Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60750 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitrah Taufik
"Penelitian ini berfokus pada analisis stabilitas Kapal Ikan 5 GT, sebuah kapal berkapasitas 5 GT dengan penggerak motor listrik dan dilengkapi dengan panel surya untuk pengisian daya baterainya. Untuk menjamin keselamatan operasional, analisis stabilitas kapal dilakukan menggunakan parameter dari International Maritime Organization (IMO) sebagai standar keselamatan. Metode yang digunakan meliputi uji eksperimental inclining test dan simulasi menggunakan perangkat lunak Maxsurf Stability. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur jarak pemindahan beban uji dan kemiringan kapal yang diakibatkan oleh pemindahan posisi beban. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai GMt dari uji eksperimen adalah 0,385 m, sementara hasil simulasi menunjukkan nilai 0,395 m pada kondisi inclining test. Uji stabilitas berdasarkan kriteria IMO menunjukkan bahwa Kapal Ikan 5 GT belum memenuhi kriteria stabilitas untuk parameter luas area pada sudut kemiringan 30°, 40°, 30° - 40°, dan nilai GZ pada sudut 30°, dalam kondisi kapal kosong. Oleh karena itu, diperlukan penambahan beban pemberat pada kapal agar memenuhi kriteria stabilitas yang ditetapkan.

This research focuses on the stability analysis of a 5 GT fishing vessel, a boat with a 5 GT capacity powered by an electric motor and equipped with solar panels for battery charging. To ensure operational safety, the vessel's stability analysis was conducted using parameters from the International Maritime Organization (IMO) as safety standards. The methods employed include an experimental inclining test and simulations using Maxsurf Stability software. Data collection was carried out by measuring the displacement distance of the test weight and the tilt of the vessel caused by the repositioning of the weight. The calculation results indicate that the GMt value from the experimental test is 0.385 m, while the simulation results show a value of 0.395 m under the inclining test conditions. Stability tests based on IMO criteria reveal that the 5 GT fishing vessel does not meet stability criteria for the area under the curve at heel angles of 30°, 40°, 30° - 40°, and the GZ value at a 30° angle, in an empty vessel condition. Therefore, additional ballast weight is required for the vessel to meet the specified stability criteria."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aqshal Danoor Rahman
"Kapal ikan merupakan kapal yang umum digunakan masyrakat pesisir pantai di mana beberapa aktivitas dapat dilakukan di atasnya. Seperti misalnya sebagai alat transportasi saat membawa nelayan menuju ke dan kembali dari daerah penangkapan, sebagai alat pengangkut saat membawa nelayan, alat tangkap dan hasil tangkapan dan sebagai wahana saat kegiatan pengoperasian kapal. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya ikan di laut, para nelayan menggunakan berbagai jenis kapal penangkap ikan yang berbeda baik ditinjau dari ukuran maupun dari bahan baku pembuatan kapal. Kapal-kapal tersebut kondisinya juga sangat beragam, dari yang bersifat tradisional sampai dengan yang memanfaatkan teknologi maju yang terus disesuaikan sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Demikian pula dengan alat tangkap yang digunakan kapal ikan itu terdiri dari yang sangat sederhana sampai dengan alat tangkap modern. Stabilitas kapal merupakan hal terpenting bagi pelayaran kapal sewaktu digunakan operasi penangkapan ikan pada berbagai kondisi cuaca dalam batas-batas kemampuannya. Stabilitas kapal dapat diartikan sebagai kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah menjadi miring akibat moment temporal, moment temporal dapat disebabkan oleh angin, gelombang, distribusi muatan, berat muatan di dek, di kapal, dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan ekonomi di bidang perikanan, kapal sebagai sarana produksi harus memenuhi berbagai kondisi kelayakan yang diatur oleh perundang-undangan serta kode etik kegiatan perikanan. Dari segi pelayaran kapal harus layak melaut sehingga menjamin keamanan dari para awak kapal dan juga keselamatan kapal dalam pelayaran itu sendiri.

Fishing boats are ships that are commonly used by coastal communities where several activities can be carried out on them. For example, as a means of transportation when carrying fishermen to and from the fishing area, as a means of transport when carrying fishermen, fishing gear and catch and as a vehicle for ship operations. In the context of exploiting fish resources in the sea, fishermen use various types of fishing vessels that are different both in terms of size and raw materials for shipbuilding. The conditions of these ships are also very diverse, from those that are traditional to those that utilize advanced technology which are continuously adjusted in line with the progress and development of the technology itself. Likewise with the fishing gear used by the fishing boat, which ranges from very simple to modern fishing gear. Ship stability is the most important thing for ship sailing when fishing operations are used in various weather conditions within the limits of its capabilities. Ship stability can be interpreted as the ability of the ship to return to its original position after being tilted due to a temporal moment, the temporal moment can be caused by wind, waves, cargo distribution, cargo weight on deck, on the ship, and others. In carrying out economic activities in the field of fisheries, ships as production facilities must meet various eligibility conditions regulated by legislation and the code of ethics for fishing activities. In terms of shipping, the ship must be seaworthy so as to guarantee the safety of the crew and also the safety of the ship during the voyage itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junor Maulana Ahmad
"Potensi negara menjadi produsen ikan terbesar di dunia salah satu nya dimiliki Indonesia yang dimana memiliki industri perikanan yang cukup makmur dapat dilihat dengan jumlah populasi perikanan diindonesia mencapai 12.5 juta ton per tahun yang diambil para nelayan menggunakan kapal ikan. Pentingnya kapal untuk meningkatkan populasi perikanan, dibutuhkan pengembangan atau inovasi guna mendapatkan performa kapal yang lebih baik dalam segi hambatan, stabilitas ,olah gerak dan lain-lain. Dengan adanya inovasi kapal pelat datar jenis semi-trimaran banyak para nelayan yang terbantu dikarenakan manufaktur yang mudah dan murah dalam pemeliharaannya. Namun kapal pelat datar juga memiliki kekurangan yaitu hambatan yang harus diperhatikan. Maka dari itu diperlukan modifikasi pada desain pelat datar khususnya bagian haluan yang dibuat menjadi streamline atau dalam tugas akhir ini kapal ikan 5GT Model B. Pada desain tersebut dilakukan pengujian simulasi CFD dan eksperimen uji tarik untuk mengetahui nilai hambatan total dalam 3 kondisi yaitu ketinggian draft 50%,75% dan 100%. Pengujian dilakukan pada kecepatan 4 - 8 knot untuk kapal ukuran asli dan untuk ukuran model 1:10 mengikuti variasi indikator alat dimmer. Hasil pengujian simulasi CFD menggunakan Ansys Fluent pada kondisi 1 memiliki perbedaan paling besar 70.7% , pada kondisi 2 memiliki perbedaan 36.9% dan pada kondisi 3 memiliki perbedaan 10.5% dibandingkan dengan pengujian eksperimen uji tarik pada nilai hambatan total kapal ikan 5GT Model B.

The potential of a country to become the largest fish producer in the world is evident in Indonesia, which has a thriving fishing industry. Indonesia's fishing population reaches 12.5 million tons per year, with fishermen using fishing vessels to harvest the abundant marine resources. The importance of vessels in increasing fish populations necessitates development and innovation to achieve better vessel performance in terms of resistance, stability, maneuverability, and more. The innovation of semi-trimaran flat plate vessels has greatly assisted fishermen due to their ease of manufacturing and low maintenance costs. However, flat plate vessels also have drawbacks, particularly in terms of resistance, which needs to be addressed. Therefore, modifications are needed in the design of flat plate vessels, specifically in the bow section, which is streamlined in this final project, known as the 5GT Model B fishing vessel. In this design, CFD simulation testing and experimental towing tests were conducted to determine the total resistance values in three conditions: draft heights of 50%, 75%, and 100%. The testing was carried out at speeds ranging from 4 to 8 knots for the full-scale vessel, while for the 1:10 scale model, it followed variations in the dimmer indicator. The results of the CFD simulation using Ansys Fluent showed the largest difference in condition 1, with a difference of 70.7%, condition 2 had a difference of 36.9%, and condition 3 had a difference of 10.5% compared to the experimental towing test for the total resistance of the 5GT Model B fishing vessel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Latifah Rahmi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai tindakan penegakan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia guna memberantas Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing yaitu penenggelaman kapal penangkap ikan berbendera asing pelaku IUU Fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Oleh sebab itu penelitian ini akan menguraikan ketentuanketentuan yang terkait penenggelaman kapal penangkap ikan berbendera asing pelaku IUU Fishing baik berdasarkan ketentuan hukum internasional dan hukum nasional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki peraturan perundang-undangan yang mengacu pada Konvensi Hukum Laut 1982. Salah satu tujuan dilaksanakannya tindakan penenggelaman kapal adalah untuk memberikan efek jera, namun demikian tindakan ini perlu memperhatikan aspek hukum, politis, dan lingkungan. Disarankan penenggelaman kapal merupakan upaya terakhir dalam rangka pencegahan dan penanggulangan IUU Fishing. Aspek penting yang perlu diperkuat adalah dari segi pengawasan.

ABSTRACT
This thesis reviews the law enforcement undertaken by the Government of the Republic of Indonesia to combat Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU)Fishing, namely the sinking of the foreign fishing vessels the actors of IUU Fishing in regional fisheries management of the Republic of Indonesia. Therefore, this research will outline the relevant provisions of the sinking of foreign fishing vessels both under the provisions of the international law as well as the national law.
The outcome of this research shows that Indonesia has legislation that refers to the Convention on the Law of the Sea 1982.One of the purposes of implementing the sinking action is to provide a deterrent effect, however, these measures need to pay careful attention to legal, political, and environmental aspects. The sinking of the fishing vessel is suggested to be the last option to prevent and overcome IUU Fishing. The important aspect that need to be strengthened is surveillance.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Ramli
"Sebagai pasar yang berkembang pesat, PV memiliki potensi untuk memberikan nilai tambah dalam rantai pasokan jika dimanfaatkan sepenuhnya. Penelitian ini membahas tentang smiling curves untuk mengukur dan menunjukkan potensi untuk menghasilkan nilai tambah bervariasi secara signifikan di seluruh rantai nilai Solar PV. Menggunakan analisis Tabel Input-Output dari OECD, ditunjukkan bahwa ketika investasi dalam PLTS sebesar 4,68 GWp sesuai rencana bisnis PLN dalam RUPTL 2021-2030, pada skenario Business as Usual sektor hulu memberikan nilai tambah yang sangat kecil. Hal ini menunjukkan ketergantungan sektor manufaktur Modul PV pada input impor. Penelitian ini juga melihat kondisi nilai tambah yang dihasilkan apabila keseluruhan fasilitas produksi PV Modul dibuat di Indonesia, didapatkan selisih sebesar 231.29 Juta USD. Untuk masing-masing skenario, didapatkan nilai tambah pada tahap pra-produksi dalam hal ini riset dan pengembangan, hampir sama sekali tidak memberikan nilai tambah yang signifikan. Terakhir penelitian ini juga menghitung berapa banyak jumlah tenaga kerja yang diserap dari kedua skenario tersebut, berapa banyak energi yang di produksi dan emisi CO2 yang direduksi, serta rekomendasi dan strategi dalam rangka meningkatkan nilai tambah di sepanjang rantai pasok Industri Panel Surya.

As a rapidly growing market, PV has the potential to add value to the supply chain if fully utilized. This study examines smiling curves to measure and demonstrate the potential for generating value-added significantly across the Solar PV value chain. Using the Input-Output Table analysis from the OECD, it is shown that when the investment in PLTS is 4.68 GWp according to the PLN business plan in the RUPTL 2021-2030, in the Business as Usual scenario the upstream sector provides very little value-added. This shows the dependence of the PV Module manufacturing sector on imported inputs. We also see the value-added results if the entire PV Module production facility is made in Indonesia, which gets a difference of 231.29 million USD. For each scenario, an increase in value-added at the pre-production stage, in this case research and development, was found to provide almost no significant value-added. Finally, this study also calculates how much labour is absorbed from the two scenarios, how much energy is produced and CO2e emissions reduced, as well as recommendations and strategies in order to increase value-added along the supply chain of the Solar Panel Industry."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nayla Yaumisita
"Kebutuhan listrik di Indonesia masih menjadi isu terkini karena akses yang masih belum menyeluruh ke beberapa daerah. Sumber energi fosil masih dominan digunakan sebagai bahan bakar utama dalam pembangkitan listrik. Dengan begitu penggunaan panel surya (PV) dapat menjadi solusi. Menurut Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan energi surya yang tinggi dengan potensi energi mencapai 207,8 GW. Adanya teknologi baru seperti panel surya bifacial (BPV) dapat meningkatkan efisiensi pembangkitan. Selain itu pemanfaatan atap gedung serta badan air seperti danau, sungai, waduk, dll dapat dijadikan salah satu solusi pemanfaatan lahan mengingat kian banyaknya permintaan lahan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan performa antara sistem PLTS Terapung berbasis modul bifacial dan sistem PLTS Atap berbasis modul monofacial, pengaruh penggunaan modul bifacial dan modul monofacial, serta mengetahui konfigurasi paling optimal dari pemasangan PLTS Terapung atau Atap khususnya di daerah tropis. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, ditunjukkan bahwa performa modul bifacial memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan modul monofacial ditunjukkan dengan nilai PR sebesar 68,59%. Nilai PR PLTS Atap memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan nilai PR keseluruhan PLTS Terapung dengan nilai sebesar 76,48%. Hasil simulasi PVsyst menunjukkan bahwa konfigurasi PLTS Atap dengan modul bifacial memiliki performa terbaik dengan produksi energi tahunan sebesar 87100 kWh/tahun dan nilai PR 95,1%. Sistem tersebut juga memiliki nilai LCOE terendah sebesar Rp 1079,462/kWh dan payback rate tercepat selama 10,3 tahun.

The need for electricity in Indonesia is still an ongoing issue since its access is still limited in several regions. Fossil energy sources are still dominantly used as the main fuel in electricity generation. The use of solar panels (PV) can be the solution. According to the Ministry of Energy and Mineral Resources, Indonesia has a very high potential for utilizing solar energy, reaching 207.8 GW. The existence of new technologies such as bifacial solar panels (BPV) can increase generation efficiency. In addition, the utilization of rooftops on buildings and water bodies such as lakes, rivers, reservoirs, etc. can be used as a solution for land use, considering the increasing demand for land. This study aims to find out how the performance compares between bifacial-based floating PV system and monofacial-based rooftop PV system, the effect of using bifacial modules and monofacial modules, and the most optimal configuration for floating PV or rooftop PV installations, especially in the tropical region. Based on the results of measurements and calculations, it is shown that the performance of the bifacial module has a higher value than the monofacial module ones, with a PR value of 68.59%. The PR factor of rooftop PV has a higher value than the overall PR factor of floating PV, with a value of 76,48%. The PVsyst simulation results show that the rooftop PV configuration with bifacial module has the best performance, with a yearly energy production of 87100 kWh/yr and a PR factor of 95,1%. The system also has the lowest LCOE value of IDR 1079,462/kWh and the fastest payback rate of 10,3 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saddam Abdul Azziz
"Industri galangan kapal menghasilkan produk seperti bangunan apung, struktur bangunan lepas pantai, dan kapal, termasuk kapal ikan. Namun pembuatan sebuah kapal memerlukan waktu lama dan cukup mahal dikarenakan bentuk lambung kapal yang streamline sehingga memerlukan proses bending. Maka dibuat sebuah alternatif yaitu berupa kapal pelat datar dengan tujuan untuk memudahkan proses manufaktur sehingga proses produksi kapal dapat dilakukan di galangan kecil dan dapat menekan biaya. Pada penerapannya kapal pelat datar jenis monohull yang berbentuk V memiliki stabilitas yang kurang baik saat berlayar. Maka dibuat sebuah desain kapal pelat datar dengan jenis semi trimaran sebagai solusi dari masalah tersebut. Namun perubahan jenis lambung ini tentunya akan berpengaruh kepada nilai hambatan total kapal. Pada penelitian ini dirancang suatu kapal ikan pelat datar semi trimaran 5 GT dengan variasi sudut semi trimaran 0°, 10°, dan 15° yang akan diuji nilai hambatan totalnya pada kondisi pembebanan saat kapal berangkat (kondisi 1), telah menangkap ikan (kondisi 2), dan saat pulang (kondisi 3). Pengujian ini dilakukan pada kecepatan 6 – 10 knot dengan menggunakan software Maxsurf Resistance dan ANSYS Fluent. Hasil dari simulasi didapatkan bahwa kapal dengan variasi sudut trimaran 0° memiliki nilai hambatan total paling kecil pada kecepatan 10 knot kondisi 2 yaitu 4992.9 N
The shipbuilding industry produces products such as floating structures, offshore, and ships, including fishing vessels. However, making a ship takes a long time and is quite expensive due to the streamlined hull shape that requires a bending process. Then an alternative was made in the form of a flat plate vessel with the aim of facilitating the manufacturing process so that the ship production process can be carried out in small shipyards and can reduce costs. In its application, the V-shaped monohull type flat plate vessel has poor stability while sailing. Then made a flat plate vessel design with semi trimaran type as a solution to this problem. However, this change in the type of hull will certainly affect the total resistance value of the ship. In this study, a 5 GT semitrimaran flat plate fishing vessel was designed with a semi trimaran angle variation of 0°, 10°, and 15° which will be tested for the total resistance value under loading conditions when the ship departs (condition 1), has caught fish (condition 2 ), and on return (condition 3). This test was carried out at a speed of 6 – 10 knots using Maxsurf Resistance and ANSYS Fluent software. The results of the simulation show that the ship with a semi trimaran angle variation of 0° has the smallest total resistance value at a speed of 10 knots in condition 2, which is 4992.9 N."
Depok : Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathir Fauzi
"ABSTRAK
Kapal ikan merupakan alat apung yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan. Sistem propulsi merupakan salah satu komponen utama dalam perancangan sebuah kapal. Saat ini sistem propulsi yang mayoritas digunakan pada kapal ikan yaitu, sistem propulsi konvensional BBM . Penelitian ini dilakukan untuk merancang kapal ikan dengan sistem propulsi hybrid dan menganalisis perbandingan penggunaan antara sistem propulsi bahan bakar dengan sistem propulsi hybrid. Setelah dari perancangan awal dan analisis di dapatkan bahwa sistem propulsi elektrik secara efisiensi dan ramah lingkungan lebih baik dari sistem propulsi bahan bakar. Namun dari segi berat maka sistem propulsi bahan bakar lebih baik disbanding sistem propulsi elektrik.

ABSTRACT
Fishing vessel is a floating tool used for fishing, fish transportation, fish processing, fisheries training, and fisheries research exploration. The propulsion system is one of the main components in the design of a ship. Currently the propulsion system that is mostly used in fishing vessels is conventional propulsion system BBM . This research was conducted to design fish vessels with hybrid propulsion system and analyze the comparison of use between conventional propulsion system with hybrid propulsion system. After the initial design and analysis it was found that the electric propulsion system is better in an efficient and environmentally than the conventional propulsion system. But in terms of weight, the conventional propulsion system is better than the electric propulsion system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilbert Tahir
"Semakin meningkatnya dan semakin majunya teknologi yang ada saat ini tidak akan lepas dari kebutuhan akan listrik. Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting sehingga ketersediaan sumber energi listrik perlu dijaga agar tetap tersedia. Salah satu sumber energi yang dapat menghasilkan energi tak terbatas dan bebas digunakan dalam jumlah yang tak terhingga adalah matahari. Energi matahari dapat dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan sel surya. Dalam pengunaan panel surya tidak dapat dihindari gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada panel surya tersebut. salah satu jenis gangguan itu adalah bayangan.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengaruh bayangan terhadap besarnya luas permukaan panel surya yang tertutup. pengujian dilakukan dengan mengukur keluaran tegangan dan arus akibat adanya bayangan pada panel surya.
Hasil pengujian menunjukkan bayangan pada panel surya sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai arus dari panel surya namun, pengaruhnya kecil terhadap perubahan nilai tegangan keluaran. Dengan besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara array yaitu 0%; 3,2%; 14,26%; 24,82%: 34,23% dan penurunan arus yaitu 0%; 94%; 99,32%; 99,61%; 99,74%. Kemudian, besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara string yaitu 0%; 5,94%; 12,08%; 20,3% dan penurunan arus yaitu 0%; 1,41%; 4,7%; 98,71%. Penurunan arus terbesar terjadi saat penutupan bayangan secara array dengan nilai penurunan yaitu 99,74%.

The increasing and advancing technology that exists today will not be separated from the need for electricity. Electricity has become one of the most important human needs so that the availability of electrical energy resources needs to be maintained to remain available. One source of energy that can produce unlimited energy and is free to use in infinite quantities is the sun. Solar energy can be converted into electrical energy using solar cells. In the use of solar panels can not be avoided disturbances that may occur in the solar panel. one type of disorder is a shadow.
This thesis discusses how the effects of shadows on the surface area of a solar panel are closed. testing is done by measuring the voltage and current output due to the shadow on the solar panel.
The test results show that the shadows on solar panels greatly influence changes in the current value of solar panels, however, the effect is small on changes in the value of the output voltage. The amount of voltage drop when the shadow closure is array are 0%; 3.2%; 14.26%; 24.82%: 34.23% and the decrease in current are 0%; 94%; 99.32%; 99.61%; 99.74%. Then, the amount of voltage drop when the shadow closure is string are 0%; 5.94%; 12.08%; 20.3% and a decrease in current are 0%; 1.41%; 4.7%; 98.71%. The biggest decrease in flow occurs when the shadow closure in an array with a decrease value of 99.74%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Anindita
"Jumlah emisi CO2 di dunia terus meningkat, di mana kontributor terbesarnya adalah pembakaran bahan bakar fosil dan sektor transportasi. Di Indonesia, sektor transportasi menyumbangkan emisi sebesar 27% dari total keseluruhan emisi CO2 sehingga pemerintah Indonesia mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2050. Namun, pengisian daya mobil listrik memakan waktu yang lama sehingga dibutuhkan alternatif lain yang dapat melakukan pengisian daya mobil listrik dalam waktu yang cepat. Stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) dapat menjadi solusi karena hanya membutuhkan waktu ± 5 menit untuk menukar baterai kosong dengan baterai yang telah terisi penuh. Selain itu juga, dibutuhkan energi baru dan terbarukan untuk menghasilkan listrik, yaitu dengan menggunakan energi surya karena intensitas radiasi matahari yang tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas mengenai analisis risiko investasi pembangkit listrik tenaga surya pada atap SPBKLU di rest area jalan Tol Trans Jawa. Mobil listrik yang digunakan berkapasitas 58 kWh dengan jenis baterai Li-ion. Simulasi PLTS menunjukkan bahwa lokasi tempat SPBKLU akan dibangun adalah rest area KM626A di Waduan dengan daya listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebesar 31,569 MWh/tahun. Biaya penukaran untuk sekali penukaran baterai mobil listrik adalah Rp50.000 dengan biaya listrik Rp2.446/kWh. Nilai parameter kelayakan investasi proyek pembangunan PLTS atap pada SPBKLU untuk mobil listrik yang dihasilkan adalah net present value (NPV) sebesar Rp11.044.951.738, internal rate of return (IRR) sebesar 23,659%, profitability index (PI) sebesar 2,28, dan payback period (PBP) selama 4 tahun 6 bulan. Dengan derajat keyakinan nilai parameter investasi lebih dari 50% pada simulasi Monte Carlo, menandakan bahwa proyek investasi layak untuk dijalankan. Komponen yang paling berpengaruh terhadap nilai parameter investasi NPV, IRR, PBP, dan PI adalah biaya dan banyak listrik yang digunakan, juga biaya dan banyaknya pertukaran baterai mobil listrik.

Global CO2 emissions caused by burning fossil fuels and the transportation sector have continuously increased. In Indonesia, the transportation sector accounts for 27% of the total greenhouse gas emissions. Therefore, the government has hastened the utilization of electric vehicles to achieve net-zero emissions by 2050. However, charging an electric car is a time-consuming process. Thus, public electric vehicle battery swapping stations (SPBKLU) are needed to combat that issue because they can swap the electric vehicle battery for approximately five minutes. Furthermore, renewable energy for electricity generation is also needed. Because of the high number of solar radiation and irradiance in Indonesia, solar PV system can be used as a source of electricity. In order to implement this technology in Indonesia, investment risk analysis of solar PV systems on the rooftop of a SPBKLU in a rest area of Trans Java Toll Road is required to determine the feasibility of the investment. The batteries for electric cars are Li-ion batteries with a capacity of 58 kWh. Solar PV simulation shows that the location where the SPBKLU will be built is in KM626A rest area in Waduan with energy generated by solar PV of 31,569 MWh/year. Each battery swap cost Rp50.000 and Rp2.446/kWh. The value of investment feasibility parameters are net present value (NPV) of Rp11.044.951.738, internal rate of return (IRR) of 23,659%, profitability index (PI) of 2,28 and payback period (PBP) for 4 years 6 months. With certainty levels over 50% using Monte Carlo Simulation, this indicates that the investment project is feasible. The most influential components of the investment parameter value (NPV, IRR, PBP, and PI) are the cost and amount of electricity used, as well as the cost and number of electric car battery swapping."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>