Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathir Bratadinata
"Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015 dengan menggunakan data perusahaan tahun 2014 dan 2013. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan merancang penerapan perhitungan biaya produksi berdasarkan departmental overhead rate, serta membandingkannya dengan metode perhitungan akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan plantwide overhead rate yang telah diterapkan oleh PT Citra Tubindo Tbk dengan objek penelitian empat produk heat-treated seamless-pipe, yaitu: N80, L80, C95, dan P110. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrument penelitian berupa observasi lapangan dan wawancara yang dilakukan secara bersamaan. Perancangan perhitungan biaya produksi berdasarkan departmental overhead rate dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: identifikasi departemen, pembebanan biaya sumber daya ke departemen, pembebanan biaya departemen ke objek biaya. Terdapat perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi antara metode akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan plantwide overhead rate dengan perhitungan berdasarkan departmental overhead rate, yaitu: terjadi overpricing pada produk N80, C95, dan P110 dan underpricing pada produk L80.

This research was conducted in 2015 using Company’s 2014 and 2013 data. The research aims to analyze and formulate a design implementation of production cost calculation based on departmental overhead rate along with comparison to traditional cost accounting method which based on plantwide overhead rate that PT Citra Tubindo Tbk have been applied with the objects of four heat-treated seamless-pipe, which are: N80, L80, C95, and P110. This research using qualitative approach with research instruments in the form of field observation and interviews which conducted simultaneously. There are three steps in designing production cost calculation based on work center, which are: work centers identification, charging resource cost to work centers, charging work centers cost to cost objects. Different cost of goods manufactured result obtain between traditional cost accounting method which based on plantwide overhead rate and production cost calculation based on departmental overhead rate, which occur: overpricing on product N80, C95, and P110 and underpricing on product L80."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Hendrawan
"Laporan magang ini berisi tentang prosedur perhitungan biaya-biaya yang digunakan PT. MAIN untuk proses produksi dan mengalokasikannya ke dalam barang produksi ataupun ke dalam aset biologisnya. Selama proses produksi, perusahaan menetaskan telur-telur tetas menjadi bibit ayam. Bibit ayam ini akan dibesarkan selama beberapa minggu dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bibit ayam yang akan dibesarkan dan dijual serta bibit ayam yang akan dibesarkan dan digunakan untuk melakukan proses produksi kembali. Bibit ayam yang digunakan untuk memproduksi kembali akan dibesarkan di peternakan Divisi Breeder, sedangkan bibit ayam yang dibesarkan untuk dijual akan dikirim ke peternakan Divisi Broiler. Biaya terkait bibit ayam yang dibesarkan untuk dijual kembali akan ditransfer dari Divisi Breeder ke Divisi Broiler agar memudahkan menentukan harga pokok produksi dari ayam. Perlakuan atas aset biologis PT. MAIN telah mengikuti peraturan tentang aset biologis yang telah ditetapkan oleh Bapepam-LK.

This internship report contains of costs assessment procedures used by PT. MAIN for its production processes and allocate it to the production costs of goods or to the biological assets. During the production process, the company will incubate the hatching eggs into days old chick. Day old chick will raised for a few weeks and were divided into two groups, there are days old chick that raised and sold, and days old chick that raised and used to carry out the production process again. Days old chick that used to carry out the production process would be raised in the breeder farms, while days old chick that raised for sale are sent to broiler farms. Costs related to the days old chick that raised for sale are transferred from breeder division to broiler division to make easier to determine the costs of production of chicken. The treatment of biological assets owned by PT. MAIN has followed the rules of biological assets that have been set by Bapepam-​​LK."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmizi
"ABSTRAK
Alat Penukar Kalor merupakan suatu peralatan industri yang mempunyai fungsi strategis dalam berbagai proses terutama dalam industri kimia, untuk industri perminyakan, pupuk, dan lain-lain.
Guna mengantisipasi perkembangan dan peluang permintaan penawaran Alat Penukar Kalor dalam negeri yang akhir-akhir ini cenderung meningkat, maka industri manufaktur yang bergerak dalam proses pabrikasi alat penukar kalor perlu melakukan standarisasi dalam proses pabrikasi dan penawaran harga, sehingga perusahaan akan dapat mengantisipasi setiap perubahan unsur-unsur biaya yang akan terjadi, dan akan memberikan keleluasaan pada perusahaan untuk mendapatkan order melalui tender-tender yang ada.
Sistem estimasi terhadap perhitungan biaya pabrikasi dan penentuan harga alat penukar kalor yang dilakukan diiaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses penentuan harga sebuah unit Alat Penukar Kalor dengan ketepatan dan kecepatan terhadap estimasi perhitungan biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
Dari hasil analisa terhadap sistem yang telah dilakukan temyata memberikan kontribusi penghematan dalam perhitungan penawaran harga terhadap; biaya sebesar 30 %, waktu sebesar 85 % dan jam tenaga kerja 72 %, serta tenaga kerja sebesar 20 %.

ABSTRACT
Heat Exchanger is an industrial equipment which possesses strategic functions in various processes in chemical industry, for oil industry, fertilizer and so forth.
In order to anticipate the development and demand opportunity of domestic Heat Exchanger which is recently increasing, therefore the industrial manufacture which is active in Heat Exchanger fabrication process needs to carry out standardization in fabrication process and price offering in order that the companies will be able to anticipate each cost changing element which will occur and will give convenience to the companies in obtaining orders through the existing tenders.
Estimation system fabrication cost calculation and Heat Exchanger price determination which is carried out, will be carried out for the purpose of quickening price fixing process of a Heat Exchanger unit with accuracy and speed towards cast calculation estimation to be spent.
The analysis result which is carried out to the system done has really given saving contribution in price offering calculation towards cost amounting to 30 %, the time is 85 %, working hours 72 %, and workers 20 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ongko Trisoelo
"Dengan meningkatnya persaingan dalam industri furniture akhir-akhir ini pihak industri dituntut untuk melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diiperlukan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis, salah satu upaya yang yang akan ditempuh adalah melakukan evaluasi terhadap penentuan harga jual produk yang dihasilkan.
PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang interior kontraktor dan produsen furniture dan kini telah menangani fungsi pekeijaan proyek yang mencangkup job order interior dan furniture serta fungsi pekerjaan industri yang mencakup furniture mass product & wood working/furniture companent yang produksinya bersifat massal.
Harga jual produk terutama ditentukan oleh besarnya harga pokok produksi. Untuk dapat mengetahui harga pokok produksi dari satu jenis produk diperlukan suatu metode perhitungan harga pokok produksi per unit dari produk-produk yang dihasilkan, khususnya untuk furniture mass product dan penerapannya pada salah satu jenis furniture mass product tersebut serta merancang suatu program aplikasi komputer untuk membantu perhitungan. Dengan menetapkan harga pokok produksi perunit yang dapat digunakan untuk menetapkan harga dan laba perunit produk yang dibuat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriatmoko
"Mixing Bowl adalah tempat penyimpanan makanan yang berbentuk seperti mangkuk dan mempunyai tutup plastik. Untuk menghasilkan produk Mixing Bowl yang dapat diminati oleh konsumen dan dapat bersaing dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain, maka. PT. TS., salah satu produsen alat-alat rumah tangga harus melakukan kebijaksanaan untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan.
Untuk menentukan harga jual produk Mixing Bowl maka digunakan pendekatan dengan harga pokok produksi. Harga pokok produksi digunakan untuk mengetahui ongkos-ongkos yang dikeluarkan dari produk yang dihasilkan seperti omgkos bahan baku, ongkos tenaga kerja langsung dan ongkos overhead serta ongkos komersial.
Setelah mengetahui besarnya harga pokok produksi tersebut dapat ditentukan besarnya harga jual dengan rnenggunakan metode maksimasi Iaba. Pada metode ini ditentukan beberapa alternatif harga dan taksiran besarnya permintaaan dari alternatif harga tersebut. Setelah dikurangi harga pokok penjualannya didapatkan besarnya laba berdasarkan keseluruhan permintaan.
Dari hasil perhitungan dapat ditentukan harga jual yang paling menguntungkan berdasarkan laba dari keseluruhan permintaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asido Mangasi Leonardo
"Permasalahan yang diangkat pada tugas akhir ini adalah pentingnya perhitungan harga pokok operasi dalam mengendalikan biaya untuk menghindari pembengkakan biaya yang pada akhirnya akan berakibat kepada harga jugal barang yang tinggi. Jika harga jual barang lebih tinggi dari harga yang di pasaran, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan atau operasi yang dilakukan tidak layak ditinjau dari segi pasar. Sebelum sampai pada tahap perhitungan dan analisis, penulis melakukan kegiatan-kegiatan seperti: melakukan tinjauan literatur, merencanakan proses serta kebutuhannya, melakukan survey harga, mempelajari perhitungan-perhitungan biaya terkait (listrik, telepon, pajak, jamsostek, asuransi barang dan lain-lain). Biaya yang didapat pada proses di atas kemudian dikelompokkan lalu dilakukan perhitungan harga pokok operasi. Hasil perhitungan dan analisis adalah sebagai berikut: 1. Harga Pokok Operasi Kacang Kedelai adalah: Rp 1.458,00/Kg 2. Harga Pokok Operasi tersebut berada di bawah harga yang berlaku di beberapa daerah di Indonesia yang merupakan tujuan pemasaran yaitu berkisar antara Rp 2.590,00/Kg - Rp 3.353,00/Kg 3. Kontribusi biaya terhadap Harga Pokok Operasi adalah: Biaya Material : 90,6% Biaya upah pegawan langsung : 1,8% Biaya Overhead : 7,6%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Tua
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 PP 79/2010 khususnya Pasal 19 ayat 2 yang mengatur tentang perhitungan bagi hasil dengan mekanisme Plan of Development POD basis yang dinilai kontraproduktif ditengah lesunya minat investasi oleh investor pada industri hulu migas nasional. Dengan adanya POD basis maka gross revenue dan cost recovery dari suatu POD tidak dapat ditransfer kepada POD yang lain pada Blok yang sama. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh penerapan perhitungan bagi hasil POD basis terhadap nilai unrecovered cost pada periode sebelum dan sesudah adanya PP 79/2010 dengan menggunakan metode regresi berganda least square. Sampel penelitian berasal dari Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore PHE WMO sebagai satu-satunya kontraktor migas fase eksploitasi yang sudah merasakan dampak penerapan PP 79/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai unrecovered cost akan selalu muncul meskipun nilai gross revenue lebih besar daripada cost recovery dikarenakan adanya pensekat-sekatan perhitungan bagi hasil antara bagian pemerintah dengan kontraktor migas. Penerapan POD basis akan mengubah paradigma kontraktor migas menjadi lebih fokus untuk mendapatkan penggantian cost recovery dengan cara mengeksploitasi sebesar-besarnya cadangan migas dari POD yang sudah berproduksi saja, dengan tujuan meminimalisir timbulnya unrecovered cost. Klasifikasi JEL: H3, L5, Q0, Q3, Q4.

ABSTRACT
This study focuses on the implementation of Government Regulation No. 79 Year 2010 PP 79 2010 especially article 19 paragraph 2 that regulates the profit sharing calculation by Plan of Development POD basis mechanism, considered counterproductive at a time when investment interest is low in the national upstream oil and gas industry. With the POD basis mechanism, the gross revenue and cost recovery from one POD can not be transferred to another POD on the same Block. The aim of the study is to analyze the effect of profit sharing calculation by POD basis mechanism toward unrecovered cost in the period before and after PP 79 2010 using least square regression method. The source data is from Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore PHE WMO as the only oil and gas exploitation contractor who implementing PP 79 2010 until 2016. The results of the study show that the value of unrecovered cost will always appear even if gross revenue is greater than cost recovery due to the isolating of profit sharing calculation between the government and contractors. The implementation of POD basis mechanism will change the contractor paradigm to be more focused to get cost recovery replacement by exploiting as much as possible oil and gas reserves from POD that already produced, with the aim of minimizing the incidence of unrecovered cost. JEL classification H3, L5, Q0, Q3, Q4"
2018
T49765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hardian Aditya
"Biaya produksi adalah salah satu komponen penting dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. PT. ZYX merupakan salah satu perusahaan penghasil Woodchips yang merupakan bahan baku dari bubur kertas (pulp). Dalam aktivitas produksi Woodchips, muncul berbagai macam biaya yang terkait dengan aktivitas operasi produksi dan juga biaya-biaya lainnya. Laporan ini menganalisis cara pengalokasian biaya dalam setiap kegiatan produksi PT. ZYX serta sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan dalam menghasilkan Woodchips. Analisis yang dilakukan didasarkan pada kesesuaian dengan teori-teori akuntansi biaya serta peraturan-peraturan akuntansi yang berlaku.

Production cost is one part of an important components in determining profit or loss of a firm. PT. ZYX is a company specialized in producing woodchips which is a raw material in pulp production. In woodchips production activities, costs related to operating activities and other cost appeared. This report analyze cost allocation in each activity of PT. ZYX production and the production costing system applied in woodchips production. Analysis carried out based on compliance with cost accounting theories and with the applicable accounting rules."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rahma Handayani
"Penelitian ini dilakukan pada PT BAN. Penulisan laporan magang ini mempunyai tujuan untuk mengetahui harga pokok produksi dengan metode yang digunakan oleh perusahaan, dan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi ban menggunakan Activity-Based Costing System. Hasil penelitian menunjukan perhitungan dengan Activity-Based Costing System dibandingkan dengan metode tradisional maka akan memberikan harga pokok produksi per unit lebih besar pada salah satu produk. Implikasi dari penggunaan metode Activity-Based Costing System adalah dapat membantu manajemen dalam penetapan harga jual produk yang lebih tepat, dan membantu manajemen dalam memutuskan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi perusahaan.

This study was conducted at PT BAN. This internship report writing has the objective to determine the cost of production with the method used by the company, and to know the calculation of cost of goods manufactured tires using Activity-Based Costing System. The results show the calculation with Activity- Based Costing System in comparison with the traditional methods will provide the cost of production per unit is greater in one product. The implications of the use of Activity-Based Costing System is to assist management in determining the selling price of the product is more appropriate, and assist management in deciding to accept or reject orders products that can provide benefits or losses for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1970
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Benny
"
ABSTRAK
PT KWT adalah pabrik pembuatan baja tulangan/barmili, baja profil dan kawat baja/wire rod dengan berbagai ukuran dan spesifikasi/kekuatan yang produknya dikenal dipasaran sebagai besi beton, besi siku, dan kawat paku.
Bahan baku (Billet Baja) adalah merupakan variabel yang panting dalam produksi produk diatas mengingat harga bahan baku merupakan sebagian besar harga produk jadinya yaitu sebesar ± 80 % dari produk jadi.
Oleh sebab itu penanganan persediaan bahan balcu menjadi hal yang penting dalam menjamin Iancarnya proses produksi di pabrik tersebut. Bahan baku billet yang menumpuk akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dalam produksi sedangkan bahan baku yang sedikit akan menyebabkan srockouf bahan baku billet yang akan mengakibatkan produksi terhenti dan pada akhimya hanya akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Penulis berusaha untuk mendalami sistem persediaan bahan baku di pabrik tersebut dan menganalisanya yang pada akhirnya membenkan masukan kepada perusahaan untuk perbaikan-perbaikan sistem persediaan sebagaimana diperlukan.
Berdasarkan data data yang didapat penulis berusaha menghitung biaya-biaya sistem persediaan tersebut sesuai dengan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dan menganalisa balk dengan sistem yang ada di perusahaan maupun dengan sistem yang diusulkan berdasarkan teori sistem persediaan yang ada.
Hasilnya adalah berupa penghematan biaya yang cukup tinggi yang dapat mengurangi biaya yang cukup tinggi bagi perusahaan jika perusahaan mau menerapkan sistem persediaan yang diusulkan oleh penulis. Juga suatu usulan penerapan sistem Mareria! Requirement Planning/MRP untuk diterapkan di perusahaan.
"
1997
S36826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>