Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfatussa`Adah
"Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan sering dialami anak usia prasekolah yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal tersebut adalah penggunaan gadget pada anak. Picky eating dapat berdampak pada pertumbuhan dikarenakan asupan nutrisi pada anak yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak usia prasekolah di Kota Depok. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 129 responden yang dipilih secara acak dengan teknik multistage cluster sampling di empat TK di Kota Depok. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi- square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 57 (44,2%) anak merupakan picky eater. Uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak prasekolah di Kota Depok (p<0,001) dengan tingkat risiko perilaku picky eating 5 kali lebih tinggi pada anak yang menggunakan gadget lebih dari waktu yang direkomendasikan (OR = 5,253). Upaya pencegahan perilaku picky eating pada anak, orang tua perlu memperhatikan batasan waktu anak dalam menggunakan gadget sesuai rekomendasi.

Picky eating behavior is often experienced by preschool-aged children which is caused by internal and external factors. One of these external factors is children's use of gadgets. Picky eating can have an impact on growth due to inadequate nutritional intake in children. This research aims to identify the relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City. This research was conducted involving 129 respondents who were randomly selected using a multistage cluster sampling technique in four kindergartens in Depok City. Data analysis was carried out using univariate and bivariate analysis (chi-square test). The research results showed that 57 (44.2%) children were picky eaters. The bivariate test shows that there is a significant relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City (p<0.001) with the risk level of picky eating behavior 5 times higher in children who use gadgets more than the recommended time (OR = 5.253). In an effort to prevent picky eating behavior in children, parents need to pay attention to limiting the time their children use gadgets according to recommendations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardatus Sholihah
"Pada era digital, anak prasekolah lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain gawai daripada dengan teman sebayanya. Penggunaan gawai yang terlalu lama dapat mengakibatkan anak lebih awal terpapar dampak negatif dari gawai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor determinan yang mempengaruhi lama penggunaan gawai pada anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 318 orang tua yang dipilih menggunakan cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama penggunaan gawai dengan jenis kelamin orang tua (p value= 0,001), pendidikan orangtua (p value= 0,035), status ekonomi keluarga (p value= 0,018), media edukasi (p value= 0,039), media distraksi (p value= 0,029) dan perkembangan psikososial (p value= 0,001) dan faktor yang paling mempengaruhi lama penggunaan gawai pada anak yaitu status ekonomi keluarga dengan penghasilan ≤UMK AOR (0,327) CI 95% (0,106-0,947), media edukasi yaitu untuk menambah informasi AOR (0,367) CI 95% (0,183-0,736) dan pada perkembangan psikososial yaitu anak tidak mengalami gangguan psikososial AOR (0,348), CI 95% (0,189-0,638). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai asuhan keperawatan khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan pada penggunaan gawai anak.

In the digital era, preschoolers spend more time playing on their gadgets than with their peers. The use of gadgets that are too long can result in children being exposed to the negative effects of gadgets early. This study aims to analyze the determinant factors that influence the duration of gadgets use in preschool age. This study used a correlational design with a cross sectional approach involving 318 parents who were selected using cluster sampling. The results showed that there was a significant relationship between the duration of gadget use and the gender of the parents (p value = 0.001), parental education (p value = 0.035), family economic status (p value = 0.018), educational media (p value = 0.039) , distraction media (p value = 0.029) and psychosocial development (p value = 0.001) and the factors that most influence the duration of gadgets use in children are family economic status with lower income AOR (0.327) 95% CI (0.106-0.947), educational media is to add information AOR (0.367) 95% CI (0.183-0.736) and psychosocial development, namely children do not have psychosocial disorders AOR (0.348), 95% CI (0.189-0.638). The results of the study can be used as nursing care, especially in providing health education on the use of gadget in children's."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Auliya Shabrina
"Penggunaan gawai saat ini sudah bertumbuh secara pesat bahkan anak-anak sudah mulai terbiasa menggunakan perangkat gawai sejak usia sangat dini. Penggunaan gawai yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi mata anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara interaksi gawai dengan ketajaman penglihatan pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sejumlah 101 responden yang memenuhi kriteria inklusi dipilih dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Kemudian responden mengisi kuesioner Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) dan diperiksa ketajaman matanya menggunakan kartu Snellen. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara interaksi gawai dengan ketajaman penglihatan (P value<0,000). Dari hasil analisis didapatkan nilai OR=3,057 yang artinya anak dengan interaksi gawai yang berlebihan berisiko mengalami ketajaman penglihatan yang kurang 3,057 kali dibandingkan anak yang berinteraksi dengan gawai secara baik. Penelitian ini merekomendasikan agar orangtua dan/atau institusi sekolah memperhatikan dan menerapkan pengaturan durasi dalam berinteraksi dengan gawai yang aman untuk anak sehingga bisa mempertahankan ketajaman penglihatan anak.

Nowadays the development of gadget increasing so fast moreover children are habitual to use it since early age. The overuse of gadget will give bad impact for children eyes. The purpose of this research is to see the relationship between gadget interaction and visual acuity at school age-children. This research uses cross-sectional design. The number of respondence is 101, they are corresponding with inclusion criteria get choose by purposive sampling technic. The respondence fill smartphone addiction scale-short version and get visual acuity screening with Snellen chart. The result of the research is there are significant relationship between gadget interaction and visual acuity (P value< 0,001). From the analysis obtained the OR score: 3,057 that is means children with overuse gadget interaction are riskier have bad visual acuity 3,057 times than children that having good interaction with gadget. This study recommends for parents and/or schools to pay attention and apply regulation in gadget duration interaction on children which is safe for children visual acuity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winona Maolidya
"Perilaku picky eater merupakan fenomena yang sering ditemukan pada anak prasekolah dan hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pola asuh dan pengetahuan ibu tentang gizi dengan perilaku picky eater pada anak prasekolah di Jakarta Selatan. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan instrumen Parenting Styles and Dimensions Questionnaire–Shot Form (PSDQ-SF), instrumen pengetahuan ibu tentang gizi, dan instrumen Child Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ). Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 159 responden yang dipilih dengan teknik multistage sampling di Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan 23,3% anak mengalami perilaku picky eater dan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh (p value<0,05) dan pengetahuan ibu tentang gizi (p value<0,05) dengan perilaku picky eater pada anak prasekolah. Pola asuh yang tepat dan pengetahuan ibu yang baik tentang gizi akan berhubungan dengan perilaku picky eater pada anak, begitupun sebaliknya oleh karena itu diperlukan penerapan pola asuh yang tepat dan memiliki pengetahuan ibu tentang gizi yang baik untuk mendukung perkembangan pola makan sehat anak.

Picky eater behavior is a phenomenon that often occurs in preschool children and this may caused by many factors both internal and external. This study aims to identify the relationship between parenting patterns and maternal knowledge about nutrition with picky eater behavior in preschool children in South Jakarta. The design of this study was cross-sectional and use Parenting Styles and Dimensions Questionnaire - Shot Form (PSDQ-SF) instrument, maternal knowledge about nutrition instrument, and Child Eating Behavior Questionnaire (CEBQ) instrument. This study was conducted involving 159 respondents who where selected by multistage sampling technique in South Jakarta. The results showed that there were 23.3% of children with picky eating behavior and there was a significant relationship between parenting style (p-value <0.05) and maternal knowledge about nutrition (p-value <0.05) with picky eater behavior in preschool children. Approptiate parenting style and good maternal knowledge about nutrition will be associated with picky eater behavior in children, and vice versa. There fore, it is necessary to apply approptiate parenting style and have good maternal knowledge about nutrition to support the development of healthy eating patterns in children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ershanda Nadhira Syifarini
"Perkembangan sosial emosional merupakan salah satu perkembangan yang terjadi pada anak usia pra sekolah yang dapat dipengaruhi oleh penggunaan media elektronik. Penggunaan media elektronik dalam jangka panjang dan tanpa pengawasan orang tua menyebabkan meningkatnya screen time pada anak dan dapat menyebabkan gangguan perilaku emosional. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan screen time dengan perkembangan sosial emosional anak usia pra sekolah di Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling melibatkan 216 responden (ibu) dari anak pra sekolah yang berasal dari 3 TK di Depok yang terpilih. Instrumen diukur dengan Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) dan kuesioner screen time. Hasil utama penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara screen time dengan perkembangan sosial emosional anak usia pra sekolah di Depok (p value = <0,001). Penelitian ini merekomendasikan pembatasan penggunaan screen time pada anak usia pra sekolah. Selain itu perlu adanya edukasi baik dari sekolah maupun mahasiswa keperawatan terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak, yaitu screen time.

Social emotional development is one of the developments that occur in pre-school children, which can be influenced by using electronic media. The use of electronic media in the long term and without parental supervision leads to increased screen time in children and can have an impact on their social emotional development such as emotional behavior disorders. Therefore, the purpose of this study is to identify the relationship between screen time and the social emotional development of pre-school children in Depok. This research used a cross-sectional design and cluster random sampling technique involving 216 respondents (mothers) of pre-school children from 3 selected kindergartens in Depok. Social emotional problems were measured with the Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) and screen time questionnaire. The main result showed an association between screen time and social emotional development of pre-school children in Depok (p value = <0.001). According to the results of this study, it is necessary to limit the use of screen time in pre-school children according to existing recommendations, in addition to the need for education both from schools and nursing students related to factors that can affect children's social emotional development, especially screen time."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amelia Sari
"Permasalahan status gizi pada anak usia sekolah 6-12 tahun di Kota Depok diketahui masih lazim terjadi, walaupun sudah banyak faktor teridentifikasi yang diduga menyebabkan masalah tersebut. Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan permasalahan status gizi pada anak adalah Emotional Eating. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Emotional Eating dengan Status Gizi pada anak usia sekolah di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional kepada 443 anak yang didapat melalui teknik multiple stage cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden, kuesioner Emotional Eater Questionnaire (EEQ), dan kuesioner Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C)- Short Form. Hasil penelitian menggunakan uji Chi square menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Emotional Eating dengan status gizi pada anak usia sekolah di Kota Depok (Pvalue=0,000;α= 0,05). Penelitian lanjutan dengan menggunakan metode eksplorasi retrospektif penting dilakukan untuk mengetahui gaya pengasuhan makan orang tua yang berdampak pada perilaku Emotional Eating pada anak di Indonesia.

The problems with nutritional status in school-age children aged 6-12 years in Depok City are still widespread, even though many factors have been identified which are thought to cause these problems. One factor that might cause nutritional status problems in children is Emotional Eating. This study aims to determine the relationship between Emotional Eating and Nutritional Status in school-aged children in Depok City. This research is an analytical observational quantitative research with a cross sectional research design for 443 children obtained through a multiple stage cluster random sampling technique. The instrumens used were the respondent characteristics questionnaire, the Emotional Eater Questionnaire (EEQ), and the Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C)- Short Form questionnaire. The results of the study using the Chi square test concluded that there was a significant relationship between Emotional Eating and nutritional status in school-aged children in Depok City (Pvalue=0.000; α= 0.05). Further research using a retrospective exploratory method is important to determine the parenting style of parents which has an impact on Emotional Eating behavior in children in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryza Maulana Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tekanan untuk makan dan faktor lainnya dengan perilaku picky eating. Pengambilan data menggunakan pengisian kuesioner dan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada 113 anak usia 3 - 6 tahun di PAUD dan TK terpilih di Kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 29,2% responden memiliki perilaku picky eating. Terdapat perbedaan proporsi signifikan pada picky eater yang mendapat tekanan untuk makan (p = 0,007) dan memiliki keluarga berperilaku picky eating (p = 0,0001) serta perbedaan rata-rata usia anak yang signifikan pada picky eater (p = 0,014). Perilaku picky eating lebih sering terjadi pada masa awal anak-anak yang mendapat tekanan untuk makan serta memiliki keluarga berperilaku picky eating.

The purpose of this study is to determine the relationship between pressure to eat and other factors with picky eating behaviour. Data was obtained by questionnaires and weight and height measurements from 113 children aged 3 - 6 years old in selected kindergarten in South Manggarai Urban, South Jakarta. Result of this study shows 29,2% of respondents have picky eating behaviour. There is significant difference of proportion in picky eater who had pressure to eat (p = 0,007) and had family with picky eating behaviour (p = 0,0001) and also significant diferrence of mean age in picky eater (p = 0,014). Picky eating behaviour often occurs in early childhood who have pressure to eat and have family with picky eating behaviour."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzakiyyah Alya Yusriyah
"Penggunaan gadget setiap tahunnya semakin meningkat. Remaja sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan gadget dan internet sehingga menjadi kelompok yang paling berisiko teradiksi gadget. Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah risiko adiksi tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan risiko adiksi gadget pada remaja. Metode penelitian yang digunakan cross sectional dengan teknik purposive sampling dan jumlah responden sebanyak 567 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) dan Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS). Hasil penelitian menunjukkan 47,3% remaja mendapatkan dukungan sosial orang tua yang rendah dan 53,3% remaja memiliki risiko tinggi teradiksi gadget. Hasil uji chi square menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan risiko adiksi gadget (p = 0,0001). Penelitian ini memiliki nilai OR = 3,36, artinya remaja yang mendapatkan dukungan sosial orang tua tinggi 3,36 kali berisiko rendah teradiksi gadget. Perawat dan pihak sekolah diharapkan dapat melakukan edukasi kepada remaja dan orang tua untuk memanfaatkan gadget secara bijak dan meminimalisir adiksinya.

The use of gadgets every year is increasing. Teenagers as the age group who use gadgets and the internet the most so they are the group most at risk of being addicted to gadgets. Parents have an important role in preventing the risk of addiction. This study was conducted to determine the relationship between parental social support and the risk of gadget addiction in adolescents. The research method used was cross sectional with purposive sampling technique and the number of respondents was 567 students. The instruments used are Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) and Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS). The results showed that 47.3% of adolescents had low parental social support and 53.3% of adolescents had a high risk of being addicted to gadgets. The results of the chi square test stated that there was a relationship between parental social support and the risk of gadget addiction (p = 0.0001). This study has an OR value of 3.36, meaning that adolescents who get high parental social support 3.36 times have a low risk of being addicted to gadgets. Nurses and schools are expected to be able to educate teenagers and parents to use gadgets wisely and minimize their addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmelya Dini Nurjannah
"Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan sering terjadi pada anak usia prasekolah dan hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Picky eating dapat menyebabkan kekhawatiran tentang komposisi nutrisi dari makanan dan berbagai dampak kesehatan yang merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara praktik pemberian makan oleh orang tua terhadap kejadian picky eating pada anak usia prasekolah di Indonesia. Desain penelitian ini adalah desain cross sectional dan menggunakan instrumen Child Feeding Questionnaire (CFQ) serta Child Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ). Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 457 responden yang dipilih dengan teknik multistage cluster sampling di 10 Provinsi di Indonesia yaitu Provinsi D.K.I Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 37,4% anak berperilaku picky eating. Uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara praktik tekanan untuk makan (p<0,001), pembatasan makanan (p<0,001), dan kontrol makan anak (p=0,004) dengan kejadian picky eating. Untuk mencegah perilaku picky eating pada anak, orang tua perlu melakukan pengenalan berbagai jenis makanan kepada anak tanpa tekanan atau paksaan, meluangkan waktu makan bersama, memberikan contoh perilaku makan yang baik, dan melibatkan anak dalam persiapan makanan.

Picky eating behavior often occurs in preschoolers and this may caused by many factors. Picky eating may cause concern about the nutritional composition of foods and various adverse health effects. This study aims to identify the relationship between parental feeding practices and the incidence of picky eating in preschool- aged children in Indonesia. The design of this study is a cross sectional design and used Child Feeding Questionnaire (CFQ) and Child Eating Behavior Questionnaire (CEBQ). This research was conducted by involving 457 respondents who were selected using a multistage cluster sampling technique in 10 provinces in Indonesia, namely D.K.I Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, and Sulawesi Selatan. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis (Chi Square test). The results showed that there were 37.4% children with picky eating behavior. Bivariate test showed that there was a significant relationship between the practice of pressure to eat (p<0.001), food restriction (p<0.001), and food monitoring (p=0.004) with the incidence of picky eating. To prevent picky eating behavior in children, parents need to introduce various types of food to their children without pressure or coercion, spend time eating together, provide a good examples of eating behavior, and involve children in food preparation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rufiah Aulia Rasyidah
"Latar belakang: Anak berusia 2-6 tahun berada pada fase terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan otak mereka, sehingga penting untuk memastikan kebutuhan gizi anak tercukupi. Anak dengan perilaku picky eating cenderung menolak makanan baru atau asing dan selektif terhadap makanan, menyebabkan terbatasnya jumlah dan variasi asupan makan anak. Hal ini memunculkan kemungkinan tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak, yang dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara perilaku picky eating dengan status gizi pada anak.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. 64 subjek merupakan anak berusia 2-6 tahun di wilayah Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Penggolongan anak sebagai picky eating atau tidak picky eating didapatkan melalui kuesioner Child Eating Behaviour. Status gizi diukur berdasarkan z-skor berat badan per tinggi badan. Data dianalisis menggunakan Uji Fisher (p<0,05).
Hasil: Persentase anak picky eating pada populasi anak di wilayah Jakarta adalah 46,9%. Rata-rata skor food fussiness yang digunakan sebagai cut-off adalah 2,75. Prevalensi perilaku picky eating tertinggi di usia 3 tahun sampai usia 4 tahun dengan 4 tahun sebagai puncak (58%). Sebagian besar status gizi subjek populasi adalah normal (90,6%). Terdapat perbedaan proporsi status gizi antara picky eating dan tidak, anak dengan status gizi kurang lebih banyak ditemukan pada anak yang pilih-pilih makanan (6,7% pada kelompok picky eating dan 2,9% pada yang tidak), namun tidak bermakna secara statistik (p>0,05).
Simpulan: Tidak ada hubungan perilaku picky eating dengan status gizi pada anak berusia 2-6 tahun.

Background: Children aged 2-6 years are in the best phase for growth and development of their physical and brain, so it is important to ensure that children's nutritional needs are fulfilled. Children with picky eating tend to refuse new or unfamiliar foods and are selective about food, causing limitation of the quantity and variety of children's food intake. This raises possibility that the child's nutritional needs are not fulfilled, which can cause disruption to the child's growth and development.
Aim: To determine the relationship between picky eating behavior and nutritional status in children aged 2-6 Years Old in Jakarta in 2020.
Methods: This study used a cross sectional design. 64 subjects were children aged 2-6 years in the Jakarta area who met the inclusion criteria. The classification of children as picky eating or not picky eating is obtained through the Child Eating Behavior Questionnaire. Nutritional status was measured based on weight per height z-score. Data were analyzed using Fisher's Test (p<0,05).
Results: The percentage of picky eatings in the child population in DKI Jakarta is 46.9%. The mean food fussiness score which were used as the cut-off was 2.75. The highest prevalence of picky eating behavior occurs at the age of 3 to 4 years with the peak at 4 years (58%). Most of the population has normal nutritional status (90.6%). There is a difference in the proportion of nutritional status between childrens who were picky and those who do not. Children with poor nutritional status are more often found in children who are picky eatings. However, statistics showed that there is no relationship between picky eating behavior and nutritional status (p>0,05).
Conclusion: There is no relationship between picky eating behavior and nutritional status in children aged 2-6 years.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>