Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desti Ayu Setia Hidayati
"Kejadian bencana alam di Indonesia meningkat akibat krisis perubahan iklim, dan berdampak pada hilangnya tempat tinggal serta modal penghidupan para korban. Sebagai upaya mengurangi risiko bencana, hunian berteknologi RISHA menjadi solusi Pemerintah bagi korban yang direlokasi. Kurangnya pertimbangan terhadap sumber penghidupan masyarakat mengakibatkan timbulnya masalah baru, seperti fenomena housing adjustment, yang juga mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap kondisi rumah. Sampai saat ini, evaluasi kepuasan penghuni terhadap hunian RISHA belum dilakukan secara empiris, sehingga dikhawatirkan dapat luput melihat kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Studi ini bertujuan untuk menilai tingkat kepuasan penghuni terhadap hunian RISHA pasca bencana dan mengidentifikasi adaptasi merumah pada hunian tersebut dikaitkan dengan strategi memperbaiki modal penghidupan. Metode kuantitatif melalui survei angket kepuasan terhadap 232 penghuni menghasilkan penilaian kepuasan hunian pada skor 69,70% (cukup puas), sementara metode kualitatif melalui observasi serta wawancara mendalam menyimpulkan bahwa housing adjustment menjadi strategi penghuni untuk mengatasi housing deficit dan juga membangun kembali modal penghidupan. Temuan ini dapat menjadi pertimbangan dalam mengkaji kembali kebijakan penyediaan hunian pasca bencana dan statusnya sebagai aset hibah bagi masyarakat. Housing adjustment pada hunian RISHA selayaknya tidak dinilai sebagai hal negatif, namun justru perlu mendapatkan pendampingan dan dukungan dari pemerintah sebagai bagian dari upaya pemulihan kondisi korban pasca direlokasi.

Natural disasters in Indonesia are increasing and have impacts on the loss of housing and livelihood for the victims. As an effort for future disaster risk reduction, RISHA housing technology is the Government's solution for resettlement. The lack of consideration of post-disaster livelihood in the resettlement programs has resulted in the emergence of the housing adjustment phenomenon, which also indicates housing deficit. Until now, evaluation of resident’s satisfaction toward RISHA housing in Indonesia has not been carried out empirically, so it might fail to see the real needs of the community. This study aims to assess the level of satisfaction of RISHA housing and identify their housing adjustment in it, linked to strategies for improving livelihood. A questionnaire survey of 232 respondents resulted in a satisfaction level of 69.70% (moderate), while through observation and in-depth interviews it concluded that housing adjustment is strategies for residents to overcome housing deficit and rebuild livelihood. These findings could be considered in reviewing post-disaster housing provision policies and their status as grant assets for the victims. Housing adjustment in RISHA requires Government’s assistance and support as part of efforts to restore the community's livelihood after resettlement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krinitzsky, Ellis L.
New York : John Wiley & Sons, 1993
624.176 KRI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ihsan
"Sejak terjadinya gempa besar yang terjadi pada 26 Desember 2004 di Provinsi Nangro Aceh Darusalam (NAD) menyadarkan banyak pihak bahwa daerah Indonesia bagian selatan yang termasuk kedalam jalur gempa merupakan daerah rawan gempa. Pulau Sumatra merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia karena terdapatnya pertemuan dua lempengan benua. Di Pulau Sumatra masih banyak Rumah Tradisional baik yang difungsikan sebagai tempat tinggal maupun sebagai Rumah Adat yang mempunyai nilai budaya dan historis dan seringkali berfungsi sebagi balai pertemuan masyarakat. Sebagian besar Rumah Tradisional di daerah Sumatra berupa rumah panggung dengan tiang-tiang yang besar dengan matrial dari kayu, hal ini disebabkan masih banyak dan mudahnya untuk mendapatkan material kayu.
Para leluhur juga telah banyak belajar dengan kejadian alam yang pernah mereka alami sehingga mereka dapat membuat struktur tahan gempa dan jika terjadi gempa besar Rumah Tradisional masih dapat berdiri kokoh. Pada makalah ini struktur Rumah Tradisional Sumatra dimodelisasi dengan mengguakan program komputer dan dianalisa dinamik dari strukturnya. Hasil analisa mengungkapkan rahasia struktur tahan gempa Rumah Tradisional Sumatra dari teknologi tradisional nenek moyang.

Since the huge earthquake happened at December 26th 2004 in Aceh made people reliazed that South Indonesia are in earthquake belt and unsave place to living in. In Sumatra island, there are some traditional house that function as residential places and also for custom houses that has cultural and historical value. Sumatra's traditional house is a level house with big wood columns. This structure makes the house resistance to earthquake.
The ancients had learned from the nature fenomenon, so that they could made the resistance earthquake structure. In this paper, the structure of Sumatra's traditional house modelized with computer program dynamic analysis. The analysis will result the secret of ancient traditional house technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50567
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Tsabitah
"Bangunan Kura dari Jepang, seperti bangunan vernakular pada umumnya, memiliki rekam jejak performa yang baik dalam ketahanan terhadap gempa. Selain itu, bangunan Kura juga memiliki kelebihan tahan api, yang merupakan salah satu aspek penting dari bangunan tahan gempa. Namun, bangunan vernakular tidak dibangun oleh ahli bangunan dan belum teruji ketahanan gempanya dibanding kemajuan teknologi anti gempa sekarang, sehingga istilah bangunan vernakular tahan gempa masih banyak diragukan. Standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini dapat menentukan apakah bangunan Kura dapat dikategorikan bangunan tahan gempa.
Pada penulisan ini, dilakukan pembahasan mengenai ketahanan gempa bangunan Kura dengan mengkomparasi aspek-aspek bangunan Kura dengan poin-poin penilaian yang disusun dari beberapa standar bangunan tahan gempa. Standar yang digunakan adalah standar bangunan tahan gempa untuk bangunan dengan sistem struktur yang relevan dengan bangunan Kura yaitu struktur frame kayu dengan konstruksi dinding lumpur, serta standar bangunan tahan gempa untuk bangunan non-engineered, karena bangunan vernakular termasuk dalam kelompok bangunan ini yaitu bangunan yang tidak dibangun oleh ahli bangunan.
Penulisan ini menggunakan metode kuantitatif dan penulisan deskriptif. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa bangunan Kura memenuhi sebagian besar poin-poin standar bangunan tahan gempa, sehingga bangunan Kura dapat dikategorikan sebagai bangunan tahan gempa menurut standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini.

Kura building from Japan, like other vernacular buildings in general, has good records of performance on its resistance against an earthquake. In addition, the Kura also has fire retardant advantage which is an important aspect of earthquake-resistant building. However, vernacular buildings were not built by engineer and had not been tested on their earthquake-resistance compared with current earthquake-resistant technology advances, so the term ?earthquake-resistant vernacular buildings? is still largely doubted. Current earthquake-resistant building codes can determine whether the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building.
This thesis discussed about Kura's earthquake-resistance by comparing the building aspects with assessment points compiled from several earthquake-resistant building codes. The standards used were earthquake-resistant building codes for buildings with structural system that are relevant to the Kura, which is wooden frame structure with earthen walls construction, and also earthquake-resistant building codes for non-engineered buildings, since vernacular buildings are included in non-engineered buildings which is buildings that were not built by engineer.
This thesis used quantitative method and descriptive writing. Result of the analysis showed that the Kura met most of the standards, that way the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building according to earthquake-resistant building codes applied in the present.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nugraha Hafiiz
"Sistem struktur Special Moment Resisting Frame (SMRF) beton bertulang umum diterapkan karena komponennya lebih sederhana dan memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang cukup besar melalui mekanisme pembentukan sendi plastis. Namun, karena beban lateral (beban angin dan beban gempa) ditahan dengan mengandalkan kekuatan dan kekakuan portal utama, dibutuhkan dimensi struktur yang besar sehingga kurang ekonomis. Untuk meningkatkan kekakuan lateral struktur dan memperkecil dimensi portal utama struktur, SMRF kemudian dilengkapi pengaku berupa bresing konsentris. Namun, bresing pada Concentric Braced Frame (CBF) hanya mampu mencapai kondisi plastis pada pembebanan tank dan akan mengalami kegagalan tekuk pada pembebanan tekan. Kegagalan ini menyebabkan buruknya disipasi energi gempa dan menjadi pemicu keruntuhan struktur karena menurunnya kekakuan struktur secara tiba-tiba. Buckling-Restrained Braces (BRB) yang terdiri atas baja inti yang diselimuti casing baja berisi beton mampu mencapai kondisi plastis baik akibat tarik maupun tekan. Hal ini memungkinkan struktur memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang besar. Terpisahnya bresing -tempat terbentuknya sendi plastis- dari struktur utama memberikan fleksibilitas dalam perbaikan akibat gempa sedang/besar. Selain itu, BRB juga dapat ditambahkan pada gedung existing untuk meningkatkan kinerjanya (retrofit) terhadap beban gempa.
Studi ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas penggunaan BRB pada struktur gedung beton bertulang dengan cara membandingkan kinerja SMRF dan BRBF yang didesain sesuai ketentuan perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung di Jakarta. Struktur yang dianalisis adalah struktur portal geser dua dimensi ekivalen dengan variasi 5,10, dan 20 tingkat. Berdasarkan hasil studi, penggunaan elemen BRB dapat dinilai efektif dalam mereduksi massa struktur, mereduksi periods alami fundamental, serta mereduksi simpangan puncak dan drift antartingkat. BRB juga efektif dalam meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa besar yang melampaui kekuatan gempa rencana. Namun demikian, elemen BRB kurang efektif dalam menyediakan kapasitas disipasi energi gempa yang besar akibat beban gempa rencana. Elemen ini belum dapat berperilaku plastis seperti yang diharapkan sehingga pada kondisi ini disipasi energi gempa justru lebih dominan dihasilkan oleh redaman modal. Elemen BRB baru dapat dinilai efektif dalam mendisipasi energi gempa pada kondisi gempa besar.

Reinforced concrete Special Moment Resisting Frame (SMRF) is commonly used because the components are simpler and it can provide big capacity of seismic energy dissipation trough plastic hinge formation. However, because the lateral loads are supported by relying on primary frame's strength and stiffness, large dimension of structure is required and it makes the structure less economical. In order to increase lateral stiffness and to reduce dimension of the primary frame, SMRF then equipped with concentric braces. But, the conventional concentric brace is only capable to achieve plastic 'condition in tension loading and it will be buckled in compression loading. This failure causes poor seismic energy dissipation and trigger structure collapse caused by sudden stiffness degradation. Buckling-Restrained Brace (BRB) which consists of steel core covered by concrete-filled steel tube is able to achieve plastic condition either in tension or in compression loading. This enables structure to have bigger capacity of seismic energy dissipation. BRB -where plastic hinge is formed- is separated from the primary structural frame, there for it gives more flexibility in repairs due to severe earthquake. Beside that, this element also can be applied in existing structure in order to gain better seismic performances.
This study evaluated the effectiveness of BRB in reinforced concrete building structure by comparing seismic performances of SMRF and BRBF which were seismically designed in Jakarta. The structures analyzed were two dimensional shear frames with 5,10, and 20 stories. Based on the results, BRB application is effective in reducing structure mass, reducing fundamental natural period, and reducing roof displacement and interstory drift. BRB is also effective in increasing structure's endurance concerning earthquake exceed seismic design. Nevertheless, BRB element is less effective in providing a great portion of seismic energy dissipation caused by designed earthquake. This element has not been able yet to have plastic behavior as expected, so in this condition modal damping precisely provides dominant seismic energy dissipation. BRB element is just able to provide greater portion of seismic energy dissipation in severe earthquake.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinrizky Arintia
"Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana gema bumi yang tinggi. Banyak kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, seperti kerugian materi dan korban jiwa. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Pada penelitian ini dikaji tentang respon struktur dengan menggunakan base isolation. Untuk mengetahui respon struktur suatu bangunan digunakan persamaan diferensial dari persamaan gerak. Program yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Julia. Perbandingan hasil dari bangunan yang diberi base isolation menunjukan bahwa frekuensi dan kecepatan yang dialami struktur berkurang dibandingkan yang tidak dipasang base isolation. Perubahan tersebut dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang terjadi.

Indonesia is a country with a high level of earthquake disaster. Many losses occur due to earthquakes, such as material losses and fatalities. There are several methods to reduce the impact of damage caused by earthquakes. In this study, the structure response is based on base isolation. To find out the structural response of a building, a differential equation of motion equation is used. The program used is by using Julias programming language. Comparison of results from buildings given base isolation shows that the frequency and speed experienced by the structure is reduced compared to those without base isolation. These changes can reduce the impact caused by the earthquake that occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynell
"Gempa bumi merupakan bencana alam yang dapat menghasilkan bencana besar dan menyebabkan timbulnya kerugian jiwa dan material. Penanganan terhadap bahaya gempa bumi dapat dilakukan apabila dapat diketahui daerah-daerah yang memilki kerentanan terhadap bencana gempa bumi. Identifikasi terhadap daerah yang memiliki kerentanan terhadap bencana gempa bumi, dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan bencana gempa, dimana pada perhitungan, ditentukan variabel yang menyatakan bahaya dan elemen yang terancam akibat dari bahaya tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini, akan dibuat suatu peta Jakarta yang dapat menyatakan daerah-daerah yang rentan terhadap bencana gempa bumi. Pada penelitian ini, variabel bahaya yang digunakan adalah Ground Peak Acceleration (PGA) dan variabel elemen yang terancam akibat bahaya gempa adalah kepadatan penduduk. Peta risiko dibuat dengan melakukan kombinasi antara peta mikrozonasi yang menyatakan PGA dengan peta kepadatan penduduk yang menyatakan jumlah penduduk dalam satu wilayah. Analisa peta dilakukan untuk memastikan peta risiko dapat menyatakan keadaan yang sebenarnya. Diharapkan dengan peta risiko ini, dapat dibuat suatu penanganan terhadap bencana gempa bumi (pre-disaster dan post-disaster) yang dapat secara nyata mengurangi kerugian akibat dari bencana gempa bumi.

Earthquake is a disaster that can bring very dangerous hazards which makes material and life loss, therefore some prediction where bout places that maybe dangerous for earthquake is necessary. Some places could bring more hazard than others, even if they had an earthquake right in the bottom of that place. Identification for places that could bring dangerous hazard from earthquake can be done, some prediction for that matter can be done, using some variables, which contain source of the earthquake and things that become danger because of the earthquake. According to that matter, from this paper, can be made a map of Jakarta that identifies places, which bring dangerous hazard because of earthquake. On this paper, Ground Peak Acceleration used to determine the earthquake and Jakarta?s population as the thing that become danger because of the earthquake. Map of Risks, made by combining ?peta mikrozonasi? for the PGA and ?peta kepadatan penduduk? for the population of Jakarta. Analyze must be done, to determine the accuracy of this research, and can reflect the actual condition on Jakarta. Hopefully, using this ?peta risiko?, can be made scenario of act, to reduce the loss that caused by earthquake."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35098
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Amir
"Pelaksanaan pembangunan gedung-gedung bertingkat banyak merupakan salah satu altematif di dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ruang untuk hunian maupun untuk layanan kegiatan bisnis. Hal ini berkaitan erat dengan keterbatasan lahan yang ada dan sejalan dengan kemajuan teknologi di bidang bahan konstruksi dan rekayasa struktur bangunan.
Di dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat banyak ini, perlu perlu diperhatikan besamya simpangan pada bangunan tinggi akibat gaya-gaya lateral yang belcerja. Simpangan yang terjadi dapat menyebahkan efek P-Delta yang dapat menimbulkan lcetidakstabilan pada struktur bangunan yang telah direncanakan.
Efek P-Delta adalah pembesaran pengaruh gaya al-zsial (P) yang belcerja clalam kolom-kolom akibat membesarnya eksentrisitas gaya-gaya aksial tersebut karena adanya simpangan sejauh delta pada struktun Pembesaran pengaruh ini berupa pertambahan momen pada ujung kolom.
Peraturan gempa yang berlaku di Indonesia yaitu Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (PPKGURG) 1987 memberikan batasan simpangan antar tingkat dan perbandingan antara simpangan antar tingkat dengan ketinggian tingkat yang maksimum dengan maksud untuk membatasi pertambahan momen tersebut.
Di dalam penulisan Skripsi ini akan dianalisa persentase pertambahan mornen dan pertambahan simpangan antar tingkat akibat efek P-Delta karena pengaruh pembebanan gaya lateral gempa yang terjadi pada enam buah model stmlctur portal bertingkat banyak dengan batasan simpangan maksimum yang diber1kan_ Perhitungan yang digunakan adalah analisa dua dimensi dengan metode iterasi dengan menggunakan alat bantu komputer dan perangkat lunak program SAP90 versi 5.4.
Dari hasil perhitungan ini kita dapat melihat apakah pembatasan simpangan lateral ini berpengaruh pada pendimensian kolom dan dapat disimpulkan apakah efek P-delta harus diperhitungkan di dalam perencanaan struktur gedung beningkat banyak mengacu pada hasil yang didapat dari empat buah model tersebut sebagai masukan untuk penyempurnaan peraturan gempa yang berlaku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Earthquake engineering is the ultimate challenge for structural engineers. Even if natural phenomena involve great uncertainties, structural engineers need to design buildings, bridges, and dams capable of resisting the destructive forces produced by them. These disasters have created a new awareness about the disaster preparedness and mitigation. Before a building, utility system, or transportation structure is built, engineers spend a great deal of time analyzing those structures to make sure they will perform reliably under seismic and other loads. The purpose of this book is to provide structural engineers with tools and information to improve current building and bridge design and construction practices and enhance their sustainability during and after seismic events. In this book, Khan explains the latest theory, design applications and code provisions. Earthquake-resistant structures features seismic design and retrofitting techniques for low and high raise buildings, single and multi-span bridges, dams and nuclear facilities. The author also compares and contrasts various seismic resistant techniques in USA, Russia, Japan, Turkey, India, China, New Zealand, and Pakistan.
"
Oxford, UK: Butterworth-Heinemann, 2013
e20426965
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Khairil Sube
"Sejak dimulainya peradaban diatas muka bumi ini manusia sebagai mahluk yang dikaruniai akal dan pikiran terus-menerus berusaha menemukan cara-cara baru untuk bertahan hidup, berusaha menciptakan cara-cara baru yang dapat mempermudah kehidupan mereka dan berusaha menjawab segala macam tantangan alam, baik itu berupa cuaca, keadaan tanah, maupun bencana alam yang kerap menimpa mereka. Untuk melindungi tubuhnya dari panas dan dingin manusia membuat pakaian, untuk menghindari derasnya hujan dan teriknya matahari manusia membuat naungan. Untuk menyuburkan tanaman manusia membuat pupuk, saat hama menyerang tanaman manusia mulai menciptakan obat-obatan anti hama.
Sebagai mahluk yang selalu belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya manusia juga menemukan cara-cara untuk menghadapi bencana alam yang terjadi. Ketika banjir mengancam manusia membuat bendungan untuk mencegah banjir melanda lingkungan mereka. Ketika angin topan menyerang manusia berlindung didalam bunker-bunker yang telah mereka buat. Didaerah-daerah yang rawan gempa manusia membuat bangunan-bangunan yang dapat mengurangi risiko yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Memang tidak ada cara yang sempurna di dunia ini dalam menghadapi tantangan alam, yang terbaik yang dapat dilakukan adalah mengurangi risiko dari tantangan tersebut semaksimal mungkin dan mencoba mencari cara yang lebih baik lagi, terus dan terus.
Bicara mengenai bencana alam, gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang belakangan ini cukup populer dibicarakan dimedia massa, selain karena kasusnya yang cukup banyak terjadi dan menelan korban dan kerugian yang cukup banyak baik oleh bencana gempa itu sendiri maupun oleh bencana susulan yang terjadi sesudahnya, dan memang jika berbicara tentang gempa maka tidak akan pernah ada habisnya, mulai dari teknologi-teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi kerugian akibat gempa sampai tentang sejarah bencana gempa bumi yang pernah terjadi di dunia dan membawa dampak yang cukup besar pada masa selanjutnya. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>