"Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang diambil dari Riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5% dan DKI Jakarta mencapai 1,9% yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan serta menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, khususnya pada usia-usia produktif. Puskesmas Kecamatan Cengkareng sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki peran untuk menyelanggarakan pelayanan kuratif. Dalam hal ini, Puskesmas Kecamatan Cengkareng melaksanakan Program Rujuk Balik (PRB) dan melayani empat dari sembilan penyakit kronis, khususnya penyakit gagal jantung. Pada laporan ini akan dievaluasi pola penyakit gagal jantung kongestif serta kesesuaian terapi yang diterima oleh pasien PRB BPJS Kesehatan periode bulan Januari 2023 dengan tatalaksana terapi gagal jantung kongestif yang berlaku di Indonesia. Evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasien BPJS Kesehatan periode bulan Januari 2023, kemudian dilakukan seleksi dan pengolahan data untuk melihat pola penyakit dan terapi yang diterima. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pola penyakit gagal jantung kongestif pada peserta PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Periode Bulan Januari 2023, yaitu terdapat 52,27% pria dan 47,73% wanita, dengan 4,55 % pasien diantaranya memiliki komplikasi diabetes mellitus. Selain itu, terdapat ketidaksesuaian terapi yang diberikan pada pasien dengan tatalaksana terapi gagal jantung kongestif yang berlaku di Indonesia, yaitu adanya penggunaan miniaspi, nifedipin, dan amlodipine, serta pemberian bisoprolol, miniaspi, dan spironolakton secara monoterapi.
Based on data from the Ministry of Health taken from the 2018 Basic Health Research, the prevalence of heart disease based on diagnoses in Indonesia has reached 1.5%, and in DKI Jakarta it reached 1.9%. This continues to increase each year and has become the leading cause of death in Indonesia, particularly among the productive age group. Puskesmas Kecamatan Cengkareng, as a primary healthcare facility, plays a role in providing curative services. In this context, Puskesmas Kecamatan Cengkareng implements the Program Rujuk Balik (PRB) and serves four out of nine chronic diseases, particularly congestive heart failure. This report will evaluate the pattern of congestive heart failure diseases and the appropriateness of the therapy received by PRB patients under the BPJS Health program in January 2023. This evaluation is conducted by collecting data from BPJS Health patients in January 2023, followed by data selection and processing to observe disease patterns and the therapies received. The results show that the pattern of congestive heart failure in BPJS Health PRB participants at Puskesmas Kecamatan Cengkareng during January 2023 consists of 52.27% males and 47.73% females, with 4.55% of patients having complications of diabetes mellitus. Furthermore, there are discrepancies in the therapy provided to patients compared to the management of congestive heart failure therapy that is applicable in Indonesia. This includes the use of Miniaspi, nifedipine, and amlodipine, as well as the administration of bisoprolol, Miniaspi, and spironolactone as monotherapy."