Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Angelo
"Kebutuhan listrik di kepulauan Indonesia seringkali dipenuhi melalui transmisi antarpulau, seperti pulau Bangka yang memiliki keterbatasan sumber energi, sehingga diperlukan transmisi dari pulau Sumatera dengan saluran transmisi kabel bawah laut (submarine cable) yang menghubungkan GI Tanjung Api-Api dan GI Muntok. Saluran transmisi ini tidak luput dari suatu permasalahan dalam operasinya, seperti kerusakan fasa pada kabel dengan tiga konduktor fasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari perubahan konfigurasi konduktor fasa pada saluran transmisi kabel bawah laut Tanjung Api-Api-Muntok terhadap kapasitas penyaluran dan kualitas interkoneksi antara Sumatera dan Bangka. Metodologi yang digunakan meliputi studi literatur, pengumpulan data sekunder dari utilitas, perhitungan parameter transmisi, dan analisis hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan Geometric Mean Distance (GMD) atau jarak antar konduktor fasa akan mengakibatkan peningkatan nilai impedansi kabel yang signifikan, menyebabkan penurunan kapasitas hantar arus dan meningkatkan total rugi-rugi daya, serta kapasitas penyaluran maksimum turun dari 80.64 MW menjadi 40.91 MW. Perubahan ini, menandai tantangan dalam memenuhi permintaan energi pada sistem Bangka, terutama selama periode Luar Waktu Beban Puncak (LWBP). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar perencanaan guna mengantisipasi potensi gangguan serupa di masa mendatang, sehingga utilitas dan pihak terkait dapat merumuskan strategi mitigasi yang lebih efektif dan meminimalkan risiko gangguan sistem.

The electrical needs in the Indonesian archipelago are often met through inter-island transmission, such as in Bangka Island, which has limited energy resources, necessitating a transmission from Sumatra Island via a submarine cable transmission line connecting GI Tanjung Api-Api and GI Muntok. This study aims to analyze the impact of changes in the phase conductor configuration on the Tanjung Api-Api-Muntok submarine cable transmission line on transmission capacity and the quality of interconnection between Sumatra and Bangka. The methodology used includes literature studies, secondary data collection from utilities, transmission parameter calculations, and analysis of results. The findings show that increasing the Geometric Mean Distance (GMD) or distance between phase conductors results in a significant increase in cable impedance, leading to a decrease in current carrying capacity and increased total power losses, with the maximum transmission capacity dropping from 80.64 MW to 40.91 MW. This change marks a challenge in meeting the energy demand in the Bangka system, especially during the off peak load period. The results of this study are expected to form a basis for planning to anticipate potential similar disturbances in the future, enabling utilities and related parties to formulate more effective mitigation strategies and minimize the risk of system disturbances."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Andzani Masulili
"Tenaga listrik sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk berbagai macam keperluan dan akan terus meningkat dengan adanya perkembangan teknologi yang membutuhkannya, salah satunya pada masyarakat di provinsi Bangka Belitung. Sumber energi untuk membangkitkan listrik di provinsi Bangka Belitung sangat terbatas, sehingga diperlukannya energi utama seperti batubara dari Sumatra, sehingga dibangun saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung dari GI Tanjung Api-Api ke GI Muntok
sepanjang 36 km untuk meningkatkan keandalan sistem. Simulasi dilakukan dengan perhitungan manual melalui rumus-rumus yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya. Dikarenakan kabel bawah laut masih dalam tahap
pembangunan, maka akan terdapat beberapa data yang belum diketahui sehingga penulis mengasumsikan data berdasarkan penelitian sebelumnya. Hasil dari perhitungan pada penelitian ini menunjukkan bahwa rugi-rugi daya pada saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung sepanjang 36 km adalah 2,36 MW.

Electric power is needed by the community for various purposes and will continue to increase with the development of technology that requires it, one of which is the community in the province of Bangka Belitung. Energy sources to generate electricity in the province of Bangka Belitung are very limited, so that main energy is needed such as coal from Sumatra, so a 150 kV high-voltage submarine cable transmission line is built between Sumatra-Bangka Belitung from Tanjung Api-Api substation to Muntok substation along 36 km to increase system reliability. Simulations are carried out by manual calculations through formulas that have been obtained from previous studies and books. Because the submarine cable is still under construction, there will be some unknown data so the author assumes the data based on previous research. The results of the calculations in this study indicate that the power losses in the 150 kV high voltage submarine cable transmission line between Sumatra-Bangka Belitung with a length of 36 kilometers is 2,36 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizal Zacharias
"Kebutuhan penggunaan energi listrik saat ini masih terus bertambah diantaranya pada negara-negara yang sedang berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam khususnya terkait dengan pemanfaatan sumber daya energi baru dan terbarukan. Australia yang memiliki potensi pembangkitan energi energi surya, sedangkan pada negara singapura yang memiliki permintaan energi listrik yang bergantung pada penggunaan gas alam menciptakan adanya kerjasama pembangunan sistem transmisi kabel bawah laut Australia-Singapura dmelalui High Voltage Direct Current (HVDC) bertegangan 525 kV dan panjang saluran transmisi 3200 Km. Pada penelitian yang dilakukan ini terkait dan perhitungan rugi-rugi daya dan kuat hantar arus pada sistem transmisi ini diharapkan dapat menjadi referensi terkait rencana pembuatan kabel bawah laut ini. Pada perencanaan kabel bawah laut ini kabel yang digunakan adalah kabel bawah laut XLPE dengan nilai tegangan 525 kV. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai resistansi termal antara konduktor dan selubung (T1) sebesar 0.7117 K.m/W ,nilai resistansi termal antara selubung dan perisai (T2) sebesar 0.081 K.m/W , nilai resistansi termal selubung luar (T3) sebesar 0.0453 K.m/W , nilai resistansi termal antara permukaan kabel dan dasar laut (T4) sebesar 0.587 K.m/W . Berdasarkan data nilai resistansi diatas, diperoleh nilai kuat kuat hantar arus hasil perhitungan sebesar 1551 A , sehingga didapatkan nila rugi-rugi daya pada total saluran transmisi sebesar 96.34 MW.

Electrical energy is currently still growing, including in developing countries that have a wealth of natural resources, especially those related to the use of new and renewable energy resources. Australia has the potential for generating solar energy, while Singapore, which has a demand for electrical energy that depends on the use of natural gas, has created a cooperation in the construction of the Australia-Singapore submarine cable transmission system through High Voltage Direct Current (HVDC) with a voltage of 525 kV and a long line transmission 3200 km. In this research, it is hoped that the calculation of power losses and current-carrying strength in this transmission system can be a reference regarding the plan for making this submarine cable. In planning this submarine cable, the cable used is the XLPE submarine cable with a rated voltage of 525 kV. The calculation results show that the thermal resistance value between the conductor and the sheath (T1) is 0.7117 Km/W, the thermal resistance value between the sheath and shield (T2) is 0.081 Km/W, the outer sheath thermal resistance value (T3) is 0.0452 Km/W. , the value of thermal resistance between the surface of the cable and the seabed (T4) is 0.587 Km/W . Based on the resistance value data above, the current-carrying strength value is 1551 A, so that the power losses in the total transmission line are 96.34 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Falcon, Rafael
"Pada suatu kabel, faktor termal atau panas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Dimana kapasitas arus suatu kabel sangat dipengaruhi oleh karakteristik termal dari bahan-bahan penyusunnya khususnya bahan konduktor dari kabel tersebut. Rugi-rugi panas akibat arus yang besar akan dilepaskan pada bahan penyusun kabel tersebut. Pemanasan yang sangat tinggi, melebihi ketahanan bahan kabel tidak hanya mengakibatkan kegagalan isolasi saja, namun dapat mengakibatkan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Pengujian karakteristik termal dan resistansi konduktor pada kabel NYM 2 x 1.5mm² ini dilakukan dengan memberikan arus yang sangat besar, jauh melebihi arus maksimalnya. Pengujian dilakukan dengan level arus yang berbeda sampai dengan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa pemberian arus listrik pada kabel mengakibatkan kenaikan temperatur pada kabel. Kabel dapat mencapai suhu yang sangat tinggi karena arus listrik yang melewati kabel jauh lebih besar dari kemampuan kabelnya. Kemudian terjadi kegagalan isolasi kabel hingga mencapai titik bakar. Jika hal tersebut terjadi terlalu lama maka panasnya akan sangat tinggi, kemudian dengan adanya udara yang mengandung oksigen dan ditambah lagi dengan adanya benda kering yang mudah terbakar maka dapat menyebabkan timbulnya api. Api yang tidak bisa dikendalikan dapat menyebabkan kebakaran.

In a cable, thermal factor is a matter that must be considered. Where the current capacitance of a cable is affected by the thermal characteristics of materials, especially basic conductor materials of the cable. Heat-loss or joulean loss due to the high current will be dissipated in the material of the cable. Overheating, exceeding the resilience of the cable not only lead to failure of the insulation, but can lead to the rupture of the conductor.
The Testing of thermal characteristics and conductor resistance on the cable NYM 2 x 1.5mm² is done by providing a high current, far exceed the maximum current rating for the cable. The tests conducted with a different current levels until reach the limit of the conductor.
Based on the testing, found that the current of electrical cable could increase the temperature in the cable. Cable can reach very high temperatures because the electric current passing through the cable far more than the ability of the cord. Then the cable insulation failure could reach a burning point. If it happened too long, the heat will be very high, with the air which is containing oxygen, and by the objects which is combustible dry, can make the onset of fire. Fire that can not be controlled could be a fire disaster.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yoppi Margianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Tayyiba
"Dewasa ini peran telekomunikasi di dalam era bisnis sudah merupakan hal yang utama. Kecepatan pengisiman informasi akan sangat menentukan laju den perkembangan dunia bisnis. Salah satu fasilibas telekomunikasi adalah Indosat Business Service (IBS) yang merupakan sirkit sewa dijital titik ke titik berkecepatan tiggi dengan cakupan layanan komumikasi suara, data dan video. Penggunaan jasa IBS memudahkan kalangan bisnis di Indonesia untuk berkomunikasi dengan rekan kerjanya di luar negeri tanpa dipengaruhi oleh kepadatan trafik nasional dan internasional. Dengan mempertimbangkan maanfaat pengguna jasa IBS tersebut, di dalam penelitian ini akan dianalisis tramsmisi internasional IDS melalui kabel laut serat optik dan satelit. Pembahasan transmisi IDS tersebut maliputi perhitumgam unjuk kerja sistem tranmisi (perhitumgan keandalan den ketetersediaan sistem) dan perhitugan kualitas sinyal yang dinamis dalam bentuk BER (Bit Error Rate) den EFS (Error Free Seconds). Pada begian akhir penelitian, juga dilakukan analisis nilai tambah jasa IBS dalam bentuk perhitungan kenaikan jumlah sirlut IBS mulai dari bulan 3uli 1990 sampai dengan September 1995. Dalam penelitian ini telah dilakukan perhitumgan unjuk kerja sistem transmisi dan kualitas sinyal yang meunjukkan bahwa kedua transmisi internasional IBS tersebut mememuhi standar yang telah ditentukan. Dari basil perhitungan, trannmisi kabel laut serat optik mempunyai unjuk kerja transmisi yam lebih baik daripada transmisi satelit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Bumowarso
"ABSTRAK
Tembaga murni merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan kawat penghantar untuk konduktor instalasi listrik. Pada proses pembuatan kawat tembaga yaitu pada saat penarikan (drawing), sering dijumpai adanya kawat putus. Kawat yang putus itu biasanya disambung kembali dengan metode las.
Proses penyambungan kawat digunakan dengan tiga proses las yaitu :
1. Las tekan dingin.
2. Las tekan panas.
3. Las tekan panas dengan penuaan/anil sesaat.
Dari ketiga proses penyambungan untuk memperbaiki struktur dan menghilangkan tegangan sisa akibat proses pengelasan dilakukan proses anil. Proses dilaksanakan dalam suhu 200°C, 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C dengan waktu anil 60 menit. Selanjutnya untuk membuktikan keandalan sambungan diuji dengan SPLN dan dibantu dengan pengujian metalografis.
Pengujian sambungan kawat dimaksudkan untuk mendapatkan penyimpangan yang terjadi pada sifat elektris maupun sifat mekanis dan mempelajari perubahan struktur mikro sesudah dan sebelum diadakan proses anil.
Dari hasil pengamatan dan pengujian sambungan kawat dapat memberi gambaran bahwa sebagian besar dari sambungan kawat tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan SPLN.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Akbarsyah
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi dewasa ini selalu diiringi dengan perkembangan beban yang akan selalu bertambah. Berdasarkan data Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT.PLN RUPTL tahun 2015. Sebagian besar pelanggan PLN masih didominasi pada skala rumah tangga. Hal ini mengakibatkan installasi yang beredar di pasaran sebagian besar merupakan dalam skala rumah tangga. Salah satu komponen installasi yang banyak di gunakan pada konsumen adalah kabel. Jenis kabel yang banyak digunakan adalah NYM inti ganda berukuran 1.5 mm2. Installasi kabel membutuhkan perlindungan karena dalam installasi, kabel adalah komponen yang paling banyak digunakan. Gangguan yang sering pada kabel adalah kegagalan isolasi kabel karena arus berebih dan penurunan konduktifitas kabel akibat suhu lingkungan yang meningkat. Dua hal tersebut dapat mengakibatkan masalah pada keamanan dan konduktifitas kabel. Dan perlindungan yang ada dipasaran masih didominasi pemutus konvensional yang kurang efektif dan masih berupa analog. Untuk itu diperlukan suatu langkah untuk mengatasi masalah tersebut. studi ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem proteksi untuk kabel jenis NYM agar dapat terlindungi dari bahaya arus berlebih dan suhu lingkungan berlebih. Perancangan meliputi pemilihan komponen dan perancangan rangkaian alat, pengkodean mikrokontroler, serta pengujian kinerja alat. Pengujian kinerja alat berupa waktu kerja alat ketika menerima gangguan arus berebih, dan kinerja nilai suhu ketika melewati parameter yang telah ditentukan. Dari hasil pengujian didapatkan rata-rata waktu tanggap alat 3 detik setelah mendeteksi arus berlebih dan pada perlindungan suhu berlebih alat bekerja setelah suhu melewati 2 derajat dari parameter yang telah ditentukan.

ABSTRACT
The development of technology today is always accompanied by increment of consument load. Based on data of Electricity Supply Business Plan of PT.PLN RUPTL in 2015. Most of PLN 39 s customers are still dominated on the household scale. This resulted in the installation circulating on the market mostly in the household scale. One of the many installation components in use on the consumer is the cable. The widely used type of cable is a dual core NYM measuring 1.5 mm2. Cable installation requires protection because in the installation of the cable is the most widely used components. The frequent interruption of cables is the failure of cable insulation due to overcurrent and decreased cable conductivity due to increased ambient temperature. Two things can cause problems with the security and cable conductivity. And the protection in the market is still dominated with conventional circuit breaker which is less effective and analog base. For that needed a step to overcome the problem. This study aims to design and create a protection system for NYM type cable to be protected from excessive current hazards and excessive environmental temperatures. The design includes the selection of components and the design of the circuit tool, microcontroller coding, and testing the response tool. Testing tool response in the form of tool working time when receiving overcurrent disturbance, and response temperature value when passing parameters that have been determined. From the test results obtained the average tool responds within 3 seconds after detecting excessive currents and on the excess temperature protection tool works after the temperature goes through 2 degrees from the parameters that have been determined"
2017
S67666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daru Tri Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3416
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>