Ditemukan 141456 dokumen yang sesuai dengan query
Farhan Ramadhan
"Friksi yang tidak dikendalikan pada mesin dapat mengakibatkan keausan yang tinggi, menyebabkan maintenance yang sering, dan membuat umur pendek serta memiliki efisiensi energi yang rendah. Lubrikasi merupakan solusi untuk masalah ini dengan membentuk lapisan pelumas yang mencegah kontak langsung antara permukaan material, mengurangi gesekan dan keausan pada mesin. Material nanopartikel timah oksida dan graphene digunakan sebagai aditif pada lubrikan PAO karena masing-masing material sudah menunjukkan performa yang baik dalam menurunkan coefficient of friction (COF) dan wear scar dimension (WSD) pada minyak PAO. Selain itu usaha pemanfaatan SnO2 dilakukan guna memaksimalkan hilirasi tambang dan industri timah dengan usaha pengolahan limbah solder dross. Sintesis SnOâ dilakukan dari limbah solder dross menggunakan metode leaching dengan asam nitrat berkonsentrasi 68%. Hasil sintesis menunjukkan kemurnian SnOâ sebesar 98.4%. Karakterisasi XRD mengindikasikan fase kristal rutile dengan ukuran kristal sekitar 21.7 nm. SEM-EDS mengungkapkan partikel SnOâ berukuran rata-rata 198.5 nm² yang cenderung beraglomerasi. Graphene yang digunakan menunjukkan kemurnian tinggi dengan kandungan karbon 99.4% berdasarkan berat. Pengujian HFRR dilakukan untuk menilai kinerja tribologi dari berbagai sampel pelumas. Penambahan 0.05 wt% graphene dan variasi konsentrasi SnOâ (1 wt%, 3 wt%, dan 5 wt%) secara signifikan menurunkan COF dan WSD dibandingkan dengan PAO murni. Penambahan 1 wt% SnOâ dan 0.05 wt% graphene memberikan hasil paling optimal dengan penurunan COF sebesar 44.59% dan WSD sebesar 71.53% dibandingkan PAO murni.
Uncontrolled friction in machinery can lead to high wear, frequent maintenance, short lifespan, and low energy efficiency. Lubrication addresses these issues by forming a lubricating layer that prevents direct contact between material surfaces, reducing friction and wear. Tin oxide nanoparticles and graphene are used as additives in PAO lubricants due to their proven performance in reducing the coefficient of friction (COF) and wear scar dimension (WSD) in PAO oil. Additionally, the utilization of SnOâ aims to optimize downstream mining and the tin industry by processing solder dross waste. SnOâ was synthesized from solder dross waste using a leaching method with 68% nitric acid. The synthesis resulted in SnOâ with a purity of 98.4%. XRD characterization indicated a rutile crystal phase with a crystal size of approximately 21.7 nm. SEM-EDS revealed SnOâ particles with an average size of 198.5 nm², which tended to agglomerate. The graphene used exhibited high purity with a carbon content of 99.4% by weight. HFRR testing was conducted to evaluate the tribological performance of various lubricant samples. The addition of 0.05 wt% graphene and varying concentrations of SnOâ (1 wt%, 3 wt%, and 5 wt%) significantly reduced COF and WSD compared to pure PAO. The optimal results were achieved with the addition of 1 wt% SnOâ and 0.05 wt% graphene, resulting in a 44.59% reduction in COF and a 71.53% reduction in WSD compared to pure PAO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
M. Hanifuddin
"Tesis ini membahas pengaruh penambahan aditif pemodifikasi gesekan serbuk MoS2 ukuran 1 5 m dengan jumlah mulai 0 05 0 1 0 5 1 dan 2 berat dan ukuran 90 nm sebesar 0 05 0 1 0 5 pada minyak lumas dasar mineral HVI 60 terhadap karakteristik gesekan dan perlindungan keausannya. Aditif ukuran 90 nm dan minyak lumas dasar dicampur dan diaduk menggunakan magnetik stirrer selama enam puluh menit pada suhu 50°C setelah itu dimasukkan ke dalam ultrasonic homogenizer selama satu jam sedangkan aditif ukuran 1 5 m pada suhu 75°C tanpa menggunakan ultrasonic homogenizer. Campuran yang dihasilkan diuji karakteristik gesekan dan perlindungan keausannya menggunakan mesin uji four ball dan mesin uji SRV. Analisis dilakukan pada material bola uji menggunakan optical emission spectroscopy OES goresan permukaan bola uji menggunakan scanning electron microscope SEM dan minyak lumas sisa pengujian dengan alat uji rotating disk electrode RDE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan aditif meningkatkan perlindungan keausan dengan dosis optimal sebesar 0 1 berat dengan rincian ukuran 1 5 m perbaikannya sebesar 23 dan ukuran 90 nm sebesar 11 Pengamatan permukaan goresan menunjukkan mekanisme keausan terjadi secara adesif dan abrasif. Data yang diperoleh dari penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar dalam pembuatan minyak lumas untuk aplikasi tertentu dengan mutu yang lebih baik.
This thesis discusses the influence of MoS2 friction modifier FM addition in the form of powder with two different mesh sizes i e 90 nm and 1 5 um on the friction and wear characteristic of HVI 60 base oil. The variation of MoS2 were 0 05 0 1 0 5 weight whereas MoS2 1 5 um were 0 05 0 1 0 5 1 and 2 weight MoS2 additive 90 nm was mixed with base oil and stirred with magnetic stirrer for 60 minutes at 50°C and homogenized in ultrasonic homogenizer for 1 hour. For the MoS2 1 5 um the additive was mixed with base oil and stirred with magnetic stirrer for 60 minutes at 75°C without using ultrasonic homogenizer. Friction and wear characteristic of these mixtures were tested using four ball and SRV test rig. Ball specimen surfaces were analyzed by using optical emission spectroscopy OES the wear scars were analyzed by using scanning electron microscope SEM while used mixtures from the test were analyzed by using rotating disk electrode RDE. The results of the tests showed that the addition of 0 1 weight MoS2 additive both in 90 nm and 1 5 um resulted in an optimum increase in friction and wear characteristic of 23 and 11 respectively. Observation on the wear scar showed that adhesive and abrasive wear mechanism were involved in the wear process. The results of this research could be applied in production of lubricating oils for certain applications to improve their quality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43066
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Athallah Khalaf Nabil Rahman
"ng have been one of the key processes that drive these advancements. A lot of these processes are driven through the help of lubricants for easier machine processes. Lubricants are used due to its ability to significantly reduce coefficient of friction (COF) and wear scar dimension (WSD) which directly affect the efficiency of the equipment and prolong their lifetime. Incorporation of additives can be carried out to improve the lubrication efficiency by incorporating nanoparticles to a Polyalphaolefin (PAO) base oil. In this research, Tin (IV) Oxide is used as the nanoparticle additive at 1 wt%, 3 wt%, 5 wt%, and 7 wt% tin oxide synthesized from nitric acid leaching of dry tin-lead solder dross from electronic solder application and and addition of 1:1 ratio of oleic acid surfactant. The results suggest that the incorporation of tin oxide greatly decreases the COF and WSD, as well as increasing the average film formation percentage and stability, where the results are directly proportional with the increase in tin oxide concentrations.
Pada abad ke-21, perkembangan industri dan teknologi sudah semakin meningkat. Teknologi industri seperti yang digunakan didalam proses manufaktur menjadi salah satu kunci kesuksesan yang mendorong perkembangan tersebut. Banyak dari proses manufaktur tersebut terbantu oleh penggunaan lubrikan untuk memudahkan kinerja mesin industri. Lubrikan digunakan dalam industri karena sifatnya yang dapat menurunkan coefficient of friction (COF) dan wear scar dimension (WSD) secara signifikan, yang secara langsung berdampak kepada peningkatan efisiensi peralatan serta meningkatkan umur pemakaiannya. Aditif nanopartikel dapat ditambahkan ke dalam lubrikan Polyalphaolefin (PAO) untuk meningkatkan efisiensi lubrikasi. Dalam riset ini, Timah (IV) Oksida digunakan sebagai aditif nanopartikel dengan penambahan 1 wt%, 3 wt%, 5 wt%, dan 7 wt% yang telah disintesis dengan proses leaching menggunakan asam nitrat yang berasal dari limbah solder timah-timbal dari solder elektronik ditambah dengan surfaktan asam oleat dengan perbandingan 1:1. Hasil proses tersebut menunjukkan bahwa penambahan timah oksida menurunkan COF dan WSD secara signifikan serta meningkatkan persentase pembentukan dan stabilitas lapisan lubrikasi, dimana hasil tersebut menunjukkan hasil yang proporsional dengan peningkatan penambahan konsentrasi timah oksida."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kwe Kosasih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41170
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Lisna R. Hidayat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40191
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Lansdown, A.R.
"Buku yang berjudul "Lubrication : a practical guide to lubricant selection" ini ditulis oleh A. R. Lansdown. Buku ini merupakan sebuah buku panduan mengenai pelatihan lubricant."
Oxford: Pergamon Press, 1982
R 621.89 LAN l
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Lansdown, A.R.
Oxford: Pergamon Press, 1982
R 621.8 LAN l
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Monangin, Priska Jesika
"Spent Bleaching Earth dan minyak jelantah merupakan limbah industri dengan jumlah produksi yang sangat besar di Indonesia hingga 600.000 ton/tahun. SBE memiliki kadar SiO2 sebesar 55-80 hal inilah yang dapat dijadikan potensi untuk pembuatan gemuk sebagai pengentalnya. Gemuk berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan pada permukaan benda yang bersinggungan serta memiliki kemampuan untuk menempel di dekat permukaan gesek. Gemuk yang beredar dipasaran umumnya menggunakan NLGI grade 2 karena memiliki daya kelengketan lebih baik serta dropping point dan anti wear yang tinggi. NLGI grade 2 disebut gemuk multipurpose karena dapat digunakan pada hampir seluruh alat mesin pada otomotif, industri, konstruksi, manufaktur dll.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan gemuk NLGI grade 2 dengan memformulasikan SBE, minyak jelantah, dan kalsium sulfonat. Kalsium sulfonat dipilih karna dapat meningkatkan konsistensi dan performa gemuk serta jenis sabun yang biayanya paling murah. Pre-treatment dalam proses pembuatan adalah dilakukan filtrasi dan pemanasan pada minyak jelantah serta pengayakkan untuk SBE. Pembuatan Gemuk melalui proses saponifikasi dengan suhu maksimal 66°C dan homogenisasi hingga 8 jam. Komposisi optimum yang didapat yaitu dengan perbandingan SBE dan minyak jelantah 70:30 serta penambahan kalsium sulfonat 12 menghasilkan nilai bleeding 0,7 ; nilai keausan 0,23 mg; dan nilai dropping point 267°C. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan gemuk berbahan dasar limbah industri dengan tambahan kalsium sulfonat memiliki kualitas yang setara dengan gemuk komersil sebagai pembanding.
Spent Bleaching Earth and Waste Cooking Oil is industrial waste with an enormous amount of production in Indonesia up to 600,000 tons year. SBE contains 55 ndash 80 of SiO2 that can be used for the formulation of grease as the thickening agent. The function of grease is to decrease the friction and the wear on the surface of the intersecting object and has the ability to stick near to friction surface. Grease available in market generally use NLGI grade 2 because it has better adhesiveness and high dropping point and antiwear value. NLGI Grade 2 is commonly called as multipurpose grease due to its ability to be applied to almost all machine tools in automotive, construction, manufacture, industries, etc.This study aims to produce NLGI Grade 2 by formulating SBE, Waste Cooking Oil, and Calcium Sulfonate. Calcium Sulfonate is selected to be used because it can improve the consistency and performance of the grease and the type of soap with affordable price. Pre treatment in the manufacturing process is filtration and heating the Waste Cooking Oil and sifting for SBE. The Grease is produced through saponification process with maximum temperature 66°C and homogenization up to 8 hours. The optimum composition obtained by the composition of SBE and cooking oil 70 30 and the addition of 12 calcium sulfonate yields, 0.7 bleeding value wear value is 0.23 mg and dropping point value is 267°C. The results of this study can be concluded that Industrial waste based Grease with additional calcium sulfonate has a quality equivalent to commercial Grease as a comparison."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bimo Pratomo
"Minyak pelumas Mesran Super SAE 20W/50 yang telah dipakai akan mengalami berbagai proses dan kontak dengan material yang lain. Dengan demikian setelah mencapai periode pemakaian tertentu minyak pelumas akan mengalami pembahan nilai-nilai spesifikasinya. Dalam hal ini pengamatan dilakukan terhadap penurunan kekentalan (viskositas) minyak pelumas Mesran Super SAE 20W/50, yang telah dipakai selama 0 km, 1000 km, 2000 km dan 3000 km. Akibat penurunan viskositas ini terjadi tendensi/kecenderungan perubahan daerah pelumasan dari pelumasan hidrodinamika (hydrocivnamic Iubricalion) ke pelumasan batas (boundary lubrication) pada celah antara poros dan bantalan. Terjadi keausan pada permukaan poros pada putaran rendah Pengamatan keausan ini dilakukan dengan mengamati perubahan kekasaran permukaan pada permukaan poros, foto permukaan poros, dan rnelakukan uji laju keausan yang terlumasi pada kecepatan rendah. Hasil pengamatan menunjukkan bertambahnya laju keausan sesuai dengan berlambahnya umur pakai pelumas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37020
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ronan
"Berkembangnya dunia industri otomotif saat ini menuntut industri manufaktur untuk dapat membuat produk secara efektif dan efisien tanpa mengalami kegagalan dalam proses manufaktur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan koefisien pengerasan regangan (n) dan pengaruhnya serta pengaruh kecepatan pons dan aplikasi lubrikasi terhadap kurva batas bentuk dari lembaran baja canai dingin SPCC dengan tebal 0.8mm. Perhitungan nilai koefisien pengerasan regang ditentukan melalui uji tarik dengan standar ASTM E 646, sementara konstruksi kurva batas bentuk ditentukan dengan menghitung regangan mayor dan minor pada lingkaran yang telah terdistorsi melalui pengujian peregangan berdasarkan ISO 12004-2. Dari pengujian ini didapatkan bahwa semakin besar koefisien pengerasan regang suatu material, maka kemampuan bentuknya pun semakin meningkat. Selain itu, didapatkan juga bahwa kecepatan pons yang semakin tinggi akan menurunkan kemampuan bentuk suatu material, serta aplikasi lubrikasi yang menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kurva batas bentuk yang didapat.
The development of the automotive industry today requires the manufacturing industry to make products effectively and efficiently without experiencing failure in the manufacturing process. This study aims to determine the coefficient of strain hardening (n) and its effect as well as the effect of punching speed and lubrication application on the forming limit curve of SPCC cold rolled steel sheet with a thickness of 0.8mm. The calculation of the value of the strain hardening coefficient was determined by means of a tensile test with the ASTM E 646 standard, while the construction of the forming limit curve was determined by calculating the major and minor strains on the distorted circle through a stretch test based on ISO 12004-2. From this test, it was found that the greater the coefficient of strain hardening of a material, the greater its formability. In addition, it was also found that the higher the punch speed will reduce the formability of a material, as well as the application of lubrication which shows an insignificant effect on the forming limit curve obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library