Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Bagus Made Putra Jandhana
"Penerapan prinsip-prinsip Teknik Industri tidak hanya berada di sektor manufaktur saja. Melalui Laporan Praktik Keinsinyuran (LPK) ini dijelaskan bagaimana prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk menyusun tim pengoperasian, perawatan, serta turn around Kilang CO2 Removal milik PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP) yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Kontrak pekerjaan tersebut dilakukan sejak tahun 2013 dan berakhir di tahun 2016. Dalam LPK ini akan dijelaskan peranan seorang engineer Teknik Industri dalam mendesain proses kerja dari awal hingga selesai. Dalam LPK terdapat Struktur Organisasi pelaksanaan kontrak kerja dengan lampiran berupa Kontrak Kerja; Instruksi Kepada Peserta Pengadaan (IKPP); Syarat Teknis dan Komersial (STK); Process Flow Diagram Kilang CO2 Removal; Piping and Instrument Diagram; Hasil Berita Acara Penjelasan Lelang Kontrak Pengoperasian, Perawatan, dan turn around Kilang CO2 Removal; Laporan Harian Operasional dan Perawatan Kilang CO2 Removal; dan Laporan Keselamatan Kerja, Kesehatan, Lindung Lingkungan (Laporan K3LL). Dengan memahami lingkungan kerja yang ada dan perhatian terhadap risiko tercemarnya lingkungan akibat gas CO2, maka tim manajemen dapat menyelesaikan program dengan baik. Di masa yang akan datang, permintaan akan jasa pelayanan manajemen pengoperasian dan perawatan suatu kilang atau instalasi kilang pemrosesan melalui pola alih daya. Oleh karenanya, peranan seorang engineer Teknik Industri akan lebih dibutuhkan dengan meningkatnya pemahaman terhadap manajemen pengoperasian dan perawatan kilang atau isntalasi proses produksi lainnya.

The application of the Industrial Engineering principles is not only in the manufacturing sector. This Engineering Practice Report explains how these principles are employed to manage the operation, maintenance, and turn around the CO2 Removal Plant, owned by P.T. Pertamina Exploration and Production (PEP), located in Subang, West Java, Indonesia. The service contract was carried out between 2013 to 2016. This report explains the roles of an Industrial Engineer in designing of process management from start to finish. The report covers the organization structures for implementing the contract of work which is followed by several copies of document, such as the Contract of Work; Instructions to Procurement Participants; Technical and Commercial Requirement; Process Flow Diagram of the CO2 Removal Plant; Piping and Instrument Diagram (P&ID); Minutes of Meeting during Auction for the Contract of Work for the operation, maintenance, and turn around the CO2 Removal Plant; Daily Report of Operation and Maintenance; and the Report of Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). By understanding the work environment and paying attention to the risk of environmental pollution due to CO2 gas, the management team were able to finish the work as stated on the Contract of Work. In the future, the demand for the outsource service for operation and maintenance management for the chemical processing plants or other processing plants will increase significantly. Therefore, there will be a strong global demand for the Industrial Engineer who understand the management aspect of operation and maintenance of the processing plants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Rakha Putra
"Dalam siklus hidup bangunan Gedung hijau, tahap operasi dan pemeliharaan lah yang memberi keuntungan bagi pemilik dan juga manajemen bangunan jika dilihat dari dana dan tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankanya. Pemeliharaan bangunan gedung sendiri merupakan kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi. Jika dibandingkan dengan pemeliharaan bangunan Gedung konvensional belum ada standar yang membahas terkait pelaksanaan pemeliharaan bangunan Gedung hijau. Berangkat dari fakta tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi kondisi eksisting pelaksanaan manajemen pemeliharaan bangunan Gedung hijau di Indonesia, selain penelitian ini juga akan membahas terkait faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemeliharaan serta dampaknya pada tiap komponen pemeliharaan. Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah validasi pakar, survei kuisioner, dan wawancara langsung bangunan Gedung hijau. Hasil dari penelitian ini menunjukan kondisi eksisting pemeliharaan dalam berbagai aspek. Selain itu penelitian ini juga menunjukan adanya 6 faktor dengan 18 indikator yang memiliki dampak terhadap 3 komponen pelaksanaan pemeliharaan dengan faktor yang paling berpengaruh merupakan faktor birokrasi sedangkan indicator paling berpengaruh merupakan jumlah dana

In the life cycle of a green building, it is the operation and maintenance phase that provides benefits to the building owner and management in terms of the funds and personnel needed to run it. Maintenance of the building itself is an activity to maintain the reliability of the building and its infrastructure and facilities so that the building is always fit for function. When compared to conventional building maintenance, there are no standards that address the implementation of green building maintenance. Departing from these facts, this research was conducted with the aim of identifying the existing conditions of the implementation of green building maintenance management in Indonesia, in addition to this research also discussing the factors that influence the implementation of maintenance and their impact on each maintenance component. The research methods used to achieve the goal are expert validation, questionnaire surveys, and direct interviews of green buildings. The results of this study show the existing conditions of maintenance in various aspects. In addition, this study also showed that there were 6 factors with 18 indicators that had an impact on the 3 components of maintenance implementation with the most influential factor being the bureaucratic factor while the most influential indicator was the amount of funds.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
"Usaha Industri Pariwisata di Indonesia pada saat ini sedang giat-giatnya digalakkan oleh pemerintah. Perkembangan ini juga diikuti dengan semakin banyaknya jumlah hotel-hotel yang ada, serta tingkat hunian dari hotel-hotel berbintang lima dan empat d wilayah DKI Jakarta. Salah satu upaya dalam meningkatkan pelayanan tamu hotel maka pihak pengelola harus mempersiapkan pengelolaan yang lebih baik pada seluruh fasilitas hotel. Dengan pengelolaan yang baik akan menghasilkan kepuasan pada tamu dan meningkatkan citra hotel itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pemeliharaan peralatan mekanikan dan elektrikal hotel berbintang lima dan empat di wilayah DKI Jakarta saat ini, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap upaya pemeliharaan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai upaya peningkatan manajemen pemeliharaan terhadap peralatan mekanikan dan elektrikal tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode survei menggunakan kuesioner. Selanjutnya hasil yang telah diperoleh diolah dengan cara tabulasi dan kemudian dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa semua hotel berbintang lima dan empat di wilayah DKI Jakarta telah menerapkan sistem pemeliharaan preventif terhadap perlaatan mekanikan dan elektrikal. Semua peralatan mekanikan dan elektrikal hotel tersebut telah dipelihara dengan metode preventif. Selain itu diketahui bahwa semua chief engineering hotel berbintang lima dan empat adalah orang Indonesia dan bukan bangsa asing. Berbagai hal-hal yang berpengaruh terhadap upaya pemeliharaan mencakup tingkat hunian kamar yang sewaktu-waktu tinggi, kondisi peralatan yang digunakan, kemampuan tenaga kerja, kondisi fasilitas penunjang dan biaya pemeliharaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Yasmine Nauli
"ABSTRAK
Manajemen perawatan merupakan hal yang critical bagi setiap perusahaan yang menggunakan mesin sebagai alat bantu kegiatan operasional, terlebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang sebagian besar menggunakan alat berat dalam kegiatan operasional. Demi menjaga keterandalan kinerja alat berat tersebut, banyak perusahaan tambang yang menjalin kerja sama dengan Trakindo Utama, tempat dimana penelitian ini dilakukan, dalam hal manajemen perawatan. Kegiatan perawatan yang selalu dilakukan secara rutin membutuhkan tenaga mekanik yang handal dan ketersediaan suku cadang.
Ketersediaan suku cadang ini yang menjadi dasar permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengantisipasi kekurangan suku cadang dalam kegiatan perawatan, maka dibutuhkan kegiatan lain yaitu forecasting atau peramalan. Forecasting atau peramalan adalah kegiatan yang dapat memperkirakan jumlah dan saat yang tepat dalam memesan suatu suku cadang. Dari sisi manajemen perawatan, forecasting atau peramalan ini sangat membantu menjaga ketersediaan suku cadang, tetapi di lain pihak, tingkat akurasi yang rendah dapat menyebabkan kelebihan ataupun kekurangan suku cadang. Kelebihan ataupun kekurangan persediaan dapat berdampak terhadap biaya persediaan. Sehingga secara garis besar, tingkat akurasi peramalan merupakan fungsi dari waktu penjualan dan jumlah persediaan yang diramal akan terpakai. Tingkat akurasi tersebut akan mempengaruhi besar kecil biaya persediaan, baik biaya pengadaan maupun biaya penyimpanan.
Dengan melihat hal tersebut diatas, maka penelitian ini akan membahas mengenai apakah tinggi rendah akurasi forecasting atau peramalan mempengaruhi biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan, apakah harga suku cadang dapat mempengaruhi biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan, apakah waktu penjualan mempengaruhi biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan, dan mengapa terjadi ketidakakuratan forecasting atau peramalan.
Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori mengenai manajemen perawatan, teori peramalan atau forecasting, teori manajemen persediaan dan biaya persediaan, serta bagaimana keseluruhan teori itu dapat saling berhubungan. Sehingga secara garis besar dapat ditarik suatu hubungan atau benang merah dari setiap variable tersebut. Manajemen perawatan yang menjadi dasar alasan dilakukan kegiatan peramalan atau forecasting, dan bagaimana hasil peramalan yang tidak akurat akan menyebabkan penumpukan barang persediaan yang akhirnya mempengaruhi biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini bersifat deduktif. Penelitian ini dikatakan bersifat deduktif karena penelitian dilakukan dengan berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Data-data yang dipakai selain data kuantitatif yang berupa data mengenai daftar harga dan biaya, juga data kualitatif yang berupa hasil wawancara dengan team yang secara langsung terlibat dengan kegiatan peramalan dan team yang terlibat dalam kegiatan operasional manajemen persediaan. Pengolahan data dilakukan dengan membandingkan biaya persediaan dengan setiap tingkat akurasi.
Hasil analisa penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendah tingkat akurasi mempengaruhi biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan. Semakin tinggi tingkat akurasi, maka akan semakin kecil biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan, dan sebaliknya semakin rendah tingkat akurasi maka akan semakin besar biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan. Dari segi harga, hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa harga suku cadang yang merupakan barang persediaan dapat mempengaruhi biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan. Semakin mahal harga suku cadang yang merupakan barang persediaan, maka akan semakin tinggi biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan. Sebaliknya, semakin murah harga suku cadang yang merupakan barang persediaan, maka akan semakin rendah biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan. Dari segi waktu penjualan, hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat terjadi penjualan atau semakin cepat barang persediaan itu terpakai, maka akan semakin kecil biaya persediaan yang ditanggung perusahaan. Sebaliknya, semakin lama terjadi penjualan atau semakin lama barang persediaan itu terpakai makan akan semakin besar biaya persediaan yang ditanggung perusahaan. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara, dapat dianalisa bahwa faktor penyebab data tidak akurat adalah kondisi lapangan yang dinamis tidak diimbangi dengan system manajemen persediaan yang dinamis juga. Hal ini menyebabkan ketika kondisi sudah berubah, kondisi manajemen persediaan tidak dapat dengan mudah menyesuaikan dengan kondisi tersebut.

ABSTRACT
Maintenance management is a critical thing for every company which use machine as a tool for operational activity, especially to mining company which use heavy equipment. To keep the performance of heavy equipment, many mining companies build cooperation with Trakindo Utama in maintenance management. Maintenance activities which are implemented continuously, need reliable mechanic and spare part availability. Spare part availability will be the initial problem of this study.
To anticipate shortage of spare part in maintenance activity, forecasting activity is needed. Forecasting is an activity to estimate the right time and quantity in ordering spare part. From maintenance management perspective, this activity is helpful to keep spare part availability, but in the reverse side, the low accuracy of forecasting can cause shortage or surplus of inventory. Surplus or shortage of inventory can affect to inventory cost. The level of forecasting accuracy is function of time of selling and quantity of forecast. This level accuracy can affect to inventory cost, including ordering cost and carrying cost. Inventory cost is percentage of inventory value. Inventory value is accumulation of quantity and price of inventory.
By considering that situation, this study will investigate whether the level of forecasting accuracy can affect to inventory cost, whether the price of inventory (spare part) can affect to inventory cost, whether time of selling can affect to inventory cost, and why inaccurate forecasting can occur.
Theory that used in this study is maintenance management theory, forecasting theory, inventory management theory and inventory cost theory, also how those theory can be connected. So every theory can have relationship with another theory. Maintenance management will be the main reason company do forecasting activity, and how this inaccurate forecast can affect to surplus inventory and finally affect to inventory cost. This study uses quantitative approach which has deductive characteristic. It is said has deductive characteristic because this study is done based on previous theory.
The data that used in this study is quantitative and qualitative. Quantitative data is data about price and cost formulation, and qualitative data is data which is got from interview with related team. Data processing is done by comparing inventory cost with every level of accuracy.
The result of this study shows that level of accuracy can affect to inventory cost that must be paid by company. The higher level of accuracy, the lower inventory cost. From the price perspective, this study shows that price of inventory (spare part) can affect to inventory cost. The more expensive of the price, the higher inventory cost. From the the perspective of time selling, this study shows that time of selling can affect to inventory cost. The faster of time of selling, the lower inventory cost. Based on interview, it can be analyzed that factors that affect to inaccurate data is actual field condition. The dynamic of field condition is unpredictable. It can cause inventory management can?t adapt to every changing of field condition.
"
2007
T 22757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Fatrah Sudarjo
"Pekerjaan operasi dan pemeliharaan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan keberlangsungan transportasi penyaluran gas dari hulu ke hilir berjalan dengan aman, handal, efektif dan efisien. Kegagalan Operasi disebabkan karena kurangnya perhatian dan kesadaran akan pentingnya pekerjaan pemeliharaan, perawatan dan persediaan pada fasilitas-fasilitas pendukungnya, diantaranya adalah persediaan suku cadang yang memadai.
Pengendalian persediaan suku cadang merupakan suatu kegiatan yang sangat berperan penting dalam pekerjaan operasi dan pemeliharaan, hal tersebut dikarenakan jika jumlah persediaan terlalu kecil atau tidak tersedia maka akan mengakibatkan kerugian terlebih lagi bila suku cadang ataupun peralatan tersebut bersifat vital maka kerugian yang ditimbulkan akan semakin besar.
Persediaan yang berlebihan akan berdampak pada nilai investasi yang tertanam akan sangat besar dan tidak ekonomis. Faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan adalah jumlah pemakaian, lead time dan pengendalian persediaan. Pemakaian yang fluktuatif, lead time yang panjang dan pengendalian persediaan yang dirasa kurang efektif akan berpengaruh pada upaya pencapaian tingkat persediaan yang optimal.
Proses penelitian dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengendalian persediaan pada ketiga Gudang, dimulai dengan cara observasi, wawancara, pengolahan data persediaan pada tiga tahun terakhir (2016-208) serta melakukan kuesioner untuk menghitung Analisis Pemakaian, Analisis Investasi dan Analisis Indeks Kritis untuk mengklasifikasikan Suku Cadang ke dalam tiga Kelompok yaitu Kelompok A, B dan C.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait sebagai informan, maka dibuat usulan strategi yang harus ditempuh oleh perusahaan adalah dengan menggunakan Sistem Berbasis Web yaitu dengan nama CMMS (Computerized Maintenance Management System). CMMS bertujuan sebagai sistem Pengendalian dan pengelolaan persediaan yang dapat dimonitor oleh Divisi Persediaan, Divisi Operasi dan Pemeliharaan dan Divisi Pengadaan yang dapat menghasilkan pengendalian persediaan yang efektif, ekonomis dan efisien bagi perusahaan.

Operation and maintenance jobs is an absolute requirement that must be done to maintain and sustain the transport of gas supply from upstream to downstream run with a safe, reliable, effective and efficient. Operation failure due to lack of attention and awareness of the importance of the maintenance work, maintenance and supplies on its auxiliary facilities, such as an adequate supply of spare parts.
Inventory control of spare parts is an activity that is very important in the work of operation and maintenance, it is because if the amount of inventory is too small or is not available then it will result in the loss especially when spare parts or the equipment is vital that the losses will be even greater.
Excess inventory will have an impact on the embedded value of the investment will be very large and uneconomical. Factors affecting the amount of inventory is the amount of usage, lead time and inventory control. Fluctuating consumption, long lead times and inventory control are deemed less effective it will affect the achievement of optimal inventory levels.
The research process is done with how to identify the third warehouse inventory control, starting with observation, interviews, data processing supplies in the last three years (2016-208) as well as doing a questionnaire to calculate Usage Analysis, Investment Analysis and Critical Index analysis to classify Parts to in three groups, namely Group A, B and C.
Based on the results of interviews conducted with related parties as an informant, then made some strategic ideas that must be taken by the company is to use a Web-based system that is the name of a CMMS (Computerized Maintenance Management System). CMMS is intended as a system of control and management of inventory that can be monitored by the Supply Division, Operations and Maintenance Division and the Procurement Division can produce effective inventory control, economical and efficient for the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Daviv Sugiarto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hazard dan analisis risiko pada aktivitas maintenance wahana X. Penelitian ini besifat deskriptif dengan desain semi-kuantitatif dan menggunakan tahapan manajemen risiko AS//NZS: 4360. Tahapan kerja aktivitasmaintenace didapatkan dari SOP dan wawancara mendalam. Analisis tingkat risiko menggunakan kriteria exposure, likelihood, consequence, dan risk level W.T. Fine. Aktivitas maintenance yang di analisis adalah harian dan mingguan greasing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hazard terbanyak yang dihadapi oleh pekerja pada maintenance harian adalah hazard fisik ketinggian dan listrik dengan tingkat risiko tertinggi pada tahapan memeriksa neple dan oli hidraulik tentakel. Sementara untuk aktivitas greasing,hazard yang paling banyak adalah fisik ketinggian dengan tingkat risiko tertinggi pada tahapan kerja menuju lokasi penggantian grease. Adapun pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan antara lain dengan pembagian shift kerja dan menyediakan kendaraan berupa golf car serta APD berupa; gloves, safety shoes, body harness, helm, dan googles.

This study aims to determine the hazards and risks analysis that exist in the maintenance activities of the ride X. This research was conducted with semi quantitative design and using AS NZS 4360. Work process obtained from SOPs and in depth interviews. The criteria of level analysis exposure, possibilities, consequences, and risk level by W.T. Fine. The maintenance activities analyzed are daily and weekly greasing.
The results elucidate that most hazards incurred by workers for daily maintenance were physical hazards altitude and electrical at work process of inspection of the neple and tentacle hydraulic oil. Meanwhile, as for greasing activity, physical altitude is the most dangerous hazard at the work process to the location of grease replacement. In addition, controls that have been done by the company, among others, by dividing the work shift and providing the vehicle such as golf car and PPE in the form of gloves, safety shoes, body harness, helmets, and googles.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustanto
"Full Maintenance Contract (FMC) merupakan salah satu lini bisnis dari departemen service PT United Tractors dalam melakukan kontrak perawatan dengan pelanggan. Reliability mesin dengan indikator physical availability (PA) dan mean time between failure (MTBF) adalah KPI yang disepakati dengan pelanggan dengan target minimum tertulis dalam perjanjian. FMC Scania SIS Adaro mengalami permasalahan MTBF tidak mencapai target selama empat bulan berturut-turut, yaitu selama bulan November 2022 sampai dengan bulan Februari 2023. Unscheduled breakdown adalah hal yang paling berpengaruh terhadap MTBF. Project ini bertujuan untuk meningkatkan MTBF dengan menurunkan frequensi unscheduled breakdown. Proyek ini dikerjakan mengikuti kerangka kerja PDCA dan beberapa kombinasi tools analisa, yaitu diantaranya pareto diagram, 5-why analysis, FMEA, dan 5W2H. Hasil perbaikan dalam proyek ini mampu meningkatkan MTBF dari 106,8 jam menjadi 142,9 jam (target minimal MTBF 120 jam).

Full Maintenance Contract (FMC) is one of the business lines of the PT United Tractors service department in carrying out maintenance contracts with customers. Machine reliability with physical availability (PA) and mean time between failure (MTBF) indicators is a KPI agreed with the customer with the minimum target written in the agreement. FMC Scania SIS Adaro experienced MTBF problems not reaching the target for four consecutive months, from November 2022 to February 2023. Unscheduled breakdown was the thing that most affected MTBF. This project aims to increase MTBF by reducing the unscheduled breakdown frequency. This project was carried out following the PDCA framework and several combinations of analysis tools, including pareto diagrams, 5-why analysis, FMEA, and 5W2H. The results of the improvements in this project were able to increase the MTBF from 106.8 hours to 142.9 hours (minimum target of 120 hours MTBF)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Corder, A.S
Jakarta: Erlangga , 1996
658.202 COR mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkyana Fathoni
"Komponen lansekap dan tata grha bangunan gedung pemerinta mengalami deteriorasi dan kegagalan fungsi selama siklus hidup bangunan gedung tersebut. Pemeliharaan dan perawatan bangunan dapat berupa pembersihan, inspeksi, perbaikan, dan penggantian untuk memaksimalkan usia dari bangunan gedung. Meskipun banyak metode dalam pemeliharaan dan perawatan, di Indonesia pada umumnya melakukan tindakan perbaikan. Preventive maintenance dapat mencegah perbaikan maupun penggantian komponen. Aktivitas preventive maintenance dapat disusun menggunakan work breakdown structure (WBS). Di Indonesia, belum ada pedoman aktivitas preventive maintenance berbasis WBS untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Penelitian ini menggunakan kebijakan dan peraturan yang berlaku saat ini, studi literatur, dan studi kasus yang akan divalidasi oleh pakar. Pakar memvalidasi aktivitas menggunakan kuesioner dan menilai peningkatan kinerja pemeliharaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung setelah menggunakan pedoman aktivitas preventive maintenance berbasis WBS pada bangunan gedung pemerintah.

Buildings suffer deterioration and function failures during its lifecycle even for landscape and housekeeping components in government buildings. Maintenance includes cleaning, inspecting, repairing, and replacing can provide buildings the ability to maximize the utilities of the buildings lifecycle. Corrective maintenance is the most used maintenance method in Indonesia although there are several alternatives. Such as preventive maintenance that prevent any occurrences of building failures without neither repairing nor replacing any components throughout its lifecycle. Work breakdown structure (WBS) is an effective method to define preventive maintenance activities. However, in Indonesia there is still lack of preventive maintenance based on WBS activities guidebook and preventive maintenance policies. Therefore, the purpose of this study is to develop a guidebook of preventive maintenance landscape and housekeeping activities based on WBS to improve maintenance performance. The Research Method used is activities defined from policies, literature studies, and case studies drawn into WBS and validated by maintenance expertise. Experts validate the preventive maintenance activities using questionnaires and provide any maintenance performance improvements after using the guidebook. Result of the research showed that landscape and housekeeping preventive maintenance activities guidebook based on WBS government buildings maintenance can improve buildings maintenance performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Muldiyatno
"ABSTRAK
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta adalah Rumah Sakit Unit Swadana
Daerah Kelas B Non Pendidikan, berlokasi di Jl. TB. Simatupang No. 30 Jakarta 13760,
sesuai dengan misinya melayani masyarakat menengah ke bawah yang rnembutuhkan
layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, sedangkan visinya adalah menjadi salah
satu dari tiga rumah sakit swdana di Indonesia yang terbaik dalam pelayanan Gawat
Darurat dan Pelayanan Rawat Jalan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan yang terjadi di Instalasi Pemeliharaan
Rumah Sakit RSUD Pasar Rebo, dimana program pelaksanaan pemeliharaan alat medis
belum dijalankan secara optimal. Dari analisa situasi yang ada ditemukan bahwa alokasi
anggaran pemeliharaan alat medis masih rendah, yaitu untuk alokasi anggaran di tahun
2001 untuk anggaran pemeliharaan sebesar Rp. 2.000.000.000,- atau 8 % dan total
aggaran rumah sakit yang sebesar Rp. 24.450.000.000,-, sedanglcan khusus anggaran
pemeliharaan alat medís sebesar Rp. 151.200.000,- atau 0.6 %. Pada an.ggaran tahun
2002 alokasi anggaran PSRS sebesar Rp. 3.033.000.000,- atau J % dan total anggaran
rurnali sakit yang sebesar Rp. 26.579.000.000,- khusus unluk anggaran pemeliliaraan alat
medis sebesar Rp. 559.741.049,- atan 2 % dan total anggaran nunafl saldt, setain itu
adanya pengeluaran biaya perbaikan alat medis ( X - Ray ) yang meiicladak sebesar Rp.
190.000.000,- di tahun 2000. Pada tahun 2003 direncanakan akan dilakukan perubahan
badan hukum RSUD Pasar Rebo dan Unit Swadana menjadi Bailan Usaha Milik Daerah.
Dengan latar belakang ini, dilakukan penelitian dengan tujuan memperoleh
gambaran proses pemeliharaan alat - alat medís untuk merighasilkan ketersediaau alat
medis yang siap pakai gima menunjang pelayanan kepada pasien.
Jenis penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualltatil data dan
informasi diperoleh melalui wawancara yang mendalam dan observasi serta melihat arsip
dan dokumen yang ada di unit - unit yang terkait.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pemeliharaan alat medís belum
dilaksanakan secara optimal, pemeliharaan hanya dilakukan atas dasar kerusakan (Break
Down Maintenance ), tidak melalui tahapan perencanaan, penetapan sistem pemeliharaan,
pelaksanaan pemeliharaan, pencatafan & pelaporan, monitoring dan evaluasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini di?arankan agar pihak manejemen ruiuah sakit
melakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya,
organisasi,peraturan dan kebijakan rumah sakit ( protap - protap ) pemeliharaan dan
pengoperasian alat media, diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja IPSRS dalam
melaksanakan proses pemeliharaan alat media sehingga menghasilkan ketersediaan alat
media yang siap pakai.

ABSTRACT
The Local Public Hospital of Pasar Rebo Jakarta is a selfund local hospital unit,
non education class B, located aL Jalan TB. Simatupang No. 30 Jakarta 13760. In
accordance with its mission to serve law middle classes society needing high quality and
affordable health care, while its vision is to become one of the these best seiflind hospital
in Indonesia which lias the best service in the emergency care unit and out patient care.
The background of this research was the condition happeriiiig at the Pasar Rebo
local public hospital maintenance installation where a program of medical equipment had
not been carried out in the optimal manner. From the analysis of the existing condition, it
was found that the alocation budget for medical equipment was still law, that is the
alocation budget in 2001 for maintenance was Rp 2.000.000.000,- or 8% of the hospital
total budget of Rp 24.450.000.000,- while the one especially for medical equipment
maintenance was Rp 151.200.000.,- or 0.6%. [n the year 2002 budget, the alocation
budget ofthe local public Hospital of Pasar Rebo was Rp 3.033.000.000,- or 11% of the
hospital total budget of Rp 26.579.000.000,- the one especially for the medical equipment
of the 559.741.049,- or 2% of the hospital total budget, besides that there was an
unexpected expenditure of Rp 190,000.000,- in 2000 to repair a medical equipment
(X Ray). In 2003 the hospital plan to change to corporate law of local public Hospital
Pasar Rebo from selifunded unit into local government company.
With this background a research was carried out with the aim to get a picture of
medicai equipment maintenance process which results in the availability of ready use
medical equipment to support service to the patients.
The type of this research was a qualitative approach the data and information were
obtain ftom in the depth interview, observation files and document study which were
available in the related units.
The result of the research showed that the process of the medical equipment
maintenance had not been done in the optimal manner. A maintenance was doue base on
break down (break down maintenance ) not on planning, decided maintenance system,
recording and rporting, monitoring and evaluation.
Based on this research it is suggested that the hospital management must take some
actions to improve the quality and quantity of human resources, organization, hospital
rules and policies (protap) in the field of medical equipment maintenance and operation, it
is hope that this can encourage the improvement of local public Hospital of Pasar Rebo
Jakarta working performance in carryng out the medical equipment maintenance process to
produce/make the availability of ready use medical equipment.

"
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>