertensive medication. The research method used is quantitative with a descriptive cross-sectional study design. Data collection was carried out using a questionnaire with a total sample of 150 hypertension patients in Harjamukti Primary Health Care working area. The results showed that 64% of hypertensive patients at the Harjamukti Community Health Center had low adherence, and only 16,7% of them are having high adherence. It is necessary to provide more in-depth education regarding adherence supporting tools, as well as establishing a medication reminder system in the Harjamukti Primary Health Care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Synthia
"Kepatuhan minum obat antihipertensi menjadi prioritas teratas dalam efektifitas pengobatan penderita hipertensi. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berisiko membuat tekanan darah tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kepatuhan minum obat antihipertensi pada penderita hipertensi yang berobat ke puskesmas di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi penderita hipertensi yang berobat ke puskesmas di Kota Depok dan jumlah sampel sebanyak 185 orang yang diambil menggunakan teknik cluster sampling. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,1% penderita hipertensi di Kota Depok terkategori tidak patuh minum obat antihipertensi. Persepsi individu dan faktor predisposisi yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi diantaranya persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan, efikasi diri, isyarat untuk bertindak, usia, pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dan kepatuhan minum obat antihipertensi. Efikasi diri menjadi faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku kepatuhan minum obat antihipertensi dengan hasil penderita hipertensi yang memiliki efikasi diri rendah berisiko 2,6 kali untuk berperilaku tidak patuh minum obat antihipertensi dibandingkan pasien yang memiliki efikasi diri tinggi (OR:2,63; 95% CI:1,055-6,563). Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan pelatihan guna meningkatkan efikasi diri penderita hipertensi seperti keterampilan mengelola kesehatan, manajemen stress, dan adanya kelompok pendukung.

Adherence to taking antihypertensive medication is the top priority in the effective treatment of hypertension patients. Non-adherence risks causing uncontrolled blood pressure. This study aims to determine the determinants of adherence to taking antihypertensive medication in patients with hypertension who seek treatment at Puskesmas in Depok City. It used a cross-sectional design with a population of hypertensive patients who seek treatment at Puskesmas in Depok City and a sample size of 185 people taken using cluster sampling. Data were collected through questionnaires filled out by respondents and analyzed univariately, bivariately, and multivariately. The results showed that 54,1% of hypertensive patients in Depok City were categorized as non-adherent to taking antihypertensive drugs. Individual perceptions and predisposing factors associated with adherence include perceived susceptibility, severity, benefits, barriers, self-efficacy, cues to action, age, knowledge, and attitudes about hypertension. Self-efficacy is the most dominant factor associated with antihypertensive medication adherence behavior, with hypertensive patients with low self-efficacy being 2,6 times more likely to exhibit non-adherent behavior compared to patients who have high self-efficacy (OR: 2,63; 95% CI: 1,055–6,563). Therefore, it is necessary to develop training to increase self-efficacy in hypertensive patients, such as health management skills, stress management, and support groups."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aliyah
"Masalah ketidakpatuhan dalam pengobatan sering dijumpai pada penyakit yang memerlukan penanganan jangka panjang, seperti hipertensi. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan hipertensi sering kali menjadi penyebab utama berbagai kecacatan. Alasan utama yang mendasari ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi tersebut ialah kurangnya pengetahuan pasien akan pentingnya minum obat hipertensi secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi penderita hipertensi di Puskesmas Boom baru Kota Palembang berdasarkan teori Lawrence Green. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 102 sampel. Jumlah sampel dihitung dengan rumus Lemeshow dan sampel diambil secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 74 responden (72,5%) patuh dalam minum obat antihipertensi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi meliputi pengetahuan, sikap, motivasi diri, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi, adalah pengetahuan dengan nilai OR = 8,040 (95% CI: 2,151 - 30,050). Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan, sikap, motivasi dengan menyediakan media informasi melalui media sosial seperti membuat grup whatsapp sebagai media komunikasi secara daring antara penderita hipertensi dan tenaga kesehatan di Puskesmas Boom baru dan sebagai media penyebaran informasi sebagai upaya peningkatan pengetahuan. Edukasi diperlukan dengan menitikberatkan pada pengetahuan mengenai hipertensi dan tatalaksananya. Juga perlu dilakukan langkah pendekatan dengan keluarga sebagai upaya untuk menjalin kerjasama antara tenaga kesehatan dan keluarga dalam memberikan dukungan bagi penderita hipertensi.

The problem of non-adherence medication is often encountered in diseases that require long-term management, such as hypertension. Non-adherence among hypertension medication is often become as main cause of various disabilities. The main reason underlying of the non-adherence medication among hypertension patients are the lack of patients knowledges of the importance of taking hypertension medication regularly. This study aims to determine the factors associated with adherence to taking antihypertension medication among hypertension patients who regularly seek treatment at the Boom Baru Public Health Centre, Palembang City based on Lawrence Green's theory. This study used a cross sectional design with 102 samples. The number of samples was calculated using the Lemeshow and the samples were taken by purposive sampling according to the inclusion and exclusion criterias. Datas were collected by interview using a questionnaire which was analysed univariately, bivariately and multivariately. The results showed that 74 respondents (72.5%) were compliant in taking antihypertension medication. Factors associated with adherence on taking antihypertension medication includes knowledge, attitude, self-motivation, family support and health worker support. The most dominant factor associated with adherence to taking antihypertension drug is knowledge with OR = 8,040 (95% CI: 2,151 - 30,050). Efforts need to be made to improve knowledge, attitudes, motivation by providing information media through social media such as creating a WhatsApp group as an online communication medium between hypertension patients and health workers at Puskesmas Boom Baru and as a medium for disseminating information as an effort to increase knowledge. Education is needed with an emphasis on knowledge about hypertension and its management. It is also necessary to take steps to approach families as an effort to establish cooperation between health workers and families in providing support for people with hypertension"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Wahyu Puspitasari
"Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa di dalam darah. Ketidakpatuhan terhadap terapi pengobatan pada pasien DM tipe 2 menyebabkan glukosa darah tidak terkontrol sehingga meningkatkan resiko komplikasi. Edukasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kepatuhan. Keterbatasan tenaga Apoteker di puskesmas di Indonesia menyebabkan edukasi tidak dapat dilakukan secara efektif sehingga perlu dicari alternatif edukasi lain, seperti pemberian booklet.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemberian booklet obat terhadap tingkat kepatuhan melalui Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8 dan hemoglobin terglikasi (HbA1C) pada pasien DM tipe 2 dari Maret sampai Mei 2012. Penelitian merupakan pre-eksperimental yang dilakukan secara prospektif di puskesmas Bakti Jaya Kota Depok. Sampel terdiri dari 30 pasien DM tipe 2 yang diberikan booklet pengobatan DM. Skor MMAS-8 dan persentase HbA1C diukur sebelum dan 8 minggu sesudah pemberian intervensi.
Hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan uji paired t test untuk HbA1C dan uji Wilcoxon untuk MMAS-8. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (p < 0,05) terhadap nilai HbA1C dan MMAS-8 antara sebelum dan 8 minggu setelah pemberian intervensi. Dengan demikian, penelitian ini mengindikasikan bahwa edukasi diabetes melalui pemberian booklet pengobatan efektif membantu meningkatkan kepatuhan pasien. Penelitian ini juga menyatakan bahwa pasien yang memiliki skor MMAS-8 yang rendah dikaitkan memiliki pengukuran HbA1C yang juga rendah.

Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by elevation of blood glucose concentration. Non-adherence to diabetes treatment in type 2 DM patients leads to poor glucose control and increases the risk of disease complications. Education is one of way to increase medication adherence. Limitation of pharmacists in public primary health care in Indonesia led to education could not be done effectively so that it was necessary to find other alternatives education such as medication booklet.
This study was undertaken to evaluate the effect of a medication booklet on adherence rate parameters, such as The 8-item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) and glycosylated haemoglobin (HbA1C) in type 2 diabetic patients from March to May 2012. This were pre-experimental and prospective study conducted at Bakti Jaya primary care, Depok. A convenience sample of 30 type 2 diabetic patients was studied to receive medication booklet. The value of MMAS-8 and percentage of HbA1C were measured before and after the 8-week intervention.
The results were analyzed by paired t-test for HbA1C and Wilcoxon test for MMAS-8. It showed that there were significant differences (p < 0.05) of the value of HbA1C and MMAS-8 between before and after the 8-week intervention. It indicated that a diabetes education by medication booklet, was effective enhancing their medication adherence. This study also found that patients with a lower score on the Morisky scale had a lower HbA1C measurement."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31262
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Putu Asih Prihatie
"Hipertensi adalah salah satu tantangan terbesar di dunia. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan ditemukan kejadian hipertensi pada usia produktif atau usia dewasa. Prevalensi kasus hipertensi yang ditemukan di kabupaten Kendal mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelian yang sudah dilakukan ditemukan sebesar 61% penduduk usia dewasa produktif menderita hipertensi (Hintari & Fibriana, 2023). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien usia dewasa dengan hipertensi yang tercatat di prolanis tahun 2023 di wilayah kerja puskesmas X di provinsi DKI Jakarta khususnya di Kotamadya Jakarta Timur. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi berjumlah 101 orang dari bulan Desember 2023 – Januari 2024 di wilayah kerja puskesmas X di provinsi DKI Jakarta khususnya di Kotamadya Jakarta Timur. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive. Waktu penelitian sudah dilaksanakan pada bulan Desember 2023- Januari 2024. Penelitian ini sudah dilaksanakan di poli prolanis hipertensi wilayah kerja puskesmas X di provinsi DKI Jakarta khususnya di Kotamadya Jakarta Timur. Berdasarkan hasil analisis ditemukan hasil uji chi-square dari hasil analisis bivariate dihasilkan bahwa secara statistik terdapat ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan kepatuhan (p value 0,003). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagian besar tingkat pengetahuan responden baik tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat antihipertensi masuk kedalam kategori patuh tetapi masih ditemukan responden yang tidak patuh minum obat antihipertensi dan disarankan bagi responden penderita hipertensi agar lebih patuh lagi untuk meminum obat antihipertensi sehingga hipertensi dapat terkontrol.

Hypertension is one of the biggest challenges in the world. Based on research that has been conducted, it is found that the incidence of hypertension is in productive age or adult age. The prevalence of hypertension cases found in Kendal district has increased every year. Based on the results of research that has been done, it was found that 61% of the productive adult population suffers from hypertension (Hintari & Fibriana, 2023). The approach used is a cross sectional approach. The population in this study were adult patients with hypertension who were registered in prolanis in 2023 in the working area of X health center in DKI Jakarta province, especially in East Jakarta Municipality. So the number of samples in this study were 101 hypertensive patients from December 2023 - January 2024 in the working area of the X health center in the DKI Jakarta province, especially in the Municipality of East Jakarta. The sampling technique in this study was purposive. The research time has been carried out in December 2023-January 2024. This research has been conducted at the hypertension prolanis clinic of the X health center working area in the DKI Jakarta province, especially in the East Jakarta Municipality. Based on the results of the analysis, the results of the chi-square test from the bivariate analysis results showed that statistically there was a significant relationship between knowledge and compliance (p value 0.003). The conclusion obtained from the results of this study is that most of the respondents' knowledge level is good about hypertension with adherence to taking antihypertensive drugs into the obedient category but there are still respondents who are not obedient to taking antihypertensive drugs and it is recommended for respondents with hypertension to be more obedient to taking antihypertensive drugs so that hypertension can be controlled."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan pengelolaan dan terapi jangka panjang. Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol. Kontrol tekanan darah sangat diperlukan untuk mencegah adanya komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasien patuh minum obat, termasuk di dalamnya yaitu pengetahuan. Puskesmas berperan sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam penanganan awal dan kontrol pengobatan hipertensi. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Maka dari itu perlu dilakukan promosi kesehatan terkait pentingnya kepatuhan minum obat antihipertensi dalam upaya meningkatkan kepatuhan minum obat bagi penderita hipertensi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) melalui media leaflet. Leaflet penyampaian mengenai Pentingnya Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Jatinegara terdiri dari beberapa point yang meliputi pengertian penyakit hipertensi, pengertian patuh minum obat, pentingnya minum antihipertensi secara teratur, faktor – faktor penyebab ketidakpatuhan minum obat, serta dampak yang diakibatkan oleh ketidakpatuhan minum obat antihipertensi. Isi leaflet juga menyertakan solusi yaitu beberapa cara untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.

Hypertension is one of the chronic diseases that requires long-term management and therapy. It cannot be cured but must always be controlled. Blood pressure control is crucial to prevent complications that can arise from uncontrolled hypertension. Several factors can affect patient adherence to medication, including knowledge. Community health centers (Puskesmas) play a role as primary healthcare facilities in the initial management and treatment control of hypertension. Puskesmas provides health services aimed at both community and individual health promotion and prevention efforts primarily in its operational area. Therefore, health promotion related to the importance of adherence to antihypertensive medication is essential to improve compliance among hypertensive patients. This effort can be achieved through Drug Information Services (DIS), using leaflets as a medium. The leaflet on the Importance of Adherence to Antihypertensive Medication among Hypertensive Patients at Jatinegara Community Health Center consists of several points, including understanding hypertension, the concept of medication adherence, the importance of regular intake of antihypertensive medication, factors contributing to non-adherence, and the impacts of non-adherence to antihypertensive medication. The leaflet also includes solutions such as strategies to enhance medication adherence.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Nabilla
"Hipertensi adalah suatu keadaan pasien memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg ketika dilakukan pengukuran darah minimal dua kali dengan jarak satu minggu dan berdasarkan diagnosis dokter. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34,1% dibandingkan 27,8% pada Riskesdas tahun 2013.5 Berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2021, Penyakit Tidak Menular (PTM) yang memiliki pasien terbanyak adalah hipertensi yaitu sejumlah 5.026 orang. Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara berkembang bahkan lebih rendah dari 50%. Kepatuhan minum obat merupakan faktor penentu yang penting dalam keberhasilan terapi terutama pada terapi penyakit tidak menular seperti hipertensi. Profil kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Matraman menunjukkan bahwa sampel dengan kepatuhan sedang memiliki jumlah terbanyak yaitu 24 orang, kemudian sampel dengan kepatuhan tinggi berjumlah 8 orang dan sampel kepatuhan rendah berjumlah 11 orang. Karakteristik sampel yang memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat berdasarkan hasil uji Chi-square adalah umur (nilai p = 0,040) dan pendidikan terakhir (nilai p = 0,004). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tinggi umur maka kepatuhan semakin rendah dan semakin tinggi pendidikan terakhir maka tingkat kepatuhan semakin tinggi.

Hypertension is a condition in which a patient has blood pressure ≥140/90 mmHg when blood measurements are taken at least twice one week apart and based on a doctor's diagnosis. The 2018 Basic Health Research (Riskesdas) showed an increase in the prevalence of hypertension in Indonesia with a population of around 260 million, which was 34.1% compared to 27.8% in the 2013 Riskesdas. 5 Based on the health profile of the Matraman District Health Center in 2021, noncommunicable diseases The most patients with hypertension are 5,026 people. According to a WHO report in 2003, the average patient adherence to long-term therapy for chronic diseases in developing countries is even lower than 50%. Compliance with taking medication is an important determining factor in the success of therapy, especially in the treatment of non-communicable diseases such as hypertension. The profile of adherence to taking antihypertensive medication in hypertensive patients at the Matraman Health Center shows that the sample with moderate adherence has the highest number, namely 24 people, then the sample with high adherence is 8 people and the sample with low adherence is 11 people. Based on the results of the Chi-square test, the characteristics of the sample that had a relationship with medication adherence were age (p-value = 0.040) and recent education (p-value = 0.004). Observations showed that the higher the age, the lower the compliance, and the higher the last education, the higher the level of compliance. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sabbina Maharani
"Di Puskesmas Kecamatan Cilodong, hipertensi termasuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan tahun 2022. Kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas juga terus mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Namun, masih ditemukan pasien yang tidak patuh minum obat akibat kurangnya kesadaran, lupa, dan tempat tinggal yang jauh dari Puskesmas untuk mendapatkan obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan perilaku kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) di Puskesmas Kecamatan Cilodong tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Dalam penelitian ini, terdapat 99 responden yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling serta merupakan pasien hipertensi yang terdaftar di Puskesmas Kecamatan Cilodong, berusia ≥ 18 tahun, dan tidak sedang hamil. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari-Maret tahun 2024 melalui wawancara secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kepatuhan minum obat responden sebesar 58,75 dari skala 100. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan (p value = 0,001), sikap (p value = 0,001), norma subjektif (p value = 0,005), persepsi kontrol perilaku (p value = 0,001), dan niat (p value = 0,001) dengan perilaku kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Akan tetapi, usia, tingkat pendidikan, lama menderita hipertensi, dan riwayat stroke tidak berhubungan signifikan (p value > 0,05) dengan perilaku kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mendukung kepatuhan minum obat pasien hipertensi, seperti konseling secara menyeluruh, pembuatan sistem pelaporan khusus terkait hipertensi dari kader kepada tenaga kesehatan, dan inovasi agar pasien ingat minum obat.

At Puskesmas Kecamatan Cilodong, hypertension is included in the top 10 most common diseases among outpatients in 2022. Hypertension cases in the work area of Puskesmas also continue to increase from 2020 to 2022. However, there are still hypertensive patients who do not adhere to taking their medication due to lack of awareness, forgetting, and living far from Puskesmas to get medicine. This study aims to determine the determinants of medication adherence behavior in hypertensive patients based on the Theory of Planned Behavior (TPB) at the Puskesmas Kecamatan Cilodong in 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. In this study, there were 99 respondents who were selected using a purposive sampling method and were hypertensive patients registered at Puskesmas Kecamatan Cilodong, aged ≥ 18 years old, and not pregnant. Data collection was carried out in February-March 2024 through direct interviews with respondents using a questionnaire. The data was analyzed using the Chi-Square Test.
The results of the study showed that the average respondent's medication adherence score is 58.75 on a scale of 100. The results of the study also showed that there is a relationship between knowledge (p value = 0.001), attitude (p value = 0.001), subjective norm (p value = 0.005), perceived of behavioral control (p value = 0.001), and intention (p value = 0.001) with medication adherence behavior in hypertensive patients. However, age, education level, duration of suffering from hypertension, and history of stroke are not significantly associated (p value > 0.05) with medication adherence behavior in hypertensive patients. Several efforts need to be taken to support hypertensive patients' medication adherence, such as comprehensive counseling, creating a specific reporting system about hypertension from cadres to health workers, and innovation so that patients remember to take their medication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Ardiya Putri Wicaksono
"Hipertensi sebagai beban kesehatan paling besar dan terabaikan di dunia membutuhkan upaya kontrol salah satunya kepatuhan minum obat. Perilaku kepatuhan minum obat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh faktor persepsi sehat terhadap kepatuhan minum obat hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional kepada 110 responden penderita hipertensi dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara varibel persepsi sehat dengan kepatuhan minum obat  pada penderita hipertensi dengan p value 0,204. Pada penelitian selanjutnya, perlu diteliti terkait faktor-faktor yang menghambat kepatuhan minum obat penderita hipertensi.

Hypertension as the biggest and most neglected health burden in the world requires control efforts, one of which is medication adherence. Medication adherence behavior can be influenced by various factors. This study aims to examine the influence of perceived health factors on hypertension medication adherence. This study was an analytic observational study with cross-sectional approach to 110 respondents with hypertension and was analyzed with the chi-square test. The results showed that there was no significant relationship between health perception and medication adherence among hypertensive patient with  p value 0,204. In future research, it is necessary to examine the factors that hinder medication adherence in hypertensive patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Trinita
"Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis pada paru-paru dan organ tubuh lain. TB menjadi permasalahan global yang hanya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang teratur sehingga diperlukan kepatuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan pasien dan menganalisis hubungannya terhadap kepatuhan pengobatan pasien di tiga Puskesmas dengan prevalensi TB tertinggi di Kota Depok. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Metode perolehan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas, kartu pengobatan pasien (TB.01), kartu identitas pasien (TB.02), dan SITB. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dengan total 82 sampel dan dianalisis menggunakan IBM®SPSS® versi 27. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien (50%) memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai penyakit dan pengobatan TB, sedangkan hanya 23 pasien (28%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang buruk dan 18 pasien (22%) dengan tingkat pengetahuan baik. Tingkat kepatuhan pasien TB paru di tiga puskesmas menunjukkan bahwa sebanyak 60 pasien (73,2%) sudah patuh sementara 22 pasien lainnya (26,8%) tidak patuh dalam menjalankan pengobatan. Analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan pasien terhadap tingkat kepatuhan pasien (p=0,000; R=0,652). Semakin baik pengetahuan pasien, semakin patuh pasien dalam menjalankan pengobatan. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan sangat penting dalam mengedukasi pasien TB agar dapat meningkatkan kepatuhannya.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis infection in the lungs and other body organs. TB is a global problem that can only be cured with regular treatment, so patient’s adherence is required. This study aims to assess the level of patient knowledge and discuss patient treatment adherence at three Community Health Centers with the highest TB prevalence in Depok City. The design of this research was cross-sectional. The sample acquisition method was carried out using a total sampling technique using a questionnaire that had been tested for the validity and reliability, patient treatment cards (TB.01), patient identity cards (TB.02), and SITB. The data collected were primary data and secondary data with a total of 82 samples and analyzed using IBM®SPSS® version 27. The results showed that the majority of patients (50%) had a moderate level of knowledge regarding TB disease and treatment, while only 23 patients (28%) who had a poor level of knowledge and 18 patients (22%) with a good level of knowledge. The compliance level of pulmonary TB patients in the three health centers showed that 60 patients (73.2%) were compliant while 22 other patients (26.8%) were not compliant in carrying out treatment. Inferential statistical analysis shows that there is a strong correlation between patient knowledge and the level of patient compliance (p=0.000; r=0.652). The better the patient's knowledge, the more compliant the patient will be in carrying out treatment. Therefore, the role of health workers is very important in educating TB patients in order to increase their compliance"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>