Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Angella
"Dalam pelaksananaannya,peran infrastruktur transportasi batubara penting dalam mendukung pertambangan industri di Kota Jambi. Namun, itu juga menyebabkan berbagai masalah kompleks, salah satunya adalah Kemacetan Lalu Lintas di jalan Arteri di Kota Jambi. Pada Mei 2023, Kepolisian Republik Indonesia Daerah Jambi mengeluarkan surat pemberitahuan untuk menghentikan mobilisasi transportasi batubara di Provinsi Jambi. Kebijakan tersebut menyebabkan beberapa perusahaan lain berhenti beroperasi sampai waktu yang tidak ditentukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan kinerja lalu lintas sebelum dan sesudah pelaksanaan kebijakan jalan arteri Kota Jambi khususnya di Jalan Pelabuhan Talang Duku dan Jalan Lingkat Timur II. Metode yang digunakan adalah analisis komparatif daro tingkat saturasi sebelum dan setelah diberlakukannya peraturan tentang larangan operasi truk batubara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pentingnya manajemen lalu lintas sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Namun demikian alternatif lain masih diperlukan untuk mendukung kegiatan kelancaran operasi transportasi batubara.

In its implementation, the role of coal transportation infrastructure is important in supporting the mining industry in jambi City. However, it also causes various complex problems,one of them is traffic congestion on Arterial  Roads in Jambi City. In May 2023, the jambi Regional Police of the Republic of Indonesia issued a notification letter to stop the mobilization of coal transportation in Jambi Province. The policy caused several coal companies stopped operatinf until an indeterminate time. implementation of the policy on Jambi City arterial roads, especially on Talang Duku Port Road and East Ring Road II. The method used was a comprative analysis of the degree of salutarion before and after the enactment of regulations on the prohibition of coal truck operations. The results of this study show the importance of traffic management as one of the solutions to reduce traffic congestion. Nevertheless, other alternatives are still needed to support the smooth operation of coal transportation activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizawati
"Perkembangan pemukiman dipengaruhi oleh tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, kebijakan pemerintah (dalam bentuk kebijakan tata ruang, program, dan peraturan) dan aspek sosial ekonomi masyarakat. Rumah merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia dan merupakan elemen penting dalam agenda pembangunan nasional, seperti kesehatan dan pendidikan. Persoalan perkotaan antara lain adanya kesenjangan antara permintaan dan penyediaan perumahan dan permukiman permukiman. Analisis ini bersifat deskriptif, dilakukan melalui peta overlay. Peta pemukiman pada tahun 2000 overlay dengan pemukiman pada tahun 2010, penyelesaian akan menghasilkan tingkat pertumbuhan riil. Perlembangan luas lahan Pemukiman di Kota Jambi dalam kurun waktu 10 tahun 2000-2010 adalah ± 3.154,75 ha. lahan pemukiman pada tahun 2000 adalah 2.719,66 ha sedangkan pada tahun 2010 adalah 5.874,41 ha. Faktor pendorong perkembanhan permukiman di Kota Jambi adalah faktor faktor fisisk dan non fisisk, faktor fisik yaitu letak geografis Kota Jambi yang strategis dan masih tersedianya lahan untuk penyelenggaraan pembangunannya. faktor non fisik adalah laju perumbuhan penduduk yang tinggi , serta di dorong oleh pertumbuhan perekonomian penduduk , harga tanah, jarak dari pusat pemerintahan, aksesibilitas. Alasan utama bagi pengembang untuk memilih lokasi yang ada akses transportasi.

Residential development is influenced by various aspects of the high rate of population growth, the policy (in the form of spatial policy, program and regulatory) and socio-economic aspects of society. herefore the house is a basic need of human life and is an important element in the national development agenda, such as health and education. Urban problems such as the gap between demand and supply of housing and residential settlements. This descriptive analysis, carried out through a map overlay. Map overlayed settlement in 2000 with the settlement in 2010, the settlement will result in real growth rates. Residential land development in the City of Edinburgh in the period 2000-2010 was 10 ± 3154.75 ha. residential land in 2000 was 2719.66 ha while in 2010 was 5874.41 ha. Factors driving the development of settlements in the city of Jambi is a factor and non physic physic factors, physical factors are geographically strategic city of Jambi and still land available for construction administration. non-physical factor is the high rate of population perumbuhan, as well as the economy is driven by population growth, land prices, the distance from the center of government, accessibility. The main reason for developers to choose the location of the existing transportation access."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Amrillah
"Kemacetan lalu lintas merupakan masalah bagi setiap daerah di Indonesia maupun dunia, tak terkecuali Kota Bogor. Faktor penyebab kemacetan di Kota Bogor diduga berasal dari penggunaan lahan, geometri dan kinerja jalan, dan rute transportasi publik angkutan kota. Perubahan rute angkutan kota angkot yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan, namun hal tersebut bukan merupakan suatu jaminan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kepadatan dan kemacetan dengan rute angkot saat ini serta membangun suatu model untuk memprediksi kepadatan dan kemacetan jika digunakan rute angkot baru, berdasarkan atas variabel penggunaan lahan jumlah sekolah dan pasar/mall, geometri dan kinerja jalan volume kendaraan, kapasitas jalan, kecepatan rata-rata, tipe jalan, jumlah jalur, jumlah simpang bersinyal dan tidak bersinyal, dan rute angkot yang melewati suatu ruas jalan. Metode yang digunakan dalam pemodelan adalah regresi berganda dengan menggunakan satu variabel dummy, serta metode stepwise regression.
Hasil dari pemodelan menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah kecepatan rata-rata, jumlah simpang bersinyal dan tak bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 66,9. Sedangkan variabel yang berpengaruh dalam model kemacetan adalah volume kendaraan, kapasitas jalan, jumlah simpang bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 81,4. Untuk melihat akurasi dalam memprediksi model kepadatan dan kemacetan digunakan validasi Mean Absolute Precentage Error MAPE. Hasilnya menunjukkan nilai 12,46 untuk kepadatan yang artinya bahwa model memiliki akurasi prediksi baik dan 5,62 untuk kemacetan yang artinya model memiliki akurasi prediksi tinggi. Dengan demikian pada penelitian ini penggunaan lahan sekolah dan pasar tidak sebagai faktor penyebab kepadatan dan kemacetan, sedangkan geometri dan kinerja jalan serta rute angkot sebagai faktor penyebab kemacetan.

Traffic congestion is a problem for every region in Indonesia and the world, Bogor City is no exception. Factors causing congestion in Bogor City are thought to come from land use, the geometry and performance of road, and public transport routes urban transport. The change of urban transport route angkot carried out by Bogor City Government aims to reduce traffic density and congestion, but it is not a guarantee. Therefore, this study aims to determine the spatial patterns of traffic density and congestion with current angkot routes and construct a model to predict traffic density and congestion when new angkot routes are used, based on land use variables number of schools and markets malls, geometry and performance of road vehicle volume, road capacity, average velocity, road type, number of lanes, number of signaled and non signal intersection, and an angkot route passing a road. The method used in modeling is multiple regression using one dummy variable, and stepwise regression method.
The result of modeling shows that the variables affecting traffic density are velocity, number of signaled and non signal intersection, and angkot route with R2 value 66,9. While the influential variables in the traffic congestion model are vehicle volume, road capacity, number of signaled intersection, and angkot route with R2 value 81.4. To see accuracy in predicting model of traffic density and congestion, Mean Absolute Precentage Error MAPE validation is used. The results show a value of 12.46 for traffic density which means that the model has good prediction accuracy and 5.62 for traffic congestion which means the model has high prediction accuracy. Thus in this study the landuse of school and market is not a factor causing traffic density and congestion, while the geometry and performance of roads and public transportation routes as a factor causing congestion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ridhwan
"Banjir merupakan salah satu masalah utama yang melanda kota-kota yang berada di pinggir sungai, termasuk Kota Jambi yang berada di hilir Batanghari. Untuk meminimalisasi kerugian akibat banjir, mitigasi bencana banjir melalui pemodelan wilayah banjir menjadi penting. Penilitian ini mengkaji pemodelan spasial di Kota Jambi dengan menggunakan variabel ketinggian tempat, tinggi muka air sungai, curah hujan, koefisien limpasan dan kedalaman banjir. Survei lapang pada 17 lokasi yang hasilnya dikaitkan dengan informasi hasil pengolahan data, selanjutnya dilakukan analisis statistic untuk melihat keterkaitan antar variabel dan pemodelan wilayahg banjir berbasis grid dilakukan dengan menggunakan software ArcGis 9.3.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peristiwa banjir di Kota Jambi cenderung meningkat dari tahun 2001 sampai 2005, baik dari segi frekuensi kejadian maupun luas wilayah banjir. Hasil pemodelan banjir di Kota Jambi menunjukkan bahwa wilayah yang sering terendam banjir berada di bagian utara dan timur Kota Jambi dan berada di sepadan sungai. Kota Jambi mulai terendam banjir pada saat tinggi muka air Batanghari mencapai angka 11 m, yang terjadi di Kelurahan Pasir Putih dan Tahtul Yaman. Semakin tinggi muka air Batanghari, semakin luas wilayah yang berpotensi tergenang air.

Floods are one of the main problems that plagued the cities on the shores of the River, including the city of Jambi in Batanghari downstream. To minimize losses due to floods, the disaster mitigation of flooding through the modeling of the region from floods is important. This study examined the spatial modeling in Jambi by using variable high altitude, river water, rainfall, runoff coefficient and depth of flooding. Field surveys at 17 locations that the results related to the information the results of data processing, statistical analysis was then performed to see the relationship between variables and application of grid-based model of flood zones is done using the software ArcGIS. 9.3.
Result obtained showed that the incidence of flooding in the city of Jambi is likely to increase from 2001 to 2005, both in terms of frequency of occurrence and level of flooding. The results of modeling of floods in the town of Jambi shows frequently flood areas in northern and eastern cities, and rivers are commensurate Batanghari. Jambi City began under water at high water level reaches 11 m Batanghari, which occurred in the village of Pasir Putih and Tahtul Yaman. If water level of Batanghari showed a high value, the potentially flooded are also larger.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43010
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jodi Roudho Prayogo
"Tesis ini membahas mengenai sense of place sebagai dasar dalam membentuk ruang kota yang unik dengan mencoba melihat dari sisi yang berbeda. Dalam kehidupan manusia terdapat legenda dan cerita rakyat yang menjadi salah satu bentuk pemahaman manusia terhadap lingkungannya. Tesis ini menelusuri keterkaitan antara sense of place di perkotaan dengan legenda dan cerita rakyat. Dengan melihat bagaimana suatu legenda atau cerita rakyat mempengaruhi ruang-ruang di sekitarnya menggunakan metode Evidance-Based Approach, hubungan antara legenda dan sense of place ini akan dianalisis dari segi literatur dan contoh nyata yang terjadi. Dimana temuan dari analisis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang kawasan untuk memiliki sense of place berdasarkan legenda dan atau cerita rakyatnya.

This thesis discusses the sense of place as the basis for forming a unique urban space by trying to see it from a different side. In human life, there are legends and folklore which are a form of human understanding of the environment. This thesis explores the relationship between the sense of place in urban areas with legends and folklore. By looking at how a legend or folklore affects the surrounding spaces using the EvidanceBased Aproach method, the relationship between legend and sense of place will be analyzed in terms of literature and real examples that occurred. Where the findings from this analysis can be taken into consideration in designing the area to have a sense of place based on legends and or folklore."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahadist Sulthon M.
"Transformasi ekonomi di negara Indonesia tidak terlepas dari dukungan aktivitas pertambangan batubara sebagai salah satu objek galian yang dioptimalisasikan baik oleh individu perseorangan maupun badan hukum seperti perseroan terbatas sebagai pelaku usaha. Implementasi pertambangan batubara hanya dapat diselenggarakan dengan mengindahkan ketentuan perundang-undangan yang telah diperbaharui untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan pemerintah yang dinamis. Rumusan masalah adalah pengaturan usaha pertambangan serta tinjauan investasi klasifikasi objek galian di Indonesia. Penelitian ini juga menelusuri praktik pemberian izin usaha pada usaha penambangan batubara di Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan menurut metode yuridis normatif dan menelusuri Undang-Undang terkait dengan Pertambangan Mineral dan Batubara beserta peraturan turunan lainnya yang berkaitan. Hasil penelitian ini menguraikan penjelasan mengenai Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana diubah oleh Undang-Undang No. 4 Tahun 2009. Ketentuan sebelum diubah untuk mengakomodasi ketentuan pertambangan nasional agar selaras dengan kepentingan nasional, kepastian hukum, dan keterbukaan investor, serta pelestarian ekosistem ekologi. Investasi di bidang pertambangan terbuka untuk investor dengan ketentuan pemenuhan minimum 51% (lima puluh satu persen) dimiliki oleh investor dalam negeri melalui Bursa Efek Indonesia. Pembenahan peraturan persaingan usaha di bidang pertambangan mineral batubara mempunyai objektif untuk mencegah pertentangan ketentuan terkait perizinan berusaha dengan penanaman modal dalam sektor jasa pertambangan. Pemerintah hadir dalam menciptakan iklim persaingan usaha yang jujur dan tidak melawan hukum. PT X mempunyai potensi melakukan praktik oligopoli, pembuatan perjanjian seperti perjanjian tender, dan/atau pendominasian pasar melalui posisi dominan. Dengan ini, PT X mempunyai kemampuan untuk menentukan besaran produksi, klasifikasi jenis, pendistribusian, dan pertumbuhan per kapita batubara yang selaras dengan ketentuan persaingan usaha.

Economic transformation in Indonesia is inseparable from the support of coal mining activities as one of the excavation objects which is optimized both by individuals and legal entities such as limited liability companies as business actors. The implementation of coal mining can only be carried out by complying with the provisions of laws and regulations that have been updated to suit the needs of the dynamic community and government. The issue of the research is the regulation of the mining business and the investment review of the classification of excavated objects in Indonesia. This research also explores the practice of granting business licenses to coal mining businesses in Jambi Province. The research was carried out according to normative juridical methods and traced the Law related to Mineral and Coal Mining along with other related derivative regulations. The results of this study describe the explanation regarding Law No. 3 of 2020 concerning Mineral and Coal Mining as amended by Law No. 4 of 2009. Provisions before being amended to accommodate national mining regulations so that they are aligned with national interests, legal certainty, and investor transparency, as well as the preservation of ecological ecosystems. Investments in the mining sector are open to be purchased by investors through the Indonesia Stock Exchange with the condition that a minimum fulfillment of 51% (fifty one percent) is owned by domestic investors. The objective of reforming business competition regulations in the coal mineral mining sector is to prevent conflicting provisions related to business licensing and investment in the mining services sector. The government is present in creating a business competition climate that is fair and not against the law. PT X has the potential to practice oligopoly, drafting cartel agreements, and/or dominating the market. With this, PT X has the ability to determine the amount of production, type classification, distribution, and growth per capita of coal in line with the provisions of business competition."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Saripul Alamsyah
"ABSTRAK
Tema penelitian ini adalah Wilayah Pengembangan Pendidikan SMP di
Kota Jambi, rumusan masalah yang diteliti adalah karakteristik wilayah sebaran
lokasi SMP berdasarkan parameter kualitas SMP dan wilayah pengembangan
pendidikan SMP di Kota Jambi. Untuk mengetahui karakteristik wilayah sebaran
lokasi SMP berdasarkan parameter kualitas SMP di Kota Jambi. Pendekatan yang
di gunakan adalah analisis secara spasial dan uji statistik. Variabel yang
digunakan adalah jumlah penduduk usia SMP, angka partisipasi sekolah,
kerapatan jaringan jalan (faktor eksternal), jarak siswa dan waktu tempuh siswa
(faktor siswa), nilai rata-rata ujian nasional sebagai parameter kualitas SMP, rasio
kelas dan murid, rasio guru profesional dan murid, jumlah ruang sarana penunjang
(faktor internal). Untuk mengetahui wilayah pengembangan pendidikan SMP
pendekatan yang digunakan adalah membuat wilayah prioritas berdasarkan
prosentase klasifikasi rendah terhadap fator internal dan eksternal di tiap
kelurahan. Karakteristik wilayah terkait dengan mutu SMP pada ring 1
didominasi oleh kwalitas SMP sedang dengan klasifikasi rasio murid dan kelas
dibawah standar, rasio guru profesional dan murid diatas standar, mutu sarana
prasana rendah. Karakteristik wilayah pada ring 2 di dominasi oleh kwalitas SMP
sedang dengan klasifikasi rasio kelas dan murid dibawah standar, rasio guru
profesional dan murid diatas standar, klasifikasi ruang sarana prasana tinggi dan
rendah. Karakteristik wilayah pada ring 3 di dominasi oleh kwalitas SMP sedang
dengan rasio murid dan kelas dibawah standar, rasio guru profesional dibawah
standar, mutu ruang sarana prasarana sedang. Pada faktor eksternal kualitas SMP
tinggi mengikuti karakter wilayah dengan jumlah penduduk usia sekolah kategori
rendah, angka partisipasi sekolah kategori rendah, indeks kerapatan jalan kategori
sedang. Pada faktor siwa, semakin dekat lokasi SMP ke CBD jarak siswa kelokasi
SMP semakin jauh. Terkait waktu tempuh siswa klasifikasi lama menjadi karakter
wilayah pada ring 1 dan 3 dan waktu tempuh sedang pada ring 2. Wilayah
pengembangan pendidikan SMP prioritas utama adalah Kelurahan Kenali Asam
Bawah, Kelurahan Talang Bakung, Kelurahan Thehok, Kelurahan Sungai Putri,
Kelurahan Talang Banjar, Kelurahan Beringin dan Kelurahan Solok Sipin
ABSTRACT
This research theme is Education Development Area of Junior High School in the
city of Jambi, the formulation of the problem under study is characteristic of the
distribution area of locations SMP based on the SMP’s quality parameter and the
education development area in the city of Jambi. To determine the characteristics
of the distribution area of location based on the parameters of quality junior
secondary schools in the Jambi. The approach that used is spatial analysis and
statistical analysis. Variables that used are the number of age junior high school
population, school participant rate, density of road network (external factors),
students distance and student travel time (students factor), the average value of the
national exam as a junior high school quality parameters, class and students ratio,
professional teachers and students ratio, the amount of support facilities (internal
factors). To find the area of junior high school education development, the
approach that is used is to make the priority area based on low classification
percentage of the internal and external factor in each political district. Based on
the discussion, it can be concluded as follows: Regional characteristics associated
with quality of SMP in ring 1 are dominated by medium quality of junior high
school with the middle rate with students and class ratio is under of the standard,
professional teacher and student ratio above the standard, the classification of
infrastructures facilies below the standart. Characteristics of the ring 2 is
dominated by medium quality of junior high school with the middle rate with the
classification of class and student ratio below the standard, professional teacher
and student ratio above the standard, the classification of infrastructures is in the
middle rate and low. Characteristics of ring 3 is dominated by medium quality of
junior high school with the class and student ratio is sub-standard, professional
teacher ratio is below the standard, quality of infrastructure is in the middle rate.
Quality of the junior high school with external factor follow the character of the
area with low a population of school-age, low school participant rate, the category
of medium of road density index. Quality of the junior high school with student
factor, the location SMP closer to the CBD distance farther, related to the
classification of a long travel time students become characters in the ring region 1
and 3 and the travel time being in ring 2. Area of education development in the
top priority are Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kelurahan Talang Bakung,
Kelurahan Thehok, Kelurahan Sungai Putri, Kelurahan Talang Banjar, Kelurahan
Talang Banjar, Kelurahan Beringin dan Kelurahan Solok Sipin"
2013
T35457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Yekti Heningnurani
"Pengembangan Budaya Keselamatan Pasien di RSUD H Abdul Manap Kota Jambi Salah satu pendekatan untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah membangun budaya keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien sendiri merupakan salah satu aspek dari budaya organisasi, karena itu, untuk mengembangkannya diperlukan pengkajian budaya organisasi agar terjadi perubahan yang mendorong upaya peningkatan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan menganalisis budaya keselamatan pasien dan mengidentifikasi profil organisasi untuk menentukan langkah strategis pengembangan budaya keselamatan pasien di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Penelitian cross-sectional, mix method dengan survei kepada sebanyak 190 tenaga klinis yang langsung berhubungan dengan pasien yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga penunjang pelayanan medis dengan menggunakan kuesioner HSOPSC (Hospital Survey on Patients Safety Culture) yang dikembangkan oleh AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality) dalam mengukur Budaya Keselamatan Pasien dan OCAI (Organization Culture Assessment Instrument) untuk mengidentifikasi profil budaya organisasi. Dilakukan analisis korelasi antara kedua temuan. Dilakukan pula Focus Group Discussion (FGD) untuk mengidentifikasi hambatan dan harapan dan kemudian dibahas dalam Consencus Decission Making Group (CDMG) jajaran manajemen sebagai kesepakatan tentang rencana tindak lanjut. Pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan dan kerjasama dalam unit merupakan dimensi budaya terkuat sementara staffing, respons non-punitive terhadap kesalahan terlapor, frekuensi pelaporan kejadian dan jumlah kejadian yang dilaporkan merupakan dimensi budaya kurang yang perlu mendapatkan intervensi. Budaya Clan adalah jenis budaya organisasi yang paling dominan, tetapi bukan merupakan budaya yang kuat karena selisih skor dengan budaya Hierarki hanya satu (1) poin. Hasil korelasi antara dimensi pada budaya keselamatan menunjukkan adanya hubungan positif bermakna. Sedangkan korelasi antara tipe budaya organisasi dengan dimensi budaya keselamatan pasien menunjukkan hasil yang bervariasi. Strategi mutu budaya Clan dan budaya Hierarki dipakai sebagai panduan untuk perubahan dalam pengembangan budaya keselamatan pasien di RSUD H. Abdul Manap. Secara keseluruhan budaya keselamatan pasien termasuk dalam kategori budaya sedang, dimensi budaya pelaporan merupakan yang terlemah. Upaya pengembangan budaya keselamatan pasien memerlukan komitmen pimpinan, pemberdayaan staf dan pengembangan sistem. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis berbagai faktor dalam pengembangan budaya pelaporan.

Building Patient safety culture is the first step in the improvement of patient safety. As patient safety culture is one aspect of organizational culture, therefore, to develop it, an assessment of organizational culture is needed to make changes that encourage efforts to improve patient safety. This study aims to analyze the patient safety culture and identify organizational profiles to determine the strategic steps of developing a patient safety culture at H. Abdul Manap Hospital in Jambi City. Methods: This study was cross-sectional, mix method. A survey was conducted on 190 clinical staff who were directly faced to patients namely medical doctors, nursing staffs and medical service support personnels using the HSOPSC (Hospital Survey on Patient Safety Culture) questionnaire developed by AHRQ (Agency for Healthcare Resesarch and Quaity) and OCAI (Organization Culture Assessment Instrument). Correlation analysis between the two findings was carried out. Focus Group Discussion (FGD) was carried out to identify obstacles and expectations in the implementation of patient safety culture, and its results will be discussed in the managements Consensus Decisions Making Group as an agreement that will be taken as an action plan Results: Organizational learning and continuous improvement and Teamwork within units are the strongest cultural dimensions while staffing, non-punitive response to errors, frequency of events reported and “number of events reported are dimensions of culture that need to be intervened. Clan culture is the most dominant type of organizational culture, but it is not a strong culture because the difference in scores with the Hierarchy culture was only one (1) point. The results of the correlation between the dimensions of safety culture indicate a significant positive. While the correlation between the type of organizational culture and the dimensions of patient safety culture, shows varying result. The quality strategy of Clan culture and hierarchical culture are used as a guide for changes in the development of a patient safety culture at H. Abdul Manap Hospital. Conclusion: In general, the patient safety culture belongs to the moderate level. The reporting culture becomes the weakest dimensuons. A managements commitment and staff empowerment as well as system development are all needed on the development of a patient safety culture. Further research is required to investigate various factors to develop the reporting culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rica Tri Wahyuni
"Batik Jambi merupakan salah satu industri batik yang masuk kedalam pasar industri batik di Indonesia. Namun, terdapat beberapa rintangan dalam pertumbuhan industri batik Jambi, salah satunya disebabkan oleh minimnya pengetahuan dalam saluran distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Saluran Distribusi Industri Batik Jambi di Kota Jambi yang kemudian dikaitkan dengan karakteristik lokasi. Variabel yang digunakan adalah asal bahan baku, tenaga kerja, modal, jaringan jalan dan penggunaan lahan. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis spasial.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa saluran distribusi yang digunakan oleh produsen batik Jambi di dominasi oleh saluran distribusi Produsen - Konsumen dan Produsen-Pemerintah (Lembaga Pengumpul)-Konsumen. Saluran distribusi tersebut mengelompok di Kota Jambi bagian utara yang merupakan daerah wisata dan cagar budaya. Namun, tidak ada hubungan antara saluran distribusi dengan karakteristik lokasi, hal ini dikarenakan saluran distribusi yang digunakan oleh industri batik Jambi relatif sama.

Batik Jambi is one of batik industry in the Indonesian Batik market. However, there are several obstacles in Batik Jambi industry development. One of them is caused by lack of knowledge in distribution channel for Batik Jambi. The main purpose of this research is to find the pattern of Batik Jambi industry distribution channel associated with the characteristics of Jambi City. Variables used in this study consist of ; the origin of raw materials, labor, capital, road networks and land use. The methods used in this research is descriptive analytical and spatial analytical.
The results are implying that the distribution channels used by Batik Jambi manufacturers mostly were dominated by Manufacturers - Consumers and Producers-Government (Collecting Society)-consumer distribution channel. The distribution channels are clustered in the northern of Jambi city which is a place for Jambinese traditional heritage. However, there is no connection between the distribution channels with the location charateristics, because distribution channels used by Batik Jambi industry is the same.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Andika
"ABSTRAK
Terbukannya ruang demokrasi dalam menentukan sikap hak suara pada pemilihan kepala daerah Kota Jambi tahun 2018 membuat pihak yang berkontestasi dalam pilkada mempunyai cara masing-masing untuk merangin dukungan masyarakat termasuk dukungan kelompok birokrasi. Syarif Fasha selaku calon kepala daerah petahana Kota Jambi tahun 2018 menggunakan kekuasaan politiknya untuk mempertahankan kekuasaannya melalui politisasi birokrasi. bentuk politisasi birokrasi yang dilakukan ialah mempolitisir fasilitas negara, untuk mendukung alfiasi politik, memanfaatkan informasi birokrasi, memihak dalam kepentingan kelompok dan individu, penempatan jabatan birokrasi bedasarkan relasi politik.

ABSTRACT
The oppennes of democracy for voters to use their rigth to vote in Kota Jambi's mayoral election in 2018 made parties which competed in local election utilized various method to gain publick support. The birocracy group is among them . Syarif Fasha as on the incumbent candidate for the for fosition of mayor of kota jambi in 2018 used it political power to hold on the power through politiciting biraucracy. The from the politicization incliding approprition thourgh burauecratic networ, taking sides in conflic between Group/individuals through mobilization of of civil government apparaturses for political purposes and placing bureaucratic appointess thorugh political relations. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>