Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akbar Maulana
"Penelitian ini mengusulkan GreenPRO sebagai solusi untuk mengeksplorasi integrasi energi osmotik dalam konteks pertanian, dengan fokus pada pembangkitan listrik. Tiga desain PRO dievaluasi untuk ekstraksi energi dari larutan nutrisi seperti DAS, KCl, dan MAP, dengan variasi konsentrasi antara 0,1 hingga 5,0 mol/L. Desain 1 mampu mengekstraksi 2,2 hingga 3,3 kWh/m³ energi melalui proses fertigasi, dengan densitas energi meningkat seiring dengan konsentrasi. Namun, desain 2 dan 3 memerlukan energi eksternal dan hanya mampu mengekstraksi 0,002 hingga 4,43% dari energi yang diekstraksi oleh desain 1. Meskipun perbedaan ini signifikan, desain 1 sulit diaplikasikan secara praktis karena keterbatasan struktural membran komersial dan efek polarisasi konsentrasi (CP) serta reverse salt flux (RSF) dalam proses desain. Namun demikian, desain 2 atau 3 menunjukkan densitas daya membran yang masih kompetitif secara komersial, terutama pada konsentrasi 5 mol/L KCl dengan densitas daya sekitar 5,33 W/m². Studi ini juga menguji potensi ekstraksi energi osmotik pada beberapa tanaman hidroponik umum dengan nutrisi tunggal, menghasilkan hingga 104 Wh/m³/tahun energi dalam kondisi praktis, menghemat sekitar 1,5% dari konsumsi listrik. Analisis ekonomi menunjukkan bahwa proyek PRO cukup berhasil, dengan IRR mencapai 19,97%.

This research proposes GreenPRO as a solution to explore the integration of osmotic energy in agriculture, focusing on electricity generation. Three PRO designs were evaluated for energy extraction from nutrient solutions such as DAS, KCl, and MAP, with varying concentrations between 0.1 to 5.0 mol/L. Design 1 was able to extract 2.2 to 3.3 kWh/m³ of energy through the fertigation process, with energy density increasing along with the concentration. However, designs 2 and 3 required external energy and could only extract 0.002 to 4.43% of the energy extracted by design 1. Despite this significant difference, design 1 is challenging to apply practically due to the structural limitations of commercial membranes and the effects of CP and RSF in the design process. Nevertheless, designs 2 or 3 demonstrated membrane power densities that are still commercially competitive, especially at a concentration of 5 mol/L KCl with a power density of around 5.33 W/m². The study also tested the potential for osmotic energy extraction on several common hydroponic plants with single nutrients, yielding up to 104 Wh/m³/year of energy under practical conditions, saving about 1.5% of electricity consumption. Economic analysis indicates that the PRO project is quite successful, with an IRR of 19.97%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insan Sekar Kinanti
"Hidroponik dapat mengatasi permasalahan ketersediaan lahan dan mengoptimasi konsumsi air irigasi dalam memenuhi kebutuhan pangan, namun hidroponik memiliki konsumsi energi yang besar yaitu 90 kali lebih besar daripada pertanian konvensional. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem yang dapat membantu memenuhi konsumsi energi hidroponik. Teknologi yang dapat digunakan adalah pressure retarded osmosis (PRO). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan ekonomi pada 16 skenario rumah produksi sayur hidroponik dengan 3 desain PRO (PRO A, PRO B, PRO C (yang dibedakan berdasarkan keluaran feed)). Proyek ini akan memproduksi 3 jenis tanaman (tomat, bayam, dan selada) atau 1 jenis tanaman saja. Hasil perhitungan ekonomi pada skenario dengan PRO lalu dibandingkan dengan skenario tanpa PRO. Hasilnya, dari 12 skenario desain menggunakan PRO, hanya terdapat 3 skenario PRO yang mengungguli profitabilitas skenario tanpa PRO, yaitu produksi bayam menggunakan PRO A, PRO B, dan PRO C. Desain terbaik tersebut mampu memproduksi 78 ton bayam/tahun, dengan umur pabrik 10 tahun, biaya investasi modal sebesar 1,4 miliar, biaya operasional 855 juta/tahun, mampu meraup keuntungan bersih sebesar 1,3 miliar/tahun, desain ini layak secara ekonomi yang dibuktikan dengan nilai NPV yang bernilai positif (di angka 11 miliar), IRR sebesar 99% (lebih dari MARR 1,7%), dan PBP kurang dari 6 bulan. Selain itu Dengan pengintegrasian PRO pada sistem fertigasi hidroponik dapat membantu mengenerasi energi dan daya sehingga kebutuhan daya pompa pada sistem dapat terpenuhi dengan sendirinya atau dapat disimpulkan bahwa biaya utilitas dapat diminimalisir.

Hydroponics can address land availability issues and optimize irrigation water consumption in meeting food needs, but it has a high energy consumption, approximately 90 times higher than conventional farming. Therefore, a system is needed to help fulfill the energy consumption of hydroponics. One technology that can be used is pressure retarded osmosis (PRO). This research was conducted to analyze the economic feasibility of 16 scenarios for hydroponic vegetable production houses with 3 PRO designs (PRO A, PRO B, PRO C differentiated by feed output). The project will produce 3 types of crops (tomatoes, spinach, and lettuce) or only 1 type of crop. The economic calculations of scenarios with PRO were then compared with scenarios without PRO. The results showed that out of the 12 PRO design scenarios, only 3 PRO scenarios outperformed the profitability of scenarios without PRO, specifically the production of spinach using PRO A, PRO B, and PRO C. The best design was able to produce 78 tons of spinach per year with a plant lifespan of 10 years. The capital investment cost was 1.4 billion, with operational costs of 855 million per year, resulting in a net profit of 1.3 billion per year. This design proved to be economically viable, demonstrated by a positive Net Present Value (NPV) of 11 billion, an Internal Rate of Return (IRR) of 99% (higher than the Minimum Acceptable Rate of Return/MARR of 1.7%), and a Payback Period (PBP) of less than 6 months. Furthermore, by integrating PRO into the hydroponic fertigation system, it can help generate energy and power, thereby meeting the pump power requirements of the system automatically. It can be concluded that utility costs can be minimized. Integrating PRO technology into hydroponic systems offers the potential to improve energy efficiency, optimize water usage, and increase profitability. However, further research and evaluation are needed to ensure the suitability and sustainability of PRO technology implementation in a broader context of hydroponic agriculture."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henik Agustina
"ABSTRAK
Efficiency of water usage is needed for sustainable agriculture. The aim of this research is to investigate the hydroponic (NFT, DFT, Aeroponic) efficiency on water use using Amaranthus viridis L. as the planted material. Efficiency on water use was measured by comparing the water use on hydroponic with the control during the plant growing period. The result shows that the three type of hydroponics are able to increase efficiency of water use. NFT is the most efficient technique with efficiency on water use 20.43%. While DFT
and Aeroponic, has the efficiency on water use 12.29% and 3.57%, respectively. Enhancing efficiency of water use on hydroponic was caused by the clossing and circulating irrigation technique on hydroponic are able to minimize the evaporation . "
2009
T27084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsyandi
"ABSTRACT
Demand for sustainable and clean energy carriers had increased since the world acknowledged climate change caused by anthropogenic carbon emissions as a serious issue. Fuel grade ethanol made from sugarcane or corn is a biofuel that has been placed as one renewable energy source. Despite the maturity of the ethanol production process, it is energy intensive and researchers are always looking for new options. Forward Osmosis (FO) is a membrane based separation technique that is popular in many water mixture research papers, which recently proposed for ethanol production. However, these papers have only looked at membrane materials and minimal research exists into the feasibility of incorporating FO technology into continuous production. Working from a laboratory scale data in FO research paper,
mathematical models could be constructed to design certain parameters for industrial scale FO. These were implemented in Aspen-Plus simulation. Commercial Cellulose Triacetate (CTA) membranes were concluded to be not feasible due to the comparatively low ethanol rejection, which leads to high losses.
Nonetheless, building on these results, certain parameters were manipulated to produce theoretical membranes, which help to visualize FO oriented process design, an economical comparison analysis with the current distillation technology
and research targets for membrane performance properties.

ABSTRACT
Kebutuhan akan energi bersih dan berkelanjutan meningkat semenjak dunia mengakui bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon-antropogenik merupakan masalah yang serius. Bahan bakar minyak berbasis etanol yang terbuat dari tebu dan jagung digunakan sebagai sumber energi berkelanjutan. Kendati produksi etanol yang umum, yaitu dengan metode distilasi, sudah mencapai pada tahap kematangannya, proses tersebut masih mengonsumsi energi yang tinggi. Hal tersebut membuat peneliti mencari opsi baru untuk proses produksi tersebut. Membran Forward Osmosis (FO), membran separasi yang umum digunakan dalam riset untuk memisahkan campuran berbasis air, diusulkan untuk memisahkan campuran berbasis etanol. Namun, tingkat riset yang telah dilakukan untuk separasi etanol masih minim dan belum dapat diimplementasikan pada skala industri yang bersifat kontinu. Model matematika yang berasal dari hasil laboratorium kemudian dibentuk untuk merancang proses dari berbagai parameter berskala industri. Model tersebut kemudian diimplementasikan pada program simulasi Aspen-Plus. Berdasarkan hasil simulasi percobaan, membran komersil Cellulose Triacetate (CTA) dinyatakan tidak layak untuk digunakan karena tinggi nya jumlah etanol yang terbuang. Maka dari itu, beberapa parameter membran telah dimanipulasi
untuk menghasilkan membran teoritis untuk digunakan dalma perancangan proses beriorientasi FO secara umum, menganalisa perbandingan secara ekonomi dengan proses distilasi, dan menentukan target riset untuk parameter optimum pada membran di masa depan."
2016
S66897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Prayoga
"Di kampung Tanjung Lame, kabupaten Pandeglang, sumber air tanah dari sumur masyarakat sangat asin, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Salah satu alternatif teknologi yang efisien untuk mengolah air bersih dari sumur air asin adalah sistem filtrasi reverse osmosis (RO). Namun, tekanan yang diperlukan pada sistem filtrasi RO satu tahap konvensional sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem filtrasi RO bertahap yang dapat beroperasi pada tekanan rendah. Rancang bangun sistem filtrasi RO dengan konfigurasi hybrid RO/NF permeate staging terbukti mampu menghasilkan air bersih dari sumur air asin. Untuk mendapatkan hasil yang optimum, konfigurasi tersebut dioperasikan pada tekanan RO/NF tahap pertama dan tahap kedua masing-masing 6 dan 3 bar. Pada kondisi operasi optimum tersebut, nilai salt rejection yang dapat dicapai sebesar 97,02% dengan nilai TDS produk air bersihnya sebesar 86 ppm. Nilai water recovery yang dihasilkan sebesar 37% dengan laju alir produk air bersihnya sebesar 1,85 liter/menit. Konsumsi energi spesifik (SEC) sistem filtrasi RO yang dirancang sebesar 1,802 kWh/m3. Nilai SEC dari sistem filtrasi RO yang dirancang dapat diturunkan hingga 58,39% dari nilai SEC RO konvensional satu tahap. Sistem filtrasi RO dengan konfigurasi hybrid RO/NF permeate staging terbukti memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem filtrasi RO konvensional satu tahap.

In Tanjung Lame village, Pandeglang district, groundwater sources from community wells are very salty, so they are not suitable for consumption. One efficient alternative technology for treating clean water from saltwater wells is a reverse osmosis (RO) filtration system. However, the pressure required on a conventional single-stage RO filtration system is very high. The purpose of this study to design a multi-stage RO filtration system that can operate at low pressure. The design of the RO filtration system with a hybrid RO/NF permeate staging configuration has proven to be able to produce clean water from saltwater wells. To obtain optimum results, the configuration is operated at the first and second stage RO/NF transmembrane pressures of 6 and 3 bars, respectively. At the optimum operating conditions, salt rejection that can be achieved is 97,02% with a clean water product TDS value of 86 ppm. Water recovery that can be achieved is 37% with a clean water product flow rate of 1,85 liters/minute. Specific energy consumption (SEC) of the designed RO filtration system is 1,802 kWh/m3. The SEC value of the designed RO filtration system can be reduced to 58,39% from the conventional single-stage RO. RO filtration systems with a hybrid RO/NF permeate staging configuration has proven to have better performance compared to conventional single-stage RO filtration systems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eurika Putri Andita
"Penyediaan air melalui Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Kelurahan Pulau Panggang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dimulai pembangunannya pada tahun 2018. Pada tahun 2019 diserahkan pengelolaannya kepada PAM Jaya. Penyediaan air seringkali harus di ikuti dengan subsidi karena kemampuan dan/atau kesediaan membayar masyarakat yang rendah. Hal inipun terjadi dengan penyediaan air dengan sistem SWRO. Saat ini masih diberlakukan tarif subsidi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI  Jakarta Nomor 57 Tahun 2021 tentang Tarif Air PAM Jaya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesediaan untuk membayar (WTP) masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang terhadap penyediaan air SWRO. Metode pelaksanaan kegiatan dimulai dengan observasi dan wawancara kepada instansi terkait. Juga dilakukan penyebaran kuesioner kepada 110 masyarakat yang yang dalam 3 (tiga) bulan terakhir secara rutin menggunakan SWRO. Hal ini bertujuan agar dapat memberikan gambaran dari sebuah populasi. Saat ini masyarakat masih belum optimal dalam menggunakan SWRO. Kebutuhan harian masih dipenuhi oleh penyediaan dari sumur, penmapungan air hujan dan BWRO. Nilai rata-rata WTP SWRO sebesar Rp.1.368,349. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pendapatan rumah tangga, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Faktor pendapatan rumah tangga dan tingkat pendidikan berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai WTP. Faktor jenis pekerjaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai WTP.

Water supply through Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) in Panggang Island Subdistrict by the DKI Jakarta Provincial Government began construction in 2018. In 2019, management was handed over to PAM Jaya. Water supply often has to be accompanied by subsidies because the community's ability and/or willingness to pay is low. This also happens with water supply using the SWRO system. Currently, subsidy rates are still being applied as stated in DKI Jakarta Governor Regulation Number 57 of 2021 concerning PAM Jaya Water Tariffs. This research aims to analyze the willingness to pay (WTP) of the community in Panggang Island Subdistrict for the provision of SWRO water. The method of implementing activities begins with observation and interviews with related agencies. Questionnaires were also distributed to 110 people who had regularly used SWRO in the last 3 (three) months. This aims to provide an overview of a population. Currently, people are still not optimal in using SWRO. Daily needs are still met by provision from wells, rainwater storage and BWRO. The average SWRO WTP value is IDR 1,368,349. The influencing factors are household income, type of work and level of education. Household income and education level factors have a significant positive effect on the WTP value. The type of job factor has a significant negative effect on the WTP value.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safarudin Gazali
"ABSTRAK
Kebutuhan akan air bersih atau air minum semakin hari semakin tinggi sejalan dengan perkembangan penduduk dan kota. Tetapi kebutuhan ini tidak seimbang dengan penyediaan air tersebut, karena pengadaan kebutuihan air bersih membutuhkan waktu yang lama dan investasi yang besar akibat tingkat pencemaran sudah tinggi. Keadaan ini menyebabkan penyediaan air bersih sudah sulit.
Untuk menjawab kondisi tersebut, maka perlu menemukan suatu metoda yang sederhana dan memanfaalkan air yang tidak layak untuk air bersih atau air minum yaitu air tanah yang mengandung garam akibat resapan air iaut. Nletoda atau sistem yang dipilih adalah sistem reverse osmosis. Sistem reverse osmosis dipilih karena instalasi oukup sederhana, investasi yang tidak terlalu mahal, dan dan mudah dirancang dan dirakit.
Keunggulan lain dari sistem reverse osmosis yaitu dapat menurunkan kadar garam sehingga air menjadi tawar, juga membuat air menjadi soft. Diharapkan juga membran yang terdapat pada sistem reverse osmosis dapat menahan mikroorganisme yang membahayakan manusia.
Alat pengolah yang menggunakan sistem reverse osmosis ini terdiri dari membran, pompa tekanan tinggi, dan peralatan pendukung Iainnya. Membran RO memiliki syarat tertentu untuk digunakan, maka air baku harus mengalami pengoiahan awal terlebih dahulu sebelum diianiutkan ke sistem reverse osmosis.
Alat pengolah ini dapat dijadikan saiah satu altematif pemecahan masalah Iingkungan terutama masaiah pengadaan air bersih atau air minum.

"
1996
S36685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Budiningsih
"Tingginya konsentrasi polutan organik dalam air laut dan air payau dikaitkan dengan fakta bahwa tidak
dapat dihilangkan secara efektif oleh membrane MF/UF saja, kombinasi teknik filtrasi membrane
meningkatkan efisiensi filtrasi lebih baik dan mengurangi biaya operasional. Kombinasi Hybrid membrane
ultrafitrasi dan kombinasi dengan karbon aktif telah dilakukan studi dengan hasil lebih baik. Dalam skala
pilot/instalasi, karbon aktif dilakukan injeksi dosis secara kontinyu, partikel karbon dalam ukuran sub
mikrometer dengan cepat kinetikanya diterapkan. Studi ini melakukan eksperimen antara hybrid PAC/UF
dengan GAC/UF dalam skala pilot scale termasuk analisa membrane resistansi dan membrane retensi.
Hybrid Karbon Aktif memberikan dampak signifikan positif dalam meningkatkan kontrol irreversible
fouling, yang terlihat pada efek sinergis pada penyisihan COD 40%-98%, UV VIS 43%-92%, dan
Kekeruhan 73%-99%. Hybrid Karbon Aktif/UF dapat menerapkan kinetika adsorpsi dengan cepat yang
dapat mengurangi waktu filtrasi untuk mencapai efisiensi penyisihan optimum, dari 105 menit UF tanpa
karbon aktif menjadi 75 menit untuk hybrid GAC/UF dan 60 menit untuk hybrid PAC/UF.

The high concentration of organic contaminants in seawater and brackish water is attributed to the organic
fouling cannot be removed effectively by MF/UF membranes alone, Combination of techniques membrane
filtration is required to be better efficiency filtration. The Pre-treatment of SWRO was studied and
employed by combining Activated Carbon (AC) with Powdered Activated Carbon (PAC) /Granular
Activated Carbon (GAC) and Ultrafiltration membrane (UF) have positive impact for organic fouling
removal up to 70%-78%. This study investigated membrane performance with combination technique
PAC/UF and GAC/UF in Pilot scale experiments within resistance membrane and retention membrane.
Combination of Activated Carbon/Ultrafiltration had significantly enhanced the control of Irreversible
Resistance, which showed synergistic effects in the removal of organic content for COD 40%-96%, UV
VIS 43%-92% and Turbidity 73%-99%. The rapid application of hybrid Activated Carbon/UF adsorption
kinetics can reduces filtration times to achieved optimal removal efficiency (retention) in the object study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca
"Akhir-akhir ini banyak orang berlomba-lomba mencari energi alternatif terbarukan sebagai pengganti energi dari fosil, dimana yang paling populer adalah pembuatan bahan bakar gasohol. Gasohol merupakan bahan bakar hasil pencampuran bensin dengan alkohol, dimana alkohol yang dipakai sebagai campuran adalah etanol absolut. Selain sebagai campuran bensin, alkohol dapat digunakan untuk berbagai penggunaan seperti pelarut dalam industri parfum, cat, obat, minuman beralkohol, dan sebagai disinfektan dalam dunia kedokteran. Metode yang selama ini telah dikenal dapat menghasilkan alkohol absolut adalah metode distilasi. Walaupun demikian metode ini kurang efisien dalam hal energi dan biaya terutama untuk memumikan etanol di sekitar titik azeotrope (pada saat etanol mencapai kadar 95%, dengan titik didih 78.15°C). Pada titik ini, etanol absolut tidak dapat diperoleh melalui distilasi biasa. Oleh karena itu, diperlukan alternatif metode lain, dalam hal ini filtrasi membran. Dalam penelitian ini digunakan metode osmosis balik (RO, Reverse Osmosis), dengan membran jenis film tipis (TFC, Thin Film Composite). Filter polipropilen digunakan sebagai perlakuan awal sebelum memasuki membran RO. Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah dapat digunakan untuk pemurnian etanol baik dalam konsentrasi rendah maupun tinggi serta efisiensi energi. Selain itu, produk yang dihasilkan meliputi 2 produk akhir yaitu etanol absolut dan etanol non-absolut. Penelitian dibagi dalam dua bagian, yaitu: pemumian etanol dalam konsentrasi rendah (2%,5%, 10%) dan konsentrasi tinggi (50% dan 83%). Variasi tekanan yang digunakan untuk etanol konsentrasi rendah adalah 3-7 bar. Tekanan yang digunakan untuk etanol konsentrasi tinggi adalah 6 bar (untuk konsentrasi etanol 50%) dan 8 bar (untuk konsentrasi etanol 83%). Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi rendah maupun tinggi, membran RO berhasil memumikan etanol dengan selektivitas tingkat rendah sampai sedang. Hal ini dikarenakan tekanan operasi (driving force membrane) yang digunakan masih rendah (kurang dari 10 bar). Secara umum, membran RO dapat digunakan untuk pemumian etanol baik konsentrasi rendah maupun tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna
"ABSTRAK
Proses gas sweetening dilakukan terhadap gas alam sebagai solusi untuk menghilangkan gas H2S dan CO2, salah satu caranya adalah dengan penambahan metildietanolamina (MDEA). MDEA selama digunakan dalam proses pemurnian gas dapat menyerap air sehingga menyebabkan konsentrasi MDEA menurun. Untuk meregenerasi larutan MDEA encer menjadi larutan yang pekat kembali, digunakan metode reverse osmosis (RO). Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan proses penghilangan air dari larutan MDEA encer menggunakan sistem RO dengan satu membran poliamida komersil, menggunakan flow restrictor 800 mL/menit. Variasi temperatur feed dilakukan pada suhu 200, 290, dan 360 C. Larutan MDEA 1%, 3%, dan 5% v/v diregenerasi dalam waktu masing-masing 1 jam, 3 jam, dan 4 jam. Berdasarkan pengukuran konsentrasi MDEA dengan refraktometer, didapati bahwa penggunaan flow restrictor 800 mL/menit dalam sistem RO mampu memekatkan larutan MDEA 1% v/v menjadi 1,8% v/v dengan faktor pemekatan 1,59. Suhu yang efektif digunakan untuk sistem RO yang telah dilakukan adalah 290C atau suhu ruang, karena dapat memekatkan larutan MDEA 1,13% v/v menjadi 1,8% v/v. Kemudian, semakin lama waktu regenerasi maka semakin besar konsentrasi MDEA dalam konsentrat yang dihasilkan. MDEA 1% v/v dalam waktu 1 jam dapat dipekatkan hingga 6,46% v/v. MDEA 3% v/v dalam waktu 3 jam dapat dipekatkan hingga 9,45% v/v dan MDEA 5% v/v dalam waktu 4 jam dapat dipekatkan hingga 10,79% v/v. Dengan SEM dapat diketahui kerusakan struktur poliamida yang dialami membran.

ABSTRAK
Gas sweetening processes is applied to the natural gas as a solution of removing H2S and CO2 gasses, one of them is by adding methyldiethanolamine (MDEA). MDEA during used in the gas sweetening process can absorb water, and the MDEA concentration will be decreased. For regenerating MDEA dilute solution into its former concentration, reverse osmosis (RO) method is used. In this research, water removal process was conducted by RO process using polyamide commercial membrane, under 800mL/min flow restrictor. The feed temperatures were varied 200, 290, dan 360 C. MDEA 1%, 3%, and 5% v/v solution was regenerated in 1 hour, 3 hours, and 4 hours, respectively. Based on determination of MDEA concentration using refractometer, discovered that under 800 mL/min flow restrictor RO system can concentrate MDEA 1% v/v solution into 1,8% v/v with concentrate factor of 1,59. Effective temperature that used in this RO system is 290C or room temperature, because it can concentrate MDEA 1,13% v/v solution into 1,8% v/v. Then, increasing of regeneration time can increase the concentration of MDEA solution in the product of concentrate. MDEA 1% v/v solution in 1 hour can be concentrated up to 6,46% v/v. MDEA 3% v/v solution in 3 hours can be concentrated up to 9,45% v/v and MDEA 5% v/v solution in 4 hours can be concentrated up to 10,79% v/v. The damage of polyamide membrane structure is known by SEM analysis."
2016
S63694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>