Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eliana Stefani
"Furfural merupakan produk intermediate memiliki banyak senyawa turunan yang berperan penting di industri serta berpotensi menjadi energi terbarukan. 2-Metilfuran sebagai aditif bahan bakar berguna untuk meningkatkan nilai angka oktan bahan bakar. Namun, untuk dapat mengkonversi furfural menjadi 2-metilfuran masih menghadapi banyak hambatan, seperti harga dari katalis yang mahal dan kondisi operasi optimal. Pada penelitian ini, katalis NiCu/Al2O3 akan di preparasi dengan metode wetness incipient impregnation. Dilakukan variasi suhu kalsinasi pada 400℃, 500℃, 600℃ dan 700℃ pada saat preparasi katalis NiCu/Al2O3 untuk mendapatkan pengaruhnya terhadap karakteristik dari katalis. Adapun meningkatnya suhu kalsinasi dari 400oC menjadi 700oC berpengaruh terhadap luas permukaan katalis yang menurun dari 110.65 menjadi 101.61 m2/g. Akan tetapi, ukuran pori mengalami trend yang berbeda, yakni meningkat seiring dengan kenaikan suhu kalsinasi, dari 5.15 menjadi 6.84 nm. Pengaruh dari peningkatan suhu kalsinasi lainnya, yaitu, pada tingkat asam kuat yang menurun, 0.4922 mmol/g menjadi 0.0995 mmol/g, dimana hal ini lebih disukai untuk reaksi hidrogenasi mengarahkan reaksi ke pembentukan 2-metilfuran dengan mencegah terbentuknya byproduct juga mencegah terjadi coke deactivation yang disebabkan asam kuat. Selanjutnya, pada penelitian ini akan dilakukan hidrogenasi pada fasa gas untuk menghindari masalah leaching. Reaksi hidrogenasi dilakukan pada kondisi operasi, tekanan 18 bar, suhu reaksi 250oC, kecepatan pengadukan 400 rpm, selama 4 jam, menggunakan donor hidrogen yaitu gas H2 dan katalis NiCu/Al2O3 yang telah dikalsinasi pada suhu 400oC. Dari hasil penelitian ini produk hasil reaksi hidrogenasi dikarakterisasi dengan FTIR dan telah terdapat kandungan gugus C-H stretching, C=C stretching, C-H bending pada senyawa bio-oil.

Furfural is an intermediate product with many derivative compounds that play a crucial role in the industry and have the potential to become a renewable energy source. 2-Methylfuran, as a fuel additive, is useful for increasing the octane number of fuel. However, the conversion of furfural into 2-methylfuran still faces many obstacles, such as the high cost of the catalyst and optimal operational conditions. In this research, NiCu/Al2O3 catalyst will be prepared using the wet incipient impregnation method. Variations in calcination temperature at 400℃, 500℃, 600℃, and 700℃ will be conducted during the preparation of NiCu/Al2O3 catalyst to understand its influence on the characteristics of the catalyst. The increase in calcination temperature from 400oC to 700oC affects the catalyst's surface area, decreasing from 110.65 to 101.61 m2/g. However, the pore size shows an increasing trend with the rise in calcination temperature from 5.15 to 6.84 nm. The effect of the increased calcination temperature is also observed in the decrease in strong acid sites, from 0.4922 mmol/g to 0.0995 mmol/g, which is preferable for hydrogenation reactions leading to the formation of 2-methylfuran and preventing coke deactivation and byproduct formation caused by strong acid. Acidity and catalyst pore size influence catalytic performance. Furthermore, in this study, hydrogenation will be conducted in the gas phase to avoid leaching issues. Hydrogenation reaction is performed under operating conditions, pressure of 18 bar, reaction temperature of 250oC, stirring speed of 400 rpm, for 4 hours, using hydrogen gas as the hydrogen donor and NiCu/Al2O3 catalyst calcined at 400oC. The results of this study characterize the products of the hydrogenation reaction using FTIR, revealing the presence of C-H stretching, C=C stretching, and C-H bending groups in the bio-oil compound."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkia Ichty Garniani
"[;Bentonit adalah senyawa yang memiliki struktur berlapis-lapis yang mengandung monmorilonit. Bentonit diaplikasikan sebagai absorben dan katalis. Penggunaan katalis penyangga Ni yang disisipkan pada lapisan bentonit dilakukan dengan pengecilan ukuran partikel Ni menjadi nanopartikel dengan menggunakan reduktor NaBH4 yang menjadikan molekul Ni2+ menjadi Nio. Karena nanopartikel Ni tanpa pilarisasi tidak stabil maka dilakukan pilarisasi pada lapisan-lapisan suatu senyawa alumina silika, yaitu pilarisasi pada bentonit alam Cikajang, Bogor sehingga terbentuklah nanopartikel Ni-bentonit yang lebih stabil. Katalis nanopartikel Ni-bentonit ini merupakan aplikasi dari bentonit yang diaplikasikan pada reaksi hidrogenasi pada senyawa benzena, dimana senyawa yang diklasifikasikan dalam senyawa berbahaya, reaksi hidrogenasi biasanya menggunakan katalis logam atau logam yang tersisipkan kedalam bentonit ataupun zeolit sebagai template, permukaan Ni-bentonit akan terlapisi hidrogen sehingga dapat diaplikasikan sebagai katalis. Reaksi hidrogenasi dilakukan dengan mengalirkan gas H2 pada suhu optimum pada reaktor unggun tetap (Atmospheric Fixed Bed Reactor) dengan 300°C dengan laju alir gas 40 mL/menit sehingga terbentuk katalis penyangga Ni-bentonit. Reaksi hidrogenase akan memutus ikatan rangkap pada benzena sehingga terbentuk senyawa sikloheksana yang merupakan senyawa kimia yang lebih aman juga akan berdampak lebih baik bagi lingkungan. Hasil pengujian menggunakan GC dapat disimpulkan semakin tinggi konsentrasi Ni yang dipilarisasi kedalam bentonit maka semakin banyak persen kadar sikloheksana.

Bentonite is a layered structure containing montmorillonite compounds. The use of bentonite and applied as a buffer, catalyst and absorbent catalyst molecules. The use of catalyst Ni-Bentonite with a diminution of the size of particles Ni be nanoparticle by reductant NaBH4 who made molecular Ni 2+ be Ni. Nanoparticle Ni without pillarization unstable then done pillarization in layers of a compound of alumina silica, so in this research pillarization in layers of bentonite from Cikajang, Bogor and can made nanoparticle Ni-bentonite so than more stable. Catalyst nanoparticle Ni-bentonite is one of the application of bentonite to be applied on bezene compounds on hydrgenation reaction, when the compound is classified in the harmful compounds, hydrogenation reaction ussually use metal catalyst or metal which insert into the bentonite or zeolite as a template, the surface of Ni-bentonite and hydrogen will paved so it can be applied as catalyst for hydrogenation reaction. Hydrogenation reactions performed with H2 gas flow at optimum temperature in Atmospheric Fix Bed Reactor with 300°C with gas flow rate 40 mL/minute so formed Ni-bentonite for buffer catalyst. This will used fordisconnect the hydrogenation reaction of double bond in benzene is formed so that the compound is a chemical compound of cyclohexene safer will also have an impact is better for the environment. The test result using GC can be concluded the higher the concentration of Ni pillarization into the bentonite the more percent levels cyclohexane formed., Bentonit adalah senyawa yang memiliki struktur berlapis-lapis yang mengandung monmorilonit. Bentonit diaplikasikan sebagai absorben dan katalis. Penggunaan katalis penyangga Ni yang disisipkan pada lapisan bentonit dilakukan dengan pengecilan ukuran partikel Ni menjadi nanopartikel dengan menggunakan reduktor NaBH4 yang menjadikan molekul Ni2+ menjadi Nio. Karena nanopartikel Ni tanpa pilarisasi tidak stabil maka dilakukan pilarisasi pada lapisan-lapisan suatu senyawa alumina silika, yaitu pilarisasi pada bentonit alam Cikajang, Bogor sehingga terbentuklah nanopartikel Ni-bentonit yang lebih stabil. Katalis nanopartikel Ni-bentonit ini merupakan aplikasi dari bentonit yang diaplikasikan pada reaksi hidrogenasi pada senyawa benzena, dimana senyawa yang diklasifikasikan dalam senyawa berbahaya, reaksi hidrogenasi biasanya menggunakan katalis logam atau logam yang tersisipkan kedalam bentonit ataupun zeolit sebagai template, permukaan Ni-bentonit akan terlapisi hidrogen sehingga dapat diaplikasikan sebagai katalis. Reaksi hidrogenasi dilakukan dengan mengalirkan gas H2 pada suhu optimum pada reaktor unggun tetap (Atmospheric Fixed Bed Reactor) dengan 300°C dengan laju alir gas 40 mL/menit sehingga terbentuk katalis penyangga Ni-bentonit. Reaksi hidrogenase akan memutus ikatan rangkap pada benzena sehingga terbentuk senyawa sikloheksana yang merupakan senyawa kimia yang lebih aman juga akan berdampak lebih baik bagi lingkungan. Hasil pengujian menggunakan GC dapat disimpulkan semakin tinggi konsentrasi Ni yang dipilarisasi kedalam bentonit maka semakin banyak persen kadar sikloheksana.

Bentonite is a layered structure containing montmorillonite compounds. The use of bentonite and applied as a buffer, catalyst and absorbent catalyst molecules. The use of catalyst Ni-Bentonite with a diminution of the size of particles Ni be nanoparticle by reductant NaBH4 who made molecular Ni 2+ be Ni. Nanoparticle Ni without pillarization unstable then done pillarization in layers of a compound of alumina silica, so in this research pillarization in layers of bentonite from Cikajang, Bogor and can made nanoparticle Ni-bentonite so than more stable. Catalyst nanoparticle Ni-bentonite is one of the application of bentonite to be applied on bezene compounds on hydrgenation reaction, when the compound is classified in the harmful compounds, hydrogenation reaction ussually use metal catalyst or metal which insert into the bentonite or zeolite as a template, the surface of Ni-bentonite and hydrogen will paved so it can be applied as catalyst for hydrogenation reaction. Hydrogenation reactions performed with H2 gas flow at optimum temperature in Atmospheric Fix Bed Reactor with 300°C with gas flow rate 40 mL/minute so formed Ni-bentonite for buffer catalyst. This will used fordisconnect the hydrogenation reaction of double bond in benzene is formed so that the compound is a chemical compound of cyclohexene safer will also have an impact is better for the environment. The test result using GC can be concluded the higher the concentration of Ni pillarization into the bentonite the more percent levels cyclohexane formed.]"
Universitas Indonesia, 2014
S58083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifiyya Ummu Salma
"Siklopentanon merupakan senyawa yang dapat dikonversi menjadi siklopentana, untuk digunakan sebagai prekursor jet fuel, agar dapat mengurangi titik beku bahan bakar pesawat. Siklopentanon dapat dihasilkan dari reaksi katalitik hidrogenasi berbahan dasar furfural. Namun pengaplikasian reaksi hidrogenasi ini memiliki kekurangan karena tekanan hidrogen yang dibutuhkan sangat tinggi, hingga 80 bar, sehingga memerlukan biaya yang mahal. Karena keterbatasan tingkat kelarutan gas hidrogen dalam cairan, maka pada umumnya, untuk mendapatkan angka konversi dan yield produk yang tinggi, reaksi diberikan tekanan gas hidrogen yang setinggi mungkin. Namun, tingginya tekanan tersebut menjadi tidak efisien jika ditinjau dari segi ekonomi dan safety. Cara untuk mengurangi tekanan yang tinggi tersebut dapat dilakukan dengan melakukan reduksi parsial pada inti aktif katalis dan penggunaan self-inducing impeller. Penelitian ini dilakukan dengan tiga variasi rasio Ni-NiO dan dua variasi tekanan yang berbeda. Katalis Ni-NiO/ZrO2-Re450 dengan struktur heterojunction Ni-NiO (Ni 75,2% dan NiO 24,8%), dan tekanan reaksi 10 bar mampu menghasilkan konversi umpan furfural terbanyak (80,16%), yield siklopentanon terbanyak (58,82%), dan selektivitas siklopentanon tertinggi (73,38%). Hasil kuantitatif tersebut dikaitkan dengan tingkat solubilitas gas hidrogen pada fase liquid yang tinggi, luas permukaan katalis yang besar, komposisi logam nikel yang kecil, interaksi yang kuat antara ini aktif dan penyangga katalis, serta tingkat kebasaan katalis yang kecil.

Cyclopentanone is a compound that can be converted into cyclopentane to be used as jet fuel precursor to reduce freezing point of aircraft fuel. Cyclopentanone produced from the catalytic reaction of furfural hydrogenation. Applying hydrogenation reaction has drawbacks because the high required hydrogen pressure, up to 80 bar. Due to the limited solubility of hydrogen gas in liquids, the reaction is given the highest pressure possible to obtain high conversion and product yields. However, the high pressure becomes inefficient from an economic and safety point of view. The high pressure can be reduced by converting partial reduction of the catalyst active core and using a self-inducing impeller. This research was conducted with three variations of the Ni-NiO ratio and two different pressure. The Ni-NiO/ZrO2-Re450 catalyst with a Ni-NiO heterojunction structure (75.2% NiO; 24.8% NiO), and a reaction pressure of 10 bar was able to produce the highest furfural conversion (80.16%), cyclopentanone yield (58.82%), and cyclopentanone selectivity (73.38%). These quantitative results are attributed to the high solubility of hydrogen gas in the liquid phase, the large catalyst surface area, the small composition of nickel metal, the strong interaction between active and catalyst support, and the low alkalinity of the catalyst."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latif Alfansyah
"[ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi biomassa yang sangat besar, salah satunya adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang mengandung lignoselulosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimumkan proses konversi TKKS menjadi etanol, furfural, dan listrik melalui prinsip ko-produksi supaya menghasilkan performa ekonomi dan lingkungan yang optimum. Performa ekonomi diukur dengan NPV, sedangkan performa lingkungan diukur melalui emisi CO2 hasil analisis life cycle. Hasil simulasi proses pada Unisim dan SuperPro kemudian diregresi menggunakan MATLAB ke dalam persamaan-persamaan polinomial yang selanjutnya dioptimisasi oleh GAMS. Optimisasi multi-objektif secara simultan mampu menunjukkan kapasitas dan kondisi operasi optimum yang dihasilkan dalam bentuk kurva Pareto. Daerah optimum didominasi oleh temperatur hidrolisis terendah, yaitu 162 oC di mana biaya produksi etanol sebesar 1,02 $/liter pada solusi NPV maksimum dan faktor emisi 21,698 kg-CO2/kg-furfural; 2,818 kg-CO2/MJ-etanol; serta 3,180 kg-CO2/MJ-listrik pada solusi emisi CO2 minimum.

ABSTRACT
Indonesia has huge potential in Palm Oil Empty Fruit Bunch (EFB) which is a lignocellulosic biomass. The purpose of this research is to optimize the conversion process of EFB to ethanol, furfural, and electricity through co-production, to achieve optimum economic and environmental performances. Economic performance is measured by NPV, while environmental performance by CO2 emission through life cycle analysis. The process simulation results from Unisim and SuperPro are regressed using MATLAB into polynomial equations which are optimized using GAMS. The multi-objective optimization simultaneously determines optimum capacity and operating condition, which are represented by Pareto curve. The optimum solutions are dominated by the lowest hydrolysis temperature 162 oC, and reveal production cost of ethanol, which is $1,02/litre for the maximum NPV solution, and emission factor 21,698 kg-CO2/kg-furfural; 2,818 kg-CO2/MJ-ethanol; and 3,180 kg-CO2/MJ-electricity for the minimum emission solution., Indonesia has huge potential in Palm Oil Empty Fruit Bunch (EFB) which is a lignocellulosic biomass. The purpose of this research is to optimize the conversion process of EFB to ethanol, furfural, and electricity through co-production, to achieve optimum economic and environmental performances. Economic performance is measured by NPV, while environmental performance by CO2 emission through life cycle analysis. The process simulation results from Unisim and SuperPro are regressed using MATLAB into polynomial equations which are optimized using GAMS. The multi-objective optimization simultaneously determines optimum capacity and operating condition, which are represented by Pareto curve. The optimum solutions are dominated by the lowest hydrolysis temperature 162 oC, and reveal production cost of ethanol, which is $1,02/litre for the maximum NPV solution, and emission factor 21,698 kg-CO2/kg-furfural; 2,818 kg-CO2/MJ-ethanol; and 3,180 kg-CO2/MJ-electricity for the minimum emission solution.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendy Sutanto
"Kebutuhan furfural di dalam negeri terus meningkat jumlahnya. Furfural banyak digunakan sebagai pelarut dalam industri minyak bumi, pembuatan pelumas, nilon, furfuril alkohol, tetrahidrofuran, industri farmasi herbisida, dan aplikasi pada pewangi. Sampai saat ini kebutuhan furfural di dalam negeri diperoleh melalui impor terutama dari China yang merupakan produsen furfural terbesar di dunia yaitu sekitar 72% produksi furfural dunia. Hal inilah yang mendasari pertimbangan didirikannya pabrik furfural di Indonesia. Dalam perancangan pabrik furfural ini, digunakan bahan baku berupa tandan kosong kelapa sawit karena kandungan hemiselulosa yang cukup tinggi yaitu ± 30%, dan juga ketersediaannya yang melimpah di Indonesia yang mencapai 36,85 juta ton pada tahun 2014. Dengan batasan masalah payback period dibawah 5 tahun, dan nilai IRR di atas nilai MARR yaitu 14%, dilakukan simulasi menggunakan software Superpro Designer Academic License. Hasil simulasi menunjukkan kelayakan pabrik dicapai pada kapasitas produksi furfural 790,31 ton/tahun, dengan nilai ROI 21,64% dan NPV US$ 3.978.000.

The domestic necessity of furfural increases day by day. Furfural is mostly used for solvent in petroleum industry, the manufacture of lubricants, nylon, furfuryl alcohol, tetrahydrofuran, herbicide pharmacy industry, and application on fragrance. So far, the domestic necessity of furfural is acquired by import, especially from China, which is the largest furfural manufacturer that is to say approximately 72% furfural production of the world. This fact underlies a consideration establishing furfural plant in Indonesia. In this scheme of furfural plant, it uses raw material that is called oil palm empty fruit bunches. Oil palm empty fruit bunches is chosen because of containing high level of hemicellulose, which is about 30%, and its abundant availability in Indonesia, which reaches 36,85 million ton in 2014 as well. Simulation is conducted by using Superpro Designer Academic License Software with scope of research payback period under 5 years and IRR value above MARR (14%). This simulation has shown that the eligibility of plant reaches with 790,31 tons/year furfural capacity production, and ROI value 21,64% and NPV US$ 3.978.000.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyann Raidah
"Reaksi hidrogenasi minyak jarak tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya katalis, yang dipengaruhi oleh larutan garam prekursor pembentuk inti aktifnya. Pada penelitian ini dilakukan preparasi katalis CuO/γ-Al2O3 dengan memvariasikan larutan garam prekursor dan loading katalis untuk mengetahui dampaknya terhadap aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi minyak jarak. Garam prekursor yang digunakan adalah tembaga nitrat, tembaga asetat dan tembaga klorida. Preparasi katalis menggunakan metode impregnasi dan hasilnya dikarakterisasi dengan metode BET dan XRD. Aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi minyak jarak diketahui melalui pengukuran penurunan bilangan iod dari minyak jarak tersebut. Katalis yang memberikan aktivitas paling baik diantara tiga prekursor adalah katalis CuO/γ-Al2O3 dengan prekusor tembaga klorida loading 10%.

The castor oil hydrogenation reaction will not go well without the presence of catalyst, which is influenced by the precursor salt solution that formed its active core. The purpose of this research is to discover the impact of varying the precursor salt solution and catalyst loading to catalyst activity of castor oil hydrogenation. The variation of the precursor salt are copper nitrate, copper acetate and copper chloride. The catalysts were prepared with impregnation method, and the results were characterized by BET and XRD method. Catalysts activities of castor oil hydrogenation were determined through the measurement of castor oil iodine value reduction. Catalyst that shows the best activity among three precursors is CuO/γ-Al2O3 from copper chloride precusor with 10% load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42564
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Putra Banyuaji
"Dalam penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai reaksi semihidrogenasi fenilasetilena menggunakan katalis Ni-NP yang disupport oleh silika makro/mesopori. Pembuatan support silika menggunakan metode co-micelle emulsion templating (co-MET) yang memanfaatkan misel untuk membentuk cetakan berbentuk khas yang dapat memperluas permukaan silika yang terbentuk dari tetraetilortosilikat (TEOS) terhidrolisis. SiO2 yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan SEM, TEM, EDX, SAA, dan FTIR dan dibuktikan terbentuknya SiO2 dengan struktur mesopori berdiameter rata-rata 12,547 nm, luas permukaan BET 357,232 m2/g dan volume pori 0,726 cm3/g. Katalis Ni-NP/SiO2 disintesis dengan mencampur D-fruktosa dengan nikel (II) asetat tetrahidrat dan silika berpori yang terbentuk dan kemudian dipirolisis untuk mendapat produk akhir dengan luas permukaan yang tinggi dan nikel yang terdistribusi dengan baik. Terakhir, katalis diujicoba dalam mengkatalisis reaksi semihidrogenasi fenilasetilena menjadi stirena dan didapat hasil konversi dan selektivitas yang cukup baik yang bergantung pada sumber hidrogen reaksi.

In this research we discuss about semihydrogenation of phenylacetylene utilizing Ni-NP catalyst mounted on macro/mesoporous silica. The synthesis of silica support utilizes co-micelle emulsion templating (co-MET) method which uses micelles as templating agent to increase produced silica surface area made by hydrolizes tetraethylorthosilicate (TEOS). The produced silica is then characterized using SEM, TEM, EDX, SAA, dan FTIR and it is found that the formed product is indeed SiO2 with average mesopore diameter of 12,547 nm, BET surface area of 357,232 m2/g and pore volume of 0,726 cm3/g. Ni-NP/SiO2 catalyst was synthesized by mixing D-fructose with nickel (II) acetate tetrahydrate and porous silica and then pyrolized to form the final product. The formed catalyst exhibits high surface area and well-distributed nickel nanoparticles. Finally, the formed catalyst is then used to catalyze the semihydrogenation reaction of phenylacetylene to styrene. The reaction exhibits good conversion and selectivity rates, which depends on the hydrogen source."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Syaharani
"Hidrogenasi selektif alkuna menjadi alkena adalah jenis penting dari transformasi organik dengan aplikasi industri skala besar. Transformasi ini membutuhkan katalis yang efisien dengan kontrol yang tepat. Katalis bimetalik seperti Ni digunakan secara luas dalam reaksi hidrogenasi alkuna karena sifatnya yang aktif dan selektif. Menemukan katalis yang ekonomis, aktif dan selektif untuk produksi alkena melalui hidrogenasi parsial alkuna merupakan sebuah tantangan bagi ilmu penelitian. Pada penelitian ini dilakukan hidogenasi selektif pada alkuna terminal menggunakan katalis Ni yang terenkapsulasi dengan fruktosa pada silika. Selain itu digunakan NaBH4 sebagai sumber hidrogen serta reduktor pada reaksi. Penelitian ini dimulai dengan mensintesis katalis Ni menggunakan Ni(acac)2 sebagai prekursor. Katalis Ni kemudian disintesis dengan teknik impregnasi menggunakan monosakarida untuk pembuatan nanopartikel nikel baru, yang merupakan katalis hidrogenasi selektif. Dilakukan imobilisasi fruktosa dan Ni(acac)2 pada silika dan menggunakan fruktosa sebagai sumber karbon yang mengenkapsulasi Ni dengan ukuran dan distribusi yang seragam. Proses impregnasi Ni disertakan fruktosa sebagai sumber karbon. Katalis Ni-fruktosa/SiO2 kemudian di karakterisasi menggunakan FT-IR, XRD, SEM-EDX, dan SAA untuk mengetahui keberhasilan sintesis. Katalis Ni-fruktosa/SiO2 kemudian digunakan untuk reaksi hidrogenasi alkuna terminal menggunakan substrat fenilasetilena dengan NaBH4. Produk yang dihasilkan dari reaksi hidrogenasi alkuna terminal akan dikarakterisasi menggunakan instrumentasi GC-MS untuk mengamati aktivitas katalis serta selektivitas produknya. Analisis campuran produk dengan GCMS menunjukkan bahwa katalis dengan variasi atom Ni:fruktosa sebesar 2:1 memberikan hasil paling baik dengan persen konversi alkuna sebesar 35,4% dengan persen selektivitas terbesar sebesar 61,7%.

Selective hydrogenation of alkynes to alkenes is an important type of organic transformation with large-scale industrial applications. This transformation requires an efficient catalyst with precise control. Bimetallic catalysts such as Ni are widely used in the hydrogenation reactions of alkynes because of their active and selective nature. Finding an economical, active and selective one for alkene production through partial hydrogenation of alkynes is a challenge for science. In this study, selective hydrogenation of terminal alkynes will be carried out using a Ni catalyst which is encapsulated with fructose on silica. In addition, NaBH4 is used as a hydrogen source and reducing agent in the reaction. This research was started by synthesizing Ni catalyst using Ni(acac)2 as a precursor. The Ni catalyst was then synthesized by impregnation technique using monosaccharides for the manufacture of new nickel nanoparticles, which were selected hydrogenation catalysts. Immobilizing fructose and Ni(acac)2 on silica and using fructose as a carbon source that encapsulates Ni with uniform size and distribution. The Ni impregnation process included fructose as a carbon source. The Ni-fructose/SiO2 catalyst was then characterized using FT-IR, XRD, SEM-EDX, and SAA to determine the success of the synthesis. The Ni-fructose/SiO2 catalyst was then used for the terminal hydrogenation reaction of the alkyne using phenylacetylene as a substrate with NaBH4. The product resulting from the terminal alkyne hydrogenation reaction will be characterized using GC-MS instrumentation to observe the catalyst activity and product selectivity. Analysis of the product mixture with GCMS showed that the catalyst with atomic variation of Ni:fructose of 1:5 gave the best results with an alkyne conversion percentage of 35,4% with selectivity percentage 61,7%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuswan Muharam
"ABSTRAK
Konversi CO2 menjadi metanol dapat ditingkatkan dengan menggunakan katalis dalam reaksinya. Katalis yang biasa dipakai untuk hidrogenasi CO2 menjadi metanol adalah katalis log am kompleks CuO/ZnO/AI203. Akan tetapi, katalis ini masih memiliki kekurangan yaitu kinerja yang masih rendah dan stabilitas yang kurang baik. Hal ini disebabkan H2 yang harus diabsorpsi oleh katalis untuk reaksi hidrogenasi CO2 Iebih tinggi dibanding reaksi pembuatan metanol dengan umpan CO dan H2. Untuk itu diperlukan tambahan oksida logam PdO yang memiliki kemampuan adsorpsi H2 tinggi.
Untuk pengembangan proses hidrogenasi CO2 menjadi metanol perlu dilakukan studi kinetika reaksi dengan tujuan memperoleh persamaan laju reaksi kimia yang berlaku pada rentang kondisi operasi tertentu. Persamaan laju reaksi ini diperlukan dalam perancangan reaktor yang akan digunakan pada skala industri. Pada penelitian ini katalis yang digunakan adalah CuO/ZnO/AI2O3/PdO dengan luas permukaan katalis sebesar 108,6 m2 /gr.
Untuk mendapatkan persamaan laju reaksi yang berlaku umum, harus diusahakan agar reaksi secara keseluruhan hanya dikendalikan oleh kejadian-kejadian kimia saja (tidak termasuk adsorpsi eksternal dan internal).
Pada studi kinetika makro, model kinetika untuk laju konversi CO2 yang cukup representatif adalah model kinetika hukum pangkat sederhana dengan pendekatan model Cherif, dengan kesalahan absolut rata-rata sebesar 7,31 % dan koefisien korelasi R2 sebesar 89,69 %.
Model kinetika untuk laju pembentukan CH3OH yang secara statistik cukup representatif adalah model kinetika hukum pangkat sederhana dengan kesalahan absolut rata-rata sebesar 8,05 % dan koefisien korelasi R2 sebesar 97,54."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kinetika reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol menggunakan katalis CuO/ZnO/Al2O3/Cr2O3 , dengan pendekatan analisis kinetika makro (`hukum pangkat sederhana' dan `hukum pangkat kompleks') dan analisis kinetika mikro (kinetika mekanistis). Analisis kinetika makro menghasilkan model kinetika `hukum pangkat sederhana' (SPL) dan `hukum pangkat kompleks' (CPL) seperti pada persamaan-persamaan berikut: (lihat file Pdf)
Hasil studi kinetika makro menunjukkan bahwa model kinetika `hukum pangkat kompleks' dapat memperbaiki model kinetika `hukum pangkat sederhana'. Secara statistik model CPL lebih baik (akurat) dari pada model SPL, dan secara kinetika model CPL dapat memberikan informasi kinetika yang lebih lengkap dibandingkan dengan model SPL.
Hasil analisis kinetika mikro menunjukkan bahwa model kinetika yang terbaik secara statistik adalah model yang diturunkan dari mekanisme Langmuir. Namun secara kinetika belum ada model yang cocok dengan data kinetika yang diperoleh pada penelitian ini. Oleh karena itu maka perlu dilakukan simulasi lebih lanjut dengan model kinetika yang lain atau dengan data kinetika lain yang dicari dengan peralatan reaktor yang mendukung untuk studi kinetika mikro."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>