Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meyer, Eric
New Jersey: Prentice Hall Press, 2001
615.535 MEY m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hurley, Judith Benn
New York : William Morrow and Company, 1994
R 615.321 HUR g
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Graedon, Joe
New York: ST. Martin's Griffin, 2001
615.321 GRA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heinerman, John
"Heinerman "reveals the wellness-enhancing properties of scores of vitamins and minerals, points you toward their best food sources, and gives you easy preparation tips and recipes." Includes information on hydrogen, oxygen and nitrogen"
New York: Prentice Hall, Paramus, N.J., 1998
613.286 HEI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Kekalih
"LATAR BELAKANG: Peningkatan jumlah ibu bekerja secara konsisten dapat berdampak positif meningkatkan status ekonomi rumah tangga, sebaliknya dapat berdampak negatif bagi pola asuh, asupan makanan serta pertumbuhan anak. Studi menganalisis praktik keragaman makanan (dietary diversity) sebagai komponen penting Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia 6-23 bulan khususnya pada tiga tingkatan ibu bekerja: tenaga kerja/buruh tidak terampil, tenaga terlatih, tingkat professional dan ibu tidak bekerja sebagai pembanding. Studi juga menilai hubungan kondisi ibu bekerja dan keragaman makanan dalam menjelaskan mekanisme terjadinya stunting.
METODE: Kompilasi Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) periode tahun 2002 - 2012 digunakan untuk menganalisis ketepatan praktik konsumsi keragaman pangan pada anak serta determinannya. Sebagai studi kombinasi bertahap (sequential mixed method), hasil kuantitatif diperjelas kajiannya dengan studi kualitatif melalui wawancara mendalam kepada ibu dari berbagai tingkatan pekerjaan.
HASIL: Anak dengan keragaman makanan tepat yaitu minimum 4 jenis makanan dari usia 6 bulan hanya 18-24%, sedangkan selebihnya terlambat dikenalkan variasi makanan terutama sumber protein hewani. Ibu bekerja pada tingkat terendah (tenaga kerja tidak terampil) justru berhubungan dengan pola asupan yang kurang baik dan memburuknya stunting, padahal jumlahnya mencapai 40% dari ibu bekerja. Kesejahteraan rumah tangga, akses informasi, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pekerjaan orang tua adalah faktor yang berasosiasi terhadap prilaku asupan yang baik. Studi kualitatif mendapatkan bahwa pada komunitas ibu bekerja sebagai buruh tidak terampil, tumbuh persepsi yang kompromi terhadap pemberian makanan seadanya karena keterbatasan sumber daya pengasuhan anak, disamping keharusan mereka untuk tetap bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Analisis pathway mendapatkan bahwa ibu bekerja sebagai buruh tidak terampil secara langsung berhubungan dengan kurangnya keragaman makanan dan secara tidak langsung dengan stunting. Untuk menindaklanjuti kelompok ibu dan rumah tangga yang memerlukan intervensi edukasi, studi mengembangkan kuesioner skrining untuk mengidentifikasi rumah tangga yang tidak mampu memberikan keragaman makanan yang baik dengan akurasi 70% .
KESIMPULAN: Di Indonesia, banyaknya ibu bekerja sebagai tenaga kerja tidak terampil berpotensi memperburuk masalah stunting. Anak-anak usia 6-23 bulan mengalami masalah kurangnya dan terlambatnya diberikan keragaman makanan yang cukup. Penting untuk keluarga, terutama dengan ibu bekerja dengan anak masih dibawah 2 tahun, untuk meningkatkan kesadaran pengasuhan anak dan ketrampilan pemberian MP-ASI dengan keragaman pangan yang cukup sejak anak berusia 6 bulan, selain ASI eksklusif. Edukasi gizi dapat dilakukan tidak hanya kepada ibu, keluarga dan pengasuh anak, namun juga terhadap komunitas ibu bekerja dengan pemberdayaan program perusahaan sayang ibu dan bayi.

BACKGROUND: Consistent increasing number of working mothers can positively impact on household economy improvement, but otherwise may negatively affect parenting, child feeding and child growth. This study analyzed dietary diversity practice, as one important component of complementary feeding in children aged 6-23 months, and its determinants especially at the three levels of maternal occupation: unskilled labor, skilled labor, professional and also included non-working mother as reference. Study also analyzed direct and indirect association of maternal occupation and dietary diversity practices to explain mechanism of stunting.
METHODS: Compilation of Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) and the Basic Health Research (Riskesdas) from 2002 to 2012 were used to analyze the appropriateness of dietary diversity practice in children and its determinants. As sequential mixed method study, result of quantitative study were further explored by a qualitative study in the form of in-depth interviews
RESULTS: Children with timely minimum 4 food groups-dietary diversity (DD) since 6 months were only 18-24%, while the others had delayed introduce of animal source food. Mother worked at the lowest level (unskilled labor) lead to poorer dietary diversity and severe stunting, whilst their number was 40% of working mother. Household wealth, media exposure, access to health care, mother and father education and employment were factors associated to minimum DD. Qualitative studies found that unskilled labor mother community tend to compromise child feeding quality especially dietary diversity, due to limited child care resources, despite necessity to keep working to fulfill household needs. Pathway analysis found that mother working as unskilled labor directly caused poorer dietary diversity and indirectly caused stunting. To assess mother and household that required further education intervention related to DD importance, this study developed a scoring model for identifying household with high risk of inadequate dietary diversity with accuracy of 70%.
CONCLUSION: In Indonesia, the number of mothers who work as unskilled labor could potentially exacerbate the problem of stunting. Children aged 6-23 month old had inadequate and delayed timing for minimum dietary diversity in their diet. It is important for family, especially when the mother decided to work yet have under-two children, to re-develop parental awareness about the importance of complementary feeding with appropriate dietary diversity practice, beside exclusive breastfeeding. Nutrition education must not only be targeted to mother, family and caregiver, but also to working mother community via empowerment of mother and baby friendly company program.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balch, Phyllis A.
New York: Avery, 2006
613.2 BAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gor`kiy, Aleksey Maksimovich
"Buku ini merupakan novel terjemahan dari karya Maksim Gorky yang berjudul Мать = Mat. Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Margaret Wettlin dengan judul Mother."
Moscow: Progress Publishers, 1976
891.73 GOR m t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gor`kiy, Aleksey Maksimovich
"Buku ini merupakan novel dua babak karangan Maksim Gorky yang berjudul Мать = mat'. Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Margaret Wettlin."
Moscow: Foreign Languages Publishing House, [date of publication not identified]
891.73 GOR m t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Juheini Amin
"Telah diketahui bahwa tanaman seledri (Apium graveolens L) mengandung asam lemak tidak jenuh, sehingga memungkinkan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar kolesterol. Untuk membuktikan hal tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah sari air herba seledri memiliki efek terhadap kadar kolesterol total dan lemak total pada tikus putih yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh) ekor tikus putih jantan dengan berat badan 150 sampai 200 g dan berumur 4 bulan menjadi lima kelompok. Kelompok pertama merupakan kontrol normal yang diberi diit standar. Kelompok kedua merupakan kontrol perlakuan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g BB/hari.) selama enam minggu. Kelompok perlakuan Kelompok III, IV dan V masing-masing mendapat diit tinggi kolesterol dan lemak yang sama jumlahnya dengan kelompok kontrol perlakuan dan bahan uji peroral dengan dosis berturut-turut 0,14 g/200 g 5BB/hari, 0,72 g/200 g BB/hari dan 3,6 g/200 g BB/hari. Setelah enam minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya diambil melalui jantung, lalu diukur kadar kolesterol total dan lemak totalnya. Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa ketiga dosis sari air herba seledri yang digunakan, menunjukkan adanya efek penurunan kadar kolesterol total dan lemak total namun secara statistik penurunan ini belum bermakna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>