Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifda Fadhila Rahmah
"Penggunaan media sosial telah dikaitkan dengan beberapa tekanan psikologis, seperti gejala depresi dan kesepian. Namun, penelitian sebelumnya lebih banyak menemukan hubungan antara gejala depresi dan penggunaan media social dan belum menemukan korelasi antara kesepian, gejala depresi dan penggunaan TikTok, sebagai platform aplikasi media social yang banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kesepian, gejala depresi, dan pengunaan TikTok dengan melibatkan 381 responden pengguna TikTok di Australia dan luar negeri. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini direkrut melalui penyebaran informasi melalui sosial media dengan periode survei berlangsung sekitar satu minggu. Hasil menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara kesepian dan gejala depresi dengan konsumsi TikTok. Ini menjelaskan bahwa individu yang mengalami kesepian dan gejala depresi mungkin lebih cenderung menggunakan TikTok. Implikasi dari penelitian ini sangat penting untuk memahami peran platform media sosial tertentu, khususnya TikTok, dalam kaitannya dengan kesehatan mental, terutama bagi mereka yang mengalami kesepian dan gejala depresi.

The usage of social media has been associated with several psychological distress, such as depressive symptoms and loneliness. However, previous research did not find a correlation between loneliness and TikTok consumption and only demonstrated the relation between depressive symptoms and social media usage. This study aimed to examine the relationship between loneliness, depressive symptoms and TikTok consumption by obtaining 381 TikTok user respondents. Participants involved in this research were recruited through online dissemination and the survey period was about a week. The results revealed significant positive correlations between loneliness and depressive symptoms with TikTok consumption. These findings suggest that individuals experiencing loneliness and depressive symptoms may be more inclined to use TikTok. The implications of this research are crucial for understanding the role of specific social media platforms, particularly TikTok, in relation to mental health, especially for those who experience loneliness and depressive symptoms."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Diandra Vienesha
"Penggunaan media sosial menjadi sangat lazim di masyarakat saat ini seiring dengan bangkitnya digitalisasi. Penelitian telah menunjukkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial. Namun, interaksi spesifik antara rasa kesepian, orientasi perbandingan sosial, dan konsumsi TikTok masih belum dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara rasa kesepian dan orientasi perbandingan social dengan konsumsi TikTok. Peserta yang diidentifikasi sebagai pengguna TikTok (N = 381) direkrut melalui survei korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial memiliki hubungan positif dengan konsumsi TikTok yang menunjukkan bahwa pengguna yang merasa lebih kesepian dan memiliki orientasi perbandingan sosial yang tinggi akan cenderung lebih sering mengkonsumsi TikTok. Berdasarkan hasil studi ini disarankan untuk membatasi waktu pemakaian gadget dan memperhatikan jenis konten yang dilihat.

The use of social media has become highly prevalent in today’s society with the rise of digitalization. Past research has shown the effect of social media use on people’s loneliness and social comparison orientation respectively. However, the specific interplay between loneliness, social comparison orientation, and TikTok consumption has yet to be explored. The current study aims to investigate the relationship between loneliness and social comparison orientation with TikTok consumption. Participants who identified as TikTok users (N = 381) were recruited through a correlational survey. Results showed both loneliness and social comparison orientation had a positive relationship with TikTok consumption which suggests its users who are highly lonely and have a high social comparison orientation will tend to have higher consumption of TikTok. Based on the findings of this study, it is suggested to limit one’s screen time and keep mindful of the type of content viewed. Keywords: Loneliness; Social Comparison Orientation; Social Media; TikTok Consumption."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Mumtaz
"Media sosial merupakan bagian penting dalam kehidupan emerging adulthood. Berdasarkan tipe penggunaan media sosial, penggunaan pasif dapat menjadi salah satu faktor penggunaan media sosial bermasalah. Terlebih lagi penggunaan pasif media sosial yang bermasalah dapat memprediksi kualitas tidur yang buruk. Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa penggunaan media sosial bermasalah berhubungan dengan kualitas tidur buruk. Kualitas tidur buruk juga ditemukan sebagai penyebab depresi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh penggunaan media sosial bermasalah pada pengguna pasif media sosial terhadap gejala depresi dengan kualitas tidur sebagai mediator. Tipe penelitian kuantitatif dan metode non-eksperimental diaplikasikan pada penelitian ini. Responden pada penelitian ini merupakan dewasa muda rentang usia 18– 25 tahun, pengguna media sosial, dan berdomisili di Indonesia. Penelitian ini mengimplementasikan metode analisis korelasi Pearson dan uji analisis mediasi. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa kualitas tidur secara signifikan memediasi penggunaan pasif media sosial bermasalah dan gejala depresi (B = 0.332, Z = 4.29, p<0.001).

Social media is an integral part of emerging adulthood. Based on the type of social media usage, passive use can be a factor contributing to problematic social media use. Moreover, problematic passive social media use can predict poor sleep quality. Previous research has found that problematic social media use is associated with poor sleep quality, which is also known to cause depression. This study aims to identify the influence of problematic social media use on passive social media users regarding depressive symptoms, with sleep quality as a mediator. A quantitative research design and non-experimental methods were applied in this study. The respondents were emerging adults aged 18-25 years, social media users residing in Indonesia. This study implemented Pearson correlation analysis and mediation analysis. Based on the analysis results, it was found that sleep quality significantly mediates the relationship between problematic passive social media use and depressive symptoms (B = 0.332, Z = 4.29, p < 0.001)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradhiba Salsyabilla
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami hubungan korelasional antara kesepian dan kecemasan sosial terhadap penggunaan TikTok. Penelitian ini merekrut 381 partisipan dengan rentang usia 17 hingga 78 tahun (217 perempuan, 152 laki-laki, 10 non-biner, 2 lainnya). Pengukuran kesepian dan kecemasan sosial didistribusikan menggunakan survei online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepian berkorelasi positif dengan penggunaan TikTok. Dimana, orang yang tinggi dalam kesepian cenderung menggunakan TikTok lebih sering. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kecemasan sosial dan penggunaan TikTok. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi terapis perilaku dengan klien yang mengalami penggunaan media sosial yang bermasalah. Dalam hal ini, penelitian ini dapat membantu terapis perilaku dalam mengembangkan intervensi terhadap penggunaan media sosial yang bermasalah. Keterbatasan dari penelitian ini kemudian disampaikan diikuti dengan rekomendasi penelitian masa depan.

The aim of the present study is to understand the correlational effect between loneliness and social anxiety on TikTok consumption. A total of 381 participants, aged 17 to 78 years old, were recruited (217 female, 152 male, 10 non-binary, 2 other-identifying). Loneliness and social anxiety measures were assessed using an online survey. Results revealed that loneliness correlates positively with TikTok consumption. In which, people who are high in loneliness tend to consume TikTok more frequently. In addition to that, result revealed that there is no significant positive correlation between social anxiety and TikTok consumption. The current study provides practical implications for behavioural therapists with clients who experience problematic social media use. In which, the present study may help behaviour therapists in generating an intervention on problematic social media usage. Limitations of the current study were later addressed followed with future research recommendations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amino Military Remedika
"TikTok adalah platform tempat pengguna dapat menunjukkan kreativitas mereka, terhubung dengan orang lain, dan menikmati konten yang menghibur dan informatif. Penelitian ini mengeksplorasi potensi hubungan antara penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri. Kami menggunakan survei yang didistribusikan secara luas di lingkungan keluarga dan sosial kepada mahasiswa universitas. Survei ini melibatkan 381 peserta, termasuk 217 perempuan, 152 laki-laki, sepuluh individu non-biner, dan dua lainnya. Peserta akan ditanya tentang penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri mereka. Penggunaan TikTok diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale yang dikembangkan oleh Rosen et al. Body Image Satisfaction Scale yang dikembangkan Alsaker digunakan untuk menilai kepuasan pada tubuh, sedangkan harga diri dinilai menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penemuan menunjukkan bahwa penggunaan TikTok berhubungan dengan penurunan kepuasan pada tubuh dan tingkat harga diri. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan TikTokdapat memengaruhi citra tubuh dan harga diri, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan antara variabel-variabel tersebut.

TikTok is a platform where users can showcase their creativity, connect with others, and enjoy entertaining and informative content. This study explored the potential link between TikTok, body satisfaction, and self-esteem. We used a survey distributed widely within the university cohort’s familial and social circles. This survey included 381 participants, including 217 females, 152 males, 10 non-binary individuals, and two others. Participants were asked about their TikTok use, body satisfaction, and self-esteem. TikTok consumption was gauged using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale developed by Rosen et al. Alsaker’s Body Image Satisfaction Scale was used to assess body satisfaction, while self-esteem was measured using the Rosenberg Self-Esteem Scale. Results indicate that TikTok use is connected to lower body satisfaction and self-esteem levels. These findings suggest that TikTok use may impact body image and self-esteem, but more research is needed to understand the relationship between these variables fully."
Depok: Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Charisse Nathania
"Di era digital ini, sebagian besar aspek kehidupan manusia sangat terbantu dengan berbagai teknologi, termasuk media sosial. Sebagai platform media sosial terkini, TikTok telah menjadi fenomena global dengan salah satu popularitas tertinggi di kalangan pengguna media sosial. Meskipun perkembangan ini memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, namun juga diiringi dengan dampak buruk yang dapat merugikan penggunanya. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk memahami hal ini lebih lanjut. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara konsumsi TikTok dengan materialisme dan kepuasan tubuh. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran survei online terhadap sampel sebanyak 381 peserta. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan linier positif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan materialisme, dan hubungan linier negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan informasi tentang dampak buruk yang mungkin timbul melalui hubungan konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh dan materialisme. Dengan demikian, memberikan individu kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuan ini untuk mencegah dampak buruk yang terjadi pada mereka.

In this digital era, most aspects of human life are greatly assisted by various technologies, including social media. As the most recent social media platform, TikTok has been a global phenomenon with one of the highest popularity among social media users. Although this development offers various advantages for human life, it is also accompanied by detrimental effects that could harm its users. Thus, it is crucial for a deeper study to be conducted to comprehend this matter further. This study investigated the relationship between TikTok consumption with materialism and body satisfaction. The data was gathered through online survey dissemination to a convenience sample of 381 participants from the community. The results showed a significant positive linear relationship between TikTok consumption and materialism and a significant negative linear relationship between TikTok consumption and body satisfaction. The results obtained from this study provide information about the deleterious effect that may come through the relationship of TikTok consumption with body satisfaction and materialism. Thus, providing individuals with an opportunity to utilize this knowledge to prevent pernicious effects from occurring to them."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutaauruk, Natasha Bernadette
"Seiring dengan menjadi fenomena global terbaru, studi ini menyelidiki hubungan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh dan harga diri. Kepuasan tubuh dan harga diri adalah penting untuk dipelajari karena keduanya terkait dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan pola makan. Sebanyak 381 partisipan (M = 29,0, SD = 14,0), dengan rentang usia 17-78 tahun, direkrut melalui teknik convenience sampling. Tiga kuesioner daring berbasis laporan diri didistribusikan secara ketat untuk memperoleh data. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh. Selain itu, terdapat korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan harga diri. Temuan studi ini mendukung hipotesis yang diajukan. Sebagai implikasi, pengguna disarankan untuk menggunakan TikTok dengan menetapkan batas waktu, mengurasi konten positif, dan istirahat secara teratur untuk melakukan aktivitas produktif guna mengurangi dampak negatif terhadap kepuasan tubuh dan harga diri.

s TikTok has become the latest global phenomenon, this study investigates the relationship between TikTok consumption and body satisfaction and self-esteem. Body satisfaction and self-esteem are critical to study due to their established associations with numerous mental health issues, including depression, anxiety, and eating disorders. A total of 381 participants (M = 29.0, SD = 14.0), ranging from 17-78 years, were recruited through convenience sampling. Three self-report online questionnaires were rigorously distributed to obtain the data. The results revealed a significant negative correlation between TikTok consumption and body satisfaction, which supported the proposed hypotheses. As practical implications, users should engage with TikTok mindfully by setting time limits, curating positive content, and taking regular breaks to engage in offline activities to mitigate the negative impacts on body satisfaction and self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Destiani Sugiwan
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan gejala depresi pada remaja di Jakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Friendship Quality Scale FQS, Peer Acceptance Scale PAS dan Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL-25 digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur dukungan sosial teman sebaya melalui penerimaan teman sebaya dan kualitas pertemanan serta mengukur gejala depresi. Partisipan penelitian ini terdiri dari 632 siswa SMA kelas XI di 5 wilayah DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan teman sebaya dengan gejala depresi, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas pertemanan dan gejala depresi. Hasil penelitian mengenai penerimaan teman sebaya sejalan dengan penelitian tahun lalu yang menunjukkan ada hubungan korelasi negatif yang signifikan antara penerimaan teman sebaya dan gejala depresi, yaitu semakin tinggi skor penerimaan teman sebaya, semakin rendah skor depresi dan begitu juga sebaliknya. Namun, hasil penelitian kualitas pertemanan yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas pertemanan dan gejala depresi, tidak sejalan dengan penelitian tahun lalu yang menunjukan korelasi positif yang signifikan antara kualitas pertemanan dengan gejala depresi, yaitu semakin tinggi skor kualitas pertemanan maka semakin tinggi juga skor depresinya. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat prediksi antar variabel di tahun selanjutnya melalui variabel tahun ini.

ABSTRACT<>br>
Abstract This study is a follow up study that aims to see the relationship between peer social support and depression symptom in adolescents in Jakarta. Measuring instrument used in this study are Friendship Quality Scale FQS, Peer Acceptance Scale PAS and Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL 25 used in this study to measure peer social support through peer acceptance and quality friendship and measure depression symptom. The participants of this study consisted of 632 high school students class XI in 5 areas of Jakarta. The results showed there was a significant relationship between peer acceptance with depression symptom, but there was no significant relationship between friendship quality and depression symptom. Results of research on peer acceptance in line with last year 39 s study showed a significant negative correlation relationship between peer acceptance and depression symptom, where the higher the score of peer acceptance the lower the depression score and vice versa. However, the results of friendship quality research showed there are no significant correlation between friendship quality and depression symptom, not in line with last year 39 s study showed a significant positive correlation between friendship quality and depression symptom, where the higher the score of friendship quality the higher the depression score. For that, further research is needed to see prediction between variables in the next year. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Merry Devina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah setiap jenis penggunaan Instagram IG Interaction, IG Browsing, dan IG Broadcasting berhubungan dengan kesepian. Penelitian dilakukan pada 383 laki-laki dan perempuan 16-24 tahun . Variabel jenis-jenis penggunaan Instagram diukur dengan Instagram Activities Scale dari Yang 2016 yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh back translators dan dimodifikasi oleh peneliti. Variabel kesepian diukur dengan UCLA Loneliness Scale Versi 3 dari Russell 1996 yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh back translators dan dimodifikasi oleh peneliti. Hasil uji statistik korelasi menunjukkan IG Interaction memiliki hubungan negatif yang lemah dan signifikan dengan kesepian. IG Browsing dan IG Broadcasting masing-masing memiliki hubungan positif yang signifikan dan lemah dengan kesepian.

This research aims to seek the correlation between each types of Instagram usage IG Interaction, IG Browsing, and IG Broadcasting and loneliness. The research was conducted to 383 males and females 16 24 years old . The frequency of each types of Instagram usage were measured with Instagram Activities Scale from Yang 2016 which has been translated to Indonesian language by back translators and has been modified by researcher. Loneliness was measured with UCLA Loneliness Scale Version 3 from Russell 1996 which has been translated to Indonesian language by back translators and has been modified by researcher. The result shows that IG Interaction has a negative, weak, and significant correlation with loneliness. Both of IG Browsing and IG Broadcasting have a positive, weak, and significant correlation with loneliness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Audinia
"ABSTRAK
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kesepian memiliki hubungan dengan gejala psikotik, tetapi mekanisme hubungan antara dua variabel masih belum banyak dipelajari. Peran skema negatif sebagai mediator diperiksa sementara gejala depresi dikontrol sebagai kovariat. Ada 463 peserta dari sampel masyarakat Indonesia yang mengisi kuesioner yang berisi Asesmen Komunitas terhadap Pengalaman Psikotik (AKPP) untuk menilai gejala psikotik, Skala Kesepian UCLA (ULS-8) untuk mengukur kesepian, Skala Skema Inti Singkat (BCSS) untuk menilai skema negatif, dan Angket Kesehatan Pasien (PHQ-9) untuk mengukur gejala depresi. Melalui analisis mediasi, hasil menunjukkan bahwa skema negatif memediasi hubungan antara kesepian dan gejala psikotik, baik positif (ab = 0,19, p <0,01, CI 95% [0,09, 0,30]), dan negatif (ab = 0,06, p <0,01, 95% CI [0,01, 0,12]). Semakin tinggi tingkat kesendiriannya, skema seseorang akan semakin negatif; semakin negatif skema, semakin tinggi tingkat gejala psikotik baik gejala positif maupun negatif. Selain itu, penelitian ini menjelaskan mekanisme kognitif dalam menerjemahkan efek kesepian menjadi gejala psikotik.

ABSTRACT
Previous studies have shown that loneliness has a relationship with psychotic symptoms, but the mechanism of the relationship between the two variables is still not widely studied. The role of the negative scheme as a mediator is examined while depressive symptoms are controlled as a covariate. There were 463 participants from a sample of Indonesians who filled out a questionnaire containing the Community Assessment of Psychotic Experiences (AKPP) to assess psychotic symptoms, the UCLA Loneliness Scale (ULS-8) to measure loneliness, the Short Core Scheme Scale (BCSS) to assess negative schemes, and Patient Health Questionnaire (PHQ-9) to measure symptoms of depression. Through mediation analysis, the results show that the negative scheme mediates the relationship between loneliness and psychotic symptoms, both positive (ab = 0.19, p <0.01, 95% CI [0.09, 0.30]), and negative (ab = 0.06, p <0.01, 95% CI [0.01, 0.12]). The higher the level of loneliness, one's scheme will be more negative; the more negative the scheme, the higher the level of psychotic symptoms both positive and negative symptoms. In addition, this study explains the cognitive mechanism in translating the effects of loneliness into psychotic symptoms.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>