Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasia Christabel Arif
"Retinopati diabetik merupakan salah satu bentuk komplikasi diabetes melitus yang diekspresikan dengan adanya kerusakan pada pembuluh darah retina mata. Pada tahap awal, retinopati diabetik seringkali tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan gejala yang ringan. Namun, jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Maka dari itu, akses skrining yang terjangkau menjadi esensial untuk mencegah efek jangka panjang dari penyakit ini. Penelitian ini berfokus pada pengembangan sistem deteksi retinopati diabetik berbasis deep learning yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap skrining retinopati diabetik. Model deteksi yang dibuat dalam penelitian ini yaitu model model berbasis Vision Transformer (ViT) B32 yang dibandingkan performanya dengan model convolutional neural network (CNN) berarsitektur DenseNet-121 dan. Model DenseNet-121 yang dilatih menggunakan gambar yang di-pre-process dengan teknik Ben Graham dan datanya di upsample memiliki performa terbaik dibandingkan teknik lainnya yang diteliti penelitian ini. Teknik pre-processing yang menghasilkan model CNN terbaik itu kemudian diimplementasikan pada model ViT untuk dibandingkan. Selain mengungguli model CNN, model ViT juga berhasil mengungguli model state of the art yang ada dengan nilai accuracy, precision, recall, dan f1-score masing-masing senilai 96%. Model ViT ini kemudian diintegrasikan dengan graphical user interface (GUI) untuk memudahkan dokter dalam memanfaatkan model yang diusulkan untuk skrining retinopati diabetik.

Diabetic retinopathy is a complication of diabetes mellitus characterized by damage to the blood vessels of the retina. In its early stages, diabetic retinopathy often does not present symptoms or only causes mild symptoms. However, without proper treatment, diabetic retinopathy can lead to blindness. Therefore, affordable screening access is essential to prevent the long-term effects of this disease. This research focuses on the development of a deep learning-based detection system for diabetic retinopathy, aiming to enhance the accessibility of diabetic retinopathy screening. The detection model developed in this study is based on the Vision Transformer (ViT) B32 model, and its performance is compared with the DenseNet-121 convolutional neural network (CNN) architecture. The DenseNet-121 model, trained using images pre-processed with the Ben Graham technique and upsampled data, showed the best performance compared to other techniques investigated in this study. The pre-processing technique that yielded the best CNN model was then implemented on the ViT model for comparison. In addition to outperforming the CNN model, the ViT model also surpassed the existing state-of-the-art models with an accuracy, precision, recall, and F1-score of 96% each. This ViT model was subsequently integrated with a graphical user interface (GUI) to facilitate doctors in utilizing the proposed model for diabetic retinopathy screening."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bijak Rabbani
"Diabetik retinopati adalah komplikasi dari penyakit diabetes yang dapat mengakibatkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Penyakit ini menjadi tidak dapat disembuhkan jika telah melewati fase tertentu, sehingga diagnosa sedini mungkin menjadi sangat penting. Namun, diagnosa oleh dokter mata memerlukan biaya dan waktu yang cukup besar. Oleh karena itu, telah dilakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi kerja dokter mata dengan bantuan komputer. Deep learning merupakan sebuah metode yang banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu arsitektur deep learning yang memiliki performa terbaik adalah residual network. Metode ini memiliki kelebihan dalam menghindari masalah degradasi akurasi, sehingga memungkinkan penggunaan jaringan yang dalam. Di sisi lain, metode persistent homology juga telah banyak berkembang dan diaplikasikan pada berbagai masalah. Metode ini berfokus pada informasi topologi yang terdapat pada data. Informasi topologi ini berbeda dengan representasi data yang didapatkan dari model residual network. Penelitian ini melakukan analisis terhadap penerapan persistent homology pada kerangka kerja residual network dalam permasalahan klasifikasi diabetik retinopati. Dalam studi ini, dilakukan eksperimen berkaitan dengan informasi topologi dan proses pengolahannya. Informasi topologi ini direpresentasikan dengan betti curve atau persistence image. Sementara itu, pada proses pengolahannya dilakukan ujicoba pada kanal citra, metode normalisasi, dan layer tambahan. Hasil eksperimen yang telah dilakukan adalah penerapan persistent homology pada kerangka kerja residual network dapat meningkatkan hasil klasifikasi penyakit diabetik retinopati. Selain itu, penggunaan betti curve dari kanal merah sebuah citra sebagai representasi informasi topologi memberikan hasil terbaik dengan skor kappa 0.829 pada data test.

Diabetic retinopathy is a complication of diabetes which can result in visual disturbance and even blindness. This disease becomes incurable after reaching certain phases, thus immidiate diagnosis is highly important. However, diagnosis by a professional ophthalmologist requires a great amount of time and cost. Therefore, efforts to increase the work efficiency of ophthalmologists using computer system has been done. Deep learning is a method that widely used to solve this particular problem. Residual network is one of deep learning architecture which has the best performance. The main advantage of residual network is its ability to prevent accuracy degradation, thus enabling the model to go deeper. On the other hand, persistent homology is also rapidly developing and applied in various fields. This method focus on the topological information of the data. This information are different with the data representation that extracted by neural network model. This study analyze the incorporation of persistent homology to residual networks framework for diabetic retinopati classification. In this study, experiments regarding about topological information and its process were carried out. The topological information is represented as betti curve or persistence image. Meanwhile, the experiments are analyzing the impact of image colour channel, normalization method, and additional layer. According to the experiments, application of persistent homology on residual network framework could improve the outcome of diabetic retinopathy classification. Moreover, the application of betti curve from the red channel as a representation of topological information has the best outcome with kappa score of 0.829."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajar Indah Fitriasari
"Pencitraan 'X-ray' dapat digunakan sebagai alternatif penunjang diagnostik klinis untuk mendeteksi penyakit COVID-19 pada paru-paru pasien. 'Machine learning' atau 'Deep Learning' akan disematkan pada 'computer-aided-diagnosis' (CAD) untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam menangani permasalahan membedakan COVID-19 dengan penyakit lain yang memiliki karakteristik yang serupa. Beberapa sistem kecerdasan buatan berbasis 'Convolutional Neural Network' (CNN) pada penelitian sebelumnya, memiliki akurasi yang menjanjikan dalam mendeteksi COVID-19 menggunakan citra 'X-ray' rongga dada. Dalam penelitian ini, dikembangkan 'classifier' berbasis CNN dengan teknik 'transfer learning', yakni memanfaatkan model CNN pra-terlatih dari ImageNet bernama Xception dan ResNet50V2 yang dikombinasikan agar sistem menjadi lebih akurat dalam kemampuan ekstraksi fitur untuk mendeteksi COVID-19 melalui citra 'X-ray' rongga dada. 'Classifier' yang dikembangkan terdiri dari 2 jenis, yakni 'classifier' yang disusun secara serial dan paralel. Pengujian dilakukan dalam 2 skenario berbeda. Pada skenario 1, digunakan 'dataset' dan pengaturan parameter yang mengacu pada penelitian sebelumnya, sedangkan skenario 2 dilakukan dengan menambahkan sejumlah citra kedalam 'dataset' baru serta pengaturan parameter yang berbeda untuk memperoleh peningkatan akurasi. Dari pengujian untuk kelas COVID-19 pada skenario 1, diperoleh 'classifier' paralel berhasil menggungguli 'classifier' lain dengan mencapai akurasi rata-rata 93,412% serta memperoleh 'precision', 'recall,' dan 'f1-score' masing – masing mencapai 96.8%, 99.6% dan 98%. Pada skenario 2, 'classifier' paralel mencapai akurasi rata-rata yang lebih tinggi, yakni mencapai 96,678% serta memperoleh 'precision', 'recall,' dan 'f1-score' yang cukup tinggi pula, yakni masing – masing mencapai 98.8%, 99.8% dan 99.4% untuk kelas COVID-19. Adanya penambahan jumlah 'dataset' pada skenario 2 dapat meningkatkan akurasi dari 'classifier' yang dikembangkan. Secara keseluruhan, 'classifier' paralel yang dikembangkan dapat direkomendasikan menjadi alat yang dapat membantu praktisi klinis dan ahli radiologi untuk membantu mereka dalam diagnosis, kuantifikasi, dan tindak lanjut kasus COVID-19.

X-ray imaging can be used as an alternative support clinical diagnostics to detect COVID-19 in the patient's lungs. Machine learning or Deep Learning will be embedded in computer-aided diagnosis (CAD) to increase efficiency and accuracy in dealing with problems distinguishing COVID-19 from other diseases that have similar characteristics. Several artificial intelligence systems based on the Convolutional Neural Network (CNN) in previous studies have promising accuracy in detecting COVID-19 using Chest X-ray images. In this study, a CNN-based classifier with transfer learning techniques was developed, which utilizes a pre-trained CNN model from ImageNet named Xception and ResNet50V2 combined that makes the system powerful using multiple feature extraction capabilities to detect COVID-19 through Chest X-ray images. There are 2 types of classifiers developed, classifiers arranged in serial and parallel. The testing in this study was carried out in two different scenarios. In the scenario 1, the dataset and parameter settings are used referring to previous studies, while the scenario 2 was carried out by adding several images to the new dataset and setting different parameters to obtain increased accuracy. From testing of the COVID-19 class in the scenario 1, the parallel classifier succeeded in outperforming other classifiers by achieving an average accuracy in 93.412% and also obtains precision, recall and f1-score, which reached 96.8%, 99.6%, and 98% respectively. In the scenario 2, the parallel classifier achieved a higher average accuracy of 96.678%, and also obtained quite high precision, recall and f1-score, which reached 98.8%, 99.8% and 99.4% for the COVID-19 class, respectively. The addition of the number of datasets in scenario 2 can increase the accuracy of the developed classifier. Overall, the developed parallel classifier can be recommended as a tool that can help clinical practitioners and radiologists to aid them in diagnosis, quantification, and follow-up of COVID-19 cases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Karnadi Yulvianto
"Retinopati Diabetik adalah salah satu penyakit pada retina disebabkan oleh komplikasi diabetes yang dapat berujung pada kebutaan. Retinopati Diabetik tidak bisa dideteksi langsung secara kasat mata karena tanda-tandanya berada di bagian syaraf retina. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan pendeteksian Retinopati Diabetik dimungkinkan dapat dilakukan dengan melakukan klasifikasi menggunakan data citra retina atau yang biasa disebut sebagai citra fundus.
Dalam penelitian ini diterapkan metode segmentasi citra yaitu Watershed dan Efficient Graph-Based beserta metode klasifikasi yaitu K-Nearest Neighbor dan Support Vector Machine dalam pendeteksian Retinopati Diabetik. Dari hasil implementasi, metode untuk segmentasi Efficient Graph-Based menggunakan data citra fundus dari DIARETDB0 diperoleh nilai akurasi, recall, dan precision lebih tinggi dibandingkan dengan metode segmentasi Watershed.

Diabetic Retinopathy is one of disease on retina because of Diabetic complication that can cause blindness. Diabetic Retinopathy cant detected directly from the eyes because sign of Diabetic Retinopathy itself is in the eyes nerve. From several research that has been done prove that Diabetic Retinopathy can be detected by using retinas image or usually called fundus image.
In this research use segmentation method that is Watershed and Efficient Graph-Based with classification method that is K-Nearest Neighbor and Support Vector Machine for detection of Diabetic Retinopathy. From the implementation result, the Efficient Graph-Based segmentation method using fundus image data from the DIARETDB0 obtained that the accuracy, recall, and precision score is higher than Watershed segmentation method.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sabila Haqqi
"Banyak sekali variabel nonlinear didalam sistem kendali untuk quadcopter sehingga cukup rumit untuk mengendalikan dinamika penerbangan dari wahana ini. Salah satu metode yang digunakan untuk membangun model dinamik quadcopter adalah Deep Learning berbasis Long Short-Term Memory. Metode pembelajaran yang umum digunakan dalam melatih model adalah offline learning, dimana pelatihan dilakukan secara akumulatif berdasarkan dataset yang telah dimiliki. Walaupun offline learning memungkinkan model belajar lebih cepat, metode ini menghasilkan model yang kurang baik untuk wahana yang membutuhkan feedback dengan kompleksitas tinggi. Untuk menangani masalah tersebut akan dikembangkan metode online learning, dimana data diperoleh secara sekuensial dan digunakan untuk memperbarui model di setiap timestep. Akan ditunjukkan bahwa metode online learning dapat memperbaiki model yang diperoleh dari metode offline learning berdasarkan Mean Square Error dari setiap jenis data quadcopter.
..... There are so many nonlinear variables in the control system for the quadcopter so it is quite complicated to control the flight dynamics of this vehicle. One of the methods used to build a dynamic quadcopter model is Deep Learning based on Long Short-Term Memory. The learning method commonly used in training the model is offline learning, where training is carried out accumulatively based on the existing dataset. Although offline learning allows for faster learning models, this method results in poor models for vehicles that require high complexity feedback. To deal with this problem, an online learning method will be developed, where data is obtained sequentially and used to update the model at each time step. It will be shown that the online learning method can improve the model obtained from the offline learning method based on the Mean Square Error of each quadcopter data type."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartina Hiromi Satyanegara
"Serangan MitM ini memiliki dampak yang cukup besar dan dapat membuka jalan untuk serangan selanjutnya, seperti Phishing. Penelitian ini membahas tentang pendekatan metode hybrid deep learning yang dapat membantu pendeteksian serangan MitM secara efektif. Metode hybrid deep learning yang digunakan dalam penelitian ini adalah CNN-MLP dan CNN-LSTM, yaitu merupakan gabungan dari CNN, MLP, dan LSTM. Selain itu, dalam skenario eksperimennya menggunakan berbagai metode feature scaling (StandardScaler, MinMaxScaler, dan MaxAbsScaler) dan tanpa menggunakan metode feature scaling sebelum melakukan pemodelan, yang kemudian akan ditentukan metode hybrid deep learning yang terbaik untuk mendeteksi serangan MitM dengan baik. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kitsune Network Attack Dataset (ARP MitM Ettercap). Hasil dari penelitian ini yaitu metode CNN-MLP dengan 10 epoch menggunakan MaxAbsScaler memiliki nilai accuracy tertinggi, yaitu 99.93%. Pada urutan kedua, CNN-MLP dengan 10 epoch menggunakan StandardScaler memiliki nilai accuracy sebesar 99.89%.

Man in the Middle (MitM) has a sizeable impact because it could make the attackers will do another attacks, such as Phishing. This research is discussing about hybrid deep learning methods-approach on detecting MitM attacks effectively. We were used 2 (two) combinations of the Deep Learning methods (CNN, MLP, and LSTM), which are CNN-MLP and CNN-LSTM. Besides that, in the experiment scenarios, we also used various Feature Scaling methods (StandardScaler, MinMaxScaler, and MaxAbsScaler) and without using any Feature Scaling methods before building the models and will determine the better hybrid Deep Learning methods for detecting MitM attack. Kitsune Network Attack Dataset (ARP MitM Ettercap) is the dataset used in this study. The results of this research proves that CNN-MLP that with 10 epoch using MaxAbsScaler has the highest accuracy rate of 99.93%. In second place, CNN-MLP with 10 epoch using StandardScaler has the accuracy rate of 99.89%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rionaldi Dwipurna Wongsoputra
"Peningkatan jumlah kendaraan beserta pelanggaran lalu lintas setiap tahunnya membuat semakin sulit bagi pihak berwenang untuk mendeteksi dan menindak pelanggaran tersebut. Salah satu pelanggaran yang menantang untuk dideteksi adalah penggunaan plat palsu pada mobil. Implementasi Intelligent Transportation System (ITS) dalam sistem lalu lintas dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendeteksi jenis pelanggaran ini. Beberapa studi sebelumnya telah sukses menerapkan ITS untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan kendaraan menggunakan deep learning, memberikan solusi dalam penanganan pelanggaran lalu lintas. Penerapan teknologi ini dapat memberikan dukungan yang efektif bagi pihak berwenang dalam mengambil tindakan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem deteksi tipe mobil dan plat nomornya. Dalam pendekatan ini, model deep learning YOLO-NAS dan EfficientNet digunakan untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan jenis mobil serta plat nomornya. Sebagai pendukung, model SRGAN digunakan untuk meningkatkan resolusi citra plat mobil. Untuk tujuan mendeteksi penggunaan plat palsu pada kendaraan, maka selanjutnya hasil dari sistem ini dapat diintegrasikan dengan database plat dan jenis kendaraan untuk mendeteksi plat yang palsu. Performa terbaik pada masing-masing model adalah 92% untuk akurasi validasi model EfficientNet dengan menggunakan layer dense sebesar 1024 dan dropout sebesar 0.2, 93% pada nilai mAP dan 1.24 pada nilai validasi loss untuk model YOLO-NAS dengan melakukan training sebanyak 30 epoch, serta nilai PSNR sebesar 19.5 dan nilai validasi loss sebesar 2.8 untuk model SRGAN dengan learning rate generator sebesar 0.001 dan learning rate discriminator sebesar 0.0001. Dibutuhkan pengembangan lebih lanjut pada model ini agar dapat dipakai secara real-time.

The increasing number of vehicles and traffic violations each year makes it increasingly challenging for authorities to detect and address these violations. One of the challenging offenses to detect is the use of fake license plates on cars. The implementation of Intelligent Transportation Systems (ITS) in traffic can significantly contribute to detecting such violations. Several studies have successfully applied ITS for vehicle detection and classification using deep learning, providing a solution for handling traffic violations. The adoption of this technology can effectively support authorities in taking appropriate actions. Based on existing literature, this research aims to develop a system for detecting the type and license plates of vehicles. In this approach, deep learning models, YOLO-NAS, and EfficientNet are used to detect and classify the type of vehicles and their license plates. As a supportive model, SRGAN is utilized to enhance the resolution of license plate images. This research is expected to contribute to improving the effectiveness of traffic violation detection, particularly concerning the use of fake plates on vehicles. Furthermore, the results from this system can be integrated with license plate and vehicle type databases to detect fake plates. The best performance of each model is 92% for the validation accuracy of the EfficientNet model using a dense layer of 1024 and a dropout of 0.2, 93% for the mAP value and 1.24 for the validation loss value for the YOLO-NAS model after training for 30 epochs, and a PSNR value of 19.5 and a validation loss value of 2.8 for the SRGAN model with a generator learning rate of 0.001 and a discriminator learning rate of 0.0001. Further development of this model is needed for real-time application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lunnardo Soekarno Lukias
"

Dalam kehidupan kita sehari-hari umumnya banyak barang yang kita butuhkan dan gunakan dalam rumah tangga kita. Mulai dari bahan pangan, minuman, barang untuk membersihkan rumah, barang untuk mencuci pakaian, kudapan, dan lain sebagainya, Pada masyarakat kini banyak barang keperluan sehari-hari tersebut kita beli dan jumpai di berbagai tempat mulai dari warung di dekat rumah, supermarket, toko sembako, dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini jumlah supermarket dan minimarket mulai menjamur. Pada tahun 2021 jumlah minimarket di Indonesia mencapai 38.323 gerai yang merupakan peningkatan sebanyak 21,7% dibandingkan pada tahun 2017 yakni hanya sebanyak 31.488 gerai saja. Dengan jumlah gerai yang semakin banyak, banyak masyarakat yang semakin banyak menggunakan jasanya untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi bila barang yang dibeli juga cukup banyak sehingga akan sulit untuk mendata barang-barang apa saja yang telah dibeli. Untuk memudahkan hal tersebut, penulis mengajukan sebuah solusi untuk membuat sebuah rancangan sistem yang akan memanfaatkan teknologi Deep Learning untuk mendeteksi tulisan pada struk belanja dari hasil pembelian barang pada minimarket. Hasilnya dari pengujian yang sudah dilakukan pada penelitian ini, masing-masing model Deep Learning memiliki tingkat akurasi mAP50 99,4% dan mAP50:95 72,9% untuk YOLOv5, tingkat akurasi mAP50 99,61% dan mAP50:95 65,19% untuk Faster R-CNN, dan tingkat akurasi mAP50 61,77% dan mAP50:95 98,09% untuk RetinaNet. Dimana YOLOv5 memiliki tingkat akurasi mAP50:95 tertinggi yakni 72,9% dan Faster R-CNN memiliki tingkat akurasi mAP50 tertinggi yakni 99,61%. Dimana pada proses implementasi sistem YOLOv5 dan Faster R-CNN berhasil melakukan proses pengenalan sedangkan RetinaNet gagal untuk melakukannya.


In our daily lives, we generally need and use many items in our households. Starting from food ingredients, drinks, household cleaning items, laundry items, snacks, and so on. Nowadays, many of these daily necessities are bought and found in various places such as small shops near our homes, supermarkets, grocery stores, and so on. Recently, the number of supermarkets and minimarkets has increased. In 2021, the number of minimarkets in Indonesia reached 38,323 branches which is an increase of 21.7% compared to 2017 which was only 31,488 branches. With the increasing number of branches, many people are using their services to obtain their daily necessities. Especially when the purchased items are quite a lot so it will be difficult to record what items have been purchased. To facilitate this matter, the author proposes a solution to create a system design that will utilize Deep Learning technology to detect writing on receipts from purchasing items at minimarkets. The results of testing that have been carried out in this study show that each Deep Learning model has an mAP50 accuracy level of 99.4% and mAP50:95 72.9% for YOLOv5, an mAP50 accuracy level of 99.61% and mAP50:95 65.19% for Faster R-CNN, and an mAP50 accuracy level of 61.77% and mAP50:95 98.09% for RetinaNet. YOLOv5 has the highest mAP50:95 accuracy rate at 72.9%, while Faster R-CNN has the highest mAP50 accuracy rate at 99.61%. Where in the implementation process, YOLOv5 and Faster R-CNN systems were able to perform recognition processes while RetinaNet failed to do so."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Bagus Raka Kesawa
"Kemajuan umat manusia dalam penerbangan modern sangat bergantung pada kemampuan untuk melakukan pemodelan sistem idenifikasi penerbangan dari suatu wahana pernerbangan. Pemodelan suatu sistem identifikasi penerbangan bergantung dengan tingkat kualitas dan kuantitas dari data simulasi yang digunakan untuk mendapatkan pendekatan situasi dan kondisi penerbangan aktual yang seakurat mungkin. Akurasi dan presisi dari data simulasi yang digunakan dalam pemodelan sistem penerbangan akan mempengaruhi hasil algoritma yang digunakan dalam sistem identifikasi. Dalam pencapaian kualitas data tersebut, digunakanlah perangkat lunak X-Plane yang berfungsi sebagai simulator penerbangan ultra-realistis yang menyuplai set data yang memungkinkan pembelajaran mesin dari algoritma berbasis komputer. Data pembelajaran pesawat terbang terdiri dari attitude orientasi pesawat. Data yang diperoleh dari simulator tersebut akan diproseskan menggunakan metode preprocessing, sehingga layak digunakan untuk pelatihan sistem identifikasi. Suatu algoritma artificial neural network diterapkan untuk mengidentifikasi sistem pesawat dengan mempelajari dataset yang disebutkan di atas, yang kemudian akan digunakan dalam pengembangan perancangan sistem kontrol. Algoritma artificial neural network yang dirancang dalam penelitian ini telah menunjukkan keberhasilan dalam sistem identifikasi untuk sistem penerbangan pesawat, dan siap digunakan dalam percobaan dan pengujian sistem kontrol pada pesawat.

Humanitys progress in modern aviation is very dependent on the ability to model the flight identification system of a flight vehicle. Modeling a flight identification system depends on the quality and quantity of simulation data used to get the most accurate representation of the actual flight situation and condition. The accuracy and precision of the simulation data used in the flight system modeling will affect the results of the algorithm used in the identification system. In achieving this data quality, X-Plane software is used which functions as an ultra realistic flight simulator that supplies data sets that enable machine learning from computer based algorithms. Airplane learning data consists of airplane orientation attitude. Data obtained from the simulator will be processed using the preprocessing method, so it is feasible to use for identification system training. An artificial neural network algorithm is applied to identify aircraft systems by studying the dataset mentioned above, which will then be used in the development of control system design. The artificial neural network algorithm designed in this study has shown success in the identification system for aircraft flight systems, and is ready to be used in the testing and testing of control systems on aircraft."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Fajrie Fadlullah
"Skripsi ini membahas mengenai pengembangan Sistem Penilaian Esai Otomatis (SIMPLE-O) yang dirancang dengan menerapkan Regularization pada model MLP(Multilayer Perceptron) untuk penilaian esai Bahasa Jepang. Sistem dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Python. Penilaian otomatis oleh sistem dilakukan dengan cara membandingkan jawaban 43 mahasiswa dan kunci jawaban dari dosen yang telah diproses sebelumnya sedemikian rupa hingga berbentuk token. Jawaban mahasiswa dan dosen akan diproses menggunakan model MLP sehingga menghasilkan vector jawaban yang akhirnya akan dibandingkan menggunakan Manhattan Distance. Dari variasi model pada beberapa skenario yang diuji, model yang memiliki performa terbaik dari segi akurasi dan kekonsistenan tingkat akurasi terjadi pada model MLP yang menggunakan L1 Regularization dengan learning rate optimizer sebesar 0,00001 dan lambda 0,001. Model mendapatkan rata-rata nilai perbedaan antara nilai sistem dengan nilai asli sebesar 22,40% dan standar deviasi 11,54.

This thesis discusses the development of an Automated Essay Scoring System (SIMPLE-O) designed by applying Regularization to the MLP (Multilayer Perceptron) model for Japanese Language essay scoring. System is developed using the Python programming language. Automatic assessment by the system is carried out by comparing the answers of 43 students and the answer keys from lecturers who have been processed previously in such a way that they are in the form of tokens. Student and lecturer answers will be processed using the MLP model, resulting in an answer vector that will eventually be compared using Manhattan Distance. From the model variations on some of the scenarios tested, model that has the best performance in terms of accuracy and consistency occurs in MLP models that use L1 Regularization with a optimizer learning rate of 0.00001 and lambda of 0.001. The model obtains an average value of the difference between the system value and the original value of 22.40% and a standard deviation of 11.54."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>