Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindira Hanifa
"Salah satu hal penting dalam proses Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (PPMHA) adalah mengasistensi dan mendokumentasi data-data identitas komunitas masyarakat adat. Data-data tersebut dibutuhkan pemerintah untuk membuat produk hukum dan kebijakan yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan komunitas masyarakat adat. Komunitas Masyarakat adat juga memiliki hak untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi hak-hak mereka. Strategi yang digunakan untuk mendapatkan hak-haknya adalah melalui penerapan esensialisme strategis, yaitu dengan melakukan penyederhanaan narasi agar lebih mudah dipahami oleh kalangan umum dan menonjolkan keunikan dari identitas komunitasnya. Strategi ini digunakan karena masih banyak pihak yang terjebak memahami masyarakat adat secara kriterial, bukan relasional, di mana terdapat seperangkat ciri yang konstan pada masyarakat adat dari berbagai wilayah. Pengumpulan data identitas budaya adalah proses yang kompleks, sehingga Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) hadir untuk membantu dan mendampingi komunitas masyarakat adat. Pemerintah mensyaratkan agar formulir identitas komunitas masyarakat adat harus terisi lengkap untuk menciptakan produk hukum dan kebijakan yang efektif. BRWA melakukan fetisisasi tradisi agar formulir tersebut dapat terisi penuh, sehingga proses pengusulan masyarakat adat dan pendaftaran wilayah adat dapat berhasil. Penulisan makalah ilmiah ini adalah hasil refleksi dari kegiatan magang di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat luas tentang proses di lapangan saat menjalankan kegiatan PPMHA.

One of the crucial aspects in the process of Recognition and Protection of Indigenous Legal Communities (PPMHA) is assisting and documenting the identity data of indigenous communities. These data are essential for the government to formulate legal products and policies that align with the interests and needs of indigenous communities. Indigenous communities also have the right to participate in decision-making processes that affect their rights. A strategic approach employed to secure their rights is through the application of strategic essentialism, simplifying narratives for broader comprehension, and highlighting the uniqueness of their community identity. This strategy is adopted because there are still many parties who perceive indigenous communities through criteria rather than relational lenses, neglecting the varied and constant characteristics present across various regions. Collecting cultural identity data is a complex process; thus, Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) exists to aid and accompany indigenous communities. The government requires that the identity forms of indigenous communities be fully completed to create effective legal products and policies. BRWA engages in the fetishization of traditions to ensure these forms are accurately filled, thereby facilitating successful indigenous community proposals and territory registrations. This scientific paper is a reflection of an internship in Gunung Mas Regency, Central Kalimantan, aimed at providing a deeper understanding to the general public about the on-ground processes involved in implementing PPMHA activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, M. Odjak E.
"Tulisan ini secara khusus ingin mengutarakan pandangan Erik H. Erikson mengenani identitas dan krisisnya dalam proses perkembangan manusia. Banyak ahli berpendapat, bahwa pandangannya tentang proses pembentukan identitas pada masa remaja merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi ilmu psikologi modern pada umumnya dan teori psikologi dari seorang ibu Denmark yang diceraikan ayahnya sebelum Erikson lahir. Sang ibu yanga mengandung tua segera meninggalkan negerinya Denmark menuju negeri Jerman. Erikson dilahirkan pada tahun 1902 di Frankfurt. Ibunya kawin lagi dengan seorang dokter anak bernama Theodor Homburger yang mengasuh dan membesarkannya hingga ia lulus dari Gymnasium jurusan sejarah kuno dan seni. Ayah angkatnya menghendaki agar Erikson melanjutkan sekolahnya ke Fakultas kedokteran, namun ia lebih tertarik pada jurusan seni dan mengikuti kuliah di Akademi Dunst..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S16130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
"Penelitian ini difokuskan pada mekanisme pengaktifan identitas kedaerahan oleh sekelompok pedagang Pariaman yang tergabung dalam IKSPPM melalui berbagai atribut yang hadir pada perkumpulan tersebut. Saya menerapkan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dalam studi ini. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, pengamatan langsung serta dilengkapi dengan studi kepustakaan. Studi ini menyimpulkan bahwa identitas kedaerahan yang aktif pada sekelompok pedagang Pariaman ini bersifat situasional dan dapat dilihat dari dua konteks yang berbeda. Yakni dalam lingkungan kelompok dan dalam suasana pasar yang multikultural. Pengidentifikasian dilakukan melalui berbagai atribut kedaerahan yang muncul seperti dantam, pelestarian pepatah yang tergolong sastra lisan Minang dan susunan masyarakat adat Minang, penggunaan bahasa Minang dalam keseharian, hingga pandangan khas mereka yang terungkap melalui kebiasaan untuk mendahulukan kepentingan kerabat atau keluarga mereka. Penelitian ini penting untuk melihat kondisi terkini para perantau Minang di Jakarta terutama terkait usaha mereka mempertahankan solidaritas dan tali silaturahmi di tengah kegiatan perdagangan mereka di pasar.

This research focused on the mechanism of local identity activation by a group of Pariaman merchants which participate in IKSPPM, through a variety of attribute. I apply a qualitative approach descriptively. The data was collected by conducting interviews, observation, and completed by literacy study. This study concludes that local identities which actived in a group of Pariaman merchant is situational and can be seen from two different contexts, inside the group and in a multicultural atmosphere of the market. Identification is done through a variety of local attributes such as dantam, preservation of pepatah (Minang oral literature) and the used of community structure through Minang social custom, used of Minang language, and local Minang point of view such the tendency to put their relative or families interest as priority. The important of this research is to see the latest condition of the nomads (perantau) Minang in Jakarta, especially those related to their effort for maintaining solidarity and silaturahmi in the middle of their trading activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S1436
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Allyssa Rachel Annabelle
"Film White Snake (白蛇:缘起Báishé: Yuánqǐ) adalah film animasi yang menceritakan mengenai perjalanan siluman ular putih bernama Xiao Bai dalam mencari identitasnya dengan bantuan manusia bernama Xuan. Perjalanan mereka dipenuhi dengan rintangan dan musuh-musuh yang ingin membunuh mereka, namun mereka selalu menolong satu sama lain. Waktu yang mereka habiskan bersama di perjalanan menumbuhkan rasa cinta terhadap satu sama lain, begitu pula dengan kebajikan-kebajikan dalam diri Xiao Bai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penokohan Xiao Bai dalam menerapkan nilai kebajikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun Xiao Bai merupakan siluman, nilai kebajikan tetap terlihat dalam dirinya yang ditunjukkan melalui tindakan dan percakapannya dengan tokoh lain. Selain itu, penemuan lainnya dalam penelitian ini adalah adanya kontradiksi pada penokohan Xiao Bai yang juga memiliki sisi gelap dalam dirinya. Dengan adanya penerapan dan kontradiksi ini menunjukkan bahwa terdapat keseimbangan di setiap makhluk hidup. Film ini juga memberikan edukasi mengenai kebajikan dalam diri sendiri yang dapat dipicu oleh pergaulan dengan orang-orang di sekitar.

White Snake (白蛇:缘起 Báishé: Yuánqǐ) is an animated film that tells about the journey of a white snake demon named Xiao Bai in finding her identity with the help of a human named Xuan. Their journey is filled with obstacles and enemies who want to kill them, but they always help each other. The time they spent together grew their love for one another, as well as the virtues in Xiao Bai. This research aims to analyze the characterization of Xiao Bai in applying the value of virtue. The method used in this research is the qualitative method. The results show that although Xiao Bai is a demon, the value of virtue still appears in her which is shown through her actions and conversations with other characters. In addition, this research also finds there is a contradiction in the characterization of Xiao Bai who also has a dark side in her. The existence of these applications and contradictions shows that there is balance in every living being. This film also provides education about the virtues within oneself that can be triggered by association with the people around them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Antia
"[ABSTRAK
Penampilan dan pakaian seragam merupakan salah satu bagian dari identitas
profesional bagi perawat. Berkembangnya penampilan dan desain pakaian
seragam mempengaruhi pandangan terhadap profesi. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi persepsi perawat terhadap penampilan dan pakaian seragam.
Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif, proses pengumpulan
data dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD). Partisipan pada penelitian
ini diambil secara purposive sampling, analisis data menggunakan metode Giorgi.
Hasil penelitian teridentifikasi tema: tujuan dan manfaat penampilan dan pakaian
seragam, makna penampilan dan pakaian seragam, perasaan terhadap penampilan
dan pakaian seragam, dan pengelolaan penampilan dan pakaian seragam.
Disimpulkan bahwa persepsi perawat terhadap penampilan dan pakaian seragam
memandang penampilan dan perasaan terhadap penampilan dan pakaian seragam
merupakan hal yang penting. Peran manajer dalam pengontrolan penampilan dan
penggunaan pakaian seragam secara berkala sangat diperlukan dalam pengelolaan
penampilan dan pakaian seragam.

ABSTRACT
The appearance and uniforms is one part of the professional identity of nurses.
This research aimed to identify nurses perception of the appearance and uniforms.
This research designed using a descriptive phenomenological, the data collected
by Focus Group Discussion, participants selected by purposive sampling, data
analysis using Giorgi methods, result of research themes: the purposes and
benefits of appearance and uniform, the meaning of appearance and uniform,
feelings toward appearance and uniform, and management to appearance and
uniform. It could be conclude that the nurses perception in appearance and
uniform is important at the appearance. The manager?s role is very important in
controlling the appearance and uniforms, The appearance and uniforms is one part of the professional identity of nurses.
This research aimed to identify nurses perception of the appearance and uniforms.
This research designed using a descriptive phenomenological, the data collected
by Focus Group Discussion, participants selected by purposive sampling, data
analysis using Giorgi methods, result of research themes: the purposes and
benefits of appearance and uniform, the meaning of appearance and uniform,
feelings toward appearance and uniform, and management to appearance and
uniform. It could be conclude that the nurses perception in appearance and
uniform is important at the appearance. The manager’s role is very important in
controlling the appearance and uniforms]"
2015
T44740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Ira Aldorina
"Proses Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (PPMHA) sangat penting untuk dilakukan untuk memastikan keberadaan dan kepastian akan terpenuhinya hak asasi masyarakat adat. Hutan adat merupakan salah satu hak masyarakat adat yang harus dipenuhi, sebab hutan adat merupakan bentuk perwujudan dari hutan hak. Penulisan makalah ilmiah ini menjelaskan dinamika yang terjadi dalam proses PPMHA, khususnya pengusulan Hutan Adat Himba Atang Ambun Liang Bungai, Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan pendekatan bottom-up, Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) berupaya untuk mengadvokasi kebutuhan Masyarakat Adat Dayak Ot Danum Himba Atang Ambun Liang Bungai dalam upaya pengusulan hutan adat. Melalui pendekatan bottom-up, diharapkan BRWA mampu melibatkan seluruh anggota masyarakat adat dalam proses pengambilan keputusan terkait hutan adat berdasarkan konteks dan pengetahuan lokal. Dengan menggunakan konteks dan pengetahuan lokal dalam proses pengambilan keputusan terkait hutan adat, diharapkan komunitas masyarakat adat terkait dapat memastikan keberlanjutan dan kelestarian dari (calon) hutan adatnya. Makalah ilmiah ini merupakan hasil refleksi dari kegiatan magang saya ketika menjadi fasilitator BRWA di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, saat berupaya untuk mengadvokasi masyarakat adat akan perwujudan haknya, yaitu hutan adat.

The Process of Recognition and Protection of Indigenous Legal Communities (PPMHA) is crucial to ensure the existence and certainty of the fulfillment of indigenous people's basic rights. Customary forests are one of the rights of indigenous people that must be fulfilled, as customary forests are a manifestation of forest rights. This scientific paper explains the dynamics that occur in the PPMHA process, especially the customary forest registration of Himba Atang Ambun Liang Bungai, Gunung Mas, Central Kalimantan. Using a bottom-up approach, Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) strives to advocate for the needs of the Dayak Ot Danum Himba Atang Ambun Liang Bungai indigenous community in their effort to apply for customary forests. Through a bottom-up approach, BRWA aims to involve all members of the indigenous community in the decision-making process related to customary forests based on local context and knowledge. By using local context and knowledge in the decision-making process related to customary forests, it is hoped that the related indigenous community can ensure the continuity and preservation of their (potential) customary forests. This scientific paper is the result of my internship reflection when I became a facilitator for BRWA at Gunung Mas Regency, Central Kalimantan, while striving to advocate for indigenous people's rights, namely their customary forests."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Yusari
"Tesis ini membahas praktik politik identitas yang terjadi melaui wacana yang berkembang di Kedai Ilalang dan Kedai Pendaki sebagai ruang diskursus bagi komunitas penggiat alam serta mendeskripsikan konsep identitas yang ditawarkan kedai untuk dapat memenuhi politik identitas pengunjung yang mayoritasnya berasal dari komunitas penggiat alam. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kedai Ilalang dan Kedai Pendaki dapat menjadi sebuah ruang diskursus yang merepresentasikan suatu identitas melalui sebuah proyek untuk mencapai identitas tertentu sehingga pengunjung yang datang dapat memenuhi politik identitas sebagai penggiat alam.

This thesis discusses the political identity that occurs through the growing discourse in Kedai Ilalang and Kedai pendaki as space for the adventurer communities and also to describe the concept of identity offered stalls to meet the political identity of the majority of visitors. This study is a qualitative research with descriptive design.
The results showed that Kedai Ilalang and Kedai Pendaki can be a discourse place that represents an identity that is a manifestation of a project to achieve a certain identity so that visitors who come can meet political identity as an adventurer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, D.C.: Council for Research in Values and Philosophy, 2005
306 CUL I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Bimo Sultoni
"Konflik antar kelompok berpotensi menjadi ancaman menjelang Pilpres 2024, terutama ketika menggunakan politik identitas. Politik identitas digunakan oleh Komunitas Islam Wahabi sebagaimana kemudian memuncak dalam kasus Penghinaan Makam TGH Ali Batu di Lotim. Peneliti ingin mengidentifikasi dan menganalisis potensi ancaman yang muncul akibat politiik identitas yang terjadi. Salah satunya yaitu konflik yang terjadi antara kelompok masyarakat Adat dengan kelompok Islam Wahabi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau memetakan konflik yang terjadi serta menganalisis potensi ancaman pada ketahanan nasional.
Penelitian ini menggunakan konsep politik identitas dan konflik serta ancaman dan ketahanan nasional. Sementara Pendekatan dalam penelitian adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumen. Wawancara dilakukan pada pemuka adat dan agama setempat dan pemangku kepentingan yang menangani konflik serta dilengkapi dengan data dari informan yang menangani konflik.
Temuan menunjukkan bahwa perbedaan pemahaman terjadi diakibatkan oleh Komunitas Islam Wahabi yang secara terstruktur dan sistematik melakukan dakwah pemurnian Islam yang menolak keberadaan ritual tradisi dan adat seperti selametan, ziarah kubur, dll. Dakwah dilakukan disertai dengan tindakan mengolok-olok kebiasaan tersebut.
Konflik yang berulangkali terjadi membutuhkan pendekatan yang tidak hanya bersifat sosio-kultural, melainkan juga pendekatan berupa regulasi yang dapat mencegah penetrasi secara kelembagaan dari Komunitas Islam Wahabi.

Conflict between groups has the potential to become a threat ahead of the 2024 presidential election, especially when using identity politics. Identity politics was used by the Wahhabi Islamic Community as later culminated in the case of the Humiliation of the Tomb of TGH Ali Batu in Lotim. Researchers want to identify and analyze potential threats that arise due to identity politics that occur. One of them is the conflict between the Indigenous people group and the Wahhabi Islam group. This study aims to identify or map conflicts that occur and analyze potential threats to national security.
This study uses the concepts of identity politics and conflict as well as threats and national security. While the approach in research is qualitative with case study method. Data collection techniques used are interviews, observation and document study. Interviews were conducted with local traditional and religious leaders and stakeholders who handle conflicts and are complemented by data from informants who handle conflicts.
The findings show that the difference in understanding occurs is caused by the Wahhabi Islamic Community which is structured and systematic in carrying out Islamic purification da'wah which rejects the existence of traditional and customary rituals such as salvation, pilgrimage to the grave, etc. Da'wah is carried out accompanied by making fun of these habits.
Conflicts that occur repeatedly require an approach that is not only socio-cultural in nature, but also an approach in the form of regulations that can prevent institutional penetration of the Wahhabi Islamic Community.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>