Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najwati Sholihah
"Pencahayaan pada bangunan sekolah menjadi salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi kinerja akademik siswa di sekolah yaitu kualitas pencahayaan di sekolah memiliki dampak yang signifikan terhadap konsentrasi belajar peserta didik. Kualitas yang buruk pada sistem pencahayaan dapat mempengaruhi efektivitas dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat menimbulkan masalah penglihatan bagi siswa yang dapat mengurangi konsentrasi dalam kegiatan akademik. Untuk meningkatkan efektivitas kinerja akademik siswa, diperlukan tingkat pencahayaan yang optimal untuk keamanan dan kenyamanan secara visual dengan mengatur intensitas cahaya yang ada di gedung SMAN 3 Depok. Dalam rangka meningkatkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem pencahayaan di gedung SMAN 3 Depok terutama untuk memenuhi tingkat pencahayaan (lux) sesuai dengan standar SNI 03-6575-2001 dan SNI 6197-2011 mengenai daya maksimum sistem pencahayaan pada ruangan. Evaluasi sistem pencahayaan dilakukan dengan dua tahap yaitu audit pengukuran dan rekomendasi perbaikan dengan simulasi skenario penggantian sistem pencahayaan menggunakan perangkat lunak DIALuxEvo. Simulasi skenario penggantian sistem pencahayaan dilakukan sebanyak 3 jenis skenario. Skenario Pertama adalah skenario penggantian lampu tanpa mengubah rumah lampu dan titik lampu eksisting. Skenario Kedua adalah skenario penggantian lampu tanpa mengubah titik lampu eksisting. Skenario Ketiga adalah skenario penggantian lampu dengan mengubah titik lampu eksisting. Berdasarkan analisis dari teknis kinerja pencahayaan dan analisis ekonomi, Skenario Kedua menjadi skenario yang paling optimal untuk diimplementasikan.

The lighting in school buildings is one of the important aspects that can affect student’s academic performance. The quality of lighting in schools has a significant impact on student’s learning concentration. Poor lighting systems can affect the effectiveness of teaching and learning activities in schools, leading to vision problems for students and reducing academic concentration. To improve students' academic performance, optimal lighting levels are required for visual safety and comfort by adjusting the light intensity in the SMAN 3 Depok building. In order to enhance this aspect, this research was conducted to evaluate the lighting system in the SMAN 3 Depok building, especially to meet the lighting levels (lux) according to the standards of SNI 03-6575-2001 and SNI 6197-2011 regarding the maximum power of lighting systems in rooms. The evaluation of the lighting system is carried out in two stages: measurement audit and recommendations for improvements using DIALuxEvo software simulation of lighting system replacement scenarios. Three types of replacement scenarios are simulated. The first scenario is the replacement of lamps without changing the lamp housing and existing lamp points. The second scenario is the replacement of lamps without changing the existing lamp points. The third scenario is the replacement of lamps by changing the existing lamp points. Based on the analysis of lighting technical performance and economic analysis, the second scenario is identified as the most optimal scenario for implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Juan Petrus
"Iluminasi cahaya atau tingkat pencahayaan pada suatu ruangan merupakan salah satu hal yang penting untuk mendukung manusia melakukan aktivitasnya. Iluminasi cahaya yang baik dapat mempermudah penglihatan manusia untuk melihat objek pada ruangan dan menjaga kesehatan mata manusia. Skripsi ini membahas tentang evaluasi sistem pencahayaan ruangan gedung Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Universitas Indonesia. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran kuantitatif melalui alat ukur lux meter. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai iluminasi cahaya aktual pada ruangan gedung Pusgiwa. Pengukuran yang dilakukan mengikuti standar SNI 7062:2019/Ralat1:2020. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi iluminasi cahaya, densitas cahaya, efikasi cahaya, dan konsumsi energi listrik sistem pencahayaan pada ruangan. Evaluasi terhadap densitas cahaya pada ruangan bertujuan untuk menilai penggunaan daya lampu untuk ruangan yang digunakan sehingga daya yang digunakan tidak berlebihan. Evaluasi terhadap efikasi cahaya bertujuan untuk menilai seberapa efisien sistem pencahayaan yang digunakan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan data aktual pengukuran dengan nilai standar yang berlaku pada SNI 6197:2020. Apabila nilai iluminasi cahaya hasil pengukuran belum memenuhi standar, maka sistem pencahayaan baru dirancang untuk memenuhi nilai standar iluminasi cahaya. Perancangan sistem pencahayaan baru dilakukan dengan simulasi melalui perangkat lunak DIALux Evo.

Lighting illumination or lighting level in a room is one important aspect to support humans' activities. Good lighting can support humans' sight to see objects in a room and maintain human's eyes health. This research discusses the evaluation of lighting system on rooms at Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa), Universitas Indonesia. The evaluation was done through quantitative measurement with a lux meter instrument. Measurements were done to obtain actual scores of lighting illumination on rooms at Pusgiwa. The measurement followed SNI standard no. 7062:2019/Ralat1:2020. Evaluations done included lighting illumination evaluation, lighting density, lighting efficacy, and the electrical energy consumption of the lighting system on rooms. Evaluation of lighting density on rooms was aimed to assess usage of lamps which were used on rooms used so that power usage was not excessive. Evaluation of light efficacy was aimed to assess how efficient the lighting system used is. Evaluation was done by comparing actual data of measurements with standardized scores according to SNI 6197:2020. If the measured lighting illumination values ​​do not meet the standard, then a new lighting system is designed to meet the standard light illumination values. The design of a new lighting system was done using simulation through DIALux Evo software.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kusuma Hidayati
"ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penduduk akan mengakibatkan timbulnya permasalahan-permasalahan lingkungan, salah satunya adalah masalah penanganan sampah. Menumpuknya jumlah sampah di TPA mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan maupun sosial. Penelitian ini membahas timbulan dan komposisi sampah di lingkungan SMA di kecamatan Pancoran Mas Depok, metode yang digunakan berupa modifikasi dari SNI 19-3964-1994. Hasil yang didapatkan Presentase daur ulang di SMA Negeri 1 Depok menunjukan bahwa SMA Negeri 1 Depok memiliki presentase sampah daur ulang yang paling besar yaitu sampah gedung sebesar 45% dan sampah kantin sebesar 48%. Sampah gedung SMA Sejahtera 1 Pancoran Mas sebagian besar berpotensi di daur ulang dengan presentase lebih dari 34% sedangkan sampah kantinnya sebagian besar tidak dapat didaur ulang (57%). Sampah di SMA Muhammadiyah 1 Pancoran Mas sebesar 42% dapat didaur ulang dan sampah kantinnya sebesar 65% berpotensi untuk didaur ulang. Selain itu menurut proyeksi yang dilakukan, sebesar 38% sampah yang dihasilkan oleh SMA di Kecamata Pancoran Mas, Depok dapat didaur ulang, dan sebesar 33% berpotensi untuk didaur ulang.

ABSTRACT
Population growth cause many environmental problems, one of the problem is waste management. Solid waste accumulation in the landfill cause many social and health impact. The focus of this study is solid waste generation and composition at Pancoran Mas Subdistrict High School. The methods which being used is modification of SNI 19-3964-1994. The result of this study are waste recycled percentage. SMAN 1 Depok has the highest precentage of waste recycled, waste from building is 45% and waste from canteen is 48%. Most of solid waste from SMA Sejahtera 1 Pancoran Mas building have potential to be recycled mre than 34%. However most of solid waste from canteen can not be recycled (57%). Solid waste from SMA Muhammadiyah 1 Pancoran Mas building that can be recycled is 42% and the solid waste from canteen wich is 65% have potential to be recycled. According to the projection that has been done, shows that 38% of solid waste that generated from SMA in Kecamatan Pancoran Mas can be recycled and 33% have potential to be recycled
"
2015
S60140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayuningtyas
"Sekolah merupakan tempat untuk menambah pengetahuan dengan cara belajar. Lokasi sekolah yang berada di kota besar membuat sekolah tersebut harus menghadapi dan menanggulangi kebisingan karena kebisingan membuat para siswa terganggu dan tidak dapat mendengar apa yang diajarkan oleh guru. Metode pengendalian kebisingan yang dilakukan oleh sekolah adalah dengan menutup celah-celah yang memungkinkan suara masuk. Selain itu kebisingan dapat ditanggulangi dengan cara-cara yang lain seperti mempergunakan pagar dan tanaman di sekeliling sekola namun seringkali tidak optimal hasilnya.
Skripsi ini membahas bagaimana pengendalian kebisingan lingkungan di sekolah menengah dan evaluasinya. Sekolah yang dievaluasi adalah SMPN 115 Jakarta dan SMAN 37 Jakarta yang berada dekat dengan jalur transportasi kota. SMPN 115 mempunyai sumber bising luar berupa jalan raya sedangkan SMAN 37 Jakarta mempunyai bising luar berupa kereta. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur tingkat kebisingan, membandingkan hasil pengukuran dengan standar kebisingan yang diperbolehkan serta menganalisis hasil penelitian secara arsitektural. Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat membantu penanggulangan kebisingan di sekolah.

School is the place to increase knowledge in by learning. School location in the big city makes their school committee have to face and overcome the noise. It's because the noise disturbs students so they can not hear what was taught by the teacher. Noise control methods conducted by the school is to minimized the gaps that allow sound through. In addition, noise can be overcomes by using barriers like fence or trees around the school but they don't work their best.
This thesis discusses how to control noise at the high school environment and its evaluation. The schools that evaluated are SMPN 115 Jakarta and SMAN 37 Jakarta 115 which are close to traffic. SMPN 115 Jakarta has highway traffic as its external noise while highway SMAN 37 Jakarta has the train traffic as external noise. This research was conducted by measuring the noise level, comparing the results with a standard measurement noise which is allowed, and analyzing the results with architectural studies. The results of this study are expected to help control the noise at school.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52276
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsya Yolanda
"Skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan bentuk dukungan sosial bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), faktor yang mendukung serta menghambat dalam pemberian dukungan sosial bagi ABK di SDN Depok Baru 8. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan design studi kasus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa selama menjalani pendidikan di SDN Depok Baru 8, ABK mendaptkan dukungan sosial dari guru, pendamping dan teman sebaya. Bentuk dukungan sosial yang diterima meliputi dukungan sosial emosional, pengharagaan, instrumental, dan informatif. Selain itu terdapat pula faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghamabat dalam pemberian dukungan tersebut

These thesis aims to describe the types of social support to children with special needs, the factors that support and inhibit the provision of social support for children with special needs in SDN Depok Baru 8. This is a qualitative research with study case design.
The results show that during their education in SDN Depok Baru 8, children with special needs get social support from teachers, shadows and peers. Types of social suppory received is emotional social support, esteem, instrumental, and informative. Addition there are alse factors that support and inhibit to the provision of social suppor.
"
Depok: Universitas Indonesia . Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2014
S56332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryni Ayu Widiyawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganilisis guru dan pendidikan karakter sebagai dari Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mengandung unsur pendidikan, pengembangan karakter, wawasan kebangsaan, dan etika. Guru sebagai tokoh sentral dalam pendidikan, selalu berhubungan dengan pembentukan pengembangan karakter. Pendidikan nasional berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Karakter menurut Lickona merupana suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang intiter masuk nilai-nilai dalam tujuan pendidikan nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik kepustakaan, pengamatan, praktik mengajar, dan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru dan pendidikan karakter sejatinya merujuk pada teori struktural fungsional Robert K. Merton sebuah struktur organis yang tak dapat dipisahkan antara anggota dan tubuhnya. Strategi untuk pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui: (1) memberikan model nyata, (2) menanamkan disiplin, (3) membentuk kebiasaan, (4) menciptakan atmosfer model nyata, (5) integrasi dan internalisasi di SMA Negeri 3 Jember.

This study aims to looks at character education which is a part of mental revolution which contains elements of education, character development, nationalism, and ethics. It also look at the teacher, who is the central figure in education and is always associated with the formation of character development. National education which is based on the Law on National Education (No. 20/ 2003) aims to develop the learners' potential and shape their character in order that they become individuals who are devotedly pious to God Almighty, healthy, proficient, knowledgeable, creative, independent, as well as to become responsible and democratic citizens. So that, eventually the learners can contribute to build a dignified civilization and nation. According to Lickona, character education is a deliberate attempt to help a person so as to understand, pay attention, and perform core ethical values, including values in national education. The data of this qualitative research were drawn from library research, observation, practice teaching, and in-depth interviews with related respondents. The results of this study indicate that the relation between teachers and character education refers to the functional structural theory of Robert K. Merton. His theory indicates that members and the body cannot be separated. Strategies to implement character education can be executed through: (I) providing a real model, (2) inculcating discipline, (3) establishing conducive atmosphere, (5) integrating and internalizing."
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yelsi Gusmaini
"Penelitian ini membahas tentang bagaimana sekolah mengimplementasikan model pendidikan inklusi di SDN Depok Baru 8 beserta faktor apa saja yang menjadi pendukung serta penghambat dari implementasi pendidikan bermodel inklusi di SDN Depok Baru 8. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bentuk implementasi pendidikan bermodel inklusi yang dilakukan oleh SDN Depok Baru 8 sehingga bisa disebut sebagai sekolah inklusi. Ada beberapa saran dalam implementasi pendidikan bermodel inklusi di SDN Depok Baru 8, antara lain mengadakan konsultasi bagi orang tua dari guru sekolah, serta mencari pendanaan lain untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

This study discusses how the schools implementing the inclusive education model in SDN Depok Baru 8 along with what factors were the supporters and inhibitors of the implementation of inclusive education in SDN Depok Baru 8. This research was a descriptive qualitative study. The results of the study indicate the form of implementation of new modeled inclusive education carried out by SDN Depok Baru 8 so that it could be referred to as an inclusive school. There are a number of suggestions in the implementation of inclusive education in SDN Depok Baru 8, among others, holding consultations for parents of school teachers, as well as seeking other funding to improve facilities and infrastructure in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudita Bintang Al Hakam
"

Petir merupakan fenomena alami dimana terjadi pelepasan muatan di dalam awan, antara awan dengan awan, atau antara awan dengan bumi. Petir terjadi secara acak dan memiliki energi yang besar. Energi yang besar tersebut dapat membahayakan objek di sekitarnya baik karena sambaran langsung maupun tidak langsung. Dengan begitu diperlukan sistem proteksi petir yang dapat mengalirkan arus petir secara aman ke bumi. Gedung Baru Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Universitas Indonesia merupakan salah satu bangunan tinggi di Universitas Indonesia yang digunakan mahasiswa Universitas Indonesia untuk melakukan kegiatan non-akademis. Karena struktur bangunan yang tinggi dan sering digunakan mahasiswa maka efek sambaran petir pada bangunan akan membahayakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian sistem proteksi petir pada bangunan dengan standar yang ada. Standar yang digunakan adalah SNI 03-7015-2004, IEC 62305, dan NFPA 780. Diperoleh hasil bahwa Gedung Baru Pusgiwa membutuhkan sistem proteksi petir tingkat 1. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem proteksi petir eksternal pada objek masih memiliki ketidaksesuaian dengan standar. Susunan terminal udara belum dapat melindungi seluruh bagian gedung terutama pada bagian tengah menara, tangki air, dan turbin angin. Perlu dilakukan penyusunan ulang agar seluruh bagian bangunan dapat terproteksi. Pada konduktor penyalur di auditorium, terdapat bagian yang hanya memiliki satu ujung. Selain itu, kotak inspeksi pembumian seharusnya tidak tertutup tanah agar dapat dilakukan inspeksi berkala.


Lightning is a natural phenomenon where there is a release of charge within a cloud, between clouds and clouds, or between clouds and the earth. Lightning occurs randomly and has great energy. This large energy can endanger surrounding objects both due to direct and indirect strikes. That way a lightning protection system is needed that can flow lightning currents safely to earth. The New Student Activity Center Building (Pusgiwa) of the University of Indonesia is one of the tall buildings at the University of Indonesia which is used by students of the University of Indonesia to carry out non-academic activities. Because the building structure is high and is often used by students, the effects of lightning strikes on the building will be dangerous. This research was conducted to determine the suitability of the lightning protection system in the building with existing standards. The standards used are SNI 03-7015-2004, IEC 62305, and NFPA 780. The results obtained show that the Pusgiwa requires the 1st level lightning protection system. The evaluation results show that the external lightning protection system on the object still has discrepancies with the standard. The arrangement of air terminals has not been able to protect all parts of the building, especially in the middle of the tower, water tank, and wind turbine. It is necessary to rearrange so that all parts of the building can be protected. At the auditorium, the down conductor only has one end. In addition, the earthing inspection pit should not covered with soil to allow for periodic inspection.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Nur Ramadhan
"

Petir merupakan fenomena alam yang sambarannya dapat terjadi sewaktu-waktu dan tidak dapat dicegah kedatangannya. Sambaran petir memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi manusia dan bangunan tinggi. Terlebih lokasi geografi dari Indonesia menjadikan negara memiliki tingkat curah hujan dan sambaran petir yang tinggi. Oleh karena diperlukan instalasi sistem proteksi petir eksternal yang sesuai standar untuk menjamin kehandalan dari sistem proteksi petir eksternal dalam melindungi manusia dan bangunan dari bahaya sambaran petir. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem proteksi petir eksternal yang telah terpasang pada kawasan pabrik Karawang Plant PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia agar dapat sesuai dengan standar.

Analisis kebutuhan bangunan terhadap proteksi petir eksternal memberikan hasil bahwa lokasi membutuhkan level proteksi kelas I. Kondisi sistem proteksi eksisting menggunakan sistem non konvensional yang diatur pada standar NF C 17-102 dengan jumlah masing-masing 12 ESEAT, 12 konduktor penyalur, dan 12 titik pentanahan. Hasil evaluasi adalah dengan menambah jumlah komponen menjadi 18 ESEAT, 31 konduktor penyalur, dan 25 titik pentanahan. Penulis juga memberikan opsi untuk melakukan evaluasi dengan menggunakan standar konvensional (IEC 62305, SNI 03-7015-2004, NFPA 780) dengan mengganti seluruh ESEAT menjadi 473 terminasi udara batang konduktor, 290 konduktor penyalur, dan 25 titik pentanahan dengan konduktor horizontal mengelelilingi setiap bangunan.


Lightning is a natural phenomenon whose strikes can occur anytime and cannot be prevented. Lightning strikes have a very dangerous impact on humans and tall buildings. Moreover, the geographical location of Indonesia makes the country have a high level of rainfall and lightning strikes. Therefore, it is necessary to install an external lightning protection system that meets the standards to ensure the reliability of the external lightning protection system in protecting people and buildings from the dangers of lightning strikes. Aim of this final project is to evaluate the external lightning protection system that has been installed in the factory area of Karawang Plant PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia so that it complies with the standards.

Analysis of building requirements for external lightning protection shows that the location requires a class I protection level. The condition of the existing protection system uses a non-conventional system regulated by the NF C 17-102 standard with 12 ESEAT each, 12 down conductors, and 12 ground points. The evaluation result is to add the number of components to 18 ESEAT, 31 down conductors, and 25 grounding points. The author also provides an option to evaluate using conventional standards (IEC 62305, SNI 03-7015-2004, NFPA 780) by replacing all ESEAT with 473 air termination conductor rods, 290 down conductors, and 25 grounding points with horizontal conductors surrounding each building.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhyan Seminar Asih
"Fasade bangunan merupakan selubung bangunan yang sangat berpengaruh terhadap kondisi nyaman dan energi pada suatu bangunan. Pada penelitian ini material pelapis pada fasade bangunan mengambil material cat, batu alam, dan keramik. Karena ragam material pelapis pada fasade inilah yang banyak digunakan pada bangunan bertingkat rendah. Ketiga jenis material akan diuji nilaiOTTV pada masing-masing material untuk mengetahui material mana yang mempunyai nilai OTTV tertinggi, sedang dan rendah.
OTTV atau Overall thermal transfer value adalah merupakan satu paket kebijakan dari pemerintah mengenai konservasi energi pada bangunan yang mengatur nilai perpindahan panas pada fasade dinding bangunan. Dalam hal ini nilainya tidak boleh melebihi 45 watt/m². Semakin tinggi nilai OTTV maka semakin besar watt per meter persegi energi yang akan diterima suatu bangunan. Metode yang digunakan adalah testing out dengan pendekatan kuantitatif.
Luasan bukaan mempengaruhi nilai OTTV pada suatu bangunan. Semakin besar bukaan dinding tembus cahaya maka semakin besar beban energi yang dihasilkan suatu bangunan. Ketebalan dinding memperkecil beban energi oleh karena itu penambahan material pelapis dilakukan untuk mengoptimalisasikan konservasi energi pada suatu bangunan dengan memakai software OTTV v2.01didapat batu alam memiliki OTTV baik ( nilai OTTV= 21.70 watt/m²), keramik nilai OTTV sedang (nilai OTTV= 21.33 watt/m²), cat nilai OTTV terendah (nilai OTTV=29.4 watt/m².

Building façade is the cover of a building that strongly influences the comfort and energy inside a building. In this research, coating materials are paints, natural stones, and ceramics since these various coating materials are commonly used for low-rise buildings. Each material was tested/examined for its OTTV value to figure out the one of which has the highest, average and lowest OTTV value.
OTTV or Overall thermal transfer value is the government's policy about energy conservation in buildings to manage the value of energy transfer of a building wall façade. For this extent, the value can't be more than 45 watt/m². the higher OTTV value is, the more watt per meter square will be absorbed by the building. The method used is 'testing out' with quantitative approach.
The width of the openings influences OTTV value of a building. The wider of the transpicuous opening is, the more energy load generated by the building. The thickness of the walls reduces the energy load so that the additional coating materials is to optimize energy conservation in a building by using OTTV v2.01 software. The finding is that natural stones have good OTTV( OTTV value= 21.70 watt/m²), ceramics has average OTTV (OTTV value = 21.33 watt/m²), and paint has the lowest (OTTV value = 29.4 watt/m²).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30041
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>