Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131487 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeneta Hans
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan senyawa perantara berharga, yaitu asam glukonat  dan asam xilonat, melalui fermentasi menggunakan bakteri Gluconobacter oxydans. Bahan baku diperoleh dari biomassa lignoselulosa, khususnya residu padat tandan kosong kelapa sawit, yang masih dianggap sebagai limbah di Indonesia dengan kandungan holoselulosa dalam kisaran 68-86%. Selanjutnya, glukosa dan xilosa yang telah dihasilkan digunakan sebagai substrat dalam fermentasi untuk menghasilkan asam glukonat dan asam xilonat. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemanfaatan limbah pertanian secara berkelanjutan. Limbah pertanian, yang sebelumnya dianggap sebagai residu atau limbah, dapat diubah menjadi senyawa perantara berharga melalui proses fermentasi. Hal ini sesuai dengan konsep pengelolaan limbah yang berorientasi pada keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya secara efisien. Pada penelitian ini akan digunakan dua jenis medium untuk fermentasi yaitu medium hidrolisat dengan variasi perlakuan awal dan hidrolisis dan medium sintetik yang berkomposisi glukosa dan nutrisi untuk bakteri. Proses fermentasi dilakukan dengan pada suhu 300C dengan kecepatan agitasi 220 rpm dengan variasi metode berupa fermentasi batch dan fermentasi fed-batch. Hasil dari penelitian ini menunjukkan fermentasi fed-batch menghasilkan yield asam glukonat yang lebih besar dibandingkan dengan fermentasi batch yaitu sebesar 81,6% pada fermentasi fed-batch dan 73,5% pada fermentasibatch

This research aims to produce valuable intermediate compounds, namely gluconic acid and xylonic acid, through fermentation using Gluconobacter oxydans bacteria. Raw materials are derived from lignocellulosic biomass, particularly the solid residues of empty oil palm fruit bunches, which are still considered waste in Indonesia, with a hollocellulose content ranging from 68-86%. Subsequently, the glucose and xylose produced are used as substrates in fermentation to produce gluconic acid and xylonic acid. This research contributes to the sustainable utilization of agricultural waste. Agricultural waste, previously considered as residue or waste, can be converted into valuable intermediate compounds through the fermentation process. This aligns with the concept of waste management oriented towards sustainability and efficient resource utilization. In this study, two types of media will be used for fermentation: hydrolysate media with variations in pretreatment and hydrolysis, and synthetic media composed of glucose and nutrients for the bacteria. The fermentation process is carried out at a temperature of 300C with an agitation speed of 220 rpm, using batch fermentation and fed-batch fermentation methods. The results of this study indicate that fed-batch fermentation yields higher gluconic acid compared to batch fermentation, with yields of 81,6% in fed-batch fermentation and 73,5% in batch fermentation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ningsi Lick Sangadji
"Fermentasi asam suksinat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menggunakan bakteri amobil dari rumen sapi saat ini sedand diteliti. TKKS adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk produksi asam suksinat karena memiliki kandungan glukosa, harga rendah, serta tersedia banyak di alam. Asam suksinat dapat diproduksi dengan beberapa metode seperti fermentasi yang dianggap lebih ramah lingkungan karena mengkonsumsi CO2 selama prosesnya sehingga berkontribusi pada pengurangan emisi CO2. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini diisolasi dari rumen sapi dan akan diimobilisasi sebelum masuk ke proses produksi asam suksinat.
Fermentasi dilakukan dengan teknik Semi Simurrentous Saccharification and Fermentation (SSSF). Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan enzim selulase selama 2 - 6 jam sebelum fermentasi terjadi. Yeast extract sebagai sumber nitrogen dan MgCO3 sebagai zat pengatur pH divariasikan kemudian akan hasil fermentasi berupa konsentrasi asam suksinat, yield, dan produktivitas akan dibandingkan. Fermentasi dilakukan selama 48 jam dalam water bath shaker dan suhunya dijaga pada suhu 37oC. Produk fermentasi akan dianalisis menggunakan HPLC untuk mengetahui kandungan asam suksinat.
Kondisi fermentasi optimal untuk produksi asam suksinat didapatkan saat: waktu hidrolisis - 6 jam, sumber pH awal - 20 g/L, konsentrasi agen pengatur pH awal - 20 g/L. Pada kondisi yang dioptimalkan ini, produksi maksimum asam suksinat ditemukan menjadi 1,43 g/L dengan hasil asam suksinat dengan konsentrasi glukosa awal dan 0,0297 g/L. produktivitas.

The fermentation of succinic acid from oil palm empty fruit bunches (EFB) using immobilized bacteria from cow rumen were investigated. EFB is one of raw material that can be used for succinic acid production due to its cellulose content, low prices, and availability. Succinic acid can be produced effectively by several methods, one of them is fermentation which considered more environmentally friendly due to CO2 consumed during the process, thereby potentially contributing to reduction of CO2 emission. Bacteria used in this experiment were isolated from cow rumen which must be immobilized before getting into succinic acid production process.
Fermentation is done by Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) technique. Saccharification was carried out using cellulase enzyme for 2 – 6 hours before fermentation occurs. Yeast extract as nitrogen sources and MgCO3 as pH regulating agent were varied and compared in terms of product concentration, yield, and productivity. Fermentation was carried out for 48 hours in shaker water bath and the temperature maintained at 37oC. Fermentation product was then examined using HPLC to find out the succinic acid content.
The optimum fermentation conditions for succinic acid production were found to be: saccharification time – 2 hours, initial nitrogen sources concentration – 20 g/L, initial pH regulating agent concentration – 20 g/L. At these optimized condition, the maximum production of succinic acid was found to be 1.47 g/L with 19.64 g/g yield of succinic acid to initial glucose concentration and 0.03 g/L.h productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sweeta Lovelyta
"Penelitian ini mengkaji produksi kalsium glukonat (CaG) (garam organik penting dalam industri farmasi) dari biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Asam glukonat (GA) (prekursor CaG) diproduksi menggunakan Gluconobacter oxydans melalui konfigurasi pengumpanan berulang. Kandungan holoselulosa sebesar 82,91% menunjukkan potensi TKKS sebagai substrat pada konversi glukosa. Konfigurasi pengumpanan berulang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan stabilitas hasil fermentasi. Penggunaan Ca(OH)2 dan CaCO3 sebagai agen penetral GA diteliti untuk menentukan konversi CaG yang lebih efisien. Analisis dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi untuk mengevaluasi produksi GA dan CaG. Variasi volume retensi 4-16 mL, siklus 1-3, penggunaan medium sintetik, dan medium hidrolisat TKKS dievaluasi pada penelitian ini. Konsentrasi tertinggi asam glukonat sintetik dicapai sebesar 40,72 ± 0,23 g/L (24 jam, siklus ke-2, volume retensi 16 mL). Produktivitas tertinggi medium sintetik dicapai sebesar 4,83 ± 0,70 g/L/jam (1 jam, siklus ke-3, volume retensi 16 mL). Pada medium hidrolisat, konsentrasi tertinggi asam glukonat adalah sebesar 0,67 ± 0,02 g/L (20 jam, siklus ke-2, volume retensi 4 mL). Produktivitas tertinggi medium hidrolisat sebesar 0,06 ± 0,03 g/L/jam (1 jam, siklus ke-2, volume retensi 4 mL). Penambahan senyawa Ca(OH)2 menghasilkan konsentrasi CaG tertinggi pada medium hidrolisat dan sintetik sebesar 0,24 ± 0,01 g/L dan 22,40 ± 0,03 g/L.

This research examines the production of calcium gluconate (CaG) (a crucial organic salt in the pharmaceutical industry) from Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) biomass. Gluconic acid (GA) (a precursor of CaG) is produced using Gluconobacter oxydans through a repeated batch configuration. A holocellulose content of 82.91% indicates the potential of OPEFB as a substrate in the conversion of glucose. The use of Ca(OH)2 and CaCO3 as neutralising agents for GA is investigated. Analysis is conducted using high-performance liquid chromatography. Variations in retention volume (4-16 mL), cycle (1-3), the use of synthetic, and OPEFB medium are evaluated. The highest concentration of synthetic GA achieved is 40.72 ± 0.23 g/L (24 hours, 2nd cycle, 16 mL retention volume). The highest productivity is 4.83 ± 0.70 g/L/hour (1 hour, 3rd cycle, 16 mL retention volume). In the hydrolysate medium, the highest concentration of GA is 0.67 ± 0.02 g/L (20 hours, 2nd cycle, 4 mL retention volume). The highest productivity is 0.06 ± 0.03 g/L/hour (1 hour, 2nd cycle, 4 mL retention volume). The addition of Ca(OH)2 results in the highest CaG concentration in both hydrolysate and synthetic medium, at 0.24 ± 0.01 g/L and 22.40 ± 0.03 g/L respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriq Fauzan Kusfanto
"Etanol atau bioetanol adalah senyawa alkohol berantai karbon dua yang bermanfaat sebagai pelarut organik dan antiseptik dalam dunia farmasi dan kesehatan. Selain itu etanol menjadi salah satu solusi bagi permasalahan krisis energi dunia. Bioetanol dibuat dengan fermentasi menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae. Proses ini mengubah rantai berkarbon enam, glukosa sebagai sumber substratnya, menjadi rantai berkarbon dua yaitu etanol. Sumber dari rantai berkarbon enam dapat diambil dari limbah biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan khamir potensial penghasil bioetanol dan mendapatkan kondisi fermentasi optimum yang dipengaruhi oleh pengadukan, suhu, detoksifikasi hidrolisat, dan konsentrasi sumber N pada media. Isolasi khamir potensial dilakukan dari lima jenis buah yang berbeda yaitu Anggur Merah, Anggur Hitam, Durian Medan, Durian Bangkok dan Durian Montong.
Dari isolat-isolat yang didapatkan, isolat DM1 yang diperoleh dari Durian Medan cukup potensial menghasilkan bioetanol, namun masih lebih rendah dari Saccharomyces cerevisiae pembanding. Hasil analisis kromatografi gas menunjukan bahwa kondisi terpilih dalam fermentasi bioetanol yaitu pada kondisi temperatur lebih rendah di bawah suhu kamar (+220C), tanpa pengadukan, menggunakan hidrolisat tanpa detoksifikasi, dengan konsentrasi amonium asetat sebagai sumber N sebesar 1%. Konsentrasi bioetanol yang dihasilkan adalah 0,241%.

Ethanol or bioethanol is a two-carbon chain alcohol compound that are useful as an organic solvent and antiseptics in pharmaceutical and health. In addition, ethanol can be one of solution to the problem of world energy crisis. Bioethanol is made by fermentation process using yeast Saccharomyces cerevisiae. The processes change the six-carbon chain, as the source of its substrate, into a two-carbon chain, namely ethanol. The source of six-carbon chain can be taken from the waste of biomass Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB), which contains cellulose, hemicellulose and lignin.
The purpose of this research was to find potential yeast producing bioethanol and to obtain optimum fermentation conditions were influenced by effect of shaking, temperature, detoxification of hydrolyzate, and concentration of N sources on media. Isolation of potential yeast was carried out from five different types of fruit, namely Red Grape, Black Grape, Durian Medan, Durian Bangkok and Durian Montong.
Among isolates, Isolate DM1 that obtained from Durian Medan was quite potential to produce bioethanol but still lower than comparator Saccharomyces cerevisiae. Results of analysis using gas chromatography showed that the selected conditions in the fermentation of bioethanol are in temperature conditions below room temperature (+220C), without shaking, using the hydrolyzate without detoxification, with 1% concentration of ammonium acetate as a source of N. The concentration of ethanol produced was 0,241%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denia Apriliani Rahman
"Peningkatan kesadaran akan penggunaan energi berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia semakin terlihat, salah satunya dengan penggunaan biodiesel. Namun, terdapat beberapa kekurangan yang dimiliki biodiesel, seperti harganya cenderung lebih mahal dibandingkan solar konvensional serta secara performa terdapat kekurangan lain pada biodiesel, yaitu biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak, dan pitting di piston. Asam levulinat merupakan salah satu platform chemical yang dapat zat aditif pada produksi biodiesel. Kebutuhan global asam levulinat yang diprediksi akan mencapai 3.439 ton/tahun pada tahun 2018 dan road map biodiesel di Indonesia mencapai 20% dari konsumsi diesel pada tahun 2016-2025 mendasari pertimbangan dalam didirikannya pabrik asam levulinat di Indonesia.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengkajian kelayakan ekonomi dari pra-perancangan pabrik produksi asam levulinat dan produk samping berbasis TKKS di Indonesia melalui perhitungan keekonomian. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dipilih karena, TKKS merupakan limbah padat terbesar yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit (PKS) dengan jumlah hingga tahun 2015 mecapai 36,5 juta ton. Dalam penelitian ini, digunakan perangkat lunak SuperPro Designer 9.0 sebagai program simulator proses dalam perancangan pabrik.
Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi dari rancangan pabrik, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar US$ 548.850.764, Internal Rate Return (IRR) sebesar 24,75%, serta payback period (PBP) dalam kurun waktu 6 tahun dengan Mininum Attractive Rate Return (MARR) 6,1 %. Kapasitas produksi optimal asam levulinat 12.425 ton/tahun dan produk samping, furfural 15.105 ton/tahun serta asam formiat 6.074 ton/tahun.

The awareness of sustainable energy use in Indonesia is visibly increasing, as more biodiesel is on demand. However, there are still some disadvantages of using biodiesel. The prices is more expensive than conventional diesel; biodiesel is 20 times more susceptible to water contamination compared that can cause corrosion, filter damage, and pitting in the pistons. Levulinic acid is a platform chemical that may be invoked as biodiesel additive in biodiesel production. Global demand of levulinic acid is expected to reach 3,439 tons/year in 2018 and the road map of biodiesel in Indonesia reaches 20% of diesel consumption in the year 2016-2025. These figures become the considerations for establishing levulinic acid plant in Indonesia.
In this study, conducted assessment of the economic viability of integrated levulinic acid production plant design based on Oil Palm Empty Fruit Bunches (OPEFB) in Indonesia. OPEFB was selected as raw material because it is the largest solid waste generated by oil palm plantations (PKS) with the number in 2015 was 36.5 million tons. In this plant design, software SuperPro Designer 9.0 is used as process simulator.
The economical analysis shows the Net Present Value (NPV) is US $ 548,850,764, Internal Rate of Return (IRR) ois 24.75%, and payback period (PBP) is within a period of 6 years with Mininum Attractive Rate return (MARR) 6.1%. Optimal production capacities of levulinic acid, furfural and formic acid are 12,425, 15,105 and 6,074 tonnes/year, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Winny Rachmadani
"Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah lignoselulosa dari pabrik kelapa sawit. Ini merupakan sumber potensial dari xilosa sebagai bahan baku produksi xilitol yang digunakan sebagai pemanis pengganti gula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimum untuk memproduksi xilosa yang optimal. Kadar xilosa dianalisis menggunakan KCKT dengan menggunakan kolom LC-NH2 (125mm x 4mm, 5µm), fase gerak asetonitril-air (90:10) dengan laju alir 1,0mL/menit dideteksi dengan detektor indeks bias. Kondisi optimum untuk hidrolisis tandan kosong kelapa sawit yang diperoleh dari response surface methodology adalah 127,99oC selama 71 menit dengan konsentrasi asam oksalat 4,20% menghasilkan yield xilosa sebesar 7,408%.

Oil palm empty fruit bunch fiber is a lignocellulosic waste from palm oil mills. It is a potential source of xylose which can be used as a raw material for production of xylitol, it is used as a sweetener instead of sugar. The purpose of this study is to obtain the optimum conditions for production xylose. Xylose levels were analyzed using HPLC with LC-NH2 column (125mm x 4mm, 5μm), mobile phase acetonitrile-water (90:10) and flow rate of 1.0 mL/min was detected with RI-detector. Optimum conditions for hydrolysis of oil palm empty fruit bunches fiber obtained from RSM is 127,99oC, 71 minutes, 4,20% oxalic acid produced xylose yield of 7.408%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andiko Prasetyanto
"Sebagian besar dari energi di seluruh dunia dan produk material berasal dari kilang bahan bakar fosil. Ketergantungan yang kuat pada bahan bakar fosil berasal dari penggunaan intensif dan konsumsi turunan minyak bumi yang dikombinasikan dengan sumber daya minyak yang semakin berkurang, menyebabkan masalah lingkungan dan politik. Karena kenaikan harga sumber daya fosil yang berkelanjutan, ketersediaannya yang tidak menentu, dan masalah lingkungan mereka, solusi alternatif yang dapat memitigasi perubahan iklim dan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil harus dipromosikan. Penggantian minyak dengan biomassa sebagai bahan baku untuk bahan bakar dan produksi kimia merupakan pilihan yang menarik dan merupakan kekuatan pendorong untuk pengembangan kompleks biorefinery. Hampir semua jenis bahan baku biomassa dapat dikonversi ke kelas biofuel dan biokimia yang berbeda melalui teknologi konversi yang diterapkan bersama. Asam suksinat adalah produk sampingan yang memiliki minat khusus pada biorefineries karena berpotensi menggantikan bahan kimia dan prekursor polimer yang berasal dari minyak bumi untuk berbagai aplikasi. Namun, produksi dari hidrolisat yang diturunkan dari biomassa belum sepenuhnya dieksplorasi atau dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan memodifikasi metode pretreatment untuk mendapatkan kandungan Selulosa & Hemiselulosa dalam jumlah tinggi dan kadar Lignin yang rendah dari bahan baku Tandan Kosong Kelapa Sawit yang telah diuji coba sebelumnya. Menambahkan prosesor ultrasonik untuk membantu proses dan mencari tahu bagaimana variasi waktu yang berbeda mempengaruhi konten EFB. Variasi pretreatment berkinerja terbaik dalam percobaan ini adalah pretreatment berbantuan ultrasonik asam perasetat 3 jam dan pretreatment berbantuan ultrasonik berbantuan alkali peroksida 10 jam menghasilkan 14,1% Hemiselulosa, 77,3% Selulosa, dan 8,6% Lignin.

A great fraction of worldwide energy carriers and material products come from fossil fuel refinery. Our strong dependence on fossil fuels comes from the intensive use and consumption of petroleum derivatives which, combined with diminishing petroleum resources, causes environmental and political concerns. Because of the ongoing price increase of fossil resources, their uncertain availability, and their environmental concerns, alternative solutions able to mitigate climate change and reduce the consumption of fossil fuels should be promoted. The replacement of oil with biomass as raw material for fuel and chemical production is an interesting option and is the driving force for the development of biorefinery complexes. Almost all the types of biomass feedstocks can be converted to different classes of biofuels and biochemicals through jointly applied conversion technologies. Succinic acid is a co-product of particular interest in biorefineries because it could potentially displace petroleum-derived chemicals and polymer precursors for myriad applications. However, production from biomass-derived hydrolysates has not yet been fully explored or developed. The aim of the research is to explore and modify pretreatment method to gain high amount of Cellulose & Hemicellulose content and low amount of Lignin content from raw material of Oil Palm Empty Fruit Bunch that has been previously experimented. Adding ultrasonic processor to aid the process and find out how different time variation affect the EFB content. The best performing pretreatment variation in this experiment is the 3 hour peracetic acid ultrasonic-assisted pretreatment and 10 hour of Alkaline peroxide ultrasonic-assisted pretreatment yielding 14,1% Hemicellulose, 77,3% Cellulose, and 8,6% Lignin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwini Normayulisa Putri
"Asam suksinat dapat diproduksi dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melalui proses fermentasi. Pada penelitian ini, produksi asam suksinat dilakukan menggunakan isolat bakteri dari rumen sapi melalui metode Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF). Isolat bakteri dari cairan rumen sapi diperoleh dengan melakukan tahap isolasi terlebih dahulu. Tahapan isolasi dilakukan dengan melakukan enrichment, subkultur, isolasi, dan fermentasi bakteri. TKKS sebagai sumber karbon, juga dilakukan tahap pretreatment terlebih dahulu menggunakan larutan peracetic acid dan alkaline peroxide serta tahap prehidrolisis menggunakan enzim selulase untuk menghasilkan glukosa. Tahap SSSF dilakukan dengan konsentrasi awal glukosa yang berbeda, yaitu 0,45; 0,48; dan 0,61 g/L.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, konsentrasi, yield, dan produktivitas asam suksinat tertinggi sebesar 3,12 g/L, 0,312 g/g TKKS, dan 0,13 g/L/jam, secara berurutan, diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L. Selain itu, berat kering bakteri dan konversi glukosa tertinggi sebesar 0,0775 gr dan 73,61 %, secara berurutan, juga diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L. Estimasi parameter kinetika pertumbuhan bakteri juga dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan, laju pertumbuhan spesifik tertinggi sebesar 0,051 jam-1 diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L.

Succinic acid can be produced from oil palm empty fruit bunches (OPEFB) through a fermentation process. In this study, succinic acid production was carried out using bacteria isolated from cattle rumen through the Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) method. Bacteria were isolated from cattle rumen fluid by doing the isolation stage first. The stages of isolation were carried out by doing enrichment, subculture, isolation, and fermentation of bacteria originated. OPEFB as a carbon source, were pretreated through pretreatment stage using peracetic acid and alkaline peroxide solution and then continue to the prehydrolysis stage using cellulase enzymes in order to produce glucose. The SSSF stage was carried out with different initial glucose concentrations, which are 0.45; 0.48; and 0.61 g/L.
Based on the results obtained, the highest concentration, yield, and productivity of succinic acid of 3.12 g/L, 0,312 g/g EFB, and 0.13 g/L/h, respectively, were obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L. In addition, the highest dry weight of bacteria and glucose conversion were 0.0775 gr and 73.61 %, respectively, were also obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L. Estimation of bacterial growth kinetics parameters was also carried out in this study. Based on calculations, the highest specific growth rate of 0.051 h-1 was obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Panjaitan, Jabosar Ronggur Hamonangan
"Limbah tandan kosong kelapa sawit TKKS mengandung senyawa lignoselulosa yang sangat berlimpah sebagai hasil samping pabrik kelapa sawit. Komponen selulosa dan hemiselulosa pada TKKS dapat dikonversi menjadi senyawa furfural, asam levulinat dan bioetanol. Pada disertasi ini diteliti perancangan proses dan perhitungan ekonomi produksi furfural, asam levulinat dan bioetanol berbahan baku TKKS dengan menggunakan software SuperPro Designer 9.5. Data simulasi diperoleh dari hasil percobaan laboratorium dan perhitungan konstanta reaksi pembentukan ketiga produk tersebut.
Amonia dan sodium hidroksida digunakan untuk pretreatment TKKS. Yield asam levulinat terbesar dihasilkan pada konversi reaksi sebesar 52,10 mol pada suhu 170oC selama 90 menit reaksi dengan konsentrasi katalis asam 1M. Yield furfural terbesar dihasilkan pada konversi reaksi sebesar 27,94 mol pada suhu 170oC selama 20 menit reaksi dengan konsentrasi katalis asam 0,5M. Yield etanol terbesar pada reaksi SSF diperoleh pada suhu 30oC dengan waktu reaksi 24 jam. Energi aktivasi produksi glukosa, HMF, humins dan asam levulinat pada konsentrasi katalis asam 1M berturut - turut adalah 108,48 kj/mol; 119,49 kj/mol; 62,12 kj/mol; dan 56,08 kj/mol. Energi aktivasi produksi furfural dan dekomposisi furfural pada konsentrasi katalsi asam 1M berturut - turut adalah 59,22 kj/mol dan 77,08 kj/mol. Nilai koefisien kinetika fermentasi ?max, ks, kd, dan m pada suhu 30oC sebesar 0,009 h-1 ; 0,004 g/dm3 ; 0,009 h-1 ; dan 0,0464 h-1.
Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian, pabrik layak dibangun dengan kapasitas produksi asam levulinat 7.348 ton/tahun. furfural 30 ton/tahun, bioetanol 162 ton/tahun dan asam formiat 3.667 ton/tahun. Harga produk asam levulinat, furfural, bioetanol dan asam formiat yang dijual sebesar US 8.000/ton Rp 104.000.000/ton ; US 1.100/ton Rp 14.300.000/ton ; US 600/ton Rp 7.800.000/ton ; dan US 700/ton Rp 9.100.000/ton akan menghasilkan nilai IRR, NPV, ROI dan PBP sebesar 13,74 , US 15.115.674 Rp 196.503.762.000 , 13,58 dan 5,08 tahun.

Palm Oil Empty Fruit Bunches POEFB is a very abundant lignocellulosic compound as a by-product from palm oil mill. Cellulose and hemicellulose in POEFB can be converted into furfural, levulinic acid and bioethanol. This dissertation investigated design process and economic evaluation of furfural, levulinat acid and bioetanol production from POEFB by using SuperPro Designer 9.5. Simulation data were obtained from laboratory experiments and reaction rate constant calculations.
Ammonia and sodium hydroxide used as pretreatment methods of POEFB. The largest levulinic acid yield was 52.10 mol that obtained from reaction kinetics experiments at a temperature of 170 C for 90 minutes reaction with 1M acid catalyst concentration. The largest furfural yield was 27.94 mol that obtained from reaction kinetics experiments at temperature of 170 C for 20 minutes reaction with 0.5M acid catalyst concentration. The largest ethanol yield from reaction kinetic experiments was obtained at temperature of 30 C with 24 hours reaction. The activation energy of glucose, HMF, humins and levulinic acid production at 1M concentration acid catalyst was 108.48 kj/mol; 119.49 kj/mol; 62.12 kj/mol; and 56.08 kjmol. The activation energy of furfural production and furfural decomposition at 1M concentration acid catalyst were 59.22 kj/mol and 77.08 kj/mol, respectively. The fermentation kinetics coefficient of ?max, ks, kd, and m at 30oC are 0.009 h-1 ; 0.004 g/dm3 ; 0.009 h-1 ; and 0.0464 h-1.
Based on economic calculations, the factory is feasible to be built with a production capacity of 7,348 tons/year of levulinic acid, 30 tons/year of furfural, 162 tons/year of bioethanol and 3,667 tons/year of formic acid. Prices of levulinic acid, furfural, bioethanol and formic acid products sold at US 8,000/ton Rp 104,000,000/ton ; US 1,100/ton Rp 14.300.000/ton ; US 600/ton Rp 7,800,000/ton ; and US 700/ton Rp 9,100,000/ton will produce IRR, NPV, ROI and PBP of 13,74 , US 15.115.674 Rp 196.503.762.000 , 13,58 and 5,08 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>